Gambaran Tipe Wajah Pada Mahasiswa India-Malaysia Fkg Usu

(1)

GAMBARAN TIPE WAJAH PADA MAHASISWA

INDIA-MALAYSIA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

INDAH GAYATRI NIM : 110600050

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ortodonti Tahun 2015

Indah Gayatri

Gambaran Tipe Wajah pada Mahasiswa India-Malaysia FKG USU x + 47 halaman

Pemeriksaan tipe wajah merupakan salah satu pemeriksaan ekstra oral yang dapat membantu menegakkan diagnosis dan mendukung keberhasilan perawatan ortodonti. Perawatan ortodonti bertujuan untuk meningkatkan estetika pada wajah seorang individu. Perbedaan tipe wajah seorang individu dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jenis kelamin, ras dan etnik, faktor nutrisi, faktor geografik dan faktor genetik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tipe wajah pada mahasiswa India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Dengan mengetahui hal tersebut, maka tipe wajah dapat dijadikan penunjang dalam melakukan diagnosis dan menyusun rencana perawatan ortodonti.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 42 foto frontal wajah mahasiswa yang terdiri dari 12 foto frontal wajah mahasiswa pria dan 30 foto frontal wajah mahasiswa wanita. Foto diambil secara langsung pada mahasiswa India-Malaysia FKG USU yang masih aktif mengikuti pendidikan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Tipe wajah diukur menggunakan rumus Facial Index.

Hasil penelitian diperoleh tipe wajah mahasiswa India-malaysia FKG USU secara keseluruhan adalah euryprosopic (59,5%), mesoprosopic (28,6%), dan

leptoprosopic (11,9%). Distribusi tipe wajah mahasiswa pria India-Malaysia adalah

euryprosopic (41,7%), mesoprosopic (41,7%), dan leptoprosopic (16,7%). Sedangkan distribusi tipe wajah untuk mahasiswa wanita India-Malaysia adalah euryprosopic


(3)

Kesimpulannya adalah tipe wajah mahasiswa India Malaysia FKG USU didominasi oleh tipe wajah euryprosopic. Nilai rerata ukuran tinggi wajah (N-Me), lebar wajah (Zy-Zy) dan facial index pada mahasiswa pria India-Malaysia FKG USU lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa wanita India-Malaysia FKG USU


(4)

GAMBARAN TIPE WAJAH PADA MAHASISWA

INDIA-MALAYSIA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

INDAH GAYATRI NIM : 110600050

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 15 April 2015

Pembimbing: Tanda Tangan,

Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K) --- NIP : 19580828 198803 1 002


(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 15 April 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K) ANGGOTA : 1. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K)


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. H. Nazruddin, drg. C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K)., sebagai Ketua Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan dosen tim penguji skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi.

3. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort., sebagai koordinator skripsi di Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K), selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ervina Sofyanti, drg., Sp.Ort, selaku dosen tim penguji skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi.

6. Maya Fitria, SKM., M.Kes., selaku staf pengajar di Departemen Kependudukan dan Biostatik FKM USU yang telah banyak memberikan bimbingan mengenai bidang statistik kepada penulis.

7. Seluruh staf pengajar FKG USU terutama staf pengajar dan pegawai di Departemen Ortodonsia FKG USU atas bantuan yang diberikan kepada penulis.

8. Kepada Octavina, Yudith dan Salahuddin, selaku partner selama melakukan penelitian dan banyak membantu skripsi ini serta teman-teman yang menjalani skripsi di bagian ortodonti yang telah sama-sama berjuang demi terselesaikannya skripsi ini.


(8)

9. Sahabat-sahabat terbaik penulis yakni Adis, Lulu, Hafizah, Kiki, Monica, Gayatri, Winda, Yuni serta teman-teman angkatan 2011 yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kakak-kakak, abang-abang, teman-teman dan adik-adik yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu disini, terimakasih atas keluangan waktunya untuk menjadi subjek penelitian.

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih yang teristimewa kepada orang tua tercinta yakni Ayahanda M.Nur dan Ibunda Tri Hesti Widiastuti atas segala kasih sayang, doa dan dukungannya serta kepada yang tersayang kakak penulis yakni Niken Saraswati, S.Psi yang selalu mendukung dan membantu penulis kapan pun dan dimana pun berada.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi di kemudian hari.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi khususnya Departemen Ortodonti.

Medan, 15 April 2015 Penulis,

(Indah Gayatri) NIM: 110600050


(9)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fotografi Klinis... 5

2.1.1 Fotografi Intraoral... 5

2.1.2 Fotografi Ekstraoral... 7

2.1.2.1 Fotografi Ekstraoral Wajah Menghadap ke Depan dengan Bibir Istirahat... 9

2.1.2.2 Fotografi Ekstraoral Wajah Menghadap ke Depan dengan Bibir Tersenyum... 10

2.1.2.3 Fotografi Ekstraoral Wajah Menghadap ke Samping dengan Bibir Istirahat (Profile)... 11

2.1.2.4 Fotografi Ekstraoral Profil Wajah Oblik 45o dengan Bibir Tersenyum (3/4 Profile)... 12


(10)

2.1.3 Natural Head Position (NHP)... 13

2.2 Tipe Wajah... 14

2.2.1 Euryprosopic... 16

2.2.2 Leptoprosopic... 17

2.2.3 Mesoprosopic... 19

2.3 Pengukuran Tipe Wajah... 19

2.4 Masyarakat India-Malaysia... 21

2.5 Kerangka Teori... 23

2.6 Kerangka Konsep... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 25

3.3 Populasi Penelitian... 25

3.4 Sampel Penelitian... 25

3.4.1 Kriteria Inklusi... 25

3.4.2 Kriteria Eksklusi... 26

3.4.3 Besar Sampel... 26

3.5 Variabel Penelitian... 27

3.6 Definisi Operasional... 27

3.7 Alat dan Bahan Penelitian... 28

3.7.1 Alat... 28

3.7.2 Bahan... 29

3.8 Cara Pengumpulan Data... 29

3.9 Pengolahan Data... 31

3.10 Analisis Data... 31

3.11 Etika Penelitian... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN... 33

BAB V PEMBAHASAN... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 43

6.2 Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA... 44 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Fotografi Intraoral... 6

2. Fotografi Ekstraoral Full Face & Face Smiling... 8

3. Fotografi Ekstraoral Right Profile & Three Quarter Views... 8

4. Foto Frontal Wajah... 10

5. Foto Frontal Wajah dengan Tersenyum... 11

6. Foto Profil Wajah... 12

7. Foto Oblik Wajah 45o... 13

8. Posisi Kepala... 14

9. Lima Tipe Wajah... 16

10. Bentuk Kepala Brachycephalic... 17

11. Tipe Wajah Euryprosopic... 17

12. Bentuk Kepala Dolichocephalic... 18

13. Tipe Wajah Leptoprosopic... 18

14. Tipe Wajah Mesoprosopic... 19

15. Titik Nasion, Menton dan Zygion pada Landmark Jaringan Lunak... 20

16. Facial Index... 21

17. Alat Penelitian... 29

18. Hubungan antara Bentuk Kepala dengan Bentuk Lengkung Gigi.... 37


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Prevalensi Tipe Wajah pada Mahasiswa India-Malaysia

FKG USU... 33 2. Prevalensi Tipe Wajah Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa

India-Malaysia FKG USU... 34 3. Rerata dan Standar Deviasi Ukuran Tipe Wajah pada Mahasiswa

India-Malaysia FKG USU... 34 4. Rerata dan Standar Deviasi Ukuran Tipe Wajah pada Mahasiswa Pria

dan Wanita India-Malaysia FKG USU... 35 5. Perbandingan Nilai Rerata Facial Index antara Mahasiswa India-


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Uji Operator

2. Hasil Pengukuran Tipe Wajah Mahasiswa India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

3. Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Tipe Wajah pada Mahasiswa India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

4. Jadwal Kegiatan

5. Lembar Kuesioner Penelitian

6. Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian

7. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) 8. Anggaran Penelitian


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ortodonti merupakan cabang kedokteran gigi mengenai pencegahan (prevention), interseptif (interception) dan koreksi (correction) maloklusi dan abnormalitas lainnya pada daerah dentofasial. Berabad-abad yang lalu, manusia telah mengetahui bentuk kecacatan pada dentofasial dan dibutuhkan perawatan akan hal tersebut. Banyak orang melakukan perawatan ortodonti dengan alasan untuk meningkatkan penampilan pada gigi dan wajah. Perawatan ortodonti bertujuan untuk meningkatkan estetika pada wajah seorang individu. Penilaian pada pasien dimulai dengan memeriksa karakteristik wajah karena perawatan ortodonti dapat mempengaruhi jaringan lunak pada wajah.1,2 Pemeriksaan tipe wajah merupakan salah satu pemeriksaan ekstra oral yang dapat membantu menegakkan diagnosis dan mendukung keberhasilan perawatan ortodonti.3

Tipe wajah ditentukan dengan menggunakan pengukuran kraniofasial. Standar internasional membagi tipe wajah menjadi 5 kategori yaitu hyperuryprosopic, euryprosopic, mesoprosopic, leptoprosopic dan hyperleptoprosopic (Martin and Saller, 1957). Perbedaan bentuk kepala dan wajah seorang individu dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jenis kelamin, ras dan etnik, faktor nutrisi, faktor geografik, dan faktor genetik. Penentuan tipe wajah ini juga berguna pada kedokteran forensik, bedah plastik, bedah mulut, evaluasi trauma wajah, deformitas kongenital dan traumatik dan memudahkan dalam mengidentifikasi malformasi kongenital tertentu.4,5

Pemeriksaan tipe wajah dilakukan dengan fotografi ekstraoral. Herzberg (1952) menyebutkan bahwa fotografi yang terstandarisasi merupakan metode terbaik dalam mengevaluasi wajah seorang individu, karena dengan fotografi seorang praktisi dapat mengevaluasi secara lebih detail proporsi dan hasil pengukuran wajah.6 Tipe wajah dapat diukur dengan menggunakan indeks fasial (facial index/index facialis)


(15)

atau indeks morfologi tinggi wajah (index of the morphological face height).7 Penentuan tipe wajah dengan Facial Index pada fotografi wajah dilakukan dengan meminta subjek menghadap ke depan dan posisi kepala subjek dalam keadaan

Natural Head Position.6

Penelitian Martins dan Vigorito (2012) menyatakan bahwa penentuan tipe wajah dengan metode fotometri menunjukkan hasil yang lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan analisis menggunakan metode sefalometri. Walaupun begitu, analisis fotometri wajah merupakan pemeriksaan tambahan, dan bukan sebagai pengganti analisis sefalometri. Hasil penelitian ini juga mendukung tren yang ada sekarang dalam melakukan analisis morfologi menggunakan fotografi wajah dalam ortodonti dan ilmu bedah wajah, untuk menghasilkan diagnosis yang akurat dan hasil yang memuaskan.6

Penelitian mengenai tipe wajah sebelumnya dilakukan oleh Kurnia C dkk (2012), pada 48 mahasiswa etnis Cina di Maranatha Christian University yang terdiri dari 33 mahasiswa wanita dan 15 mahasiswa pria. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa mahasiswa etnis Cina pria mempunyai tipe wajah leptoprosopic, sedangkan mahasiswa etnis Cina wanita memiliki tipe wajah mesoprosopic.8 Penelitian lainnya mengenai tipe wajah dilakukan oleh Ukhra M (2012) pada 22 orang mahasiswa pria dan 22 orang mahasiswa wanita USU ras Deutro-Melayu. Dari penelitian tersebut didapatkan yaitu tipe wajah baik mahasiswa pria maupun wanita didominasi oleh

euryprosopic.3

India merupakan sebuah negara yang memiliki tingkat migrasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 1990-an lebih dari 98 juta orang bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya, tertinggi dalam satu dekade sejak kemerdekaan menurut sensus pada tahun 2001. Akan tetapi, migrasi pada tahun 1970-an mengalami penurun1970-an, sed1970-angk1970-an selama tahun 1991-2001 jumlah or1970-ang y1970-ang melakukan migrasi meningkat sebanyak 22% melebihi dekade terakhir, sebuah peningkatan sejak 1951.9 Bagi wanita, alasan melakukan migrasi paling banyak adalah karena pernikahan. Selain itu, alasan terbanyak masyarakat india melakukan migrasi adalah kurangnya lapangan kerja.9,10 Salah satu negara tujuan migrasi


(16)

masyarakat India adalah negara Malaysia. Orang India Malaysia adalah satu kaum di Malaysia yang berketurunan India yang bermigrasi dari India Selatan pada masa pemerintahan Inggris.11

Shetti dkk (2011) melakukan penelitian tentang tipe wajah pada 100 orang mahasiswa India dari Kasturba Medical College di India yang terdiri dari 66 orang mahasiswa pria dan 34 orang mahasiswa wanita. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa tipe wajah yang dominan pada mahasiswa pria India adalah

mesoprosopic (32%) dan pada wanita tipe wajah yang dominan adalah mesoprosopic

(32%) dan euryprosopic (32%).12 Di Indonesia, masyarakat India terbanyak tinggal di Pulau Sumatera terutama di Sumatera Utara. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 yang direkam oleh A. Mani menyebutkan jumlah mereka adalah 34.685 dan sekitar 22.047 atau 64% tinggal di Sumatera Utara.13

Masyarakat India dapat ditemukan menetap di hampir setiap negara di seluruh dunia. Masyarakat India-Malaysia merupakan keturunan dari masyarakat India seperti masyarakat India lainnya yang tinggal di Sri Lanka, Pakistan dan Bangladesh (India subcontinent).14 Akan tetapi, adaptasi iklim dan faktor nutrisi dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh seseorang.15 Hal inilah yang menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian ini yang berjudul Gambaran Tipe Wajah pada Mahasiswa India-Malaysia FKG USU.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran tipe wajah mahasiswa India-Malaysia FKG USU. 2. Bagaimana gambaran tipe wajah mahasiswa pria dan wanita India-Malaysia FKG USU.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk melihat gambaran tipe wajah mahasiswa India-Malaysia FKG USU. 2. Untuk melihat gambaran tipe wajah mahasiswa pria dan wanita India-Malaysia FKG USU.


(17)

1.4 Manfaat penelitian

Dengan mengetahui perbedaan tipe wajah pada mahasiswa India-Malaysia FKG USU, maka diharapkan:

1. Hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kedokteran gigi.

2. Hasil penelitian ini dapat membantu menegakkan diagnosis dan menyusun rencana perawatan yang tepat sehingga tujuan perawatan ortodonti dapat tercapai.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fotografi Klinis

Fotografi klinis telah berubah dalam beberapa tahun terakhir dengan adanya pengenalan desain kamera yang sesuai dengan kebutuhan fotografer dental. Fotografi klinis tidak hanya berguna sebagai alat diagnostik, tetapi juga penting sebagai alat perekam yang akurat, evaluasi kasus dan memonitor perkembangan perawatan. Fotografi klinis ini juga berguna dalam pertukaran informasi antara klinisi dalam hal pendidikan dan tujuan medis. Foto yang diambil harus memenuhi standarisasi sehingga dapat dibandingkan dengan foto serupa yang diambil selama atau setelah perawatan.1,16

Perintis pertama di University of Washington di Seattle pada pertengahan tahun 1990 dalam fotografi ortodonti telah menetapkan gold standard untuk fotografi klinis yang baik. Hal ini termasuk persyaratan dalam memposisikan pasien, retraksi jaringan lunak yang adekuat, posisi kamera dan lapangan pandang serta teknik yang lebih detail seperti pengaturan kamera, focal length lensa dan depth of field yang dihasilkan. Survey terbaru yang dilakukan oleh Angle Society of Europe

menunjukkan bahwa 60% ortodontis mengambil foto sendiri, 35% meminta orang lain mengambil foto, dan 5% menggunakan fotografer profesional.16

Fotografi ortodonti dibagi menjadi fotografi intraoral dan fotografi ekstraoral. Fotografi intraoral atau didalam mulut mencakup rongga mulut pasien seperti gigi-geligi, lidah, gingiva dan sebagainya. Sedangkan, fotografi ekstraoral atau diluar mulut melingkupi kepala, wajah dan rahang.3,17,18

2.1.1 Fotografi Intraoral

Fotografi intraoral dianggap belum penting sebagai alat rekam diagnostik bukan karena fotografi ini mudah diambil, dipertahankan dan disimpan, melainkan karena fotografi intraoral tidak terstandarisasi dan tidak tiga dimensi. Terdapat 5


(19)

standar foto yang diambil dalam fotografi intraoral, yaitu foto sisi kanan bukal (right buccal), foto depan (front), foto sisi kiri bukal (left buccal), oklusal maksila (maxillary occlusal) dan oklusal mandibula (mandibular occlusal).16,17 Lima standar foto yang diambil dalam fotografi intraoral terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Fotografi Intraoral. A. Sisi Kanan Bukal (Right Buccal), B. Depan (Front), C. Sisi Kiri Bukal (Left Buccal), D. Oklusal Maksila (Maxillary

Occlusal), E. Oklusal Mandibula (Mandibular Occlusal)17

Adapun fungsi fotografi intraoral adalah sebagai berikut:17 a. Mencatat struktur dan warna enamel gigi.

b. Memotivasi pasien.

c. Menilai dan mencatat gigi dan struktur jaringan lunak dalam keadaan sehat atau sakit.

d. Memantau perkembangan perawatan.

e. Untuk studi hubungan sebelum, selama dan beberapa tahun setelah perawatan.


(20)

2.1.2 Fotografi Ekstraoral

Fotografi ekstraoral dianggap sebagai catatan penting dan seharusnya dilakukan sebelum memulai perawatan dan setelah perawatan selesai dilakukan. Fotografi ekstraoral memiliki berbagai macam fungsi, yaitu:17

1. Evaluasi dari hubungan dan proporsi kraniofasial sebelum dan sesudah perawatan

2. Menilai profil jaringan lunak

3. Analisis proporsi wajah dan analisis fotografik AM Schwarz 4. Memantau perkembangan perawatan

5. Untuk studi longitudinal perawatan dan follow-up post retensi 6. Mendeteksi dan mencatat ketidakseimbangan otot

7. Mendeteksi dan mencatat asimetris wajah 8. Mengidentifikasi pasien

Dalam fotografi ortodonti, direkomendasikan 4 standar pengambilan foto ekstraoral yaitu foto wajah penuh (full face), foto wajah tersenyum (face smiling), foto profil kanan (right profile), dan foto oblik ¾ (three quarter views). Keempat foto ini memberi informasi pada klinisi tentang bentuk wajah dan jaringan lunak pasien, proporsi wajah dan senyuman yang estetik.16,17 Keempat foto ini terlihat pada gambar 2 dan 3.


(21)

Gambar 2. Fotografi Ekstraoral. A. Wajah Penuh (Full Face), B. Wajah Tersenyum (Face Smiling)17

Gambar 3. Fotografi Ekstraoral. A. Profil Kanan (Right Profile), B. Oblik ¾ (Three Quarter Views)17

Pedoman fotografi ekstraoral dari American board of orthodontist adalah sebagai berikut:17

1. Cetakan foto terstandarisasi dan berkualitas baik berwarna ataupun hitam putih


(22)

2. Kepala pasien terorientasi secara akurat pada 3 dataran ruang dan pada dataran frankfurt horizontal

3. Satu foto pandangan lateral, menghadap ke kanan, ekspresi serius, bibir tertutup ringan untuk melihat ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan otot

4. Satu foto pandangan depan, ekspresi serius

5. Satu foto pandangan lateral/profil dan pandangan depan dengan bibir terbuka 6. Satu foto pandangan depan, tersenyum

7. Latar belakang foto bebas dari gangguan

8. Pencahayaan yang berkualitas sehingga menggambarkan kontur wajah tanpa bayang di latar belakang

9. Telinga harus terlihat

10. Mata terbuka dan pandangan lurus ke arah kamera dan kacamata harus dilepaskan

2.1.2.1 Fotografi Ekstraoral Wajah Mengahadap ke Depan dengan Bibir Istirahat

Foto ini biasanya pertama kali diambil karena paling mudah untuk dilakukan. Walaupun begitu, ada pedoman yang harus diikuti dalam pengambilan foto.19 Pasien harus berada pada jarak tertentu dari latar belakang dengan kepala pada natural head position, dengan mata melihat lurus kearah lensa kamera. Gigi dan rahang pasien berada dalam posisi istirahat (rest position) serta bibir berkontak dalam posisi istirahat. Kamera harus berada dalam orientasi potrait untuk semua jenis foto ekstraoral.19,20

Pengambilan framing (Gambar 4A), harus mencakup seluruh wajah dan leher pasien, dengan batas tepi ruang yang cukup. Pastikan kepala pasien tidak miring atau wajah pasien menghadap ke arah lain. Midline wajah tegak lurus dengan lantai (Gambar 4B). Sangat penting untuk memastikan garis khayal interpupil mata pasien rata (Gambar 4C).19,20


(23)

Gambar 4. Foto Frontal Wajah. A. Framing Shots, B. Kepala Pasien Tegak, C.Garis Interpupil Rata19

2.1.2.2 Fotografi Ekstraoral Wajah Mengahadap ke Depan dengan Bibir Tersenyum

Prinsip yang digunakan pada pengambilan foto ini sama dengan saat pengambilan foto wajah frontal. Hanya saja pada pengambilan foto ini pasien diharuskan tersenyum dengan gigi terlihat (Gambar 5) sehingga dapat menggambarkan senyum estetik pasien dan proporsi jaringan lunak pasien ketika tersenyum.19,20


(24)

Gambar 5. Foto Frontal Wajah dengan

Tersenyum19

2.1.2.3 Fotografi Ekstraoral Wajah Menghadap ke Samping dengan Bibir Istirahat (Profile)

Foto profil mempunyai nilai diagnostik tinggi bagi ortodontis. Setelah dilakukan pengambilan foto frontal wajah, pasien diminta untuk menghadap ke samping kiri, sehingga bagian kanan wajah pasien menghadap ke arah klinisi (Gambar 6). Kepala harus berada pada natural head position. Mata terfokus pada titik tertentu dengan ketinggian yang sama dengan matanya atau pantulan matanya di cermin. Idealnya, seluruh sisi kanan wajah harus jelas terlihat tanpa ada gangguan seperti rambut, topi atau scarf.19,20


(25)

Gambar 6. Foto Profil Wajah19

2.1.2.4 Fotografi Ekstraoral Profil Wajah Oblik 45o dengan Bibir Tersenyum (3/4 Profile)

Foto ekstraoral yang terakhir diambil adalah foto profil wajah ¾ (Gambar 7). Foto ini menggambarkan pasien seperti dalam interaksi sosial, dan dapat memberi nilai informasi tentang perubahan senyum estetik sebelum dan sesudah perawatan. Dari posisi foto profil, pasien diminta untuk memiringkan kepalanya sedikit ke arah kanan (sekitar ¾ putaran), sedangkan tubuh tetap pada saat seperti pengambilan foto profil. Pasien kemudian diinstruksikan untuk tersenyum. Sangat penting bagi pasien untuk memperlihatkan giginya dengan jelas ketika tersenyum. Jika tidak, foto yang dihasilkan akan memberikan sedikit manfaat.19,20


(26)

Gambar 7. Foto Oblik Wajah 45o

(Three Quarter Views)19

Dalam melakukan fotografi ekstraoral sebaiknya digunakan latar belakang yang berwarna putih ataupun berwarna gelap seperti biru tua. Pengambilan foto ekstraoral dengan pasien duduk di kursi dental atau dengan berbagai objek pada latar belakang harus dihindari. Operator berdiri beberapa kaki dari pasien dan jika memungkinkan operator berada pada ketinggian mata yang sama, serta pasien yang lebih muda atau lebih pendek dapat berdiri pada pijakan untuk mencapai ketinggian tertentu.19

2.1.3 Natural Head Position (NHP)

Natural head position dianggap sebagai acuan yang paling tepat untuk diagnosis dan rencana perawatan ortodonti. Posisi ini (NHP) terstandarisasi dan sangat banyak dilakukan oleh orang dewasa dan anak-anak, baik pria maupun wanita.21,22

Konsep natural head position diperkenalkan pada tahun 1861 oleh Von Baer dan Wagner, diikuti oleh Broca pada tahun 1862, yang mendefinisikan natural head position sebagai posisi kepala seseorang yang sedang berdiri, dimana pandangannya


(27)

terorientasi secara horizontal. Dengan kata lain, pasien diminta untuk duduk tegak dan melihat lurus ke depan pada suatu titik pada jarak tertentu. Titik tersebut dapat berupa suatu titik pada dinding di depan pasien atau sebuah cermin sehingga pasien dapat melihat ke arah matanya sendiri.2,22

Natural head position merupakan posisi yang paling relevan untuk menilai hubungan skeletal dan kelainan pada wajah. Pemeriksaan pada pasien yang tidak menggunakan natural head position dapat menyebabkan diagnosis yang tidak benar dan menghasilkan kesalahan rencana perawatan. Posisi ini penting digunakan untuk fotografi wajah klinis, radiografi sefalometri dan 3D scans.2,7 Pada gambar 8 terlihat kepala pasien pada natural head position.

Gambar 8. Posisi Kepala A. Menunduk, B. Natural (Natural Head Position), C. Terangkat7

2.2 Tipe Wajah

Analisis jaringan lunak memiliki peranan penting dalam mengetahui perubahan wajah. Khususnya bagian mulut dan bibir yang menjadi kunci utama wajah dari semua sudut pandang, baik secara anatomis, fungsional dan estetis. Setiap individu memiliki wajah yang berbeda, bahkan kembar identik sekalipun. Perbedaan yang sangat kecil pada bagian dagu dan rahang bawah, tulang pipi, mulut dan rahang atas, hidung dan kedua mata dalam hal proporsi dari jaringan lunak dan keras yang menyebabkan setiap wajah berbeda.23,24


(28)

Perubahan berbagai parameter kraniofasial antara umur 5 dan 25 tahun dibagi menjadi 3 tahapan, secara spesifik yaitu dari umur 5 – 10 tahun, 10 – 15 tahun dan 15 – 25 tahun. Perubahan yang terjadi pada umur 5 – 10 tahun sebanyak 40%, pada umur 10 – 15 tahun sebanyak 40% dan setelah umur 15 tahun sudah mulai proses maturasi. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang signifikan terjadi pada umur antara 5 sampai 10 tahun dan umur 10 sampai 15 tahun, melebihi perubahan yang terjadi pada umur 15 sampai 25 tahun. Perubahan signifikan pada umur 15 – 25 tahun terjadi pada parameter fasial tertentu seperti tinggi wajah, konveksitas jaringan lunak wajah dan sudut ANB.25

Perubahan pada wanita lebih dahulu terjadi dibandingkan pada pria.25,26 Tidak hanya perubahan parameter fasial tetapi juga pada morfologi tubuh individu. Hal ini sesuai dengan penelitian Artaria yang menyebutkan bahwa perbedaan antara pria dan wanita dimulai karena adanya growth spurt. Percepatan pertumbuhan terjadi lebih dahulu pada wanita dibandingkan pada pria dan berhentinya pertumbuhan wanita pun lebih cepat. Percepatan pertumbuhan terjadi sekitar umur 10 tahun untuk sampel wanita dan kurang lebih 2 tahun lebih lambat pada pria.26

Martin dan Saller membagi 5 kategori tipe wajah, yaitu hypereuryprosopic

(≤78,9), euryprosopic (79,0 – 83,9), mesoprosopic (84,0 – 87,9), leptoprosopic (88,0 – 92,9), hyperleptoprosopic (≥93,0).4,7 Enlow dan Hans dalam bukunya menyebutkan terdapat 3 kategori tipe wajah yaitu euryprosopic, mesoprosopic dan leptoprosopic.24 Sedangkan menurut Ricket (Graber 1972) mengatakan bahwa terdapat 3 kategori tipe wajah dengan menggunakan istilah fasial (facial), yaitu brachyfacial, mesofacial dan


(29)

Gambar 9. Lima Tipe Wajah. A. Hyperleptoprosopic (Wajah Sangat Panjang), B. Leptoprosopic (Wajah Panjang), C. Mesoprosopic (Wajah Oval), D. Euryprosopic (Wajah Lebar), E. Hypereuryprosopic (Wajah Sangat

Lebar)27

2.2.1 Euryprosopic

Kata euryprosopic berasal dari bahasa Yunani yaitu eurys yang artinya adalah lebar dan prosopo yang artinya adalah wajah.7 Sehingga tipe wajah euryprosopic

diartikan sebagai wajah yang secara horizontal lebar dan secara vertikal kurang tinggi. Tipe wajah ini memiliki bentuk kepala brachycephalic (Gambar 10) yaitu berbentuk lebar, pendek dan bulat. Bagian wajah tengah tipe euryprosopic lebih pendek, sehingga bentuk hidung pada tipe wajah ini lebih pendek secara vertikal dan kurang protrusif serta memiliki ujung yang bulat. Bentuk dahi pada tipe ini lebih bulat dan lurus (kurang menonjol), dan sinus frontal lebih tipis.7,24

Bentuk kepala brachycephalic yang lebih lebar, lebih datar dan kurang protrusif memperlihatkan bentuk tulang pipi yang lebih jelas sehingga menunjukkan karakter yang lebih menonjol. Karakteristik bola mata tipe wajah ini lebih

exophthalmic dikarenakan fossa kranial anterior lebih pendek. Fossa kranial anterior yang lebar tetapi lebih pendek secara anteroposterior menyebabkan bentuk lengkung maksila dan palatum lebih lebar dan dangkal. Mandibula cenderung lebih protrusif dengan kecenderungan profil wajah yang lurus atau bahkan cekung dan dagu yang lebih menonjol.24 Tipe wajah euryprosopic dapat dilihat pada gambar 11.


(30)

Gambar 10. Bentuk Kepala Brachycephalic24

Gambar 11. Tipe Wajah Euryprosopic7

2.2.2 Leptoprosopic

Kata leptoprosopic berasal dari bahasa Yunani yaitu leptos yang kurus atau sempit dan prosopo yang berarti wajah.7 Sehingga tipe wajah leptoprosopic

merupakan tipe wajah yang secara vertikal relatif tinggi dan secara horizontal sempit. Tipe wajah ini memiliki bentuk kepala dolichocephalic yang berbentuk panjang dan sempit (gambar 12). Bagian wajah tengah tipe leptoprosopic lebih panjang dan sempit, sehingga bagian hidung tipe wajah ini secara vertikal lebih tinggi dan lebih protrusif. Karena bagian hidung pada tipe ini lebih protrusif, maka tulang eksternal dahi yang berbatasan lebih landai dan glabella serta lingkaran tulang orbital bagian atas cenderung lebih menonjol.7,24


(31)

Daerah hidung dan supraorbital ridge pada bentuk kepala dolichocephalic

lebih protrusif menyebabkan tampilan tulang pipi yang cenderung kurang menonjol dan mata yang terlihat lebih cekung. Fossa kranial anterior yang sempit namun panjang menghasilkan lengkung maksila dan palatum yang sempit dan dalam. Sedangkan mandibula pada tipe wajah ini cenderung lebih retrusif dan bibir bawah yang retrusif dengan profil wajah yang retrognatik atau cembung.24 Tipe wajah

leptoprosopic dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 12. Bentuk Kepala Dolichocephalic24


(32)

2.2.3 Mesoprosopic

Tipe wajah ini memiliki bentuk kepala mesocephalic dengan bentuk kepala yang menengah. Tipe wajah mesoprosopic memiliki fitur wajah seperti hidung, dahi, tulang pipi, mata, rahang atas dan rahang bawah yang cenderung menengah.3,8,24 Tipe wajah mesoprosopic dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Tipe Wajah Mesoprosopic7

2.3 Pengukuran Tipe Wajah

Pengukuran tipe wajah dapat dilakukan dari arah frontal menggunakan Facial Index. Pada facial index, ada beberapa titik penting pada wajah yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Titik-titik tersebut yaitu:

a. Nasion (N’) yaitu titik tengah pada jaringan lunak yang terletak dari pangkal hidung pada pertengahan sutura nasofrontal, yang merupakan aspek paling cekung.3,7

b. Menton (Me’) yaitu titik terendah di garis tengah wajah pada batas terendah dagu.7

c. Zygion (Zy’) yaitu titik pada jaringan lunak yang terletak paling luar dari masing-masing lengkung zygomatic.7

Titik-titik yang digunakan pada pengukuran tipe wajah dapat dilihat pada gambar 14.


(33)

Gambar 15. Titik Nasion, Menton dan Zygion pada Landmark Jaringan Lunak7

Facial index atau morphological face height merupakan indeks yang dihasilkan dari pembagian antara tinggi wajah yang diukur dari nasion (N’) ke

menton (Me’) dengan lebar wajah diukur dari zygomatic kanan ke zygomatic kiri (Bizygomatic) dikali 100.7 Pengukuran dengan facial index dapat dilihat pada gambar 16.

Facial Index = Tinggi Wajah (N’-Me’) x 100 Lebar wajah (Zy-Zy)


(34)

Gambar 16. Facial Index7

Hasil pengukuran dengan facial index disesuaikan dengan kriteria sebagai berikut:7

a. Tipe wajah euryprosopic

♂ : 79,0-83,9 ♀ : 77,0-80,9

b. Tipe wajah mesoprosopic

♂ : 84,0-87,9 ♀ : 81,0-84,9

c. Tipe wajah leptoprosopic

♂ : 88,0-92,9 ♀ : 85,0-89,9

2.4 Masyarakat India-Malaysia

Orang India-Malaysia adalah salah satu kaum di Malaysia yang merupakan keturunan India yang migrasi dari India Selatan ke Malaysia ketika masa pemerintahan Inggris.11 Kemiskinan dan kelaparan mendorong banyak orang India


(35)

bermigrasi ke negeri lain termasuk ke Malaysia. Buruh-buruh India datang sejak dibukanya Pulau Pinang oleh Francis Light pada tahun 1786. Pada waktu itu jumlah mereka masih sedikit. Menjelang tahun 1870-an, pihak Inggris menarik buruh-buruh India agar datang bekerja ke Malaysia akibat meningkatnya perkembangan pertanian dagangan seperti kopi dan karet.28,29

Pada tahun 1891, jumlah penduduk India di Malaysia sekitar 75.000 orang dan buruh India yang datang ke Malaysia pada tahun 1906 diperkirakan sejumlah 95.000 orang. Dari jumlah itu, sejumlah 43.824 orang bekerja di perkebunan karet di seluruh Malaysia dan jumlah itu meningkat menjadi 55.132 pada tahun 1909. Jumlah penduduk India di Malaysia meningkat sekitar 622.000 pada tahun 1931 dan sebagian besar buruh India yang tiba di Malaysia berasal dari India Selatan (Madras) dan India Utara (Punjab). Mereka terdiri dari beberapa grup etnik seperti Tamil, Malayali, Telugu dan Sikh.28,29 Pada tahun 2005, sebanyak kurang lebih 7% atau sekitar 1,8 juta penduduk di Malaysia adalah masyarakat India.11

Masyarakat India adalah polygenetic dan merupakan penggabungan dari berbagai macam ras dan kebudayaan. Hampir semua ras mayor di dunia ada di negara ini.30,31 Ras mayor di India adalah ras Caucasoid, Mongoloid dan Australoid. Ras Negrito ditemukan hanya beberapa bagian negara seperti Teluk Benggala, di Timur dan Selatan India. Ras Caucasoid merupakan mayoritas penduduk India saat ini yang sering disebut bangsa Arya atau bangsa Hindi. Ras Mongoloid berasal dari Asia, dan masuk ke India dari timur dan barat. Ras Mongoloid banyak tinggal di sekitar daerah Barat Benggala, Assam, dan lereng Selatan Pegunungan Himalaya.31,32 Ras Australoid kebanyakan tinggal di Selatan India seperti di Tamil Nadu, Andhra Pradesh, Madhya Pradesh, Chota Nagpur dan bagian dari Lembah Ganga.31


(36)

2.5 Kerangka Teori

Fotografi Klinis

Fotografi Intraoral Fotografi Ekstraoral

full face face smiling right profile

three quarter views

Pengukuran Tipe Wajah

Frontal

Facial Index

Tipe Wajah

Hypereuryprosopic

Euryprosopic Mesoprosopic Leptoprosopic

Hyperleptoprosopic

Faktor yang Mempengaruhi Tipe Wajah:

1. Jenis Kelamin 2. Ras

3. Etnik

4. Faktor Nutrisi 5. Faktor Geografik 6. Faktor Genetik


(37)

2.6Kerangka Konsep

Facial Index

Tipe Wajah:

- Euryprosopic - Mesoprosopic - Leptoprosopic

Variabel Terkendali:

- Mahasiswa India-malaysia FKG USU

- Jenis kelamin - Usia

Variabel Tak Terkendali: - Ketebalan jaringan lunak - Ras mahasiswa India-Malaysia


(38)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross-sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Alumni No.2 Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 – April 2015.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa India-Malaysia FKG USU pada usia minimal 18 tahun yang masih aktif sebagai mahasiswa FKG USU.

3.4 Sampel Penelitian

Pada penelitian ini sampel dipilih dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel dilakukan tidak secara acak dengan didasarkan dalam suatu kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penyeleksian sampel adalah sebagai berikut:

3.4.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa India-Malaysia FKG USU

b. Berusia minimal 18 tahun

c. Belum pernah mendapatkan perawatan ortodonti d. Tidak memakai gigi tiruan


(39)

f. Gigi permanen telah erupsi seluruhnya kecuali M3

g. Relasi molar kelas I Angle dengan overjet dan overbite normal (2-4 mm) h. Diskrepansi ruang sama atau kurang dari 2 mm

i. Bibir kompeten

3.4.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memiliki asimetris wajah

b. Sampel menolak untuk berpartisipasi

3.4.3 Besar Sampel

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus:

Keterangan:

n : besar sampel minimum

Zα : derajat kepercayaan, untuk α = 5%, maka Zα = 1,96

P : proporsi penelitian sebelumnya, Shetti dkk (2011) yaitu 32%, P = 0,32 d : presisi mutlak, dipilih sebesar 15% sehingga d = 0,15

n = 37,15 ≈ 38

Berdasarkan perhitungan, jumlah sampel minimum untuk penelitian ini sebanyak 38 orang.

n = (1,96)2.0,32.(0,68) (0,15)2

n = 0,8359 0,0225


(40)

3.5 Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel penelitian yang terdapat di dalam penelitian ini, antara lain:

1. Variabel bebas; facial index.

2. Variabel tergantung; hypereuryprosopic, euryprosopic, mesoprosopic, leptoprosopic, hyperleptoprosopic.

3. Variabel terkedali; jenis kelamin, usia, dan mahasiswa India-Malaysia FKG USU.

4. Variabel tak terkendali; ketebalan jaringan lunak dan ras pada mahasiswa India-Malaysia FKG USU.

3.6 Definisi Operasional

1. Nasion (N’) adalah titik paling cekung dari tengah pangkal hidung.

2. Menton (Me’) adalah titik paling bawah dari dahu pada garis tengah wajah. 3. Zygion (Zy’) adalah titik paling pinggir dari setiap lengkung pipi.

4. Facial Index adalah indeks wajah yang diperoleh dari hasil bagi jarak

nasion-menton dengan jarak zygomaticum kanan-kiri dikali 100.

5. Mahasiswa India-Malaysia FKG USU adalah mahasiswa keturunan India yang berkewarganegaraan Malaysia yang masih aktif sebagai mahasiswa FKG USU.

6. Jenis kelamin adalah pria dan wanita.

7. Euryprosopic adalah tipe wajah yang lebar dan pendek, dengan kriteria hasil pengukuran facial index pada pria: 79,0-83,9 dan wanita: 77,0-80,9.

8. Mesoprosopic adalah tipe wajah yang sedang, dengan kriteria hasil pengukuran facialindex pada pria: 84,0-87,9 dan wanita: 81,0-84,9.

9. Leptoprosopic adalah tipe wajah yang panjang dan sempit, dengan kriteria hasil pengukuran facial index pada pria: 88,0-92,9 dan wanita: 85,0-89,9.

10. Natural Head Position adalah posisi kepala seseorang yang sedang berdiri, dimana pandangannya terorientasi secara horizontal.


(41)

3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat (Gambar 17)

a. Tiga serangkai (sonde, pinset, kaca mulut) merek Dentica b. Kamera merek Canon IXUS 115 HS

c. Tripod untuk meletakkan kamera saat pengambilan foto d. Kursi

e. Meteran

f. Jangka merek Debozz g. Pulpen Snowman OHP h. Pulpen merek Standard i. Plastik transparan j. Penggaris besi

k. Kalkulator merek Casio fx-82MS


(42)

Gambar 17. Alat Penelitian. A. Tiga Serangkai (Sonde, Pinset, Kaca Mulut), B. Kamera, C. Tripod, D. Kursi, E. Meteran, F. Jangka, G. Pulpen Snowman, H. Pulpen, I. Plastik Transparan, J. Penggaris Besi, K. Kalkulator, L. Kain Putih

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah hasil pencetakan foto dengan ukuran 3R

3.8 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu penyebaran kuesioner dan pemeriksaan langsung, pengambilan foto dan pencetakan foto, serta pengukuran pada masing masing foto.


(43)

1. Penyebaran Kuesioner dan Pemeriksaan Langsung

Kuesioner diberikan kepada mahasiswa India-Malaysia FKG USU angkatan 2009-2014 untuk menyeleksi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Pemeriksaan klinis untuk melihat relasi molar Klas I Angle dengan overbite dan overjet normal (2-4mm) dan melihat keadaan bibir (kompeten atau tidak). Mahasiswa yang memenuhi kriteria dapat mengisi lembaran persetujuan (informed consent) dan mengatur jadwal untuk pengambilan foto Klinik Ortodonsia FKG USU.

2. Pengambilan dan Pencetakan Foto

Foto yang diambil adalah foto frontal dari sampel yang telah memenuhi kriteria sebelumnya. Adapun langkah-langkah pengambilan foto, yaitu:

a. Pengambilan foto dilakukan dengan latar belakang kain berwarna putih dengan lebar 1,2 m dan tinggi 1,5 m pada dinding, kemudian pada jarak 0,75 m di depan kain diletakkan sebuah kursi sebagai tempat duduk subjek penelitian dan pada jarak 1,5 m diletakkan tripod sebagai penyangga kamera. Kamera dalam posisi tegak dan tinggi diatur sesuai dengan tinggi kepala pasien.

b. Subjek diminta untuk melepaskan kaca mata, syal dan benda lain yang mengganggu wajah dan sekitarnya. Rambut subjek harus berada di belakang telinga.

c. Subjek penelitian diinstruksikan untuk duduk dikursi dengan posisi badan yang tegak dan posisi kepala dalam keadaan Natural Head Position (NHP) dengan meminta subjek menatap lurus kearah lensa kamera dan mengatur wajah dalam ekspresi serius dengan bibir tertutup.

d. Operator memastikan garis khayal interpupil pasien dalam posisi sejajar dan garis tengah wajah pasien tegak lurus dengan lantai.

e. Foto harus mencakup bagian seluruh kepala, leher dan sekitarnya.

f. Apabila kriteria pada poin b, c, d dan e telah tepat maka tombol capture

dapat ditekan. Pengambilan foto dilakukan dengan kamera Canon IXUS 115 HS. g. Bagian sekeliling foto yang tidak diperlukan dapat dipotong dan foto dicetak pada kertas foto ukuran 3R.


(44)

Adapun langkah-langkah pengukuran foto frontal wajah adalah sebagai berikut:

a. Pada hasil foto frontal wajah yang telah dicetak pada ukuran 3R, ditentukan titik patokan, yaitu titik nasion (N’), menton (Me’) dan zygomaticum (Zy) kanan dan kiri.

b. Setelah keempat titik ditentukan, ditarik garis dengan menggunakan pensil sehingga menghasilkan jarak dari nasion ke menton dan zygomaticum kanan ke kiri. Setelah tercipta 2 garis, panjang garis diukur dengan menggunakan jangka dan disesuaikan dengan penggaris.

c. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya dan hasil disesuaikan dengan nilai indeks pria atau wanita.

d. Sebelum melakukan pengukuran seluruh hasil foto, operator melakukan uji operator terlebih dahulu yaitu peneliti mengukur 5 foto frontal wajah sebanyak 2 kali dalam rentang waktu 24 jam. Jika hasil perhitungan pertama dan kedua tidak terdapat perbedaan bermakna maka peneliti dapat melakukan pengukuran pada seluruh hasil foto.

e. Dalam satu hari, pengukuran hanya dilakukan sebanyak 10 foto untuk menghindari kelelahan mata peneliti sehingga hasil lebih akurat.

f. Hasil pengukuran kemudian dicatat dan dianalisis.

3.9 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi.

3.10 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menghitung rerata dan standar deviasi ukuran

facial index pada seluruh sampel. Kemudian dihitung rerata dan standar deviasi ukuran facial index berdasarkan jenis kelamin. Ditentukan tipe wajah pada seluruh sampel dan dihitung persentase dari masing-masing tipe wajah tersebut. Ditentukan persentase dari masing-masing tipe wajah berdasarkan jenis kelamin.


(45)

3.11 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini terdiri dari hal-hal sebagai berikut: 1. Kelayakan Etik (Ethical Clearance)

Peneliti mengajukan surat permohonan atas kelayakan etik disertai dengan proposal penelitian yang ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) di Fakultas Kedokteran USU.

2. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Peneliti meminta izin pada Mahasiswa India-Malaysia FKG USU selaku subjek penelitian setelah dilakukan penjelasan tentang penelitian yang dilaksanakan. Peneliti juga meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara sukarela. Bagi responden yang setuju, dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan responden penelitian untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.


(46)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Sampel penelitian berjumlah 42 foto frontal wajah mahasiswa yang terdiri dari 12 foto frontal wajah mahasiswa pria dan 30 foto frontal wajah mahasiswa wanita. Foto frontal wajah didapat melalui pengambilan foto secara langsung pada mahasiswa India-Malaysia FKG USU yang masih aktif mengikuti pendidikan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pengukuran pada sampel menggunakan rumus

Facial Index.

Sebelum melakukan pengukuran terhadap seluruh sampel, operator melakukan uji operator. Hasil uji operator tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna pada pengukuran pertama dan kedua maka operator layak untuk melakukan pengukuran tersebut.

Secara keseluruhan tipe wajah mahasiswa India-Malaysia FKG USU adalah

euryprosopic (59,5%), mesoprosopic (28,6%), dan leptoprosopic (11,9%). Tipe wajah yang paling dominan adalah tipe wajah euryprosopic. Jumlah hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Prevalensi Tipe Wajah pada Mahasiswa India-Malaysia FKG USU

No. Tipe Wajah Jumlah

(n=42)

Persentase (%)

1. Euryprosopic 25 59,5

3. Mesoprosopic 12 28,6

4. Leptoprosopic 5 11,9

Total 42 100

Tipe wajah yang dominan pada mahasiswa pria India-Malaysia FKG USU adalah euryprosopic dan mesoprosopic dengan masing-masing persentase sebesar 41,7%. Sedangkan, pada mahasiswa wanita tipe wajah yang paling dominan adalah


(47)

tipe wajah euryprosopic dengan persentase sebesar 66,7%. Tipe wajah yang paling jarang ditemui baik pada mahasiswa pria maupun wanita adalah leptoprosopic

dengan persentasi sebesar 16,7% untuk mahasiswa pria dan 10% untuk mahasiswa wanita.Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Prevalensi Tipe Wajah Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa India- Malaysia FKG USU

No. Tipe Wajah

Pria Wanita

Jumlah Persentase

(%) Jumlah

Persentase (%)

1 Euryprosopic 5 41,7 20 66,7

2 Mesoprosopic 5 41,7 7 23,3

3 Leptoprosopic 2 16,7 3 10

Total 12 100 30 100

Secara keseluruhan rerata ukuran nasion ke menton (N-Me) adalah 48,05 ;

zygion kanan ke kiri (Zy-Zy) adalah 59,63 ; dan facial index adalah 80,87. Rerata dan standar deviasi pengukuran nasion ke menton (N-Me) , zygion kanan ke kiri (Zy-Zy), dan facial index dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rerata dan Standar Deviasi Ukuran Tipe Wajah pada Mahasiswa India- Malaysia FKG USU

No Pengukuran Rerata Standar Deviasi

1 Tinggi Wajah (N-Me) 48,05 3,74

2 Lebar Wajah (Zy-Zy) 59,63 2,93

3 Facial Index 80,87 4,69

Rerata ukuran tinggi wajah dan lebar wajah diperoleh mahasiswa pria memiliki ukuran yang lebih besar dari wanita. Begitu juga dengan rerata ukuran


(48)

facial index pada pria memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan wanita. Hasil pengukuran rerata dan standar deviasi pada mahasiswa pria dan wanita dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Rerata dan Standar Deviasi Ukuran Tipe Wajah pada Mahasiswa Pria dan Wanita India-Malaysia FKG USU

No Pengukuran Rerata Standar Deviasi

Pria Wanita Pria Wanita

1 Tinggi Wajah

(N-Me) 50,25 47,48 4,51 2,75

2 Lebar Wajah

(Zy-Zy) 59,95 59,50 3,90 2,51


(49)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penentuan tipe wajah merupakan salah satu pemeriksaan ekstra oral yang dapat membantu menegakkan diagnosis dan mendukung keberhasilan perawatan ortodonti.3 Dalam penelitian ini pengukuran tipe wajah ditentukan melalui pengukuran pada foto frontal wajah dengan menggunakan rumus facial index. Facial index dipilih sebagai salah satu rumus menentukan tipe wajah karena indeks ini sudah digunakan sejak dulu dan mudah untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tipe wajah mahasiswa India-Malaysia.

Martin dan Saller membagi tipe wajah menjadi 5 kategori yaitu

hypereuryprosopic, euryprosopic, mesoprosopic, leptoprosopic dan hyperleptoprosopic.4,17 Enlow dan Hans dalam bukunya menyebutkan terdapat 3 kategori tipe wajah yaitu euryprosopic, mesoprosopic dan leptoprosopic.24 Sedangkan menurut Ricket (Graber 1972) mengatakan bahwa terdapat 3 kategori tipe wajah dengan menggunakan istilah fasial (facial), yaitu brachyfacial, mesofacial dan

dolichofacial.18

Tipe wajah berkaitan dengan bentuk kepala dengan bentuk lengkung gigi. Orang yang memiliki tipe wajah leptoprosopic biasanya memiliki bentuk kepala

dolichocephalic, tipe wajah mesoprosopic biasanya memiliki bentuk kepala

mesocephalic dan orang yang memiliki tipe wajah euryprosopic memiliki bentuk kepala brachycephalic. Bentuk lengkung gigi yang sempit biasa ditemui pada orang dengan tipe wajah leptoprosopic, bentuk lengkung gigi yang lebar biasa ditemui pada orang dengan tipe wajah euryprosopic dan bentuk lengkung gigi parabola biasa ditemui pada orang dengan tipe wajah mesoprosopic.18,24 Hubungan antara bentuk kepala dengan bentuk lengkung gigi dapat dilihat pada gambar 18.


(50)

Gambar 18. Hubungan antara bentuk kepala dengan bentuk lengkung Gigi20

Tabel 1 menunjukkan prevalensi tipe wajah mahasiswa India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara secara keseluruhan. Pada tabel 1 terlihat tipe wajah yang paling banyak ditemui adalah euryprosopic dengan persentase tertinggi yaitu sebesar 59,5%. Diikuti dengan tipe wajah mesoprosopic

yang memiliki persentase 28,6% dan tipe wajah leptoprosopic dengan persentase 11,9%.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Glinka dkk pada tiga grup morfologi berbeda di Indonesia yaitu Protomelayu, Deutromelayu dan Dayak, yang menyatakan bahwa tipe wajah yang dominan pada tiap grup adalah

euryprosopic.33 Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian Ngeow dan Aljunid yang dilakukan pada individu India-Malaysia dewasa muda, dimana tipe kepala yang paling dominan ditemukan adalah tipe brachychepalic atau bentuk kepala yang lebar dan cenderung ke arah mesochepalic.14 Sedangkan hasil yang kurang sesuai ditemui pada penelitian Kumar dan Lone yang melakukan penelitian terhadap individu dewasa Haryanvi, dimana tipe wajah yang paling dominan adalah tipe wajah

mesoprosopic yang berarti bentuk wajah mahasiswa India-malaysia FKG USU lebih lebar (euryprosopic) dibandingkan dengan individu dewasa Haryanvi.15


(51)

Hal yang kurang sesuai juga ditemui dalam penelitian yang dilakukan oleh Ashwini dan Karinagannanavar pada mahasiswa India Utara dan India Selatan di JSS Medical College. Penelitian tersebut memberikan hasil tipe wajah yang dominan baik pada mahasiswa India Utara maupun India Selatan adalah leptoprosopic dan tipe yang paling jarang ditemui adalah hypereuryprosopic.34 Hal ini menunjukkan bahwa bentuk wajah dari mahasiswa India Utara dan India Selatan lebih panjang dan sempit (leptoprosopic) dibandingkan dengan mahasiswa India-Malaysia FKG USU. Tipe wajah mahasiswa India-Malaysia dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19. Tipe wajah. a. Hypereuryprosopic, b. Euryprosopic, c. Mesoprosopic, d. Leptoprosopic, e. Hyperleptoprosopic

Tipe wajah dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti etnis dan ras, jenis kelamin, usia, sosio-ekonomi, faktor nutrisi, faktor geografis dan genetik.4,5 Faktor ras berhubungan dengan genetik, kebiasaan dan lingkungan sehingga akan mempengaruhi suatu kelompok.3 Antropologis mengidentifikasi tiga atau empat grup ras berdasarkan kategori bentuk kepala. Ras Kaukasoid memiliki karakteristik bentuk kepala lebar (brachycephalic) hingga panjang (dolichocephalic), ras Negroid memiliki karakteristik bentuk kepala yang didominasi oleh bentuk dolichocephalic, ras Australoid memiliki karakteristik bentuk kepala yang biasanya sempit dan panjang (dolichocephalic), dan ras Mongoloid memiliki karakteristik bentuk kepala yang didominasi bentuk brachycephalic.35,36

Pertumbuhan berbagai parameter kraniofasial juga dipengaruhi oleh usia seseorang. Perubahan parameter kraniofasial dibagi menjadi 3 tahap yaitu pada usia 5


(52)

hingga 10 tahun, usia 10 hingga 15 tahun dan usia 15 sampai 25 tahun. Perubahan yang terjadi pada umur 5 – 10 tahun sebanyak 40%, pada umur 10 – 15 tahun sebanyak 40% dan setelah umur 15 tahun sudah mulai proses maturasi. Meskipun terjadi perubahan dari usia 5 hingga 25 tahun, sebuah studi menemukan bahwa sebanyak 77% individu dikategorikan memiliki tipe wajah yang sama pada usia 5 tahun dan usia 25 tahun. Hal ini berarti pertumbuhan wajah berkembang seiring dengan usia. Ada kecenderungan yang kuat untuk menjaga pola wajah secara keseluruhan pada kebanyakan individu.25

Tabel 2 menunjukkan prevalensi tipe wajah pada mahasiswa pria dan wanita. Tipe wajah yang paling dominan pada mahasiswa pria adalah euryprosopic dan

mesoprosopic dengan persentase masing-masing tipe wajah sebesar 41,7% dan tipe wajah yang paling dominan pada mahasiswa wanita adalah euryprosopic dengan persentase sebesar 46,7%. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Shetti dkk pada mahasiswa India di Kasturba Medical College, dimana tipe wajah yang paling dominan pada mahasiswa pria adalah tipe wajah mesoprosopic dengan persentase sebesar 32% dan tipe wajah yang paling dominan pada mahasiswa wanita adalah

euryprosopic dan mesoprosopic dengan masing-masing tipe wajah memiliki persentase sebesar 32%.12 Hal serupa juga ditemui dalam penelitian yang dilakukan oleh Shah dkk pada penduduk yang tinggal di Gujarat, yang menyebutkan bahwa tipe wajah yang dominan pada penduduk pria adalah mesoprosopic (49,7%) dan pada penduduk wanita adalah euryprosopic (66,92%).37

Hal yang sama juga ditemukan dalam penelitian Shetti dkk yang dilakukan pada mahasiswa Malaysia dari Melaka Manipal Medical College, dimana tipe wajah yang paling dominan pada mahasiswa pria Malaysia adalah tipe euryprosopic (34%). Sedangkan hal yang kurang sesuai ditemui pada mahasiswa wanita Malaysia dengan tipe wajah yang paling dominan adalah tipe mesoprosopic (34%).12 Hal ini menunjukkan bahwa wajah mahasiswa wanita Malaysia memiliki bentuk yang proporsinya lebih seimbang dibandingkan dengan bentuk wajah mahasiswa India-Malaysia FKG USU yang lebih lebar (euryprosopic).


(53)

Enlow dan Hans dalam bukunya menyebutkan terdapat perbedaan bentuk kepala antara pria dan wanita, dimana biasanya bentuk kepala pada pria adalah

dolichocephalic dan pada wanita biasanya adalah brachycephalic. Hal ini

dikarenakan secara keseluruhan ukuran tubuh pria cenderung lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Proporsi hidung pria lebih besar dibandingkan dengan hidung wanita. Secara umum, hidung pria cenderung lebih protrusif, panjang, dan lebar, sedangkan hidung wanita cenderung lebih kurus dan kurang protrusif. Selain itu, bentuk dahi pada pria cenderung lebih landai, sedangkan bentuk dahi pada wanita cenderung lebih bulat dan tegak lurus. Dikarenakan bentuk dahi dan hidung pada pria yang lebih protusif menyebabkan mata terlihat lebih cekung. Sedangkan pada wanita, mata terlihat lebih cembung dan tulang pipi pada wanita cenderung terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan tulang pipi pada pria. Namun, hasil ini bukan menjadi patokan dikarenakan terdapat banyak faktor selain jenis kelamin yang dapat mempengaruhi bentuk dan tipe wajah.24

Mayarakat India adalah polygenetic dan merupakan penggabungan dari beberapa kebudayan.30,31 Terdapat beberapa ras mayor di India yaitu ras Kaukasoid, Mongoloid dan ras Australoid yang tersebar di seluruh bagian India.31 India merupakan negara yang memiliki tingkat migrasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Bagi wanita, alasan melakukan migrasi paling banyak adalah karena pernikahan. Selain itu, alasan terbanyak masyarakat india melakukan migrasi adalah kurangnya lapangan kerja.9,10 Salah satu negara tujuan migrasi masyarakat India adalah negara Malaysia. Orang India Malaysia adalah satu kaum di Malaysia yang berketurunan India dan bermigrasi dari India Selatan pada masa pemerintahan Inggris.11 Ngeow dan Aljunid dalam penelitiannya menyebutkan adanya kesamaan atau hanya sedikit perbedaan pada berbagai pengukuran antara individu dewasa muda India-Malaysia dengan individu dewasa muda North American White Caucasian

(NAWC). Berbagai pengukuran yang dibandingkan dimulai dari kepala, wajah, mata, hidung dan regio orofasial, beberapa ciri kraniofasial yang menonjol antara individu dewasa muda India-Malaysia dengan North American White Caucasian (NAWC) adalah cephalic index, facial index, upper face index, eye fissure index, nasal index


(54)

dan upper lip height to mouth width index. North American White Caucasian

(NAWC) dipilih daripada grup etnik Asia lainnya dikarenakan ditemukannya temuan terbaru oleh Farkas dkk, dimana orang India memperlihatkan fitur Kaukasia mengingat India termasuk subgrup Kaukasoid yang disebut Indo-Dravidian (Indo-European).14

Tabel 3 dan 4 menunjukkan rerata hasil pengukuran pengukuran tipe wajah mahasiswa India-Malaysia FKG USU pada mahasiswa pria, wanita dan secara keseluruhan. Rerata facial index pada mahasiswa pria India-Malaysia FKG USU memiliki nilai yang lebih besar (83,80) dibandingkan dengan nilai rerata facial index

mahasiswa wanita India-Malaysia FKG USU (79,69). Hasil ini sesuai dengan yang diungkapkan Enlow dan Hans, dimana secara keseluruhan ukuran tubuh yang dimiliki pria lebih besar dibandingkan dengan wanita.24 Pada penelitian Glinka, rerata

facial index mahasiswa India-Malaysia FKG USU secara keseluruhan memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan rerata nilai facial index pada individu Protomelayu dan Deutromelayu, tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rerata

facial index pada individu Dayak.33 Sedangkan, rerata facial index baik pada mahasiswa pria maupun wanita India-Malaysia memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai rerata facial index pada individu Haryanvi, India, Malaysia dan Gujarat.12,15,37 Perbandingan nilai rerata facial index antara Mahasiswa India-Malaysia FKG USU dengan penelitian lainnya dapat dilihat melalui tabel 5.


(55)

Tabel 5. Perbandingan Nilai Rerata Facial Index antara Mahasiswa India-Malaysia FKG USU dengan Penelitian Lain12,15,33,37

Peneliti Subjek Penelitian Facial Index

Total Pria Wanita Glinka dkk

Individu Protomelayu 83,5 N/A N/A

Individu Deutromelayu 84,2 N/A N/A

Individu Dayak 78,9 N/A N/A

Kumar dan

Lone Individu Haryanvi N/A 86,09 84,84

Shetti dkk Mahasiswa India N/A 87,19 86,75

Mahasiswa Malaysia N/A 85,72 87,71

Shah dkk Individu di Gujarat N/A 89,96 87,06

Penelitian saat ini

Mahasiswa India-Malaysia FKG


(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tipe wajah yang paling dominan pada mahasiswa India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara secara keseluruhan adalah euryprosopic.

2. Tipe wajah yang paling dominan pada mahasiswa pria India-Malaysia FKG USU adalah euryprosopic dan mesoprosopic, sedangkan pada mahasiswa wanita India-Malaysia FKG USU adalah euryprosopic.

3. Distribusi tipe wajah mahasiswa India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara adalah euryprosopic (59,5%), mesoprosopic (28,6%), dan

leptoprosopic (11,9%).

4. Distribusi tipe wajah mahasiswa pria India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara adalah euryprosopic (41,7%), mesoprosopic

(41,7%), dan leptoprosopic (16,7%).

5. Distribusi tipe wajah mahasiswa wanita India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara adalah euryprosopic (66,7%),

mesoprosopic (23,3%), dan leptoprosopic (10%).

6. Nilai rerata ukuran tinggi wajah (N-Me), lebar wajah (Zy-Zy) dan facial index pada mahasiswa pria India-Malaysia FKG USU lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa wanita India-Malaysia FKG USU.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap tiap-tiap suku pada mahasiswa India-Malaysia FKG USU.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan sampel pria dan wanita dengan jumlah yang sama untuk mendapatkan validitas yang tinggi.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan parameter pengukuran yang berbeda.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bhalajhi SI. Orthodontics The Art and Science. New Delhi: Arya (MEDI) Publishing House, 2004: 1-3,121

2. Cobourne MT, DiBiase AT. Handbook of Orthodontics. Philadelphia: Elsevier, 2010: 128-9.

3. Ukhra M. Perbedaan Tipe Wajah Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa USU Ras Deutro-Melayu. Skripsi. Medan: Program Studi Kedokteran Gigi FKG USU, 2012: 1,5,17-8,43.

4. Jeremic D, Kocic S, Vulovic M, Sazdanovic M, Sazdanovic P, Jovanovic B, dkk. Anthropometric Study of The facial Index in The Population of Central Serbia. Arch Biol Sci Belgrade 2013; 65 (3): 1163-4.

5. Maina MB, Mahdi O, Kalayi GG. Craniofacial Forms among Three Dominant Ethnic Groups of Gombe State, Nigeria. Int J Morphol 2012; 30(1): 211-212. 6. Martins LF, Vigorito JW. Photometric Analysis Applied in Determining Facial

Type. Dental Press J Orthod 2012; 17 (5):71-5

7. Naini FB. Facial Aesthetics Concepts & Clinical Diagnosis. UK: Blackwell Publishing Ltd, 2011: 74, 83, 131-2.

8. Kurnia C, Susiana, Husin W. Facial Indices in Chinese Ethnics Students Aged 20-22. Journal of Dentistry Indonesia 2012, 19 (1): 1-4.

9. Anonymous. Migration in India. <http://www.azadindia.org/social-issues/migration-in-india.html> (14 Agustus 2014).

10.Anonymous. Push Factors. <http://www.globalization101.org/push-factors/> (14 Agustus 2014).

11.Daus J. 2010. Masyarakat India.

<http://bmpengurusan2010.blogspot.com/2010/09/masyarakat-india.html> (15 Agustus 2014).

12.Shetti VR, Pai SR, Sneha GK, Gupta C, Chethan P, Soumya. Study of Prosopic (Facial) Index of Indian and Malaysian Students. Int J Morphol 2011; 29 (3): 1018-21.


(58)

13.Basri S. 2012. Orang-orang India yang Tinggal di Indonesia.

<http://setabasri01.blogspot.com/2012/05/penyebaran-etnis-india-di-indonesia.html> (25 September 2014).

14.Ngeow WC, Aljunid ST. Craniofacial Anthropometric Norms of Malaysian Indians. Indian J Dent Res[serial online] 2009; 20:313-9.

15.Kumar M, Lone MM. The Study of Facial Index among Haryanvi Adults. Int J of Science and Research 2013; 2 (9):51-2.

16.Sandler J, Dwyer J, Kokich V, McKeown F, Murray A, McLaughlin R, dkk. Quality of Clinical Photographs Taken by Orthodontist, Professional Photographers, and Orthodontic Auxiliaries. American J of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics 2009; 135 (5): 657-62

17.Singh G. Textbook of Orthodontics. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, 2007: 67-8, 128-30.

18.Ardhana W. Materi kuliah ortodonsia I: Prosedur Pemeriksaan Ortodontik. Yogyakarta: Bagian Ortodonsia FKG UGM, 2009: 10-7.

19.Samawi S. A Short Guide to Clinical Digital Photography in Orthodontics. Jordan: Sdoc, 2008: 12-6.

20.Samawi S. Clinical Digital Photography in Orthodontics: Professional Photographic Records in Daily Practice. Jordan Dental Journal 2012; 18 (1): 25-8.

21.Pereira AL, De-Marchi LM, Scheibel PC, Ramos AL. Reproducibility of natural head position in profile photographs of children aged 8 to 12 years with and without the aid of a cephalostat. Dental Press J. Orthod 2010; 15 (1): 65.

22.Silva C, Ferreira AP. Frankfort Plane vs. Natural Head Posture in Cephalometric Diagnosis. Dent Med Probl 2003; 40 (1): 129

23.Sforza C, Ferrario VF. Three-dimensional analysis of facial morphology: growth, development and aging of the orolabial region. Italian Journal of Anatomy and Embryology 2010; 115 (1/2): 141.

24.Enlow DH, Hans MG. Essentials of Facial Growth. USA: W.B. Saunders Company, 1996: 122-7,130-3,249.


(59)

25.Bishara SE. Textbook of Orthodontics. USA: W.B. Saunders Company, 2001: 67-9.

26.Artaria MD. Perbedaan antara Laki-laki dan Perempuan: Penelitian Antropometris pada Anak-Anak Umur 6-19 Tahun. Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik 2010; 22 (4): 343-9.

27.Preedy VR. Handbook of Anthropometry Physical Measures of Human Form in Health and Disease. London: Springer Science, Business Media, LLC, 2012: 2539.

28.Mulyadi L. 2008. Sejarah Kependudukan Malaysia: Terbentuknya Masyarakat Majemuk Malaysia.

<http://luckymulyadisejarah.wordpress.com/2008/06/11/sejarah-kependudukan-malaysia/> (22 Agustus 2014)

29.Anonymous. 2013. Migrasi Orang India ke Tanah Melayu.

<http://cikgustpm.blogspot.com/2013/09/migrasi-orang-india-ke-tanah-melayu.html> (22 Agustus 2014) 30.Anonymous. People of India.

<http://www.webindia123.com/india/people/people.htm> (22 Agustus 2014) 31.Nag P, Sengupta S. Geography of India. New Delhi: Concept Publishing

Company, 2002: 139.

32.Hartono. Geografi 3 Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009: 123.

33.Glinka J SVD, Artaria M.D, Koesbardiati T. The Three Human Morphotypes in Indonesia. Indonesian Journal of Social Sciences 2010; 2 (2): 72-3.

34.Ashwini C, Karinagannanavar A. A Study of Facial Index Among North and South Indian Student of JSS Medical College. Int J LifeSc Bt & Pharm Res 2014; 3 (2):137-9.

35.Durbar US. Racial Variations in Different Skulls. J Pharm Sci & Res 2014; 6 (11): 370.

36.Bashin MK. Indian Anthropology.


(60)

AIR-Racial-Ethnic-Relgious-Linguistic-Groups-India-Text-Revised.pdf> (12 Februari 2015).

37.Shah S, Pandya P, Vadgama J, Chavda S, Rathod SP, Patel SV. The Study of Total Facial Index in Living Subjects in Gujarat Region. National Journal of Integrated Research in Medicine (NJIRM) 2012; 3 (4): 95-7.


(61)

Lampiran 1

HASIL UJI OPERATOR

Pengukuran 1

Subjek N-Me Zy-Zy FI Kategori

1 47 59,5 78,99 Euryprosopic

2 52 60,5 85,9 Mesoprosopic

3 48 60 80 Euryprosopic

4 44 59,5 73,9 Hypereuryprosopic

5 45 64,5 69,7 Hypereuryprosopic

Mean 47,2 60,8 77,698

SD 3,11448 2,10950 6,17726

Pengukuran 2 (Setelah 24 jam)

Subjek N-Me Zy-Zy FI Kategori

1 46.5 59.5 78.15 Euryprosopic

2 51 60 85 Mesoprosopic

3 48 59.5 80.6 Euryprosopic

4 44 59.5 73.9 Hypereuryprosopic

5 44.5 64 69 Hypereuryprosopic

Mean 46,8 60,5 77,33

SD 2,84165 1,96850 6,15118

Perbedaan antara penyimpangan pengukuran pertama dan kedua

N-Me Zy-Zy Facial Index

Sd1 3,11448 2,10950 6,17726

Sd2 2,84165 1,96850 6,15118

Mean 0,4 0,3 0,368


(62)

Hasil Uji T-Berpasangan Pengukuran Hari 1 dan 2

Sig p>0,05 = tidak ada perbedaan yang bermakna

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 N-Me hari 1 - N-Me hari 2 ,40000 ,41833 ,18708 -,11943 ,91943 2,138 4 ,099

Pair 2 Zy-Zy hari 1 - Zy-zy hari 2 ,30000 ,27386 ,12247 -,04004 ,64004 2,449 4 ,070

Pair 3 Facial Index hari 1 - Facial Index hari 2


(63)

Lampiran 2

Hasil Pengukuran Tipe Wajah Mahasiswa India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

No NAMA JK N-Me Zy-Zy FI Kategori

1 UMASUNDARI A/P VIJAN P 46,5 59,5 78,15 Euryprosopic

2 PATRICK A/L SAVARI L 51 60 85 Mesoprosopic

3 TINESHRAJ A/L SELVARAJ L 48 59,5 80,6 Euryprosopic

4 NAVINKUMAR A/L L 44 59,5 73,9 Euryprosopic

5 GOWRI A/P KRISHNA RAO P 44,5 64 69 Euryprosopic 6 DHARSHINI A/P NEELAMEGAN P 44,5 60 74,16 Euryprosopic

7 PUVANDRAN A/L L 48,5 55,5 87,38 Mesoprosopic

8 THENARAJ L 52,5 62,5 84 Mesoprosopic

9 STANLEY NATHAN A/L L 48,5 57,5 84,34 Mesoprosopic 10 EMILY JOYCE LOPEZ A/P CLIVE P 48 61,5 78,04 Euryprosopic

11 ANGELINE JEMES P 48,5 65,5 74,04 Euryprosopic

12 LAVANYA A/P RAVI P 53 62 85,48 Mesoprosopic

13 DIVYADURGA SHARMA A/P P 45,5 59,5 76,47 Euryprosopic 14 NIROSA A/P S, SANKAR P 45,5 58,5 77,77 Euryprosopic 15 YOGAMBIGAI A/P RAJAGOPAL P 49,5 60 82,5 Mesoprosopic 16 ROGINI A/P PARAMESWARAN P 49,5 60 82,5 Mesoprosopic 17 PUSPA A/P GOPPALA KHRISNAN P 48 57,5 83,47 Mesoprosopic

18 ARUN A/L DORASAMY L 49 62 79,03 Euryprosopic

19 VENOSHA RAJEN P 48,5 61,5 78,86 Euryprosopic

20 THIVASHINI A/P RAMAKHRISHNAN P 46 59 77,96 Euryprosopic 21 VANITHA A/P MUTHUSAMY P 50 60 83,33 Mesoprosopic

22 M. HARIHARAN L 48,5 61 79,5 Euryprosopic

23 SASIDARAN L 53,5 57 93,85 Leptoprosopic

24 PRASNA A/P JAGANADAN P 48,5 61 75,9 Euryprosopic 25 SABESHA A/P SARAVENA P 44,5 56 79,46 Euryprosopic

26 GOVIN RAJ L 51 59,5 85,71 Mesoprosopic

27 SANTHINI A/P SHANMUGAM P 54 62,5 86,4 Leptoprosopic 28 ANU REKHA A/P MOGANADASS P 46,5 60 77,5 Euryprosopic 29 SARANYA A/P SUBRAMANIAM P 45,5 58,5 77,77 Euryprosopic 30 TIRUMAGAL A/P BALAKHRISNAN P 51,5 60 85,83 Leptoprosopic

31 KUHANTINI A/P P 48,5 60,5 80,16 Euryprosopic

32 NAVASHANGKARI A/P P 50 62,5 80 Euryprosopic

33 AZWAN BIN MOHAMMED L 46,5 55,5 83,78 Euryprosopic 34 KEISHINI A/P S. MURGAN P 50 60 83,33 Mesoprosopic


(64)

35 PRASANNA A/P RAJEENDRAN P 44,5 58 76,72 Euryprosopic 36 LAVANNYA PRABAKARAN P 47 56,5 83,18 Mesoprosopic 37 MANOGARIE A/P LOGANTHAN P 43,5 56,5 76,99 Euryprosopic 38 ASHAVATHANY SUKUMARAN P 43 55 78,18 Euryprosopic 39 PRIASHINI A/P RAGHAWAN P 44,5 55 80,9 Euryprosopic 40 LAVANEYA D/O GUNASAGARAN P 49 57 85,96 Leptoprosopic 41 YOGES A/P VELLASAMY P 46,5 57,5 80,86 Euryprosopic 42 KISHENDRAN AL R GANANDRAN L 62 70 88,57 Leptoprosopic


(65)

Lampiran 3

Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Tipe Wajah pada Mahasiswa India-Malaysia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

1. Perhitungan Statistik Deskriptif pada Seluruh Mahasiswa India-Malaysia FKG USU

Kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Euryprosopic 25 59,5 59,5 59,5

Leptoprosopic 5 11,9 11,9 71,4

Mesoprosopic 12 28,6 28,6 100,0

Total 42 100,0 100,0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

N-Me 42 40,00 62,00 48,0595 3,74850

Zy-Zy 42 55,00 70,00 59,6310 2,93228

Facial Index 42 69,00 93,85 80,8721 4,69544


(66)

2.Perhitungan Statistik Deskriptif pada Mahasiswa Pria India-Malaysia FKG USU

Kategori Lk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Euryprosopic 5 41,7 41,7 41,7

Leptoprosopic 2 16,7 16,7 58,3

Mesoprosopic 5 41,7 41,7 100,0

Total 12 100,0 100,0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

N-Me Lk 12 44,00 62,00 50,2500 4,51009

Zy-Zy Lk 12 55,50 70,00 59,9583 3,90488

Facial Index Lk 12 73,90 93,85 83,8050 5,14768

Valid N (listwise) 12

3.Perhitungan Statistik Deskriptif pada Mahasiswa Wanita India-Malaysia FKG USU

Kategori Pr

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Euryprosopic 20 66,7 66,7 66,7

Leptoprosopic 3 10,0 10,0 76,7

Mesoprosopic 7 23,3 23,3 100,0


(67)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

N-Me Pr 30 43,00 54,00 47,4833 2,75895

Zy-Zy Pr 30 55,00 65,50 59,5000 2,51204

Facial Index Pr 30 69,00 86,40 79,6957 4,01879


(68)

Lampiran 4

JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan

Bulan

Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

1. Penelusuran

kepustakaan

2. Pembuatan

proposal

3. Seminar proposal

4. Pengambilan data

di lapangan

5.

Penghitungan data dan Penulisan laporan penelitian


(69)

6. Perbaikan Laporan

7. Diskusi Tim

8. Perbaikan Laporan


(70)

Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN No.

DEPARTEMEN ORTODONTI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GAMBARAN TIPE WAJAH PADA MAHASISWA INDIA-MALAYSIA FKG USU

Nama :

NIM :

Jenis Kelamin :

Umur :

Suku : 1. Ayah : Kakek :

Nenek : 2. Ibu : Kakek : Nenek :

Perawatan Ortodonti : Sudah Sedang Belum Memakai Gigi Tiruan : Ya Tidak

Crowded dan Diastema : Ringan Sedang Berat Pemeriksaan intra oral dan ekstra oral (diisi oleh operator)

Relasi Molar : Klas I Klas II Klas III

Overjet Normal : Ya Tidak

Overbite Normal : Ya Tidak

Gigi Permanen hingga M2 : Lengkap Tidak Lengkap

Kondisi Bibir : Kompeten Inkompeten


(71)

Lampiran 6

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi Saudara/i. Perkenalkan saya Indah Gayatri, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya tentang “GAMBARAN TIPE WAJAH PADA MAHASISWA INDIA-MALAYSIA FKG USU”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tipe wajah pada

mahasiswa India-Malaysia dan membedakannya berdasarkan jenis kelamin. Manfaat penelitian ini untuk membantu menegakkan diagnosa dan menyusun perawatan yang tepat sehingga tujuan perawatan ortodonti tercapai serta sebagai dasar untuk

penelitian selanjutnya.

Dalam penelitian ini Saudara/i diminta untuk mengisi kuesioner, kemudian dilakukan pemeriksaan untuk melihat kondisi rongga mulut apakah telah memenuhi kriteria yang diinginkan. Jika tela memenuhi kriteria, maka akan dilakukan foto frontal wajah (dari arah depan) dengan ekspresi serius. Setelah itu dilakukan

pengukuran dengan menggunakan rumus. Penelitian ini tidak memiliki efek samping apapun.

Jika Saudara/i bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek

Penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Demikian, semoga keterangan saya diatas dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.


(72)

Medan, Indah Gayatri

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 082166254599


(73)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Alamat : No. Hp :

Menyatakan bersedia untuk turut serta dalam penelitian mengenai ”Gambaran Tipe Wajah pada Mahasiswa India-Malaysia FKG USU” dan tidak menyatakan keberatan maupun tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat dan tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.

Medan,

Pembuat Pernyataan


(74)

Lampiran 8

ANGGARAN PENELITIAN

1. Alat dan Bahan

a. Kertas kuarto 1 rim Rp 28.000,00

b. Penggaris besi Rp 5.000,00

c. Jangka Rp 10.000,00

d. Kain 1,5m @Rp15.000,00 Rp 15.000,00

2. Biaya pembuatan kuesioner

Fotokopi 60 lembar @Rp150,00 Rp 9000,00

3. Biaya pencetakan foto ukuran 3R

180 lembar @Rp1.500,00 Rp 270.000,00

4. Biaya penggandaan proposal dan hasil penelitian Rp 200.000,00

5. Biaya seminar

3 seminar @Rp150.000,00 Rp 450.000,00

6. Biaya souvenir untuk subjek

60 souvenir @Rp2000,00 Rp 120.000,00 +

Rp 1.107.000,00

7. Biaya tidak terduga


(75)

Total biaya Rp 1.107.000,00 Rp 110.700,00 +


(76)

(1)

Lampiran 6

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi Saudara/i. Perkenalkan saya Indah Gayatri, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya tentang “GAMBARAN TIPE WAJAH PADA MAHASISWA INDIA-MALAYSIA FKG USU”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tipe wajah pada

mahasiswa India-Malaysia dan membedakannya berdasarkan jenis kelamin. Manfaat penelitian ini untuk membantu menegakkan diagnosa dan menyusun perawatan yang tepat sehingga tujuan perawatan ortodonti tercapai serta sebagai dasar untuk

penelitian selanjutnya.

Dalam penelitian ini Saudara/i diminta untuk mengisi kuesioner, kemudian dilakukan pemeriksaan untuk melihat kondisi rongga mulut apakah telah memenuhi kriteria yang diinginkan. Jika tela memenuhi kriteria, maka akan dilakukan foto frontal wajah (dari arah depan) dengan ekspresi serius. Setelah itu dilakukan

pengukuran dengan menggunakan rumus. Penelitian ini tidak memiliki efek samping apapun.

Jika Saudara/i bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek

Penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Demikian, semoga keterangan saya diatas dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.


(2)

Medan, Indah Gayatri

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 082166254599


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur : Jenis Kelamin : Alamat : No. Hp :

Menyatakan bersedia untuk turut serta dalam penelitian mengenai ”Gambaran Tipe Wajah pada Mahasiswa India-Malaysia FKG USU” dan tidak menyatakan keberatan maupun tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat dan tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.

Medan,

Pembuat Pernyataan


(4)

Lampiran 8

ANGGARAN PENELITIAN

1. Alat dan Bahan

a. Kertas kuarto 1 rim Rp 28.000,00

b. Penggaris besi Rp 5.000,00

c. Jangka Rp 10.000,00

d. Kain 1,5m @Rp15.000,00 Rp 15.000,00

2. Biaya pembuatan kuesioner

Fotokopi 60 lembar @Rp150,00 Rp 9000,00

3. Biaya pencetakan foto ukuran 3R

180 lembar @Rp1.500,00 Rp 270.000,00

4. Biaya penggandaan proposal dan hasil penelitian Rp 200.000,00

5. Biaya seminar

3 seminar @Rp150.000,00 Rp 450.000,00

6. Biaya souvenir untuk subjek

60 souvenir @Rp2000,00 Rp 120.000,00 + Rp 1.107.000,00

7. Biaya tidak terduga


(5)

Total biaya Rp 1.107.000,00 Rp 110.700,00 +


(6)