Pengaruh display toko dan kelas sosial terhadap keputusan pembelian konsumen pada galery M&N design di Bandung

(1)

(2)

(3)

(4)

Nama : Renita Novianti

Tempat Tanggal Lahir : Bandung,21 November 1990 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Asal : Komplek Sukaasih Atas II No 258/ 16 Ujungberung- Bandung 40195

E-mail : renitanovianti@rocketmail.com Telephone : 085794710254

Kewarganegaraan : Indonesia

Hobi : Gambar dan travelling

PENDIDIKAN

 1996 - 2002 : SD Priangan Bandung  2002 - 2005 : SMP Negeri 7 Bandung  2005 - 2008 : SMA Negeri 10 Bandung

 2009– sekarang : Mahasiswa tingkat akhir Universitas Komputer Indonesia

Hormat Saya,


(5)

The Influence Of Store Display And Social Class

To Decision Purchasing On Consumers Gallery M&N Design

Bandung

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program StudiManajemenFakultasEkonomi UniversitasKomputerIndonesia

Oleh :

RENITA NOVIANTI

21209719

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

vi

Assalamu’allaikumWr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan nikmat dan kasih sayangnya kepada kita sebagai hamba-Nya. Atas segala rahmat, karunia yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang S1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, dengan judul“PengaruhDisplay Toko dan Kelas Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Gallery M&N Design Bandung ”.

Penulis menyadari dari perkembangan ilmu yang dinamis terus berkembang sehingga menghasilkan ilmu baru yang lebih baik dari saa tini.Masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini.Untuk itu, koreksi dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis dalam pencapaian kesempurnaan dalam penelitian ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :


(7)

vii Universitas Komputer Indonesia

3. Rizki Zulfikar, SE., M.Si selaku Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dari kesibukan beliau dengan sabar untuk memberikan bimbingan dan pengarahan, ilmu pengetahuan serta semangat kepada penulis selama penulisan usulan penelitian ini. 4. Ibu Dr. Raeni Dwisanty SE.M,Si dan Ibu Dr. Rahma Wahdiniawaty

SE.M,si selaku penguji sidang, terimakasih atas bantuan saran dan kritiknya serta pengarahannya yang membangun.

5. Buat Para dosen- dosenku tercinta di Unikom yang sudah memberikan seluruh transferan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat serta seluruh staff unikom yang sudah memperhatikanku selama ini :Bu Umi Bunda, Bu Windi, Bu Nuni, Bu Rahma, Bu Isniar, Bu Lita, Bu Linna, Pak Rizki, Pak Oman, Pak Adang, Pak Iman, Pak Rosgandika, Mas Gun, Teh Hana, Teh Maya Minaw, Teh Seni, Teh Rani. I LOVE U ALL.

6. Bapak Noor Adyono dan Tante Danti, selaku pemilik gallery lampu M&N Design yang telah banyak memberikan bantuan dan informasi kepada penulis.


(8)

viii

sayang dan pengorbanannya serta do’a restunya menghantarkan penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada adik saya (Dwizil Muhandis) untuk dukungan, bantuan, motivasi, perhatian serta do’a dan cintanya selama penulis menyelesaikanskripsi, Buat Om aku yang paling baik sedunia, paling TOP diantara semua om didunia ini : ( OM ARTISTIADI ) terimakasih banyak om atas bantuan moril dan materil selama nita nyusun skripsi nita sampai detik ini,saya doakan om masuk surga,amin. Tante Nia, Aisyah, Pakde Awan, Tante Ana, Bude Bambang, Bude Ida, Pakde Ibnu, Om Lelo, Bude yang kembar ( Bude Ani & Bude Ati ) Buat para keponakan- keponakanku tersayang : Tarra, De Winda, Dinda, Mba Siwi, Mba Tiwi, Mas Igar, Mas Radit, Lala, Gilang, Mba Ika. Terimakasih semuanya,semoga kebaikan kalian dibalas berlipat oleh Allah SWT,amin . Buat nenek aku tercinta ( Nenek Hadijah a.k.a Nenek Ijah,makasih ya nek atas dukungan dan bantuannya selama ini, Love u nek, Wa Bibah, Aki Nanang, Gilang, Ilham, Putri, Tante Ena, Tante Odit, Om Eri, Om Iki, Teh Yai, Wa Yani, Teh Sheila, Om Budi dan Istrinya,Wa Amir, terimakasih banyak semuanya.


(9)

ix

9. Sahabatku di kelas Mn-4 ( Gojas Gojlag Family ) : Acep ,Agni ,Kiki ,Ocie ,Nitha ,Ulan , Jo, Sule, Ucup, Hara, Cikal, Adit, Tyo, Feisa, Try, Miss, Hadi, Koben, yang telah memberikan bantuan dandukungan pada penulis.

10. Buat sahabat- sahabatku di BPHMN ( Badan Penasihat Himpunan Mahasiswa Manajemen ) : Gita, Echa, Inaf, Dai, Risma, Ratna, Dwi, Teh Cut, Onet, Iqbal, Randi, Ari, Adit. Thanks all

11. Buat wanita yang bernama Gita Astri Lestary, terimakasih banyak git selama ini kamu telah menemaniku didalam suka dan duka, thanks for everything, you are my best friend forever. Buat Irwan Dekoopa juga, terimakasih wan buat support dan semangatnya, kamu juga sahabat gw paling baik sedunia, kalah sama si udin sedunia deh. 12. Buat Anak- anak BONENG FAMILY : Astri, Ipin, Inna, Aal,

Tibhe,Imam, Rocky, terimakasih buat semangat skripsi yang tiada henti diucapkan untukku. LOVE YOU ALL.

13. Buat seluruh jajaran anak- anak FUNCO FAMILY yang sangat saya cintai semuanya : Ka Evie Chichi, Ka Arya, Ka Alvin, Ka Merri, Eonni Arti, Ka Harlis, Ka Febrian, Ka Wira, Ka Fakhril, Ka Andhika,Ka Aprel, Ka Addin, Kirana, Kartika, Farih, Rahmat, Irwan, Gita, Rinaldy, Alvin, Dinna, Ceptian, Upit, Rini, Fadly, Tyo, Teguh, Candra,


(10)

x

Uyunk, Teh Tia, Om Dindin, Tante Iim,Ocha, Intan, Ka Adli, Ka Ressa terimakasih banyak ya untuk support dan doanya. Love you all.

15. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan. Semoga kebaikannya dapat dibalas oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis panjatkan doa semoga Allah SWT memberikan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua serta semoga skripsi ini dapat bermanfaatbagipembacadansemuapihak yang memerlukan. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Desember 2013


(11)

xi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10

1.2.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1 Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 13


(12)

xii

2.1 Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Pengertian Display Toko ... 16

2.1.1.1 Tujuan Pelaksanaan (penataan) Display secara umum .. 17

2.1.1.2 Fungsi display ... 18

2.1.1.3 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan display ... 19

2.1.1.4 Macam-macam Penataan (display) ... 19

2.1.2 Kelas Sosial ... 25

2.1.2.1 Pengertian Kelas Sosial ... 25

2.1.2.2 Indikator Kelas Sosial ... 26

2.1.3 Keputusan Pembelian ... 29

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 29

2.1.3.2 Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 31

2.1.3.3 Proses Keputusan pembelian ... 35

2.1.3.4 Tahap-tahap keputusan pembelian ... 37

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 40

2.2 Kerangka Pemikiran ... 43

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 44 2.2.1.1 Hubungan Display Toko terhadap Keputusan


(13)

xiii

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 48

3.2 Metode Penelitian ... 48

3.2.1 Desain Penelitian ... 49

3.2.2 Operasional Variabel ... 53

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 56

3.2.3.1 Sumber Data ... 56

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 57

3.2.3.2.1 Populasi ... 57

3.2.3.2.2 Sampel ... 57

3.2.4 Metode Pengumpulan Data ... 58

3.2.4.1 Uji Validitas ... 60

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 63

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 68

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 68

3.2.5.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 77

4.1.1 Sejarah Perusahaan... 77


(14)

xiv

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 83

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status ... 84

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 85

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Seberapa Sering Berkunjung ... 86

4.3 Pembahasan Penelitian ... 87

4.3.1 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ... 87

4.3.1.1 Tanggapan Responden Mengenai Display Toko Pada Gallery M&N Di Bandung ... 88

4.3.1.1.1 Windows Display ... 89

4.3.1.1.2 Penyusunan barang di etalase depan Gallery M&N Design ... 90

4.3.1.1.3 Pemasangan hiasan gambar- gambar di depan Gallery M&N Design ... 91

4.3.1.2 Tanggapan Responden Mengenai Kelas Sosial pada Gallery M&N Design Di Bandung ... 99

4.3.1.2.1 Pekerjaan ... 100

4.3.1.2.2 Kekayaan ... 101

4.3.1.2.3 Interaksi ... 102


(15)

xv

4.3.1.3.1 Pengenalan Masalah ... 107

4.3.1.3.2 Pencarian informasi ... 108

4.3.1.3.3 Evaluasi Alternatif ... 110

4.3.1.3.4 Keputusan Membeli ... 112

4.3.1.3.5 Perilaku Pasca Membeli ... 113

4.4 Analisis Verifikatif ... 116

4.4.1 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 116

4.4.2 Analisis Korelasi Parsial ... 122

4.4.2.1 Analisis Korelasi Antara Display Toko (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y) ... 122

4.4.2.2 Analisis Korelasi Parsial Antara Kelas Sosial (X2) Terhadap Keputusan Pembelian (Y) ... 123

4.4.3 Pengujian Hipotesis ... 124

4.4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 129

5.2 Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 132 LAMPIRAN


(16)

132

Merek, Persepsi, Harga Terhadap Intensi Pembelian dan Pembelian Tak Terencana. Jurnal Ekonomika Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana,

dan 1 (1), 1 – 22

Buchari Alma . 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta

Damodar N. Gujarati. 2003. “Basic Econometries” Fourth Edition McGraw – Hall, New Jersey.

Kottler, Philip. 2000. Marketing Manajemen. The Millenium Edition, Prectice. Masri Singarimbun. 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES

Mirella Mihic. 2006. Buying Behaviour and Comsumption. Journal International Faculty Of Economic. Vol 12, pp 20 – 31

Perpusatakaan Program Eksistensi UNPAD. 2003. Bandung

Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Saladin H, Djaslim ; SE dan Marty, Yevis Oesman; SE, ; 1997. Intisari

Manajemen Pemasaran. PT. Media IPOTEK. Bandung

Schiffman, L., & Kanuk, L/ 2004. Perilaku Konsumen. New Jersey : Prectice Hall Elex Media Komputindo. Jakarta

Singgih Santoso. 2002. Mengolah Data Statistik Secara Profesional.

SP, Abdi. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Edisi ke 1, Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sunyoto, Danang ; SE. 2013. Perilaku Konsumen, Panduan Riset Sederhana Untuk Mengenali Konsumen. Caps Penerbit : Yogyakarta

Swastha, Basu. 1998. Manajemen Penjualan. Edisi ke 3, BPFE. Jogjakarta

Umar Husein. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


(17)

16 2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun kajian pustaka pada penelitian ini meliputi konsep mengenai display toko, perilaku konsumen dan keputusan pembelian konsumen terhadap Gallery M&N Design di Kota Bandung.

2.1.1 Pengertian Display Toko

Pelaksanaan display sangat penting bagi sebuah toko karena merupakan teknik penjualan, pelaksanaan display (penataan) yang baik yaitu dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa memilih barang-barang itu dan akhirnya melakukan pembelian pelaksanaan

display (penataan) efektif akan meningkatkan penjualan dan dapat merangsang keputusan pembelian konsumen secara seketika display dapat merubah suasana toko lebih menarik .

Menurut William J. Schultz yang dikutip dalam buku Buchari Alma (2009:189 ) mendefinisikan display yaitu usaha mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct visual appeal ).


(18)

Menurut Philip Kotler dan Garry Armstrong (1991:470) Display adalah salah satu alat sales promotion yang harus ditempuh dan dikelola dengan baik guna semenarik perhatian konsumen.

Davidson (1995:210) mengatakakan bahwa display (penataan) merupakan penataan barang dagangan, dimana display berhubungan dengan tata letak tokonya dan operasi toko, lokasi toko dari barang-barang dan pengadaan barang dagangan.

Dari beberapa pengertian diatas mengenai display maka dapat ditarik kesimpulan bahwa display merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan produk suatu perusahaan kepada konsumen agar konsumen dapat mengamati, meneliti dan melakukan pilihan, dimana hal ini dilakukan konsumen karena terdorong oleh daya tarik dari penglihatan ataupun rasa-rasa tertentu karena adanya peragaan atau penyusunan produk yang menarik Memajangkan barang di dalam toko dan di etalase, mempunyai pengaruh besar terhadap penjualan. Biasanya kita lihat salah satu cara untuk menjual barang ialah dengan membiarkan calon pembeli melihat, meraba, mencicipi, mengendari dan sebagainya.

2.1.1.1. Tujuan Pelaksanaan (penataan) Display secara umum

Meski aktivitas display kedengarannya mudah, namun pelaksanaannya tetapi membutuhkan teknik-teknik tersendiri yang terkadang “njelimet” masih

banyak pula toko-toko sepertinya tak menaruh perhatian serius terhadap pelaksanaan aktivitas mendasar ini. Menurut Foster ( 2008:72 ) Berhasilnya


(19)

self-service menjual barang-barangnya tergantung pada pelaksanaan display. Adapun tujuan pelaksanaan display yaitu :

1. Untuk menarik perhatian (attention interest) para pembeli. Hal ini dilakukan menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan sebagainya. 2. Untuk dapat menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang di

pamerkan di toko (attention, interest).

3. Kemudian para konsumen masuk ke dalam toko dan melakukan pembelian

(desire + action).

Dalam usahanya untuk menarik perhatian konsumen display mempunyai peranan yang penting antara lain:

1. Display berperan untuk menjual barang. 2. Display membantu menciptakan suasana toko.

3. Display berperan mempercepat adanya transaksi penjualan.

4. Display berperan melindungi barang-barang dari kerusakan fisik barang.

2.1.1.2Fungsi display

Menurut Garry R. Smith (1990:4) display mempunyai 2 fungsi dasar yaitu: 1. Increasing sales productivity (meningkatkan produktivitas penjualan) 2. Display dapat membangkitkan perhatian dan mendorong penjualan barang

dagangan yang menjadi prioritas atau yang diutamakan.

3. Creating the desire store (menciptakan citra toko yang diiinginkan)

4. Display dapat menciptakan suatu image yang diinginkan dan mempertahankan posisi lembaga retailer store pada daerah pemasarannya.


(20)

2.1.1.3 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan display

Display yang dilakukan diharapkan dapat memperlancar penjualan maka menurut Garry R. Smith (1970:79), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan display adalah sebagai berikut:

1. Barang-barang yang laku ditempatkan pada tempat yang strategis.

2. Penyusunan barang harus menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga menimbulkan daya tarik dan kesan yang memuaskan.

3. Pramuniaga dapat dengan cepat dan mudah mengambil atau menunjukan barang yang dibutuhkan pembeli.

4. Penyusunan barang hendaknya membangkitkan pelanggan untuk melayani dirinya sendiri (self service).

2.1.1.4 Macam-macam Penataan (display)

Menurut BuchariAlma (2007:189) penataan (display) terbagi 3 macam

display :

1. Penataan bagian depan (Window Display)

Yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol dan sebagainya di bagian depan toko yang di sebut etalase. Dengan demikian calon konsumen yang lewat di muka toko-toko diharapkan akan tertarik oleh barang-barang tersebut dan ingin masuk ke dalam toko. Wajah toko akan berubah jika window display diganti. Fungsi window display ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :


(21)

1. Untuk menarik perhatian orang-orang yang lewat.

2. Menyatakan kualitas yang baik, atau harga yang murah, sebagai ciri khas dari toko tersebut.

3. Memancing perhatian terhadap barang-barang istemewa yang dijual toko.

4. Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika untuk membeli).

5. Agar menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko.

2. Interior Display

Yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, poster-poster di dalam toko misalnya di lantai, dimeja, di rak-rak dan sebagainya

Interior display ini ada beberapa macam, yaitu :

1. Merchandise Display

Barang-barang dagangan di pajangkan di dalam toko dan ada 3 bentuk memajangnya

a. Open display

Barang-barang di pajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat di hampiri dan di pegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan dari petugas-petugas penjualannya, misalnya shelf display,

island display(barang-barang yang di taroh di atas lantai yang di atur bagus seperti pulau-pulau dan sebagainya)


(22)

b. Closed display

barang di pajangkan dalam suasana tempat tertutup. Barang-barang tersebut tidak dapat dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon pembeli kecuali atas bantuan petugas. Jelas ini bertujuan melindungi barang dari kerusakan pencurian sebagainya.

c. Architecture display

Memperlihakan barang-barang dalam penggunaannya misalnya di ruang tamu, mebeul di kamar tidur, dapur dengan perlengkapannya, dan sebagainya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukan secara realistis.

2. Store Sign and decoration

Tanda-tanda, simbol-simbol, lambing-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, semboyan-semboyan dan sebagainya di simpan di atas meja atau di gantung di dalam toko.

Store desaign tersebut digunakan untuk membimbing calon pembeli ke arah barang dagangan dan memberi keterangan kepada mereka tentang kegunaan barang-barang tersebut. “ decoration” pada

umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus seperti penjualan pada saat-saat hari raya, natal da tahun baru dan sebagainya.

3. Dealer Display

Ini dilaksanakan oleh wholesaler terdiri dari simbol-simbol petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk, yang kesemuanya berasal dari produsen. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar


(23)

dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

3. Exterior Display

Ini dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang di luar kota misalnya pada waktu mengadakan obral, pasar malam. Display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain :

1. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.

2. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekonomis.

3. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising.

4. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat misalnya pada hari raya, ulang tahun dan sebagainya.

Menurut William J Schultz, Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh keberhasilan self service dalam menjual barang–barang.Adapun macam- macam penataan display dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

1. Attention dan interest customer , yaitu untuk menarik perhatian pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan sebagainya.


(24)

2. Desire dan ActionCustomer

Desire dan action customer , yaitu untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerkan ditoko tersebut, setelah memasuki toko, kemudian melakukan pembelian.

Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa bagian yaitu: 1. Windows Display

Memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol, dan sebagainya dibagian depan toko yang disebut etalase.

2. Interior Display

Memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, dan poster-poster di dalam toko. Interior display dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

a. Open display

Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan, misalnya self display, island display (barang-barang diletakkan diatas lantai dan ditata dengan baik sehingga menyerupai pulau-pulau).

b. Closed display

Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-barang tersebut tidak dihampiri tidak dipegang atau diteliti oleh calon pembeli, kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian.


(25)

c. Architechtural Display

Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara realistis.

3. Exterior Display

Memajangkan barang-barang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam. Display ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

a. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.

b. Membantu para produsen yang menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekononomis.

c. Membantu mengkoordinasikan Advertising dan Merchandising. d. Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari

pembungkus.

e. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari raya, ulang tahun.

Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di atas, perlu juga diperhatikan beberapa hal dalam display, yaitu sebagai berikut:

a. Store Design dan Decoration

Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang berupa diantaranya simbol-simbol, lambing-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semboyan. Tanda-tanda ini diletakkan


(26)

di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design tersebut digunakan untuk membimbing calon pembeli kearah barang dagangan dan member keterangan kepada mereka tentang penggunaan barang-barang tersebut. “decoration” pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus, seperti penjualan pada saat-saat hari raya, natal, dan tahun baru.

b. Dealer Display

Dealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

Setelah membandingkan antara pendapat Buchari Almadan William J Schultz, pada penelitian ini penulis menggunakan referensi dari Buchari Alma yang digunakan sebagai indikator dikarenakan lebih banyak sumber, lebih lengkap, terperinci serta mudah dipahami.

2.1.2 Kelas Sosial

2.1.2.1 Pengertian Kelas Sosial

Menurut Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan Kelas Sosial (Social Class ) dapat didefinisikan sebagai Posisi seseorang dalam setiap


(27)

kelompok dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang di berikan oleh masyarakat.

Engel, et all (1994), dalam Husein Umar (2005:50) kelas sosial dapat di definisikan sebagai stratifikasi yang terjadi untuk mengembangkan dan melestarikan identitas sosial kolektif di dalam dunia yang dicirikan oleh ketidaksamaan ekonomi yang mudah menyebar. Identitas sosial dicapai dengan menetapkan batas-batas pada interaksi di antara manusia dari status yang tidak sama.

Kelas Sosial merupakan kelompok kecil, keluarga, serta peranan status sosial konsumen. (Engel, Kollat & Blackwell, dalam Surya Sumantri, 2008 ).

Dari pengertian di atas, maka kelas sosial merupakan stratifikasi sosial yang ada di dalam masyarakat yang terdiri dari peran dan status yang meliputi pekerjaan, pendidikan,sosialisasi, interaksi dan gaya hidup.

2.1.2.2 Indikator Kelas Sosial

Indikator kelas sosial yang dipakai disini adalah yang diambil menurut sosiolog Joseph Kahl dalam buku Consumer Behaviour oleh Engel,BlackWell & Miniard ( 1995 ) meliputi pekerjaan, prestasi pribadi, interaksi,pemilikan,orientasi nilai,dan kesadaran kelas.

1. Pekerjaan

Ketika orang- orang bertemu, pertanyaan yang sering diajukan adalah, ‘ Apa pekerjaan Anda?’ Pertanyaan ini memberikan petunjuk yang baik mengenai kelas sosial individu bersangkutan. Analis konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator tunggal terbaik


(28)

mengenai kelas sosial. Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise,kehormatan,dan respek. Kapitalis atau wirausaha adalah salah satu dari pekerjaan dengan efek yang lebih langgeng atau kelas sosial keluarga karena kemungkinan pengembangan simpanan modal yang akan meneruskan pendapatan untuk generasi mendatang.

2. Kekayaan

Untuk memahami peran uang dalam kelas strata sosial/ kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasarnya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas – kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya. dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu. 3. Interaksi

Orang merasa paling senang jika mereka bersama orang dengan nilai dan perilaku yang sama. Sosiolog yang menekankan analisis interaksi sosial kadang disebut kelompok siapa- mengundang siapa- untuk – makan malam. Di dalam rancangan seperti ini keanggotaan kelompok dan interaksi dianggap sebagai determinan utama dari kelas sosial seseorang. Walaupun mungkin merupakan pengecekan keabsahan yang terbaik dalam penelitian kelas sosial, interaksi bukan merupakan variabel yang sama bermanfaatnya, dalam penelitian konsumen, dengan


(29)

pekerjaan karena kesulitan dalam mengukur interaksi sosial. Keintiman sosial adalah ekspresi kesamaan sosial walaupun interaksi bersangkutan mungkin sulit diukur. Interaksi sosial biasanya terbatas pada kelas sosial langsung seseorang,walaupun peluang ada untuk kontak yang lebih luas. Kebanyakan perkawinan terjadi di dalam kelas sosial yang sama atau berbatasan.

4. Pemilikan

Pemilikan adalah simbol keanggotaan kelas, tidak hanya jumlah pemilikan, tetapi sifat pilihan yang dibuat. Keputusan pemilikan terpenting yang mencerminkan kelas sosial suatu keluarga adalah pilihan di mana untuk tinggal. Ini mencakupi baik jenis rumah dan lingkungan tetangga. Satu lagi pemilikan yang sangat penting adalah universitas tempat orang menuntut ilmu. Individu kelas atas memilih sekolah terbaik, yang pada gilirannya mengukuhkan kesadaran dan kohesi kelas. Pemilikan lain yang berfungsi sebagai indikator status sosial mencakupi keanggotaan dan klub, gaya perabot yang disukai, busana, peralatan, dan jenis liburan yang dipilih. Orang yang tidak mempunyai pemilikan atau pengetahuan mengenai pemilikan tetapi yang mencita- citakan kelas sosial yang lebih tinggi dapat belajar dengan rajin guna mengetahui lebih banyak tentang pemilikan dari kelas ini.

Produk dan merek sering berusaha agar ditempatkan sebagai simbol status sebagai produk yang digunakan oleh kelas menengah atas atau


(30)

kelas atas. Untuk orang yang berusaha agar dihubungkan dengan kelas- kelas itu, pembelian mereka seperti ini mungkin sebagian didasarkan kepada hasrat-hasrat akan afiliasi atau identifikasi seperti ini.

5. Pendidikan

Kelas Sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang- kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosial. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera,minat, tujuan, etiket cara berbicara perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang.

2.1.3 Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan membeli merupakan salah satu komponen utama dari perilaku konsumen. Keputusan pembelian konsumen merupakan tahap demi tahap yang digunakan konsumen ketika membeli barang dan jasa.

Menurut Kotler (2002) dalam Soewito (2003:222) mendefinisikan keputusan pembelian adalah:” keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan – tahapan yang di lalui konsumen sebelum melakukan pembelian yang meliputi : Kebutuhan yang dirasakan, Kegiatan sebelum membeli.


(31)

Perilaku waktu memakai, dan Perasaan setelah membeli.Sedangkan menurut Engle (1994) dalam Yudhiarina (2009:2294) menekankan bahwa :”Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan tersebut”.

Laidon (1993) dalam Tudhiarina (2009:2294) menekankan bahwa: :“Perilaku konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan yang menyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh,menggunakan, dan mengatur barang dan jasa.

Dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah: “Perilaku konsumen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan serta menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penerapan kegiatan. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas beberapa tahap. Seluruh proses tersebut tidak selalu dilakukan oleh konsumen dalam pembeliannya. Pada umunya konsumen akan lebih mudah mengambil keputusan dalam pembelian ulang atau pembelian yang sifatnya terus –menerus terhadap produk yang sama.


(32)

2.1.3.2Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005:202), keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Faktor Budaya

Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam.

Budaya, sub budaya dan kelas social sangat penting bagi perilaku pembelian.

1. Budaya, merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar.

2. Sub budaya, mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

3. Kelas sosial, merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirearkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. 2. Faktor sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.


(33)

a. Kelompok sosial

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

c. Peran dan status

Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

3. FaktorPribadi

Keputusan pembeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepibadian dan konsep-diri pembeli.

a. Usia dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya.Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang


(34)

terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.

b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan seseorang juga dapat mempengaruhi pola konsumsinya. c. Gaya hidup

Orang-orang yang berasal dari budaya, sub budaya, kelas social dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

d. Kepribadiandankonsepdiri

Yang dimaksudkepribadianadalahciri bawaan psikologis manusia yang terbedakan yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.Kepribadian biasanya digambarkan melalui ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.

4. FaktorPsikologi

Pilihanpembelianseseorangdipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama, yaitu :


(35)

a. Motivasi

Beberapakebutuhanbersifatbiogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Selain itu kebutuhan psikogenis, yang muncul dari tekanan psikologissepertikebutuhanakanpengakuan, penghargaanatau rasa keanggotaankelompok.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasisiap bertindak. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

c. Pembelajaran

Ketika orang bertindakmereka belajar.Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.Pembelajaran dihasilkan memalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguat.


(36)

Setelahbertindakdanbelajar, seseorang mendapatkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perilaku pembelian.Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu.

2.1.3.3Proses Keputusan pembelian

Faktor yang mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus, dan harus mengidentifikasikan orang yang membuat keputusan pembelian, jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.

1. Peranpembelian

Kita dapatmembedakan lima peran yang di mainkan orang dalam keputusan pembelian :

2. Pembeli : Orang yang mlakukanpembelian yang sesungguhnya.

3. Pemakai : Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.Pencetus : Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa

4. Pemberi pengaruh : Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

5. Pengambil keputusan : Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dandimana akan membeli.


(37)

Pengambilankeputusankonsumenberbeda-beda, bergantung pada jenis keputusan pembelian.Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak pertimbangan pembeli dan lebih banyak peserta, Henry Assael membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen aberdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antar merek.

7. Perilakupembelianrumit

Perilakupembelian yang rumit terdiri dari proses tiga langkah, yang pertama pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, ia membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan pembelian yang cermat. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan besar antar merek. Perilaku pembelian yang rumit itu lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan diri.

8. Perilakupembelianpenguranganketidaknyamanan

Konsumensangatterlibatdalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan antara merek, keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko.

9. Perilakupembeliankarenakebiasaan

Banyakprodukdibelipadakondisisrendahnyaketerlibatankonsumen. 10. Perilakupembelian yang mencarivariasi


(38)

Beberapasituasipembelianditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan yang signifikan dalam situasi ini.

2.1.3.4Tahap-tahap keputusan pembelian

Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen konsumen, seorang pemasar harus melihat hal-hal yang berpengruh terhadap keputusan pembelian dan membuat suatu ketetapan konsumen membuat keputusan pembeliannya.

Tahapan keputusan pembelian konsumen diantaranya : 1. Pengenalanmasalah

Proses pembeliandiawalidenganadanya masalah atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.

2. Pencarianinformasi

Setelahkonsumenmerasakanadanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen konsumen mencari informasi baik yang disimpulkan dalam ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal). Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari :

a. Sumber prbadi : keluaraga, teman, tetangga dan kenalan.

b. Sumber niaga/komersial : iklan, tenaga penjual, kemasan, dan pemajangan.


(39)

d. Sumber pengalaman :penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

3. Evaluasia lternative

Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternatif pilihan konsumenterdapatlimakonsepdasar yang dapatdigunakan, yaitu:

a. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk dan jasa tersebut.

b. Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk dari pada penonjolan ciri-ciri produk.

c. Kepercayaan konsumen terhapat ciri merek yang menonjol.

d. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharakan kepuasan yang diperoleh dengan tingkat alternative yang berbeda-beda setiap hari.

e. Bagaimana prosedur penlaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang.

4. KeputusanPembelian

Konsumen yang telahmelakukan pilihan terhapat berbagai alternatif biasanya membeli produk yang paling disukai yang membentuk suatu keputusan untuk membeli, yaitu :


(40)

a. Sikap orang lain :tetangga, keluarga, teman, orang kepercayaandan lain-lain.

b. Situasitakterduga :harga, pendapatankeluarga, manfaat yang didapatkan.

c. Faktor yang dapatdiduga : faktor situsional yang dapat diantisipasi oleh konsumen.

5. Perilaku pasca pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasankonsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya. Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak terpenuhi. Ketidakpuasan akan sering terjadi jika terdapat jurang antara pengahrapan dan prestasi. Konsumen yang merasa tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan perita buruk tersebut ke teman-teman mereka. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha memastikan tercapainya kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian.


(41)

Sumber : Philip Kotler (2005:224)

Gambar 2.1

Tahap-Tahap Proses KeputusanPembelian

2.1.4 PenelitianTerdahulu

Untuk menjaga keaslian penelitian ini, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Keputusan Pembelian

Perilaku pasca pembelian Evaluasi Alternatif


(42)

Tabel 2.1

TabelPenelitianterdahulu yang berkaitandenganvariabelpeneliti

No Judul Penelitian/ Judul Referensi Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Display Toko, Gaya Hidup, Dan Pembelian Impulsif

(RaeniDwiSanty,

Muhammad Ihsan

Izharuddin Adhipratama Penelitian Pada Konsuumen Surf Inc Bandung

(Volume 11 No 1 )

Hasil saat penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara Display Toko terhadap keputusan pembelian konsumen pada konsumen Surf Inc di Kota Bandung

Variabel X1 (Display Toko) dan Variabel Y (Keputusan Pembelian)

Tidak memiliki variabel X2

2 Pengaruh

Display,KepercayaanMere k,KeakrabanMerek,Perseps iHarga,terhadapIntensiPem beliandanPembelian Tak Terencana

(Adrian Hartanto,Jony Oktavian Haryanto, 2012 )

Terdapat pengaruh antara Display Toko terhadap keputusan pengambilan

konsumen

Variabel X1 (Display Toko),

Variabel Y (Keputusan Pembelian )

Tidak memiliki Variabel X2

3 Pengaruh Faktor

Kebudayaan,Sosial,Pribadi, dan Psikologi terhadap Perilaku Pembelian

(Nila Desanda Dara Ayu,2011 )

Variabel Faktor Kebudayaan,kelas sosial,pribadi,psikolo gi berpengaruh secara parsial terhadap perilaku konsumen beserta keputusan pembelian konsumen

Variabel X2 (kelas sosial) dan Variabel Y (keputusan pembelian)

Tidak memiliki variabel X1

4 Pengaruh Perilaku Konsumen

Dalam mengambil keputusan memilih jasa

Terdapat pengaruh Perilaku Konsumen dalam memilih jasa angkutan udara Lion

Variabel X2 (Perilaku Konsumen) dan Variabel

Tidak terdapat Variabel X1


(43)

transportasi udara Lion Air di Surabaya

(MartinusRukismono,SE. MM, 2011 )

Air untuk

pengambilan keputusannya

Y

(Keputusan Pembelian)

5 Analisis Proses

Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Beras

( Rita Nurmalina, 2007 )

Hasil penelitian yang mengemukakan bahwa terjadi hubungan antara perilaku konsumen saat membeli beras,kelas sosial yang dibahas serta keputusan pembelian

Ada persamaan Variabel X2,dan variabel Y

Tidak ada variabel X1

6 Windows Display and Consumer Shopping Decision

(Sankar Sen,2002 )

Terdapat pengaruh display toko variabel windows display (bagian depan toko ) Dengan perilaku konsumen saat berbelanja

Ada hubungan Variabel X1 (Display Toko) dan Variabel X2 (Perilaku Konsumen )

Tidak terdapat pengaruh Variabel Y

7 Consumer Behavior and The Process of Purchase Decision

(Dr. Nillesh B Gajjar,2013 )

Menerangkan sikap-sikap konsumen dan menuju prosesnya untuk menentukan keputusan pembelian

Ada hubungan Variabel X2 (Perilaku Konsumen), dan Variabel Y Keputusan Pembelian )

Tidak ada variabel X1

8 Buying Behavior and Consumption : Social Class versus Income ( Mirella Mihic, 2006 )

Adanya Pembahasan mengenai perilaku konsumen dalam lingkup kelas sosial menengah ke atas dengan pendapatan dan prosesnya untuk menentukan

keputusan pembelian

Terdapat hubungan Perilaku Konsumen (X2) dan Keputusan Pembelian (Y)

Tidak ada variabel X1

9 Consumer Behavior and Consumer Buying Decision Process

( Shahzjrad Jeddi, 2013 )

Terdapat hubungan Perilaku Konsumen dalam mengambil proses keputusan pembelian

Terdapat hubungan Perilaku Konsumen (X2 ) dan Keputusan Pembelian (Y)

Tidak ada variabel X1


(44)

2.2 KerangkaPemikiran

Menurut William J. Schultz yang dikutip dalam buku Buchari Alma (2009:189 ) mengemukakan display toko sebagai berikut :

Usaha untuk mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct visual appeal )

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa display toko merupakan kegiatan merancang, mendisain, lingkungan pembelian yang nyaman sesuai dengan karakteristik toko tersebut yang bertujuan menarik minat konsumen sehingga mereka datang dan berbelanja ke toko.

Menurut Engel, Blackwell & Miniard (1995) dikutip dalam buku perilaku konsumen karangan Danang Sunyoto menyatakan bahwa Kelas sosial dalam perilaku konsumen adalah kelompok kecil,keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya di keluarga,klub,dan organisasi.Gerakan di antara kelas-kelas sosial,interaksi kelas sosial dengan variabel lain seperti jenis kelamin,ras,etnisitas, pendidikan,pendapatan ,gaya hidupsertaefekkelassosialpadakemiskinandankebijakanekonomi.


(45)

Jadi, Kelassosialdapat dimaksudkan sebagai hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan harus bisa memerhatikan perilaku mereka dalam hal-hal pemakaian produk yang cocok untuk gaya hidup mereka, sehingga pelanggan tertarikdanterangsangdenganproduk yang diproduksiolehperusahaantersebut.

MenurutKotler (2002) dalam Soewito (2003:222) mendefinisikan keputusan pembelian adalah:” keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan – tahapan yang di lalui konsumen sebelum melakukan pembelian yang meliputi :Kebutuhan yang dirasakan, Kegiatansebelummembeli

Jadi, keputusanpembeliandapat dimaksudkan sebagai dorongan emosi sehingga dapat menentukan untuk melakukan pembelian. Dengan demikian, dapat terlihat displaytoko dan perilaku konsumen memiliki dampak yang sangat erat dengan keputusan pembelian.

2.2.1 KeterkaitanAntarVariabel

2.2.1.1 Hubungan DisplayTokoterhadapKeputusanPembelianKonsumen Menurut Buchari Alma (2007:189) display yaitu : Non-Personal stimulation of demand for product, service or selling organization to perspective buyer buyers by direct appeal to vision or the other sences. Display adalah keinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong oleh seseorang, tapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya.


(46)

1. Untuk menarik perhatian (attention interest) para pembeli. Hal ini dilakukan menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan sebagainya. 2. Untuk dapat menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang di

pamerkan di toko (attention, interest).

3. Kemudian para konsumen masuk ke dalam toko dan melakukan pembelian

(desire + action).

Konsumendengankelasmenengahkeatascenderungmemerlukanpencarianinf ormasi yang lebihbanyaksebelumpembelian di lakukan, sebaliknya konsumen dari kelompok menengah kebawah lebih suka mendasarkan keputusan pembeliannya berdasarkan display di took atau percaya pada petugas penjualan Menurut Prasad (2000) yang dikutipolehSutisna (2001:237).

Dari penjelasan-penjelasan diatas, display mempengaruhi keputusan pembelian konsumen maka display harus diatur dengan baik supaya dapat membantu konsumen untuk mendapatkan barang-barang dengan cepat, penyusunan barang-barang yang memudahkan orang melihat, mencari dan menjangkau, hal ini sangat menentukan terjadinya pembelian. Apabila konsumen tertarik dan puas terhadap barang tersebut maka dapat memberikan manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, hal ini akan menjadi dasar yang baik untuk melakukan pembelian ulang. Konsumen, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan perusahaan sehingga dapat terlihat bahwa hubungan display


(47)

display, maka salah satu faktor yang dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen tidak akan terpenuhi.

2.2.2.2 Hubungan Kelas Sosial terhadap Keputusan Pembelian

Mengenai pengaruh perilaku konsumen kelas sosial terhadap keputusan pembelian konsumen dikatakan antara lain oleh Lipsey, dkk (2005) menyatakan bahwa kelas sosial baik ditinjau dari pekerjaan, pendapatan, kekayaan,dan variabel kelas sosial lainnya. Garis pendapatan- konsumsi menunjukkan bahwa perbedaan pendapatan dalam kelas sosial berpengaruh terhadap perilaku keputusan pembelian konsumen.

Berdasarkanuraiankerangkapemikiran diatas, maka dapat dibuat paradigma penelitian sebagai berikut :


(48)

Prasad (2000)

Lipsey,dkk (2005) Gambar 2.3

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

Display Toko

1. Windows Display

2. Interior Display 3. Eksterior Display

(Buchari alma (2007:189)

Kelas Sosial

1. Pekerjaan

2. Kekayaan

3. Interaksi 4. Pemilikan

5. Pendidikan

(Engel,BlackWell & Miniard,1995 )

Keputusan Pembelian

1. Pengenalan masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan membeli 5. Perilaku pasca membeli Kotler (2005) dalam Ilmaya (2009:63)


(49)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono, (2007:84) dikatakan bahwa :

“Hipotesis adalah alternative dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian.”

Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan ,maka hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Display Toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada Gallery M&N Design di Kota Bandung.

2. Perilaku Konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Gallery M&N Design di Kota Bandung.


(50)

129 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan display toko pada Gallery M&N Design Bandung tergolong cukup baik. Dimana skor tertinggi terdapat pada indikator penataan display dan terendah pada indikator pemasangan papan nama .Karena Gallery M&N Design lebih mengutamakan dan menonjolkan segi penataan antara display perusahaan dengan display pesaing, sehingga konsumen dapat dengan mudah mengenal display Gallery M&N Design. 2. Kelas Sosial pada Gallery M&N Design Bandung tergolong

baik,Dimana skor tertinggi terdapat pada indikator pemilikandan terendah pada indikator interaksi.Hal ini dikarenakan Gallery M&N Design lebih mengutamakan pelayanan konsumen yang intens sehingga para konsumen kelas atas merasa memiliki Gallery M&N Design.

3. Keputusan pembelian pada Gallery M&N Design Bandung tergolong baik, hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai persentase. Dimana skor tertinggi terdapat pada indikator pengenalan masalah dan terendah pada indikator perilaku pasca pembelian. Karena Gallery M&N Design lebih mengutamakan apa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga konsumen


(51)

dapat memutuskan untuk melakukan pembelian setelah melakukan pengenalan masalah.

4. Secara Parsial, display toko terhadap keputusan pembelian menunjukan hubungan yang sedang dan searah (positif). Berdasarkan pengujian hipotesis, display toko secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Gallery M&N Design di Bandung.

Secara Parsial, kelas sosial terhadap keputusan pembelian menunjukan hubungan yang sedang dan searah (positif). Berdasarkan pengujian hipotesis, kelas sosial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Gallery M&N Design di Bandung.

5.2 Saran

1. Apabila dilihat dari hasil analisisnya mengenai display toko. Gallery M&N Design berada pada kategori cukup baik. dengan hasil tersebut makan Gallery M&N Design harus tetap mempertahankan display toko untuk strategi bersaingnya.

2. Mengingat persaingan dalam lingkungan sosial semakin ketat, walaupun Gallery M&N Design memiliki nilai yang baik dalam penelitian ini maka di sarankan bagi Gallery M&N Design untuk tetap terus meningkatkan mutu pelayanan yang baik kepada konsumen dengan melakukan pengiriman informasi terbaru untuk produk lampu hiasnya setiap minggu , karena konsumen selalu menginginkan pertukaran informasi dari waktu ke waktu .


(52)

3. Gallery M&N Design seharusnya memberikan peningkatan pemberian informasi dan bonus grandprize kepada konsumen yang selalu melakukan pembelian pada Gallery M&N Design mengenai kegiatan Display Toko dan Kelas Sosial sehingga dapat menimbulkan minat para calon konsumen yang diharapkan konsumen akan merasa puas dan melakukan pembelian ulang terhadap produk Gallery M&N Design Bandung.


(53)

RENITA NOVIANTI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

Renita Novianti, 21209719, “ The Influence Of Store Display And Social Class To The Consumer

buying Decision On Gallery M&N Design in Bandung.” Under guidance Bapak Rizki Zulfikar,

SE.,M.Si

The research was conducted on consumers M&N Design Gallery in Bandung. Phenomenon that occurs is the development effort haped lamp gallery, a lot of strategies to attract consumers make purchases, applying the store dislpay strategy and social class, so that consumers make purchases, applying the store display strategy and social class, so that consumers flocked to buy

the product. M&N Design gallery’s attention was lacking. The purpose of this study is to

determine how much influence store display and social class towards purchase consumer purchasing decisions at M&N Design Gallery in Bandung.

The method used in this study is a qualititative and quantitative methods. The unit of analysis in this study is that consumers who make purchases in Bandung M&N Design Gallery tottaly is 1300 with a sample of 100 respondents. The test statistic used is the calculation of Pearson correlation, regression analysis,correlation,coefficient of determmination, hypotesis testing, and also use the help of an application program SPSS 17.0 for windows.

The results showed that the decision on the purchase of M&N Design GALLERY Bandung as a whole are in a good category for most consumers as the introduction of the problem,


(54)

board and level interaction consumen less tidiness. This is because store display and social class together provide a considerable influence on consumer purchasing decisions in M&N Design lamp. Among the indipendent variables, store display gives greater influence on consumer purchasing decisions in M&N Design equally social class. Social class partially only provide a less substantial influence on purchasing decisions, while the partial store display considerable influence on purchasing decisions.

Keywords ; Store Display, Social Class, Buying Decision

I. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia furniture di Indonesia saat ini telah mempengaruhi perilaku masyarakat khususnya kalangan kaum urban di perkotaan tampaknya selalu ingin tampil

up to date dan mengikuti perkembangan style lampu yang sedang trend saat ini, dengan membeli aksesoris- aksesoris furniture lampu yang terkenal. Maka, merek- merek seperti IKEA, Ace Hardware, Muji, Daiso, Grafunkt, dan lain- lainnya menjadi pilihan utama bagi para kaum urban saat ini. Namun, mahalnya harga yang ditawarkan merek- merek tersebut membuat sebagian kaum urban mencari alternatif lain, yaitu dengan membeli produk- produk yang menyerupai bentuk- bentuk aslinya namun dengan harga yang terjangkau.

Jasa Gallery Lampu di perkotaan tampaknya menyediakan jawaban akan kebutuhan kaum urban tersebut. Khususnya di Bandung, ada beberapa gallery lampu yang sudah cukup terkenal seperti M& N Design, Flametoe design, Home & Decor, dan lain- lainnya mencoba untuk menawarkan lampu- lampu yang kualitasnya hampir sama


(55)

Bandung yang mengakibatkan persaingan di antara toko- toko tersebut tidak terelakan lagi,

maka untuk menarik minat pembeli, sebagian besar dari toko- toko tersebut merancang strategi- strategi lain. Cara- cara yang telah dilakukan diantaranya merancang strategi promosi, diskon besar- besaran, menawarkan produk yang berkualitas, memberikan pelayanan yang baik, dan lain- lain. Cara- cara tersebut dilakukan untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Dalam persaingan memasarkan produk dengan tujuan, menciptakan pelanggan,perusahaan perlu membangun strategi penataan produk yang baik. Strategi yang harus dilakukan dalam upaya mencapai target pemasaran dimulai dari dalam perusahaan,khususnya penataan toko yang diciptakan oleh perusahaan. Strategi yang perlu dilakukan tersebut adalah strategi display toko. Menurut William J. Schultz yang dikutip dalam buku Buchari Alma (2009:189 ) mendefinisikan display yaitu usaha mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal ). Maka dengan display toko,konsumen bisa melihat- lihat produk lampu hias yang dipajang dalam toko.

Begitu juga dengan yang terjadi pada gallery lampu hias M&N Design,display toko di Gallery lampu M&N Design saat ini memajang barang- barang lampu hias dengan beraneka bentuk dan tampilan,seperti pajangan lampu hias bermotif batik,spiral,polkadot. Akan tetapi motif polkadot yang digunakan masih kurang bervariatif,sebab motif polkadot yang digunakan hanya motif polkadot single saja,sehingga belum bisa mengimbangi pesaing,seperti produk- produk amerika yang sudah lama menguasai pasar.


(56)

tidak sedikit yang mulai mempersoalkan masalah display toko yang mampu menarik minat dan perhatian konsumen pada toko. Perilaku konsumen saat ini selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu, mengingat perkembangan kebutuhan konsumen yang beragam. Menurut Sosiolog Joseph Kahl dalam buku Consumer Behavior oleh Engel, Blackwell & Miniard (1995 : 58) menerangkan kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi, dalam hal ini meliputi pendidikan dan pekerjaan, karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan atau perekonomian individu. Perubahan sosial ekonomi meliputi pendapatan dan tingkat pendidikan yang merupakan karakteristik pembeli. Terdapat korelasi langsung antara tingkat pendidikan, pendapatan, kelas sosial, dan kemampuan membeli seseorang. Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk, baik mengenai penampilan,gaya,mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen,sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik mengkaji topik yang berupa rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap display toko pada Gallery M&N Design di

Kota Bandung

2. Bagaimana kelas sosial konsumen pada Gallery M&N Design di Kota Bandung

3. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Gallery M&N Design di Kota Bandung


(57)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data sebagai sumber informasi untuk diolah dan dianalisis, untuk mengetahui pengaruh Display Toko dan Kelas Sosial

terhadap Keputusan Pembelian Gallery M&N Design di Bandung.

1.1.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui display toko pada Gallery M&N Design di Bandung

2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen kelas sosial pada Gallery M&N Design di Bandung

3. Untuk mengetahui keputusan pembelian pada Gallery M&N Design di Bandung 4. Untuk mengetahui pengaruh display toko, kelas sosial , terhadap keputusan

pembelian di M&N Design Bandung secara parsial

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang berhubungan dengan topik yang peneliti angkat, dan diharapkan bisa menjadi referensi untuk menghasilkan data yang lebih sempurna lagi. Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Perusahaan


(58)

kompetitif. 2. Pihak Terkait

Baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan menegmbangkan dan menambah wawasan serta masukan informasi dalam suatu penerapan kualitas penataan ruang terhadap keputusan pembelian konsumen.

3. Pihak lain

Baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkepentingan dalam penelitian

“ Pengaruh Display Toko, Kelas Sosial terhadap Keputusan Pembelian di Gallery M&N Design Bandung “

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

Display Toko

Pelaksanaan display sangat penting bagi sebuah toko karena merupakan teknik penjualan, pelaksanaan display (penataan) yang baik yaitu dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa memilih barang-barang itu dan akhirnya melakukan pembelian pelaksanaan display (penataan) efektif akan meningkatkan penjualan dan dapat merangsang keputusan pembelian konsumen secara seketika display

dapat merubah suasana toko lebih menarik .

Menurut William J. Schultz yang dikutip dalam buku Buchari Alma (2009:189 ) mendefinisikan display yaitu usaha mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct visual appeal ).


(59)

Davidson (1995:210) mengatakakan bahwa display (penataan) merupakan penataan barang dagangan, dimana display berhubungan dengan tata letak tokonya dan operasi toko, lokasi toko dari barang-barang dan pengadaan barang dagangan.

Dari beberapa pengertian diatas mengenai display maka dapat ditarik kesimpulan bahwa display merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan produk suatu perusahaan kepada konsumen agar konsumen dapat mengamati, meneliti dan melakukan pilihan, dimana hal ini dilakukan konsumen karena terdorong oleh daya tarik dari penglihatan ataupun rasa-rasa tertentu karena adanya peragaan atau penyusunan produk yang menarik Memajangkan barang di dalam toko dan di etalase, mempunyai pengaruh besar terhadap penjualan. Biasanya kita lihat salah satu cara untuk menjual barang ialah dengan membiarkan calon pembeli melihat, meraba, mencicipi, mengendari dan sebagainya.

2.1.2 Kelas Sosial

Menurut Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan Kelas Sosial (Social Class ) dapat didefinisikan sebagai Posisi seseorang dalam setiap kelompok dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang di berikan oleh masyarakat.

Engel, et all (1994), dalam Husein Umar (2005:50) kelas sosial dapat di definisikan sebagai stratifikasi yang terjadi untuk mengembangkan dan melestarikan identitas sosial kolektif di dalam dunia yang dicirikan oleh ketidaksamaan ekonomi yang mudah menyebar. Identitas sosial dicapai dengan menetapkan batas-batas pada interaksi di antara manusia dari status yang tidak sama.

Kelas Sosial merupakan kelompok kecil, keluarga, serta peranan status sosial konsumen. (Engel, Kollat & Blackwell, dalam Surya Sumantri, 2008 ).


(60)

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut William J. Schultz yang dikutip dalam buku Buchari Alma (2009:189 ) mengemukakan display toko sebagai berikut :

Usaha untuk mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal )

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa display toko merupakan kegiatan merancang, mendisain, lingkungan pembelian yang nyaman sesuai dengan karakteristik toko tersebut yang bertujuan menarik minat konsumen sehingga mereka datang dan berbelanja ke toko.

Menurut Engel, Blackwell & Miniard (1995) dikutip dalam buku perilaku konsumen karangan Danang Sunyoto menyatakan bahwa Kelas sosial dalam perilaku konsumen adalah kelompok kecil,keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya di keluarga,klub,dan organisasi.Gerakan di antara kelas-kelas sosial,interaksi kelas sosial dengan variabel lain seperti jenis kelamin,ras,etnisitas, pendidikan,pendapatan ,gaya hidup serta efek kelas sosial pada kemiskinan dan kebijakan ekonomi.

Jadi, Kelas sosialdapat dimaksudkan sebagai hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan harus bisa memerhatikan perilaku mereka dalam hal-hal pemakaian produk yang cocok untuk gaya hidup mereka, sehingga pelanggan tertarik dan terangsang dengan produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.


(61)

pembelian yang meliputi :Kebutuhan yang dirasakan, Kegiatan sebelum membeli Jadi, keputusan pembelian dapat dimaksudkan sebagai dorongan emosi sehingga dapat menentukan untuk melakukan pembelian. Dengan demikian, dapat terlihat displaytoko dan perilaku konsumen memiliki dampak yang sangat erat dengan keputusan pembelian

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono, (2007:84) dikatakan bahwa :

“Hipotesis adalah alternative dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi

problematika yang diajukan dalam penelitian.”

Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan ,maka hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Display Toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada Gallery

M&N Design di Kota Bandung.

2. Perilaku Konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Gallery M&N Design di Kota Bandung.

III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan.


(62)

Objek dalam penelitian ini adalah Display Toko sebagai variabel X1, Kelas Sosial sebagai X2 dan Keputusan pembelian konsumen Gallery M&N Design sebagai variabel Y.

III Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Gallery M&N Design.Data dan fakta yang dikumpulkan kemudian disusun secara sistematis yang selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.Sedangkan metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan statistik.

Menurut Sugiyono (2005:21):

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis, sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian poin keempat, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh display toko dan kelas sosial terhadap keputusan pembelian konsumen Gallery M&N Design di Bandung. Dengan metode ini dapat diketahui berapa besar


(63)

maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey.

Explanatory survey adalah suatu survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis, survai dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:

3.2.3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:161), populasi adalah “Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Gallery M&N Design Bandung pada 5 tahun terakhir. Berdasarkan informasi dari pihak M&N Designdiketahui konsumen M&N Design diambil rata-rata adalah sebanyak 1300 orang yang bisa dijadikan ukuran populasi

3.2.3.2.2 Sampel

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Karena obyek dalam populasi terlalu luas maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.


(64)

Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik accidental random sampling.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada perusahaan yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari serta dari data sekunder).

2. Observasi ( Pengamatan Langsung )

Melakukan pengamatan secara langsung di untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian.Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan. 3. Wawancara atau interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan kepada pihak – pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak – pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan PengaruhDisplay TokoDan Kelas Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Gallery M&N Design.


(1)

X1 = Display Toko X2 = Kelas Sosial

Tabel 4.28

Hasil Estimasi Model Regressi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .121 .282 .430 .668

Display .610 .093 .479 6.570 .000

Kelas

Sosial .373 .065 .421 5.781 .000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan output di atas, diperoleh nilai a sebesar 0,121, b1sebesar 0,610 dan b2 sebesar 0,373. Dengan demikian dapat dibentuk regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 0,121 + 0,610 X1 + 0,373 X2

Nilai a, bidan b2dalam persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a = 0,121artinya : jika display tokodan kelas sosial bernilai 0 maka keputusan pembelian akan bernilai 0,121 satuan.

b1 = 0,610 artinya : menunjukan jika display tokomeningkat sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,610satuan. Bahwa apabila Gallery M&N Design meningkatkan display toko maka keputusan pembelian

akan meningkat hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Buchari Alma (2006:142) display toko yang baik akan meningkatkan keputusan pembelian.

b2 = 0,373artinya : menunjukan jika kelas sosial meningkat sebesar satu satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,373satuan. Bahwa apabila Gallery


(2)

M&N Design meningkatkankelas sosial nya maka keputusan pembelian akan meningkat. Pada hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Lipsey (2013:228) kelas sosial yang baik akan meningkatkan keputusan pembelian

Tabel 4.34

Uji Hipotesis X1 (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 Display Toko ( X1 ) .610 .093 .479 6.570 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian(Y)

Dari keluaran software SPSSseperti terlihat pada tabel 4.32 diperoleh nilai thitung variabel desain produk sebesar 5,781 dengan nilai signifikansi mendekati nol. Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji parsial (uji t) sebesar 1,985 yang diperoleh dari tabel t pada  = 0.05 dan derajat bebas 97 untuk pengujian dua arah. Karena nilai thitung (5,781) lebih besar dari ttabel (1,985) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho2 sehingga Ha2 diterima.

Jadi berdasarkan penelitian dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa display toko secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada konsumen Gallery M&N Design di Bandung. Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adrian Hartanto (2006:19)display toko dimaksudkan untuk membedakan penataan display dimana pembedaan penataan display ini diharapkan agar konsumen dapat memutuskan pembelian pada produk yang telah dilakukan pendiferensiasikan produk . Jika konsumen merasa tertarik maka mereka cenderung akan


(3)

memutuskan untuk membeli produk tersebut. Jika digambarkan, nilai t hitung dan t tabel untuk pengujian parsial X1 tampak sebagai berikut:

Gambar 4.5

Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial

(Pengaruh Display Toko)

V . KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan display toko pada Gallery M&N Design Bandung tergolong cukup baik. Dimana skor tertinggi terdapat pada indikator penataan display dan terendah pada indikator pemasangan papan nama .Karena Gallery M&N Design lebih mengutamakan dan menonjolkan segi penataan antara display perusahaan dengan display pesaing, sehingga konsumen dapat dengan mudah mengenal display Gallery M&N Design.

2. Kelas Sosial pada Gallery M&N Design Bandung tergolong baik,Dimana skor tertinggi terdapat pada indikator pemilikandan terendah pada indikator interaksi.Hal

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

0

t0,975;97 = 1,985


(4)

ini dikarenakan Gallery M&N Design lebih mengutamakan pelayanan konsumen yang intens sehingga para konsumen kelas atas merasa memiliki Gallery M&N Design.

3. Keputusan pembelian pada Gallery M&N Design Bandung tergolong baik, hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai persentase. Dimana skor tertinggi terdapat pada indikator pengenalan masalah dan terendah pada indikator perilaku pasca pembelian. Karena Gallery M&N Design lebih mengutamakan apa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga konsumen dapat memutuskan untuk melakukan pembelian setelah melakukan pengenalan masalah.

4. Secara Parsial, display toko terhadap keputusan pembelian menunjukan hubungan yang sedang dan searah (positif). Berdasarkan pengujian hipotesis, display toko secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Gallery M&N Design di Bandung.

Secara Parsial, kelas sosial terhadap keputusan pembelian menunjukan hubungan yang sedang dan searah (positif). Berdasarkan pengujian hipotesis, kelas sosial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Gallery M&N Design di Bandung.

Saran

1. Apabila dilihat dari hasil analisisnya mengenai display toko. Gallery M&N Design berada pada kategori cukup baik. dengan hasil tersebut makan Gallery M&N Design harus tetap mempertahankan display toko untuk strategi bersaingnya.

2. Mengingat persaingan dalam lingkungan sosial semakin ketat, walaupun Gallery M&N Design memiliki nilai yang baik dalam penelitian ini maka di sarankan bagi Gallery M&N Design untuk tetap terus meningkatkan mutu pelayanan yang baik kepada konsumen dengan melakukan pengiriman informasi terbaru untuk produk lampu hiasnya setiap minggu , karena konsumen selalu menginginkan pertukaran informasi dari waktu ke waktu .


(5)

3. Gallery M&N Design seharusnya memberikan peningkatan pemberian informasi dan bonus grandprize kepada konsumen yang selalu melakukan pembelian pada Gallery M&N Design mengenai kegiatan Display Toko dan Kelas Sosial sehingga dapat menimbulkan minat para calon konsumen yang diharapkan konsumen akan merasa puas dan melakukan pembelian ulang terhadap produk Gallery M&N Design Bandung.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Hartono (2012).Pengaruh Display, Kepercayaan Merek, Keakraban Merek, Persepsi, Harga Terhadap Intensi Pembelian dan Pembelian Tak Terencana. Jurnal Ekonomika Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, dan 1 (1), 1 – 22

Buchari Alma . 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta

Damodar N. Gujarati. 2003. “Basic Econometries” Fourth Edition McGraw – Hall, New Jersey. Kottler, Philip. 2000. Marketing Manajemen. The Millenium Edition, Prectice.

Masri Singarimbun. 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES

Mirella Mihic. 2006. Buying Behaviour and Comsumption. Journal International Faculty Of Economic. Vol 12, pp 20 – 31

Perpusatakaan Program Eksistensi UNPAD. 2003. Bandung

Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Saladin H, Djaslim ; SE dan Marty, Yevis Oesman; SE, ; 1997. Intisari Manajemen Pemasaran. PT. Media IPOTEK. Bandung

Schiffman, L., & Kanuk, L/ 2004. Perilaku Konsumen. New Jersey : Prectice Hall Elex Media Komputindo. Jakarta

Singgih Santoso. 2002. Mengolah Data Statistik Secara Profesional.

SP, Abdi. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Edisi ke 1, Alfabeta. Bandung Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta


(6)

Sunyoto, Danang ; SE. 2013. Perilaku Konsumen, Panduan Riset Sederhana Untuk Mengenali Konsumen. Caps Penerbit : Yogyakarta

Swastha, Basu. 1998. Manajemen Penjualan. Edisi ke 3, BPFE. Jogjakarta

Umar Husein. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta UNIKOM. Pedoman Penyusunan Skripsi. 2012. Bandung