34
dibandingkan juga dengan mean teoritik yang diperoleh subjek penelitian,
tampak bahwa
indikator gejala
PIU memperoleh
pengungkapan diri tentang keasyikan dengan internet memperoleh mean empirik 14,25, toleransi waktu 12,35, Kegagalan usaha untuk
mereduksi atau memutuskan penggunaan internet 11,37, Penarikan diri 12,7, menggunaan internet untuk melarikan diri dari masalah 5,4,
Berbohong tentang keterlibatannya dengan internet 9,8, Melakukan tindakan online yang illegal 8,8, Membahayakan atau kehilangan
hubungan yang signifikan 9,5, Perasaan bersalah mengenai penggunaan 4. Hal ini menunjukkan bahwa pada subjek dapat mengontrol
penggunaan internetnya.
C. Pembahasan
Berdasarkan mean teoritik dari skala pengungkapan diri didapatkan hasil skor rata-rata 97,5, dan mean empirik deskriptif data penelitian skor rata-
rata subjek penelitian pengungkapan diri adalah 88. Ini berarti skor rata-rata teoritik lebih besar daripada skor rata-rata empirik.
Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian secara umum memiliki gejala penggunaan internet yang patologis PIU tergolong sedang. Dengan
nilai rata-rata ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang tinggal di kota Yogyakarta cukup mampu mengintegrasikan hubungan dan aktivitas online
dengan aktivitas-aktivitas dan hubungan dunia riil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 subjek terdapat 2 subjek 3,3 masuk dalam kategori tinggi, 51 subjek 85 masuk dalam kategori
sedang, dan 7 subjek 11,7 masuk dalam kategori rendah. Berdasarkan data tersebut tampak bahwa subjek penelitian terbanyak ada pada kategori sedang.
Kehadiran internet
tidak dapat
dihindari dan
sangat mudah
mengaksesnya. Dengan hadirnya fasilitas hotspot dan work station yang tersambung ke internet di kampus, telephone seluler, dan personal digital
assistant PDA yang menyediakan jalur-jalur ke internet membuktikan bahwa internet sudah memasuki kehidupan manusia khususnya mahasiswa sebagai
kelompok yang memanfaatkan internet dalam skala besar. Karena pengaruh dari kemajuan teknologi ini yang menjadikan penggunaan internet sebagai
norma pada populasi mahasiswa. Hasil yang diperoleh penelitian ini menggambarkan bahwa 3,3
mahasiswa pengguna internet di Yogyakarta mengalami gejala PIU dengan kategori tinggi. Menurut Davis 2000 hal ini disebabkan karena adanya
penguatan reinforcement yang mereka terima dari pengalaman. Jika individu itu memiliki pengalaman positif dengan teknologi baru, dia diperkuat untuk
terus-menerus penggunaannya. Pengalaman positif ini akan mengkondisikan individu agar individu tersebut berusaha mengulangi penggunaan teknologi
baru sehingga dapat menerima penguatan reinforcement positif yang sama yang dia alami sebelumnya. Bentuk pengkondisian operan ini terus menerus
sampai orang mencari aplikasi online yang baru untuk mencapai penguatan fisiologis positif yang sama.
36
Selain itu faktor yang dapat menyebabkan munculnya gejala PIU lain adalah akses yang relatif mudah dan gratis. Kebanyakan perguruan tinggi saat
ini menyediakan penggunaan internet yang tak terbatas dan gratis pada mahasiswa mereka. Biaya penggunaan per jam yang telah membatasi
penggunaan berlebihan telah diganti oleh biaya untuk akses yang tidak terbatas, hal ini tentu saja menghilangkan alasan finansial untuk membatasi
waktu online. Dorongan dan kebutuhan penggunaan internet di kelas perguruan
tinggi juga merupakan faktor yang memberi kontribusi pada kerentanan mahasiswa perguruan tinggi pada PIU. Internet sering merupakan ekstensi
alami dari ruang kelas sehingga mudah bagi mahasiswa untuk melakukan hal lain selain mengerjakan tugas akademik, seperti: surfing internet, mengecek e-
mail, atau berbicara dalam chat room. Ciri-ciri mahasiswa dengan gejala tinggi antara lain adalah Kebutuhan
atas jumlah waktu mahasiswa dengan gejala PIU tinggi semakin meningkat untuk mencapai kepuasan; Penarikan diri Withdrawal yang dapat berupa
penghentian atau pengurangan dalam penggunaan internet yang telah berlangsung lama. Dalam usaha penghentian atau pengurangan penggunaan
internet tersebut seseorang dapat mengalami kecemasan, agitasi psikomotor maupun pemikiran obsesif mengenai apa yang terjadi di internet. Hal tersebut
dapat menyebabkan gangguan dalam sosial, pekerjaan, atau bidang fungsional penting lainnya.
37
Ciri selanjutnya adalah internet sering diakses lebih sering atau untuk periode waktu yang lebih lama dari yang diharapkan; Gagal untuk
menghentikan atau
mengontrol penggunaan
internet; Banyak
waktu dihabiskan dalam aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan internet
seperti; mencoba browser situs baru, mencari vendor internet, mengorganisir file dari materi yang diunduh download; Mereduksi aktivitas sosial,
akademik atau pekerjaan yang penting karena penggunaan internet. Ciri terakhir adalah melanjutkan penggunaan internet walaupun
mengetahui bahwa masalah fisik, sosial, pekerjaan, atau psikologis yang menetap atau kambuhan ini mungkin telah disebabkan atau diperburuk oleh
penggunaan internet deprivasi tidur, kesulitan-kesulitan marital, pengabaian tugas kerja, atau perasaan-perasaan ketinggalan pada lainnya yang signifikan.
Pada kategori sedang terdapat 85 atau 51 subjek sampel yang diasumsikan bahwa mahasiswa tersebut dapat membatasi waktunya dalam
menggunakan internet. Mereka yang terkategori sedang cenderung dapat mengontrol diri dalam hal waktu penggunaan maupun konten yang diakses.
Aktivitas mereka dengan internet cenderung tidak mengganggu satu atau lebih bidang-bidang fungsional kehidupan penting lain seperti hubungan yang
signifikan seperti: pekerjaan, sekolah, kesehatan mental, atau kesehatan fisik. Pada kategori rendah terdapat 11,7 atau 7 orang subjek sample.
Mahasiswa dengan kategori ini sangat mampu mengendalikan Penggunaan internet. Dalam menggunakan internet mereka melibatkan integrasi hubungan
dan aktivitas online dengan aktivitas-aktivitas dan hubungan dunia riil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dari hasil wawancara dengan beberapa pengguna internet diperoleh keterangan bahwa beberapa penggunaa internet tersebut mengalami kurang
dari 5 gejala PIU yang antara lain adalah keasyikan dengan internet atau aktivitas yang terkait dengan internet, toleransi dalam hal keharusan untuk
meningkatkan jumlah
waktu yang
dihabiskan pada
internet untuk
menghasilkan pengaruh yang diinginkan, usaha yang berulang untuk mereduksi atau memutuskan penggunaan internet, berbohong atau menutupi
tingkat keterlibatan dengan internet atau tipe konten yang diakses, melakukan tindakan online yang ilegal misalnya, hacking dalam jaringan komputer,
meng-copy file secara ilegal, mengunduh konten yang ilegal. Hal ini menunjukan mereka mengalami gejala PIU dengan kategori sedang. Semua
subyek mengakui bahwa mereka memang senang menggunakan internet. Mereka senang menggunakan facebook, google maupun situs-situs free
download. Dari
semua penjelasan
diatas, maka
secara umum
gejala Pathologycal Internet Use PIU mahasiswa yang berada di kota Yogyakarta
masuk ke dalam kategori rendah. Hal ini menunjukan, mahasiswa di Yogyakarta mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menjaga
keseimbangan dan integrasi kehidupan pribadi dan dunia maya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN