Pembahasan Cerpen Kisruh karya Nam Chonghyon

133 Apresiasi Sastra Selebihnya, cerita mengalir dalam waktu kekinian. Dengan demikian, pengarang dalam cerpen ini menggunakan alur maju dan alur mundur. Kehadiran alur mundur kilas balik, kenangan dan alur maju waktu kini dan bayangan hari esok semakin melekatkan cerpen ini pada tema yang sedang di bahasnya.

2. Pembahasan Cerpen Kisruh karya Nam Chonghyon

Cerpen Kisruh karya Nam Chonghyon ini bercerita tentang kegelisahan seseorang tentang perilaku sang ayah yang mela- kukan subversi penghancuran terhadap pemerintahan. Dengan demikian, tema yang menjadi dasar penceritaan cerpen ini adalah perasaan bersalah seorang tukang kayu terhadap pemerintah dengan kasus yang terjadi pada ayahnya. Pengemasan tema dalam cerpen Nam Chonghyon meng- gunakan bahasa yang rumit, meskipun kata-kata dalam cerpen ini mudah dipahami. Hal tersebut dapat dipahami bahwa cerpen ini hasil sebuah kerja penerjemah. Penyajian kalimat demi kalimatnya struktur penceritaan terkesan berbelit-belit. Dengan kata lain, membaca cerpen ini butuh kejelian yang penuh. Munculnya diksi-diksi politik seperti subversi, patriotisme, dewan nasional, atau revolusi menjadi penanda bahwa cerpen ini membincangkan sebuah deskripsi terhadap persoalan hukum dalam masyarakat cerita. Terjadinya sebuah kekisruhan politik dalam cerpen ini tidak diceritakan, di mana letak terjadinya dan kapan peristiwa itu terjadi. Bahkan semenjak awal sampai akhir cerita pun, pengarang tidak menyebutkan waktu pagi, siang, sore, atau malam hari. Pengarang cukup memberi tanda waktu cerita itu pada bagian awal, pada suatu hari. Dalam cerpen Kisruh ini, pencerita narator atau tokoh utama menjadi samar. Penceritaan awal dan akhir dinaratorkan oleh tokoh Toksu. Sementara itu, di tengah-tengah cerita, secara bergantian, dinaratorkan tokoh Toksu dan tokoh istri. Toksu memiliki perangai keras. Sebagai tukang kayu, ia berkehendak menanyakan perilaku tokoh ayah yang sedang berada dalam penjara. Sementara tokoh istri memiliki perangai egois. Perhatikan petikan berikut. Aku tidak punya pikiran sejauh itu. Aku terlalu mementingkan diri sendiri, Toksu. Namun, aku hanya ingin mengemukakan hal yang sebenarnya. Kau mengerti hal itu, bukan? Sementara itu, alur penceritaan cerpen ini bergerak maju. Pengarang menghadirkan jalan cerita secara mengalir. Pence ritaan balik tidak terlalu dominan. Penceritaan balik muncul sesekali Di unduh dari : Bukupaket.com 134 FSCBIBTBOEPOFTJBEFOHBOGFLUJGVOUVL,FMBT91SPHSBNBIBTB ketika tokoh Toksu dan istrinya menceritakan tokoh ayah. Begitu juga dengan waktu yang akan datang bayangan. Tokoh Toksu dan istrinya berusaha menerka-nerka apa yang akan terjadi jika keduanya terlibat politik seperti tokoh ayah.

3. Nilai Moral dalam Cerpen Pada Suatu Hari Minggu