05. REKONS MODUL GP MUSIK SMP KK E

MODUL GURU PEMBELAJAR

GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik
Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP

KELOMPOK KOMPETENSI E

Profesional :
Harmoni dan Aransemen
Pedagogik :
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Untuk Pembelajaran

Kelompok Kompetensi E

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2016

GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU

Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik
Sekolah Menengah Pertama (SMP)

HARMONI DAN ARANSEMEN
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI E
Penulis : Drs. Heri Yonathan Susanto, M.Sn.

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016

GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU


Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik
Sekolah Menengah Pertama (SMP)

HARMONI DAN ARANSEMEN
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI E

Penulis : Drs. Heri Yonathan Susanto, M.Sn,08122950107, heriysus2000@yahoo.com
Editor Substansi : Drs. F. Dhanang Guritno, M.Sn,08122969835, fdhanangg@yahoo.com
Editor Bahasa : Lisa Astari, S.Pd, 08158791656, lisaistiarto@gmail.com

Copyright c 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

 


ii 

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

 

 

iii 

 

 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 

iv 

 
 
 

KATA PENGANTAR

 

 
 

 




 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

vi 

 

DAFTAR ISI

 

 
 
 

 

HALAMAN JUDUL…………………………………………………......................

i

SAMBUTAN DIRJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.......................

iii

KATA PENGANTAR........................................................................................

v

DAFTAR ISI ....................................................................................................


vii

PENDAHULUAN.............................................................................................

1

A.

Latar Belakang...............................................................................

1

B.

Tujuan............................................................................................

3

C.


Peta Kompetensi............................................................................

3

D.

Ruang Lingkup...............................................................................

4

E.

Cara Penggunaan Modul...............................................................

5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. ILMU HARMONI........................................

7


A.

Tujuan............................................................................................

7

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................

7

C.

Uraian Materi.................................................................................

7

D.

Aktivitas Pembelajaran..................................................................

9

E.

Latihan/Kasus/Tugas.....................................................................

11

F.

Rangkuman...................................................................................

12

G.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.....................................................

12

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. JENIS SUARA MANUSIA..........................

13

A.

Tujuan............................................................................................. 13

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi..................................................

13

C.

Uraian Materi..................................................................................

13

D.

Aktivitas Pembelajaran...................................................................

17

E.

Latihan/Kasus/Tugas......................................................................

17

vii 

F.

Rangkuman....................................................................................

17

G.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.....................................................

18

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
ARANSEMEN SATB......................................................................................

19

A.

Tujuan............................................................................................

19

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................

19

C.

Uraian Materi.................................................................................

19

D.

Aktivitas Pembelajaran...................................................................

27

E.

Latihan/Kasus/Tugas......................................................................

78

F.

Rangkuman....................................................................................

79

G.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.....................................................

79

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. DASAR-DASAR ARANSEMEN VOKAL
DUA DAN TIGA SUARA.................................................................................

81

A.

Tujuan............................................................................................

81

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................

81

C.

Uraian Materi.................................................................................

81

D.

Aktivitas Pembelajaran..................................................................

96

E.

Latihan/Kasus/Tugas.....................................................................

97

F.

Rangkuman...................................................................................

97

G.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut.....................................................

97

PENUTUP......................................................................................................

99

EVALUASI......................................................................................................

101

GLOSARIUM..................................................................................................

106

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 109
LAMPIRAN
1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1 – Ilmu Harmoni…………... 111
2. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2 – Jenis Suara Manuasi….. 113
3. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3 – Langkah-langkah
Pembuatan Aransemen SATB…………………………………………... 115
4. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajara 4 – Dasar-dasar Aransemen
Vokal Dua dan Tiga Suara……………………………………………….. 117

 

viii 

Pendahuluan 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran musik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang paling
efektif adalah bernyanyi. Bernyanyi dapat dilakukan oleh semua siswa
terlepas apakah suaranya bagus atau kurang bagus. Menyanyi dapat
meningkatkan

kepekaan

dan

rasa

musikal

yang

bermanfaat

bagi

perkembangan siswa. Kepekaan rasa musikal tersebut diharapkan dapat
menjadi sarana untuk dapat memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan
masyarakat di sekitarnya. Bernyanyi dapat dipakai sebagai sarana untuk
memupuk rasa cinta terhadap seni, menghargai karya seni, memupuk raca
cinta terhadap tanah air dan meningkatkan jiwa patriotisme.
Tidak semua siswa memiliki keberanian untuk tampil secara individu. Salah
satu solusinya adalah bernyanyi bersama orang lain dalam bentuk yang
dikemas dalam vocal group atau paduan suara. Vocal group lebih menarik
karena biasanya penggarapannya lebih modern dibandingkan dengan
paduan suara. Namun, keduanya dikenalkan juga lebih baik sehingga siswa
dapat

membedakan kedua jenis format musik vokal ini. Yang perlu

diperhatikan adalah tingkat kesulitan harus disesuaikan dengan kondisi
siswa pada umumnya sehingga semua siswa dapat terlibat dalam
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Penggarapan vocal group atau
paduan suara hendaknya tetap berdasarkan ilmu harmoni.
Pembelajaran musik yang menarik selain bernyanyi adalah memainkan alat
musik sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. Guru hendaknya
mengetahui kemampuan dan potensi individu setiap siswa untuk digali
menjadi materi pembelajaran sekaligus meningkatkan kompetensi siswa.
Kemampuan siswa yang beragam tersebut menjadi modal dan tantangan
guru dalam mengembangkan materi pembelajaran sehingga setiap peserta
 



Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP  

didik merasa dihargai kemampuannya. Hal ini penting karena dapat
menambah kepercayaan diri siswa dan sekaligus dapat menjadi sarana
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Maka darii tu diperlukan
kemampuan guru untuk mengkolaborasikan potensi diri setiap peserta didik
untuk dijadikan bentuk penyajian musik yang menarik. Jika dalam satu kelas
terdapat siswa yang mampu bernyanyi, bermain gitar, drum atau perkusi,
kibor, atau alat musik yang lain maka guru dapat membuat aransemen
sesuai dengan potensi peserta didik tersebut. Karena keberagaman
tersebut, bisa saja terjadi guru membuat model aransemen yang berbeda
untuk tiap kelas untuk melayani kemampuan dan potensi diri siswa.
Untuk membuat aransemen baik vokal maupun instrumen diperlukan ilmu
harmoni untuk dijadikan dasar dalam berkarya seni. Ada dua ilmu ilmu
harmoni yaitu harmoni untuk vokal dan harmoni untuk instrumen. Harmoni
untuk vokal pada tingkat SMP sebenarnya belum mencakup teori harmoni
untuk paduan suara berdasarkan pengelompokan jenis suara yaitu sopran,
alto, tenor, dan bas atau lebih populer dengan isilah SATB. Harmoni untuk
penggarapan aransemen vokal secara SATB akan dimulai pada tingkat SMA
atau yang sederajat disesuaikan dengan tingkat kedewasaan dalam
pembagian jenis suara manusia. Untuk tingkat SMP jenis pembuatan
aransemen biasanya untuk dua suara atau tiga suara baik untuk sejenis
untuk wanita dan sejenis untuk pria, atau campuran antara pria dan wanita.
Paduan suara (koor) merupakan kesatuan dari sejumlah penyanyi dari
beberapa jenis suara yang berbeda dan dipadukan dibawah pimpinan
seorang dirigen. Dirigen atau conductor adalah seorang yang pekerjaanya
memimpin sekelompok pemain musik baik musik vokal, instrumen atau
gabungan antara vokal dan instrumen. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan
ini diperlukan beberapa persyaratan antara lain memiliki jiwa kepemimpinan,
memiliki pengetahuan dan kemampuan, serta keterampilan dalam bidang
musik. Salah satu kemampuan yang diperlukan seorang guru musik adalah
membuat aransemen paduan suara. Kegiatan bernyanyi dalam paduan
suara dapat melatih kebersamaan dan kepemimpinan.

 



Pendahuluan 

Dalam modul ini juga akan dibahas tentang penggarapan aransemen untuk
instrumen sederhana sesuai dengan kemapuan peserta didik pada
umumnya. Siswa yang tidak mampu memainkan instrumen melodi seperti
seruling, pianika, atau instrumen lain seperti kibor, gitar, dan bas diberikan
tanggung jawab untuk memainkan instrumen perkusi yang sederhana,
misalnya tamborin, castagnet, snar drum, bas drum, simbal, atau alat perkusi
lain yang mudah untuk dimainkan oleh pemula pembelajar musik. Musik
harus dapat dinikmati dan dirasakan oleh semua siswa terlepas mereka
mempunyai talenta atau bakat seni atau tidak. Namun dengan menggali
potensi diri peserta didik dan membuat pembelajaran yang menyenangkan
akan menumbuhkan minat siswa belajar seni musik.

B. Tujuan
Modul Harmoni dan Aransemen ini bertujuan agar guru mampu:
1. menjelaskan ilmu harmoni untuk aransemen vocal;
2. menjelaskan pembagian suara manusia;
3. menjelaskan dasar-dasar membuat aransemen vocal dan instrument;
4. menjelaskan langkah-langkah pembuatan aransemen vocal;
5. membuat aransemen untuk vocal; dan
6. mengajarkan materi harmoni dan aransemen dengan model pembelajaran
yang tepat.

C. Peta Kompetensi
1. Terkait dengan KU, modul ini ditujukan untuk kalangan pedagogik dan
kalangan profesional
2. Terkait dengan KI pada ranah pedagogik, modul ini dimaksudkan agar
peserta diklat mampu melakuan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual. Terkait dengan KI pada ranah profesional,
modul ini dimaksudkan agar peserta diklat mampu menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
seni budaya.

 



Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP  

3. Terkait dengan SKG pada ranah pedagogik, modul ini dimaksudkan agar
peserta mampu melaksanakan langkah-langkah mengatasi kesulitan
belajar, memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,
mengevaluasi

penerapan

pengalaman

belajar,

memilih

materi

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, mengevaluasi rancangan
pembelajaran yang telah disusun, menerapkan pembelajaran yang
profesional di kelas, di laboratorium, dan di lapangan sesuai hasil
rancangan, menguraikan konsep belajar mengajar sesuai keterampilan
abad 21, menguraikan pentingnya mengembangkan media pembelajaran
yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang
diampu, menerapkan digital literacy skills dalam pembelajaran secara
bertahap sesuai hasil rancangan, menerapkan keterampilan belajar kritis
dan inovasi dalam pembelajaran sesuai hasil rancangan, menerapkan
prinsip-prinsip dan strategi komunikasi efektif antara guru dan peserta
didik yang sesuai dengan nilai-nilai budaya kesantunan bangsa Indonesia
pada proses pembelajaran. Terkait dengan SKG pada ranah profesional
peserta diklat mampu menyusun harmoni dan aransemen untuk paduan
suara campuran (sopran, alto, tenor, dan bas) dan membuat aransemen
paduan suara untuk dua suara dan tiga suara.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup modul ini terdiri dari:
1. Ilmu harmoni membahas tentang keselarasan bunyi yang akan menjadi
bekal dalam membuat aransemen;
2. Pembagian jenis suara manusia terdiri dari sopran, alto, tenor, dan bass;
3. Dasar-dasar aransemen adalah ketentuan-ketentuan dasar yag harus
dikuti sebagai dasar dalam membuat aransemen vokal SATB dan suara
dua/tiga; dan
4. Langkah-langkah dalam membuat aransemen mulai dari menentukan
akor sampai pertimbangan vertikal dan horizontal agar hasil aransmen
merupakan melodi yang indah jika dinyanyikan.

 



Pendahuluan 

E. Saran Cara Penggunaan Modul
1. Penjelasan bagi Petatar:
a. Cermati isi modul secara keseluruhan.
b. Modul ini lebih banyak penekanannya pada praktek, maka semakin
Anda banyak berlatih hasilnya akan baik.
c. Ikuti langkah-langkah belajar yang ada pada setiap modul.
d. Perhatikan dan ikuti prosedur penilaian sesuai dengan kriteria yang
ada pada modul.

2. Penjelasan bagi Penatar:
a. Ajaklah petatar untuk mencermati isi modul secara keseluruhan.
b. Lakukan pengontrolan dan bimbingan pada setiap langkah belajar
yang dilakukan petatar pada setiap bagian modul.
c. Bimbinglah petatar untuk menyelesaikan modul sesuai dengan rentang
waktu yang ditentukan.
d. Lakukan penilaian sesuai dengan prosedur dan kriteria yang ada pada
modul.

 



Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP  

 



Kegiatan Pembelajaran 1:  
Ilmu Harmoni 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
ILMU HARMONI
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini guru mampu:
1. menjelaskan pengertian ilmu harmoni;
2. menjelaskan pengertian akor; dan
3. menyusun akor dalam berbagai tangga nada.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian ilmu harmoni;
2. Menjelaskan pengertian akor;
3. Menyebutkan macam-macam akor;
4. Menjelaskan tingkatan akor;
5. Menyusun akor dalam berbagai tangga nada; dan
6. Menentukan jenis akor.

C. Uraian Materi
Sebelum membahas tentang akor marilah kita ingat susunan tangga nada
berikut.

Dalam notasi angka kita kenal istilah 1 2 3 4 5 6 7. Dalam tangga nada C
mayor maka:
 



 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 

Notasi balok

Notasi angka

C

1

D

2

E

3

F

4

G

5

A

6

B

7

Nada-nada yang harmonis adalah nada-nada yang tidak saling berdekatan,
misalnya:

 Nada C harmonis dengan nada E, tidak harmonis dengan nada D
 Nada D harmonis dengan nada F, tidak harmonis dengan nada E

 Nada E harmonis dengan nada G, tidak harmonis dengan nada F
 Nada F harmonis dengan nada A, tidak harmonis dengan nada G

 Nada G harmonis dengan nada B, tidak harmonis dengan nada A
 Nada A harmonis dengan nada C, tidak harmonis dengan nada B

 Nada B harmonis dengan nada D, tidak harmonis dengan nada C

Tingkat I : tonika

: terdiri dari nada pertama, ke tiga dan ke lima

Tingkat II : sub tonika

: terdiri dari nada ke dua, ke empat, dan ke enam

Tingkat III : median

: terdiri dari nada ke tiga, ke lima, dan ke tujuh

Tingkat IV : sub dominan : terdiri dari nada ke empat, ke enam, dan pertama
Tingkat V : dominan

: terdiri dari nada ke lima, ke tujuh, dan ke dua

Tingkat VI : sub median : terdiri dari nada ke enam, petama, dan ke tiga
Tingkat VII: leading tone : terdiri dari nada ke tujuh, ke dua, dan ke empat

 



Kegiatan Pembelajaran 1:  
Ilmu Harmoni 

D. Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran tentang ilmu harmoni tiga suara lebih banyak dilakukan
dengan metode praktik untuk mencapai target sampai dapat membedakan
antara tingkat satu dengan tingkat lain. Penguasaan harmoni dapat dilatih
dengan memperdengarkan dua tingkatan akor yang berbeda. Misalnya kita
cari lagu yang hanya memiliki dua jenis tingkatan akor, kemudian setelah
terampil membedakan antara dua tingkatan akor kemudian dilatih untuk
membedakan tiga tingkatan akor.

 



 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 

 

10 

Kegiatan Pembelajaran 1:  
Ilmu Harmoni 

E. Latihan/Kasus/Tugas
Tentukan akor untuk lagu di bawah ini.

 

11 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 

F. Rangkuman
Akor adalah tiga nada atau lebih yang dibunyikan bersama-sama. Setiap
tangga nada memiliki tiga jenis akor yaitu mayor, minor, dan diminished.
Akor diletakkan pada ketukan pertama dalam setiap birama. Akor
disesuaikan dengan melodi lagu yang terdapat pada ketukan pertama.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Pembelajaran tentang akor dituntut kreativitas, selain harus melalui tahapan
seperti diuraikan dalam materi. Banyak variasi dalam menentukan akor
antara satu orang dengan yang lain sehingga dituntut untuk saling
menghargai perbedaan pendapat tersebut. Perbedaan dalam menetukan
akor tersebut disebabkan karena dalam setiap melodi memiliki minimal tiga
kemungkinan dalam menentukan akor. Penguasaan terhadap akor perlu
dilatih dengan banyak mendengarkan lagu sehingga memiliki banyak
apresiasi terhadap akor dalam suatu lagu.

 

12 

Kegiatan Pembelajaran 2:  
Jenis Suara Manusia 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
JENIS SUARA MANUSIA
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini, guru mampu:
1. menyebutkan jenis suara manusia;
2. menjelaskan ambitus suara manusia; dan
3. menjelaskan karakter masing-masing jenis suara manusia.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menyebutkan jenis suara manusia;
2. Menjelaskan ambitus suara manusia;
3. Menjelaskan karakter suara sopran;
4. Menjelaskan karakter suara alto;
5. Menjelaskan karakter suara tenor; dan
6. Menjelaskan karakter suara bass.

C. Uraian Materi
Pada dasarnya suara manusia dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Sopran: jenis suara wanita dengan wilayah nada tinggi.
Sopran adalah suara tertinggi dalam klarifikasi vokal di dalam budaya
musik klasik barat. Istilah sopran berasal dari bahasa Italia 'sopra' yang
berarti melampaui dan juga bahasa latin 'supra' yang berarti super. Di
masa kini, istilah sopran hanya digunakan untuk penyanyi wanita yang
memiliki jarak suara sopran. Di dalam sejarah musik barat, sopran
digunakan pada abad 16 untuk menyebut bagian suara paduan suara
paling tinggi yang biasa dinyanyikan oleh anak laki-laki. Pada abad 16
dan 17, agama Kristen di Eropa melarang kaum wanita untuk tampil di
 

13 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

tempat

umum,

khususnya

di

katedral

dan

gereja.

Dengan

berkembangnya opera, peran wanita diperlukan. Karena wanita dilarang
menyanyi di panggung, digunakan penyanyi kasastri, dan masih terus
dipergunakan hingga akhir musik barok. Dengan perkembangan agama
kristen protestan, doktrin katolik lambat laun memudar dan penyanyi
wanita diperbolehkan menyanyi dalam paduan suara di gereja atau di
opera. Sejak masa tersebut, istilah sopran dipergunakan untuk suara
wanita dan suara sopran anak-anak (sopran treble).
2. Alto: jenis suara wanita dengan wilayah nada rendah
Istilah alto biasanya dirujukkan kepada suara wanita terendah dalam
nada nyanyian atau suara nyanyian lelaki yang menggunakan teknik
pemalsuan

suara

(falseto)

yang

juga

dikenal

sebagai

penyanyi

kuantertenor.
3. Tenor: jenis suara pria dengan wilayah nada tinggi
Kata tenor juga dipakai oleh beberapa jenis alat musik seperti saxophone
untuk mengindikasikan rentang nada yang dihasilkan dari alat musik
tersebut. Kata tenor berasal dari bahasa Latin tenere yang berarti
menahan.
4. Bas: jenis suara pria dengan wilayah nada rendah
Sesuai dengan namanya, bas juga berfungsi sebagai root atau akar;
dasar dari sebuah lagu. Oleh karena itu bas merupakan jenis suara yang
diharuskan ada dalam setiap komposisi paduan suara campuran atau
paduan suara sejenis pria (male choir).
Pembagian jenis suara yang lebih detail lagi masih ada, misalnya meso
sopran adalah jenis suara wanita yang wilayah suaranya lebih rendah dari
sopran tetapi lebih tinggi dari alto. Bariton adalah jenis suara pria yang
wilayah suaranya lebih rendah dari tenor dan lebih tinggi dari bas.
Untuk dapat membuat aransemen paduan suara, pengetahuan yang wajib
dimiliki adalah dapat menentukan wilayah suara manusia sesuai dengan
 

14 

Kegiatan Pembelajaran 2:  
Jenis Suara Manusia 

jenisnya. Hal ini penting karena aransemen tersebut diharapkan nantinya
dapat dinyanyikan sesuai dengan wilayah suara masing-masing jenis suara.
Berikut ini gambar wilayah suara manusia.

 Sopran
c1

sampai

a2

f

sampai

c

sampai

a1

F

sampai

d1

 Alto
d2

 Tenor

 Bass

Masing-masing jenis suara memiliki wilayah nada dan karakter yang berbeda
antara jenis suara yang satu dengan lainnya. Setiap wilayah nada dari
masing-masing jenis suara memiliki register suara dada, tengah, dan kepala.

 

15 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Suara dada terdapat pada nada-nada bawah, suara tengah pada nada-nada
tengah, dan suara kepala pada nada-nada atas.
Keterangan:

 suara dada
 suara tengah
 suara kepala

: menciptakan suasana tenang, kurang energik,
mudah lelah, dan biasanya lembut
: memiliki nada yang cemerlang, mantap karena
paling mudah dinyanyikan
: memperlihatkan ketegangan sehingga lebih tepat
apabila digunakan pada pada puncak-puncak
lagu.

Ke empat jenis suara yaitu sopran, alto, tenor, dan bas dapat dipadukan
dalam bermacam-macam kombinasi sebagai berikut.
1. Sopran dan Alto (SA), biasanya aransemen ini dinyanyikan oleh paduan
suara (koor) wanita atau anak-anak. Suara yang rendah tidak selalu
dipandang sebagai suara bass oleh karenanya paduan suara ini
sebaiknya diiringi dengan instrumen untuk memperkuat nada-nada yang
rendah.
2. TTBB (Tenor, Tenor, Bas, dan Bas) adalah paduan suara yang
dinyanyikan oleh suara pria, tetapi yang lebih banyak kita jumpai adalah
paduan suara pria untuk tiga suara yaitu TTB.
Jenis paduan suara di atas disebut paduan suara sejenis, artinya hanya
dinyanyikan oleh suara wanita atau pria saja.

Aransemen ini kurang

sempurna karena wilayah suaranya cukup terbatas, maka lagu-lagu yang
memiliki wilayah nada yang luas tidak tepat untuk diaransir untuk paduan
suara jenis ini. Oleh karena keterbatasan wilayah nada maka dalam
aransemen ini diperbolehkan suara rendah berpindah lebih tinggi dari
suara pertama tetapi masing-masing suara menjadi kabur. Dalam paduan
suara sejenis akor-akornya tidak lengkap senhingga aransemennya
menjadi ‘miskin’ harmonisasinya.

 

16 

Kegiatan Pembelajaran 2:  
Jenis Suara Manusia 

3. SATB (Sopran, Alto, Tenor, dan Bas) adalah aransemen yang
dinyanyikan oleh suara pria dan wanita atau sering disebut dengan istilah
paduan suara campuran. Aransemen ini dianggap paling sempurna
karena wilayah nada yang dapat dijangkau lebih luas, setiap suara dapat
memperlihatkan semua registernya.

D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran ini lebih menekanan pada kegiatan praktik setelah
mempelajari

ambitus

suara

manusia

berdasarkan

penggolongannya.

Masing-masing orang dapat mengetahui jenis suara yang dimiliki dengan
berpedoman pada ambitus suara tersebut. Langkahnya adalah masingmasing pembelajar menyanyikan nada yang dapat dicapai mulai nada
terendah sampai nada tertinggi. Perlu dinformasikan bahwa jenis suara
tersebut tidak berhubungan denga kualitas suara. Misalnya ada peserta
yang hanya mampu menjangkau nada-nada rendah bukan berarti tidak
kompeten, demikian juga sebaliknya.

E. Latihan/Kasus/Tugas
Buatlah kelompok kecil dan buatlah penggolongan jenis suara berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan.

F. Rangkuman
Pada dasarnya jenis suara manusia dalam bernyanyi dibagi menjadi empat
jenis yaitu:
Sopran

:

jenis suara tinggi untuk wanita dengan wilayah nada tinggi,
wilayah nadanya mulai dari c1–a2

Alto

:

jenis suara rendah untuk wanita dengan wilayah nada
rendah dengan wilayah nada mulai dari f–d2

Tenor

:

jenis suara tinggi untuk pria dengan wilayah nada tinggi,
wilayah nadanya mulai dari c–a1

Bas

:

jenis suara rendah untuk pria dengan wilayah nada rendah
dengan wilayah nada mulai dari F–d1

 

17 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setiap orang dapat diketahui jenis suaranya dalam bernyanyi dengan cara
menyanyikan nada yang dapat dijangkau mulai dari nada terrendah sampai
nada tertinggi. Setelah semua orang mengetahui klasifikasi jenis suaranya
maka jika bergabung dalam kelompok vokal baik paduan suara maupun
vocal group dapat menentukan notasi musik yang dinyanyikan. Hal ini
sangat bermanfaat dalam memilih notasi lagu sehingga dapat menyanyi
dengan nyaman sesuai dengan jenis suaranya.
 

 

18 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
ARANSEMEN SATB
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini, guru mampu:
1. menjelaskan urutan pembuatan aransemen;
2. menentukan nada tengah secara vertikal dan horisontal;
3. menentukan prioritas nada yang didobel;
4. menghindari aransemen yang overlapping; dan
5. Menghindari parallel kwint dan oktaf.
.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan urutan pembuatan aransemen;
2. Menentukan nada tengah secara vertikal ;
3. Menentukan nada tengah secara horisontal;
4. Menentukan prioritas nada pertama yang didobel;
5. Menentukan prioritas nada kedua yang didobel;
6. Menentukan prioritas nada ketiga yang didobel;
7. Menghindari aransemen yang overlapping;
8. Menghindari parallel kwint;
9. Menghindari parallel oktaf.

C. Uraian Materi
1. Langkah pertama adalah menentukan suara bas berdasarkan akor yang
telah ditetapkan. Buatlah pergerakan melodi yang berlawanan dengan
suara sopran (melodi pokok), misalnya pergerakan melodi sopran pada
birama pertama naik, berarti Anda disarankan membuat pergerakan bas
 

19 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

pada birama pertama turun. Hati-hati hindarilah parallel kwint maupun
parallel oktaf seperti penjelasan terdahulu. Setelah selesai menetukan
suara bas, coba nyanyikan agar bisa diketahui kemelodisannya sehingga
orang yang menyanyikan nantinya terasa ‘enak’, bukan hanya sekedar
menyusun nada-nada untuk melengkapi akor yang ditentukan. Inilah yang
disebut pertimbangan horizontal.
2. Langkah ke dua adalah menentukan suara tengah, yaitu alto atau tenor.
Usahakan interval/jarak nada antara sopran dan alto tidak lebih dari satu
oktaf, demikian juga antara suara alto dan tenor. Sedangakan interval
untuk tenor dan bas boleh lebih dari satu oktaf seperti dapat dilihat pada
contoh sebelumnya.
3. Usahakan agar secara vertikal nada-nadanya lengkap sesuai dengan
jenis akornya.
4. Prioritas pertama pendobelan nada adalah untuk nada dasar dan prioritas
ke dua adalah untuk interval tertsnya. Prioritas pertama pendobelan pada
akor C mayor adalah pada nada c, dan prioritas ke dua untuk nada e. Hal
ini dimaksudkan agar kualitas akor tetap terjaga dan tidak menimbulkan
interpretasi akor yang lain.
5. Urutan nada dari atas ke bawah adalah sopran, alto, tenor, dan bass.
Apabila ditemukan suara alto lebih rendah daripada suara tenor, atau
suara tenor lebih rendah dari sura bas, maka ini disebut dengan istilah
overlapping. Hal ini sedapat mungkin dihindari agar masing-masing jenis
suara tidak jelas atau kabur dan untuk pertimbangan estetika penulisan.
Perlu diingat bahwa yang paling penting dari semuanya itu adalah
‘bagaimana bunyinya’. Semua melodi untuk masing-masing jenis suara
dianjurkan merupakan suara yang ‘nyata’, artinya suara alto, tenor, dan bas
harus dapat dinyanyikan dengan ‘enak’ dan seakan-akan menjadi lagu baru
yang dinyanyikan secara bersama-sama. Maka dari itu nyanyikanlah
berulang-ulang melodi jenis suara yang Anda buat agar kesan melodisnya
selalu muncul, bukan hanya pertimbangan vertikal saja.

 

20 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Apabila suatu kalimat lagu perlu penekanan atau penonjolan dapat disusun
secara unisono. Tidak menjadi masalah meskipun terjadi beberapa kasus
paralel, baik kwint maupun oktaf.
1. Menentukan Lagu
Membuat aransemen dalam bentuk apapun baik instrumen maupun vokal
ditentukan oleh ketepatan dalam memilih suatu lagu. Lagu yang tepat
akan mudah dipahami dan dinyanyikan karena sesuai dengan tingkat
perkembangan usia yang akan menyanyikan hasil aransemen lagu
tersebut. Pada tingkat dasar, lagu dan harmonisasi yang digunakan masih
sederhana. Ciri-ciri lagu sederhana adalah:
a. melodi mudah dinyanyikan dengan lompatan nada yang tidak terlalu
jauh;
b. tidak terlalu banyak menggunakan nada-nada alterasi;
c. jumlah birama tidak terlalu banyak;
d. harmonisasi sederhana misalnya banyak menggunakan akor pokok
(I, IV, dan V); dan
e. analisis bentuk lagunya sederhana, misalnya bentuk AB.
Contoh lagu sederhana:

 

21 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

2. Menentukan Nada Dasar
Seringkali kita mendengar ada orang menyanyi dengan jangkauan nada
yang terlalu rendah dan terlalu tinggi sehingga terkesan merasa kurang
nyaman. Hal ini antara lain disebabkan oleh penentuan nada dasar yang
kurang tepat. Pada dasarnya setiap orang memiliki jangkauan nada yang
bervariasi, ada yang dapat mencapai nada tinggi sementara ada juga
yang dapat mencapai nada yang rendah. Pencapaian nada rendah atau
tinggi tidak berhubungan dengan masalah kualitas vokal seseorang. Kita
tidak dapat menyimpulkan bahwa apabila seseorang tidak mampu
menyanyilkan nada-nada tinggi berarti orang tersebut memliki kualitas
suara yang kurang baik atau sebaliknya.

Nada d2 adalah nada yang dapat dijangkau oleh wanita pada umumnya,
sedangkan nada d1 adalah nada yang masih dapat dijangkau oleh pria
pada umumnya. Kita ingat dalam ambitus suara antara pria dan wanita
terdapat

selisih

satu

oktaf.

Berdasarkan

pengalaman

jika

kita

menggunakan nada tersebut sebagai nada tertinggi pada umumnya
masih dapat dinyanyikan dengan nyaman. Jika secara tertulis kita tidak
dapat melihat notasi maka kita dituntut memiliki kemampuan untuk
mencari solmisasi dari suatu lagu. Kemampuan musikal ini perlu dilatih
karena sangat penting bagi kita untuk segera mendeteksi nada tertinggi
suatu lagu dan kita gunakan nada d (d1 untuk pria dan d2 untuk wanita).
Misalnya lagu “Indonesia Pusaka” ciptaan Ismail Mz., kita dapat
mendeteksi secara solmisasi bahwa nada tertinggi adalah nada 6 (la).
Pada notasi balok nada 6 (la) ditempatkan pada nada d seperti berikut:

Nada 6 (la) disamakan dengan nada d sehingga jika diurutkan sebagai
berikut:
 

22 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

 Nada 6 = d
 Nada 5 = c

 Nada 4 = bes
 Nada 3 = a
 Nada 2 = g
 Nada 1 = f

Dari urutan nada tersebut kita dapat menentukan lagu “Indonesia Pusaka”
bernada dasar 1=F. Nada dasar tersebut dapat digunakan sebagai dasar
kita menentukan nada dasar dan membuat aransemen.
Contoh lain yaitu lagu “Tanah Air” ciptaan Ismail Mz., kita dapat
mendeteksi nada tertinggi adalah 4 (fa). Nada tertinggi tersebut
disamakan dengan nada d, maka urutannya sebagai berikut:
 Nada 4 = d

 Nada 3 = cis
 Nada 2 = b
 Nada 1 = a
Lagu “Tanah Air” tersebut dapat diberikan nada dasar 1 = A. Kemampuan
mendeteksi nada tertinggi tersebut memang perlu dilatih dengan disiplin
sehingga setiap kita mendengarkan suatu lagu maka kita akan dapat
mencari solmisasinya. Kemampuan solmisasi ini dapat dilatih dengan
kemampuan awal tentang: interval, tangganada (mayor dan minor) dan
jenis lagu (mayor dan minor).
Jika salah satu dari kemampuan awal di atas belum dapat dikuasai maka
kemampuan solmisasi belum dapat digunakan secara efektif. Misalnya
kita belum dapat menebak interval dengan tepat maka kita belum dapat
menentukan nada awal pada suatu lagu. Masing-masing lagu dimulai oleh
nada yang berbeda-beda tergantung komponisnya. Misalnya lagu
“Bengawan Solo” ciptaan Gesang. Bagaimanakah kita mengetahui kalau
lagu itu dimulai dengan nada 5 (sol) sementara kita tidak dapat

 

23 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

menunjukkan notasi musiknya. Pada umumnya orang yang memiliki rasa
musikal dapat menentukan bahwa lagu tersebut dimulai dengan nada sol
tetapi mengapa mereka dapat menentukan nada tersebut harus
dibertanggungjawabkan secara ilmiah berdasarkan teori musik:
a. Lagu “Bengawan Solo” ciptaan Gesang merupakan jenis lagu mayor.
Lagu yang menggunakan tangga nada mayor pada umumnya diakhiri
dengan nada 1 (do). Syair terakhir:
Kaum pedagang slalu naik itu perahu.

Suku kata terakhir “hu”

merupakan nada 1 (do) karena lagu tersebut menggunakan tangga
nada mayor.
b. Nada pertama dari lagu “Bengawan Solo” tidak sama dengan nada
terakhir. Pada umumnya setiap orang yang memiliki rasa musikal
akan dapat secara langsung menyanyikan lagu tersebut seandainya
atau nada terakhir sudah dinyanyikan, apalagi jika didahului dengan
intro.
c. Syair pada bait pertama lagu tersebut adalah:
Bengawan Solo riwayatmu ini....
Nada pada syair pertama (Be) tidak sama dengan nada terakhir pada
lagu tersebut. Nada terakhir adalah 1 (do) karena menggunakan tangga
nada mayor. Syair Be adalah 5 (sol) karena kita dapat mengurutkan atau
menyanyikan interval dari nada 1 pada syair hu dengan suara Be pada
awal lagu. Kita juga memahami jika nada pertama dari lagu tersebut lebih
rendah dibandingkan nada terakhir. Untuk lebih jelasnya seperti notasi
berikut:

Jika nada tertinggi adalah do kita dapat mengurutkan dari atas ke bawah:

 

24 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Nada c merupakan nada do, kemudian secara berurutan ke bawah
menjadi b (si), a (la), dan 5 (sol). Jadi lagu “Bengawan Solo” dimulai
dengan nada 5 (sol). Jika nada pertama sudah terdeteksi maka
kemampuan berikutnya yang dituntut adalah interval. Jika kita telah hafal
menyanyikan lagu tersebut maka kita tinggal mengganti syairnya dengan
nada sesuai dengan intervalnya:

Notasi ini hanya dipakai sebagai ilustrasi karena untuk lagu “Bengawan
Solo” tidak menggunakan tangga nada C mayor karena nada tertinggi
adalah me. Jika nada me disamakan dengan d maka nada dasar yang
bisa dijangkau oleh semuanya adalah 1 = Bes.
Pada waktu kita telah menentuan nada sol pada syair Be maka setelah
kita menyanyikan syair nga kita dapat menentukan nadanya yaitu juga sol
karena bunyi antara Be dan nga sama ketinggiannya. Syair wan lebih
tinggi dari Be dan nga sehingga secara otomatis nadanya lebih tinggi
dari sol dan berjarak 1 maka nada tersebut adalah la. Demikian
seterusnya secara berurutan akan dapat menentukan solmisasi dari lagu
tersebut.
3. Membuat suara 2, 3, dan 4
Pada unit pembelajaran sebelumnya kita telah mencoba langkah-langkah
yang sistematis dalam membuat aransemen paduan suara SATB.
Langkah pertama setelah kita menentukan melodi pokok sebagai suara
sopran maka langkah berikutnya adalah menentukan suara 2 yaitu bas.
Sebelum menentukan suara bas kita harus menentukan tingkatan akor

 

25 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan suara 2, 3 dan 4. Cara
menentukan tingkatan akor telah kita bahas pada unit modul sebelumnya
yaitu pada tingkat dasar hanya digunakan akor pokok saja yaitu I, IV, dan
V. Contoh:

Setelah kita tentukan tingkatan akornya kita dapat melangkah ke tahapan
berikutnya yaitu membuat suara bas. Perlu diingat beberapa hal yang
harus kita perhatikan pada unit modul sebelumnya mengenai:
a. prioritas pendobelan nada;
b. posisi terbuka dan tertutup;
c. overlapping;
d. paralel kwint dan oktaf; dan
e. pertimbangan vertikal dan horisontal.

 

26 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran lebih banyak bersifat praktik menerapkan ketentuanketentuan dan langkah-langkah yang telah dibahas sebelumnya. Pada unit
terdahulu telah kita susun birama pertama sebagai berikut:

Telah ditentukan nada c (i) diberikan tingkat I sehingga ada nada e, g, dan
pendobelannya yaitu nada c. Langkah pertama menentukan bas, misalnya
kita tentukan nada C sekaligus menjadi nada yang dilakukan pendobelan.

Suara berikutnya adalah alto. Kita akan memilih nada e atau g karena nada
c telah digunakan sebagai suara sopran dan bas. Kita akan ambil nada e
karena nada sebelumnya adalah nada g.

 

27 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Nada berikutnya yang belum terpasang, nada g, kita letakkan pada suara
tenor:

Nada berikutnya telah ditentukan tingkat I, nada e sudah digunakan oleh
suara sopran sebagai melodi pokok. Untuk suara bas dianjurkan tidak
bergerak naik karena yang bergerak naik adalah suara sopran, sedapat
mungkin berlawanan arah (turun) atau setidaknya sama dengan nada
sebelumnya. Jika bas bergerak turun terlalu jauh sampai ke nada G maka
bas diisi dengan nada c untuk memperkuat posisi akor c sebagai nada
dasar.
 

28 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Nada e dan c telah digunakan oleh sopran dan bas, maka untuk alto kita pilih
nada g (5). Nada c tidak dianjurkan karena jarak sopran dan alto melebihi
satu oktaf.

Nada berikut yang belum diisi adalah suara tenor. Semua nada (c, e, dan g)
telah digunakan.

Dalam teori di unit sebelumnya (pengertian harmoni)

dibahas bahwa prioritas pendobelan nada adalah nada dasar dari akor
tersebut yaitu c.

 

29 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Nada d2 atau 2 pada awal birama ke tiga ditentukan dengan tingkat V
karena satu-satunya tingkatan akor pokok yang memiliki nada d. Pada
tingkat V terdapat nada g, b, dan d. Nada d telah digunakan sebagai melodi
pokok oleh sopran maka untuk suara bas kita pilih nada yang lain misalnya
nada g untuk memperkuat posisi akor V.

Langkah berikutnya kita akan menentukan nada untuk suara alto. Nada g
dan d telah digunakan, oleh karena itu kita bisa memilih nada b atau g.
Misalnya kita tentukan nada g karena nada b terlalu jauh.

 

30 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Nada g dan d telah disusun. Masih ada satu nada lagi, yaitu nada b, yang
akan kita tempatkan pada suara tenor sebagai berikut.

Kita amati jarak interval bas dan tenor lebih dari satu oktaf tetapi hal ini
diperbolehkan.
Nada berikutnya adalah c (i) yang dinyanyikan oleh sopran, kita tentukan
dengan tingkatan akor I. Sebenarnya nada c juga termasuk anggota dari
tingkatan akor IV tetapi akor sebelumnya adalah tingkat ke V sehingga tidak
dianjurkan. Nada pertama yang kita susun adalah bas. Untuk memperkuat
 

31 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

posisi akor C mayor maka kita boleh melakukan pendobelan nada dasar, jadi
bas kita berikan nada c.

Nada c telah digunakan oleh sopran dan bas sehingga untuk suara alto kita
bisa memilih antara e dan g. Kita lihat nada sebelumnya untuk alto adalah g,
sehingga kita bisa memilih nada e karena jika kita memilih nada g maka
tenor akan terlalu jauh pergerakannya:

 

32 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Suara tenor akan kita tempatkan nada g karena nada c dan e telah
digunakan.

Nada berikutnya diberikan tingkatan akor V karena tidak ada alternatif lain
yaitu nada b hanya ada pada tingkat V saja. Sopran telah menggunakan
nada g maka suara bas dapat kita gunakan nada dasar dari akor tingkat V
(G mayor).

Nada g dan b telah digunakan sehingga untuk suara alto kita bisa memilih
nada d atau g. Namun karena nada sebelumnya adalah e maka nada d lebih
dekat.

 

33 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Suara tenor secara otomatis diberikan nada g sebagai nada prioritas
pendobelan.

Nada berikutnya adalah c. Kita tentukan tingkatan akornya adalah tingkat I
karena akor sebelumnya adalah tingkat V. Meskipun nada c juga dapat
ditentukan dengan akor tingkat IV namun progresi dari V ke IV tidak
dianjurkan. Nada untuk suara bas kita pilih nada c untuk memperkuat posisi
akor C mayor.

 

34 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Suara alto dapat kita pilih antara nada e dan g. Nada sebelumnya adalah
nada d maka nada yang paling dekat adalah nada e.

Untuk suara tenor kita tinggal menempatkan nada g karena nada c dan e
telah digunakan.

 

35 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Nada a hanya terdapat pada akor tingkat IV sehingga tidak dapat ditentukan
tingkatan lain. Tingkat IV (F mayor) terdiri dari nada f, a, dan c. Untuk
memperkuat posisi akor maka suara bas dapat kita pilih nada f sebagai
berikut.

Nada f dan a telah digunakan oleh sopran dan bas sehingga suara alto
dapat memilih nada c dan f. Jika kita lihat nada sebelumnya, yaitu nada e
maka nada yang paling dekat adalah.

 

36 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Masih ada satu nada lagi yaitu nada c yang akan kita gunakan sebagai
suara tenor karena nada f dan a telah disusun untuk suara yang lain.

Nada berikutnya adalah nada b yang dapat dipastikan tingkatan akornya
yaitu tingkat V (g, b, dan d) karena tingkat I dan IV tidak memiliki nada b.
Suara bas dapat kita pilih nada dasarnya yaiu g seperti berkut.

 

37 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Nada untuk suara alto dapat memilih nada d dan g namun karena nada
sebelumnya adalah f maka nada yang paling dekat adalah d.

Untuk suara tenor dapat memilih nada g sebagai prioritas pendobelan nada
pada tingkat V yaitu:

Pada birama ke empat nada pertama kita tentukan akor tingkat I karena
pada birama ini nada-nada pada akor tingkat I lebih dominan yaitu g, c, dan
e. Nada dasar dapat kita pilih sebagai suara bas supaya karakter akor ini
menjadi kuat seperti berikut.

 

38 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Suara alto dapat memilih nada e dan c, misalnya kita pilih nada yang paling
dekat yaitu e adalah seperti berikut ini.

Nada c, e, dan g telah disusun untuk suara sopran, alto, dan bas. Prioritas
pendobelan adalah nada dasar yaitu c maka dapat kita susun sebagai suara
tenor, yaitu:

 

39 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Nada selanjutnya adalah g. Kita tentukan akor tingkat I karena nada-nada
pada birama ini lebih dominan pada akor I (C mayor). Suara bas kita
samakan dengan nada sebelumya yaitu nada c seperti berikut.

Untuk suara alto kita dapat menyamakan dengan nada sebelumnya agar
lebih mudah dalam menyanyikannya, yaitu:

 

40 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Suara tenor dapat disamakan dengan nada sebelumnya, yaitu:

Nada selanjutnya adalah c. Kita dapat menentukan tingkatan akornya adalah
tingkat I (C mayor). Suara bas dapat memperkuat nada c sebagai nada
dasar.

Suara alto dapat memilih nada e atau g. Nada e dapat dipilih agar lebih
mudah dinyanyikan karena hanya mengulang nada sebelumnya.

 

41 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Suara tenor dapat menggunakan nada g untuk melengkapi akor C mayor
yaitu:

Nada g pada sopran kita berikan tingkat V (g, b, dan d) agar dalam birama
ini tidak terlalu monoton dengan akor tingkat I. Suara bas kita letakkan nada
yang bukan merupakan nada dasar dari akor G mayor yaitu d.

 

42 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Suara alto dapat kita pilih nada terdekat yaitu nada d.

Suara tenor dapat kita buat sedikit bervariasi agar tidak terlalu monoton yaitu
dengan memperpanjang nada sebelumnya. Ini dapat dilakukan karena posisi
syair pada notasi ini terdapat lengkung legatura yang hanya terdapat satu
suku kata yaitu syair nah. Pada posisi ini tenor tidak menyanyikan nada lagi
namun hanya memperpanjang nada sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dinyanyikan secara bersama-sama dengan teman lain.

Nada selanjutnya untuk sopran adalah f, yang hanya satu kemungkinan
tingkatan akornya yaitu tingkat IV, namun progresi akor dari V ke IV tidak
dianjurkan. Alternatifnya adalah tetap pada posisi akor V namun bukan akor
 

43 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

tingkat V seperti akor terdahulu tetapi akor V7 seperti yang pernah dipelajari
pada teori musik.
Akor V7 terdiri dari nada g, b, d, dan f. Nada f sudah dinyanyikan oleh
sopran berarti masih ada tiga nada lagi yang sedapat mungkin kita gunakan
secara lengkap. Untuk suara bas kita berikan nada b agar pergerakannya
lebih fleksibel atau tidak kaku.

Untuk suara alto kita pilih nada paling dekat yaitu nada d yang sama dengan
nada sebelumnya agar lebih mudah dalam menyanyikannya.

 

44 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Suara tenor dapat memilih nada g sehingga susunan akor V7 menjadi
lengkap seperti berikut ini:

Nada terakhir pada birama ini yaitu e sebagai melodi pokok yang
dinyanyikan sopran. Nada e kita berikan tingkatan akor I karena dalam akor
IV dan V tidak terdapat nada ini. Untuk suara bas kita masukkan nada c
untuk memperkuat posisi akor ini dan pergerakannya juga lebih dekat dari
nada sebelumnya yaitu b.

 

45 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Untuk suara alto bisa kita pilih nada yang paling dekat yaitu c untuk
memperkuat posisi akor C mayor.

Suara tenor menggunakan nada g sama dengan nada sebelumnya sehingga
mudah dinyanyikan sekaligus melengkapi akor C mayor.

Baris ke dua atau birama ke lima untuk suara sopran adalah:

 

46 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Nada pertama pada birama di atas adalah d dan kita beri tingkatan akor V
karena akor I dan IV tidak memiliki nada tersebut. Nada bas pada birama
sebelumnya adalah c maka kita gunakan nada g untuk menghindari
pendobelan pada terts, karena jika diberikan nada b maka akan terjadi
pendobelan nada b karena yang paling dekat dengan alto adalah b.

Suara alto kita isi dengan nada b karena nada sebelumnya adalah c seperti
di bawah ini.

 

47 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Untuk suara tenor kita bisa menempatkan nada g sekaligus memberikan
pendobelan pada nada dasar, yaitu:

Nada ke dua adalah e yang digunakan sopran kita tentukan dengan
tingkatan akor I (C mayor) karena akor tingkat IV dan V tidak memiliki nada
e. Suara bas kita gunakan nada c untuk memperkuat posisi akor C mayor,
yaitu:

 

48 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Suara alto kita gunakan nada c karena nada sebelumnya adalah b.

Suara tenor kita gunakan nada g karena nada c dan e telah digunakan suara
sopran.

Nada berikutnya adalah f merupakan nada dalam tingkatan akor IV sehingga
tidak dapat ditentukan tingkatan akor lain.

 

49 

 Modul Guru Pembelajar  
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik SMP 
 

Suara alto dapat kita pilih antara nada c dan f. Suara alto pada nada
sebelumnya adalah c sehingga kita pilih c karena pergerakan ke nada f
terlalu jauh baik ke bawah maupun ke atas.

Suara tenor kita gunakan nada f sekaligus memperkuat posisi akor F mayor
dengan melakukan pendobelan nada dasar.

 

50 

Kegiatan Pembelajaran 3:  
Langkah‐Langkah Pembuatan Aransemen SATB  

Nada terakhir pada birama ini adalah nada a dan secara otomatis ditentukan
tingkatan IV karena pada tingkat I dan V tidak terdapat nada a. Suara bas
kita gunakan nada c karena yang paling dekat. Jika kita tet