4 Sesungguhnya, peluang orang tua di Indonesia untuk memiliki anak ber IQ
tinggi cukup besar mengingat sebanyak 2 persen dari anak yang lahir adalah anak jenius, sehingga jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang
mencapai angka 250 juta jiwa maka dapat diasumsikan Bangsa Indonesia memiliki kurang lebih 5 juta penduduk yang terdiri dari orang-orang jenius baik
anak-anak maupun dewasa. Jika sedemikian banyak warga negara yang jenius maka seharusnya
Indonesia dapat disejajarkan dengan negara maju mengingat potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya yang luar biasa memadai. Pertanyaan
selanjutnya, Namun mengapa Negara Indonesia masih berada dalam kelompok negara yang memiliki utang luar negeri cukup besar?.
Jawabannya tidak terlepas dari manajemen sumber daya yang masih belum optimal terutama manajemen sumber daya manusia yang acap kali mengalami
inkonsistensi kebijakan, terutama dalam pengelolaan bidang pendidikan yang tidak memadai menjadi salah satu penyebab kemiskinan di Indonesia Nasution,
2002 : 30.
2. Permasalahan Anak Gifted di Indonesia
Jika berkaca pada pengelolaan pendidikan di negara maju, keseriusan pengelolaan bidang pendidikan sudah mulai terasa dengan adanya kesadaran
untuk menyediakan anggaran negara yang cukup besar, optimalisasi peranan
5 media massa sebagai alat pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam bidang pendidikan. Fokus perhatian pada bidang pendidikan merupakan hal yang sudah
semestinya dilakukan sebab pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang dipersyaratkan agar sebuah negara dapat bergerak maju ke arah modern, karena
cara berpikir ilmiah yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat merupakan salah satu syarat modernisasi yang membutuhkan penanganan serius
Soekanto, 2002, 349. Pergantian kebijakan, perubahan kurikulum, modifikasi sistem ujian,
perombakan sistem untuk lembaga pendidikan, problematika gaji pendidik dan penyesuaian aturan pengajuan anggaran untuk sarana pendidikan yang dipayungi
kekuatan hukum berupa undang-undang yang proses penetapannya acap kali membutuhkan waktu yang relatif lama, menjadi faktor-faktor yang menjadikan
iklim pendidikan di Indonesia terasa tidak kondusif. Apalagi jika harus ditambah penanganan pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan pendidikan yang
spesifik seperti Anak Gifted. Mengingat fenomena Anak gifted sudah menjadi perbincangan hangat di
parlemen beberapa negara maju, tampaknya tidak terlalu dini jika kita membahas pengelolaan anak Gifted di Indonesia beserta perancangan model pendidikan yang
disesuaikan dengan haknya sebagai anak dan sebagai manusia yang terlahir dengan segala kekhasannya.
6 Sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pendidikan Masyarakat Indonesia
yang pluralistik maka pemahaman Masyarakat Indonesia tentang Anak Gifted pun beragam. Hal ini dapat disebabkan kurangnya informasi dari media massa
mengenai Anak Gifted yang kalah populer dengan berita seputar keartisan. Selain itu ajang kompetensi untuk mengoptimalkan potensi Anak Gifted
dalam bidang ilmiah di Indonesia yang terekspos media massa pun sangat terbatas dibandingkan dengan ajang kompetisi untuk mencari bibit selebriti yang mampu
mendulang popularitas di televisi. Padahal media massa dapat berperan sebagai alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat
yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lain misalnya
pemerintah McQuail, 1987 : 1. Sesungguhnya media massa dengan kekuatan agenda setting-nya mampu
menggiring opini masyarakat untuk menilai sebuah fenomena menjadi penting atau sebaliknya. Sehingga jika pembahasan Anak Gifted jarang tersorot maka
bukan mustahil masyarakat luas dan pemerintah akan menganggap permasalahan Anak Gifted ini menjadi tidak penting.
Akibatnya, pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang Anak Gifted pun relatif minim. Sehingga proses deteksi dini dan penanganan Anak Gifted ini
seolah-olah bukan hal yang krusial. Apalagi sebagian besar Masyarakat Indonesia berpersepsi bahwa anak Gifted adalah anak ber-IQ tinggi yang tidak
membutuhkan penanganan sebesar anak ber-IQ di bawah rata-rata.
7 Dengan demikian, tidak mengherankan jika potensi Anak Gifted di
Indonesia tidak teroptimalisasi bahkan malah menimbulkan permasalahan baru akibat salah penanganan. Namun hal tersebut tidak patut untuk disesali mengingat
memang belum terlihat adanya upaya yang cukup signifikan dari pemerintah, media massa dan Masyarakat Indonesia untuk memberikan hak yang seharusnya
diperoleh oleh Anak Gifted, yang sekarang ini kepentingannya dapat dikatakan masih terabaikan.
3. Penanganan Anak Gifted di Negara Maju