Pengaruh Display Toko Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Distro Baby Bones Bandung

(1)

PENGARUH DISPLAY TOKO DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA DISTRO

BABY BONES BANDUNG

Influence of store displays and sales promotion against the purchase decision on the distro baby bones Bandung

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh Jenjang Strata I

Program Studi Manajemen

Oleh : Ade Irman

21207035

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ABSTRAK

Ade Irman “Pengaruh Display Toko dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Distro Baby Bones Bandung”.

Dibawah bimbingan : Rizki Zulfikar SE.,M.Si

Kebutuhan masyarakat akan pakain sangat besar, itu bisa di lihat dari jumlah permintaan pakaian dari tiap tahunnya. Setiap masyarakat mempunyai pertimbangan dalam memilih pakaian yang lagi trend saat ini, karena setiap masyarakat mempunyai persepsi yang berbeda mengenai pakaian dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu setiap perusahaan pakaian harus mengetahui jenis pakaian apa yang lagi trend saat ini.

Tujuan penelitian ini antara lain yaitu, (1) untuk mengetahui bentuk dan gambaran penataan display toko pada distro baby bones Bandung. (2) untuk mengetahui bagaimana bentuk promosi penjualan pada distro baby bones Bandung. (3) untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang keputusan pembelian pada distro baby bones Bandung. (4) untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya penataan display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada distro baby bones Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan sampel sebanyak 82 orang yang merupakan konsumen yang datang ke distro baby bones, serta menggunakan analisi regresi linier berganda untuk mengethui model matematis, analisis korelasi product moment(pearson), untuk menghitung tingkat keeratan hubungan analisis determinasi untuk mengetahui pengaruhnya. Untuk memudahkan dalam proses pengolahan data, penulis menggunakan software SPSS for window versi 17.0. Hasil yang dipeorleh bahwa display toko dan promosi penjualan mempunyai hubungan yang kuat dan positif terhadap keputusan pembelian yaitu dengan korelasi ® sebesar 0,264 sedangkan besarnya pengaruh terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 6,96% yang diukur dengan menggunakan rumus koefisien determinasi. Hasil perhitungan uji hipotesis di peroleh bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel (1.279<1,645) Ho diterima (X1) dan terdapat pengaruhnya yang signifikan antara display toko terhadap keputusan pembelian dengan arah hubungan positif. Sedangkan uji hpotesis untuk (X2) t hitung lebih kecil dari t tabel (-0,915<1,645) Ho diterima dan terdapat pengaruhnya antara promosi penjualan terhadap keputusan pembelian walau pengaruhnya rendah. Dengan demikian semakin bagus bentuk penataan display toko dan promosi penjualan maka keputusan pembelian akan semakin tinggi.


(3)

ABSTRACT

Ade Irman " Influence of store displaya and sales promotion against the purchase decision on the distro baby bones bandung ".

Under the guidance: Rizki Zulfikar SE., M. Si

Clothing needs of the community will be very large, it can be seen from the number of requests each year from the clothing. Every community has a consideration in choosing clothes that trend again today, because every society has different perceptions of clothing in his decision. The refore every company should know what type of clothing apparel which is again what the current trends. The purpose of this study, among others, namely, (1) to determine the shape and arrangement of store displays images on baby bones distro in Bandung. (2) to find out how the shape of the distributions of sales promotion baby bones Bandung. (3) to find out how the idea of purchasing decisions on baby bones distro in Bandung. (4) to find out how much influence the arrangement of store displays and sales promotions on the purchase decision on the distro baby bones Bandung.

The method used in this research is descriptive research method and verifikatif with a sample of 82 people who are consumers who come to the distro baby bones, as well as using multiple linear regression analysis to mengethui mathematical models, analysis of product moment correlation (Pearson), to calculate the level of closeness relations of determination analysis to determine its influence. To facilitate the processing of data, the authors used the software SPSS for windows version 17.0.

The results dipeorleh that store displays and sales promotion have strong relationships and positive impact on purchasing decisions is the correlation ® of 0.264 while the magnitude of influence on the purchasing decision was 6.96% as measured using the coefficient of determination formula. Hypothesis testing results of calculations obtained t count that is smaller than t table (1279 <1.645) Ho received (X1) and there is significant influence between store displays with the direction of the buying decision a positive relationship. While hpotesis test for (X2) t count is smaller than t table (-0.915 <1.645) Ho accepted and there is the effect of sales promotions to influence purchasing decisions even lower. Thus the better form of structuring store displays and sales promotion, the decision of purchase will be higher.


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.,

Alhamdulillahirobbil’alamin, sebuah kenikmatan yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT, serta atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada distro baby bones Bandung”. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rosulullah SAW.

Maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat dalam menempuh jenjang Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari karya ilmiah ini tidak terlepas atas bantuan dan do’a dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati,Dra, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si., selaku Dosen pembimbing dan Ketua Panitia Sidang Tugas Akhir 2010/2011 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(5)

5. Ibu Elvira Azis, SE., MT., selaku Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si., selaku Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si., selaku Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Ibu Rahma Wahdiniwaty. M.Si., selaku Dosen wali yang telah memberikan masukannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

10.Bapak Dr. Ir Rosgandika Mulyana. DEA, selaku penguji 1. 11.Ibu Windy Novianti, SE., MM., selaku penguji 2.

12.Seluruh Staf Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

13.Ibu Ina, selaku Marketing Distro Baby Bones yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

14.Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan baik do’a maupun materi sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

15.Pak iyan yang telah mau membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi. 16.Teman-teman seangkatan yang sama-sama berjuang dalam melakukan

penelitian tugas akhir.

17.Seluruh teman-teman Kelas Mn1 angkatan 2007.


(6)

Atas bantuan dari seluruh pihak diatas, semoga amal ibadahnya berlipat ganda serta diterima di sisi Allah SWT.

Akhirnya harapan dan do’a kami mohon, semoga tugas akhir ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Bandung, Mei 2011 Penulis

Ade Irman 21207035


(7)

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan trend mode yang selalu baru dan banyak bermunculan distro-distro baru. Selain itu banyak dari kalangan perusahaan produksi yang bergerak dalam bidang fashion dan distro selalu timbul inisiatif untuk selalu mengikuti trend yang terbaru agar produknya laku dipasaran dan tidak mengurangi laba perusahaan. Produk yang berqualitas dan mengikuti trend terbaru itu dapat menarik daya tarik konsumen untuk membeli sehingga perusahaan akan terhindar dari penurunan laba atau kebangkrutan disebabkan karena menurunnya jumlah pelanggan.

Seiring dengan pesatnya daya beli dalam bidang industri pakaian, banyak perusahan baru yang timbul dalam memproduksi pakaian yang menyebabkan masalah persaingan konsumen dalam bidang fashion, hal ini dapat membuat gerah sebagian pengusaha industri pakaian untuk mengambil inisiatif agar pelanggannya tidak berkurang.

Suatu perubahan paradigma pemasaran didorong oleh perubahan situasi dan kondisi masyarakat secara global. Perubahan tersebut meliputi pangsa pasar yang kian terpilih, keputusan pembelian yang kian selektif, berkembangnya masyarakat informasi, perkembangan saluran distribusi, berkembangnya cara


(8)

baru dalam berbelanja, perubahan pola konsumsi keluarga menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan menentukan produk yang dipilihnya. Selain daripada itu juga banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian barang dan jasa. Mempelajari dan menganalisis perilaku konsumen dalam keputusan pembelian merupakan hal dasar yang penting, sebab dengan pengetahuan dasar yang baik mengenai perilaku konsumen kita akan lebih mengetahui apa keinginan dari konsumen itu sendiri terutama dalam kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen. Menghadapi kenyataan demikian penjual dituntut untuk mengembangkan kebijaksanaan pemasaran yang aktif serta senantiasa mengikuti perkembangan ekonomi, teknologi, kebutuhan, dan pola hidup masyarakat. Perusahaan harus mengembangkan informasi dan pengetahuan mengenai strategi penjualan produknya. Dalam hal ini penjual dapat melakukan dengan menentukan dan melaksanakan strategi pemasaran melalui bentuk penataan display toko dan promosi penjualan yang tepat dan efektif.

Baby Bones sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di dalam bidang produksi pakaian anak, di dalam melakukan proses penjualan haruslah memahami apa kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan demikian Baby Bones dapat menarik konsumen baru bahkan meningkatkan volume penjualan.Untuk itu perusahaan harus menyediakan layanan prima sesuai dengan keinginan konsumen dan mampu merespon kebutuhan konsumen dengan cepat


(9)

dan cermat. Untuk merespon kebutuhan konsumen, Baby Bones memilih melakukan strategi pemasaran yang tepat yaitu melaksanakan penataan display toko dan promosi penjualan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan mempercepat pembelian oleh konsumen dalam kondisi persaingan yang sangat tinggi dari beberapa pesaing perusahaan produksi pakaian yang lain.

Pengertian Display menurut William J Shultz yang di kutip oleh Buchari Alma (2007, : 184) display adalah usaha mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung.

Selain itu peranan promosi pun sangat berpengaruh dalam melakukan penjualan, dengan adanya promosi penjualan dapat meningkatkan hasil atau laba perusahaan serta dapat memberikan informasi kepada konsumen supaya mau membeli barang ke toko kita dan memberitahukan kepada para konsumen kalau mau membeli barang kebutuhan sehari-hari tidak perlu pergi jauh untuk mendapatkan barang yang diinginkan.

Menurut Philip Kotler (2002, : 681) promosi penjualan adalah terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam sebagian besar berjangka pendek dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.

Untuk menimbulkan keputusan pembelian konsumen, promosi merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan, dengan alasan jika konsumen


(10)

merasa puas dengan promosi yang dilakukan perusahaan, tidak menutup kemungkinan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih dari apa yang telah ditargetkan sebelumnya.

Tabel 1.1

Daftar penjualan tahun 2010

No Bulan Jumlah

1 Januari 49.350.000

2 Februari 48.972.500

3 Maret 112.617.500

4 April 47.790.000

5 Mei 67.372.500

6 Juni 68.370.000

7 Juli 172.560.000

8 Agustus 213.712.500

9 September 94.130.000

10 Oktober 55.885.000

11 November 39.420.000

12 Desember 79.785.000


(11)

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada distro Baby Bones Bandung, terdapat permasalahan yang menyangkut proses keputusan pembelian yaitu volume penjualan yang naik turun dari tiap bulan yang disebabkan daya beli yang masih terbatas, kurangnya bentuk promosi yang dilakukan oleh perusahaan, belum dikenal oleh masyarakat, orang lebih kenal distro ini di pakai hanya untuk kalangan remaja, serta banyaknya toko pakaian anak yang lama dan banyak bermunculan toko pakaian anak yang baru sebagai pesaing yang menawarkan produk pakaian anak sejenis. Sehingga konsumen yang awalnya berbelanja di Distro Baby Bones Bandung memiliki berbagai alternatif atau pilihan dalam memilih pakaian dari berbagai toko pakaian disebabkan produk Baby Bones kurang epektifnya dalam bidang pemasaran khususnya dari segi promosi penjualan barangnya.

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan distro Baby Bones dengan mengadakan promosi yang diharapkan, maka diperlukan informasi tentang pendapat dari para konsumen khusunya yang belanja kebutuhan sehari-hari pada distro Baby Bones tersebut mengenai penataan display toko yang dilakukan perusahaan serta informasi tentang kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh distro Baby Bones


(12)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai “ PENGARUH DISPLAY TOKO DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA DISTRO BABY BONES BANDUNG”

1.2 Identifikasi dan rumusana masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam bentuk fenomena yang ada dalam perusahaan yang menyangkut tentang proses keputusan pembelian yaitu volume penjualan yang menurun, serta daya beli masyarakat yang terbatas dan banyaknya bermunculan perusahaan pakaian yang sama dan kurangnya bentuk promosi penjualan yang di lakukan oleh perusahaan. Sehingga konsumen yang awalnya berbelanja di toko kami mereka pindah ke toko lain pada hal barang yang di beli konsumen ada di toko kami. Hal ini kurangnya informasi yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen.

Hal ini disebabkan pelaksanaan penataan display toko dan Promosi Penjualan yang dilakukan oleh distro Baby Bones Bandung belum optimal. Hal ini di sebabkan oleh sebagai berikut :

1. Masih banyak masyarakat umum belum mengetahui adanya distro pakaian buat anak-anak


(13)

3. Kurangnya promosi penjualan yang dilakukan oleh distro Baby Bones 1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan penataan display pada distro Baby Bones Bandung

2. Apakah kegiatan promosi penjualan dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada distro Baby Bones Bandung

3. Bagaimana kondisi keputusan pembelian pada distro Baby Bones Bandung

4. Seberapa besar pengaruhnya penataan display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada distro Baby Bones Bandung baik secara parsial dan simultan

1.3 Maksud dan tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis data dan informasi yang diperlukan tentang “pengaruh penataan display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian” pada distro Baby bones tersebut. Kemudian data yang diperoleh akan dituangkan dalam bentuk usulan penelitian.


(14)

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk dan gambaran penataan display toko pada distro Baby Bones Bandung

2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pelaksanaan promosi penjualan pada distro Baby Bones Bandung

3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang keputusan pembeli pada distro Baby Bones Bandung

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya penataan display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian

1.4 Kegunaan penelitian

Penulis berharap Skripsi ini memberikan banyak manfaat bagi penulis sendiri, perusahaan, dan para pembaca pada umumnya

1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Bagi Perusahaan

Memberi masukan pada perusahaan berkenaan dengan bentuk penataan display toko dan promosi penjualan yang akan memberikan kontribusi terhadap keputusan pembelian para pelanggannya, sehingga pihak perusahaan memperoleh informasi untuk melaksanakan kegiatan permasaran tersebut secara lebih baik untuk kepentingan pemasaran distro Baby Bones


(15)

2. Bagi Pihak Terkait

Sebagai sumber infomasi yang dapat bermanfaat guna menggambarkan bentuk penataan display toko dan promosi penjualan serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen dan atau sebagai bahan referensi yang dibutuhkan bagi penulis lain yang mempunyai bahasan yang sama sehingga dapat melakukan suatu perbandingan.

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam dunia usaha mengenai seberapa besar pengaruh bentuk penataan display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen, sehingga penulis mendapat tambahan kemampuan untuk menganalisis suatu permasalahan sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat khususnya berkenaan dengan kegiatan pemasaran sebuah toko.

2. Bagi Pihak Lain

Maka dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan bagi rekan-rekan yang akan mengadakan penelitian yang lebih lanjut serta berguna bagi pengembangan dunia pendidikan.


(16)

1.5 Lokasi dan waktu penelitian 1.5.1 Lokasi penelitian

Dalam penyusunan laporan usulan penelitian ini, penullis melakukan penelitian di distro Baby Bones Bandung yang beralamat Jl. Trunojoyo no 23, Bandung

1.5.2 Waktu Penelitian

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan

penelitian 2 Pelaksanaan

penelitian 3 Analisis data 4 Penyusunan


(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Display

2.1.1.2 Definisi Display

Didalam bisnis distro, salah satu usaha yang dilakukan pengusaha untuk mengatasi persaingan adalah dengan mengarahkan perhatian konsumen untuk memasuki tokonya agar dapat melakukan pembelian.untuk mengimbangi persaingan agar konsumen tidak berpindah pada pesaing, distro memerlukan suatu display yang baik dan kreatif yang merupakan usaha perpaduan unsur-unsur didalam maupun diluar toko.

Display merupakan salah satu aktivitas terpenting dalam keseharian operasional pengelolaan sebuah tokoyang dihasilkan dari aktivitas yang satu ini berpengaruh langsung pada tingkat keberhasilan penjualan di dalam toko, display yang dilakukan oleh para pemilik usaha modern berkembang semakin inovatif, terutama sejak semakin banyaknya usaha yang memahami konsep dan pemanfaatan alat bantu display (visual merchandising) yang kini semakin populer.Salah satu cara yang dapat dikembangkan oleh perusahaan adalah melaksanakan promosi berupa penataan produk (display).

Menurut Buchari Alma (2007 : 189) Display adalah “ non personal stimulation of demand for produk, service or selling organization to perspective


(18)

buyer buyers by direct appeal to vision or the other sencos” yang artinya Display adalah keinginan memberi sesuatu yang tidak didorong oleh seseorang tapi di dorong oleh daya tarik atau penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya.

Pengertian Diplay menurut William J Shultz yang di kutip oleh Buchari Alma (2007 : 184) Display adalah usaha mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung.

Display merupakan salah satu dari bagian promosi pada promosi ini dikenal dengan dengan bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari :

1. Periklanan (advertising)

2. Promosi Penjualan (sales promotion) 3. Penjualan pribadi (personal selling) 4. Hubungan Masyarakat (public relation)

2.1.1.3 Tujuan pelaksanaan display

a. Untuk menarik perhatian (attention interest) pembeli.

b. Untuk dapat menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang di pamerkan ditoko (attention, interest).

c. Kemudian konsumen masuk ke dalam toko dan melakukanpembelian (desiret action).


(19)

Dalam usahanya untuk menarik perhatian konsumen display mempunyai peranan yang penting antara lain :

1. Display berperan untuk menjual barang. 2. Display membantu menciptakan suasana toko.

3. Display berperan mempercepat adanya transaksi penjualan. 4. Display berperan melindungi barang dari kerusakan fisik barang.

2.1.1.4 Fungsi display

Menurut Garry R.S Smith (1990:4) fungsi display ada 2 yaitu :

1. Increasing sales productivity ( meningkatkan produktivitas penjualan) 2. Creating the desire store ( menciptakan citra toko yang di inginkan) 2.1.1.5 hal-hal yang harus di perhatikan dalam pelaksanaan display

Display yang dilakukan diharapkan dapat memperlancar penjualan. Maka hal-hal yang perlu di perhatikan dalampelaksanaan display :

1. Barang-barang yang laku di tempatkan di tempat yang strategis.

2. Penyusunan barang harus menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga menimbulkan daya tarik dan kesan yang memuaskan.

3. Pramuniaga dengan cepat dan mudah mengambil atau menunjukan barang yang di butuhkan pembeli.

4. Penyusunan barang-barang hendaknya membangkitkan pelanggan untuk melayani diri sendiri (self service).


(20)

Menurut buchari alma (2007:189) display di bagi menjadi tiga bagian diantaranya:

1. Window Display (penataan bagian depan toko)

Bagian depan toko adalah bagian yang termuka atau terdepan. Maka ia hendaknya memberikan kesan yang menarik, dengan mencerminkan kemantapan dan kekekokohan. Maka bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan dan goodwill. Disamping itu hendaklah menunjukan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang ada di dalamnya karena bagian depan dan eksterior berfungsi sebagai identifikasi atau tanda pengenalan maka sebaiknya dipasang lambang-lambang.

2. Interior Display (penataan bagian dalam toko)

Pada bagian ini sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba bagi toko, yang termasuk bagian interior display adalah : poster, tanda petunjuk lokasi, display barang-barang pada hari khusus seperti lebaran dan tahun baru. Interior display di bagi dalam beberapa macam menurut buchari Alma (2002: 146) diantaranya :

Merchandise display adalah barang-barang di toko dipajangkan dan ditata sebaik mungkin untuk menarik perhatian konsumen supaya mau membeli barang yang di jual di toko. Ada 3 bentuk dalam melaksanakan pemajangan diantaranya :


(21)

a. Open display

Barang-barang dipajangkan pada bagian toko yang terbuka yaitu yang dapat dijangkau oleh pembeli atau konsumen dengan mudah dan dapat dilihat oleh orang lain.

b. Closed display

Barang-barang dipajangkan pada bagian toko yang tertutup yaitu disimpan pada etalase yang tertutup untuk maksud menarik minat konsumen supaya konsumen penasaran terhadap barang yang ada pada toko.

c. Architectural display

Pada bagian ini toko memajangkan barang-barang yang dimililkinya serta dalam konten kegunaannya barang ini missal, mebel di kamar tidur, dapur dengan perlengkapan dan sebagainya.

Store design dan decoration adalah Store design digunakan untuk membimbing calon pembeli ke arah barang dagangan dan memberikan keterangan kepada konsumen tentang kegunaan barang tersebut. Sedangkan decoration sering digunakan pada umumnya dalam rangka peristiwa khusus seperti penjualan pada saat hari Raya, Natal dan tahun baru.

Dealer display adalah : Dealer display merupakan simbol, petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan barang yang dibuat oleh produsen, simbol-simbol tersebut seakan-akan memberi peringatan


(22)

kepada pramuniaga agar tidak memberikan informasi yang tidak sesuai atau tidak benar.

3. Exterior Display (penataan di luar toko)

Merupakan pemajangan barang dagangan di tempat tertentu di luar kegiatan usaha yang biasa digunakan. Pemajangan sistem ini banyak digunakan untuk promosi barang, pengenalan produk baru, penjualan istimewa seperti cuci gudang, discount dan sejenisnya. Untuk pemasaran secara tetap pemajangan sistem ini kurang optimal karena kelemahan faktor pengamanan, cuaca, pengiriman barang dan sebagainya. Intinya, eksterior display hanya tepat dipergunakan untuk kondisi penjualan tertentu.

2.1.2 Promosi Penjualan

2.1.2.1 Definisi Promosi Penjualan

Menurut Christina Widya Utami (2008:134) Promosi Penjualan adalah dorongan jangka pendek untuk pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008:229) Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

Sedangkan menurut pendapat Philip Koler dan Gary Armstrong (2004:660), menyatakan bahwa:


(23)

“Promosi penjualan adalah insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa”.

Menurut Djaslim Saladin (2003:196), menguraikan langkah-langkah dalam promosi penjualan sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan promosi penjualan

Tujuan umum : bersumber pada tujuan komunikasi pemasaran yaitu unuk mempercepat respon pasar yang di targetkan.

Tujuan khusus : terbagi menjadi tiga bagian :

a. Bagi konsumen (consumer promotion), yaitu untuk mendorong konsumen antara lain untuk lebih banyak menggunakan produk, membeli produk dalam unit yang besar, mencoba merk yang di promosikan, dan untuk menarik pembeli merk lain yang bersaing dengan produk yang sedang di promosikan.

b. Bagi pengecer (trade promotion), yaitu membujuk pengecer untuk menjual barang produk baru, menimbun lebih banyak persediaan barang, mengingat pembeli ketika sedang tidak musim, membujuk agar menimbun barang-barang di promosikan dan memperoleh jalur pengecer baru.

c. Bagi wiraniaga (sale force promotion), yaitu untuk member dukungan atau produk model baru untuk merangsang mereka mencari pelanggan baru dan mendorong penjualan di musim sepi.


(24)

2. Menyeleksi alat-alat promosi penjualan

Dalam mempergunakan alat-alat promosi penjualan, kita harus memperhitungkan jenis pasar, tujuan promosi, keadaan pesaing, dan evektivitas biaya untuk setiap alat.

3. Menyusun program promosi penjualan

Keputusan-keputusan dalam menyusun program promosi penjualan yaitu:

Besarnya insentif Syarat-syarat partisipasi Waktu promosi

Wahana distribusi untuk promosi Saat-saat promosi

Total anggaran promosi penjualan

4. Melakukan pengujian pendahuluan atas program

Keputusan mengenai tes pengujian pendahuluan promosi penjualan dapat dilakukan dengan menyusun berbagai peringkat promosi, atau dilakukan di daerah tertentu yang luasnya terbatas.

5. Melaksanakan dan mengendalikan program

Dalam pelaksanaannya harus memperhitungkan waktu persiapan dan waktu penjualan. Waktu persiapan yaitu mulai sejak persiapan program sampai saat program diluncurkan. Sedangkan waktu penjualan yaitu mulai saat barang dikeluarkan sampai barang tersebut berada di tangan konsumen.


(25)

6. Mengavaluasi hasil

Ada beberapa metode untuk mengavaluasi hasil promosi penjualan, yaitu:

Membandingkan penjualan sebelum, sewaktu, dan sesudah promosi. Percobaan mengenai berbagain macam hal, misalnya nilai insentif, jangka waktu dan media distribusinya.

2.1.2.2Jenis-jenis promosi penjualan

Jenis promosi penjualan menurut Christina Widya Utami (2008:134) iallah sebagai berikut:

1. Kupon dan potongan 2. Kontes dan undian

3. Contoh sampel dan demontrasi

4. Tie-In dan Promosi Cents-Off

5. Premiums atau Bonus

6. Promosi berkesinambungan atau Promosi Berkelanjutan 7. Tema atau Promosi Even Sepesial

2.1.2.3 Tujuan promosi penjualan

Menurut Fandy Tjiptono (2008:221) Tujuan promosi penjualan adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:


(26)

1. Menginformasikan (Informing)

• Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk

baru,

• Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk,

• Menyampaikan perubahan harga kepada pasar,

• Menjelaskan harga cara kerja suatu produk,

• Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan,

• Meluruskan kesan yang keliru,

• Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli,

• Membangun citra perusahaan.

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading)

Membentuk pilihan merek,

Mengalihkan pilihan ke merek tertentu,

Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk,

Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga,

Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga


(27)

3. Mengingatkan (reminding)

• Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan

dibutuhkan dalam waktu dekat.

• Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual

produk perusahaan.

• Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye

iklan,

• Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk

perusahaan.

2.1.2.3Peranan Promosi Penjualan

Menurut Cristina Widya Utami (2008:137) Peranan promosi penjualan secara umum bahwa melalui promosi penjualan produk atau jasa mereka akan diketahui oleh konsumen. Promosi penjualan sangat berperan penting dalam kesuksesan seorang pemasaran perusahaan agar barang produksinya diminati oleh konsumen yang dapat berdampak baik bagi bertambahnya pelanggan serta meningkatnya laba perusahaa

Ada beberapa faktor lingkungan yang mendorong semakin pentingnya promosi penjualan, yaitu:


(28)

a) Bersifat jangka pendek

Promosi penjualan umumnya diikuti oleh peningkatan penjualan dalam jangka pendek. Namun ada kritik bahwa jika tidak disertai oleh keputusan konsumen, maka kenaikan penjualan ini bersifat sementara. Begitu promosi berakhir, penjualan pun menurun.

b)Tekanan persaingan perusahaan ritel lain

Dalam situasi yang bersaing ketat, promosi penjualan merupakan salah satu cara untuk merebut pelanggan pesaing. Apabila pesaing menyatakan bahwa para pelanggan pesaingnya kabur, para pesaing mungkin melakukan serangan balik dengan melakukan adanya promosi penjualan pula.

c) Harapan bagi konsumen

Apabila sering mendapat insentif, konsumen maupun perantara dapat berubah persepsi bahwa insentif itu bukan promosi penjualan lagi melainkan bagian dari paket produk. Dengan kata lain, insentif bukan lagi suatu surprice, melainkan suatu keharusan, kalau begitu , mau tak mau perusahaan harus menyediakannya.

d)Rendahnya kualitas penjual eceran

Apabila pramuniaga berkualitas rendah atau kalau sama sekali tidak menggunakan pramuniaga (swalayan), maka promosi penjualan seperti display atau sampel merupakan satu-satunya alat promosi yang terdapat di counter.


(29)

2.1.3 Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Fandy Tjiptono (2008:21) keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Menurut Kotler dan Keller (2007:227) adalah Proses keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen melewati lima tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu.

Dari kedua definisi proses keputusan pembelian diatas dapat disimpulkan, bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah proses yang diawali dengan adanya pengenalan masalah tentang produk apa yang dibutuhkan kemudian melakukan pencarian informasi produk, mengevaluasi produk dari keunggulan dan manfaat, kemudian membeli produk yang paling unggul dan kemudian adanya perilaku setelah pembelian, apakah puas atau tidak dalam membeli produk.

2.1.3.2Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Ada empat faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melaksanakan keputusan pembelian, yaitu :


(30)

1. Faktor budaya, faktor budaya seseorang mempengaruhi perilaku mereka dalam mencari, menyelesaikan dan mengkonsumsi suatu produk, secara mendalam dan konsisten. Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya.

2. Faktor sosial, merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang terbentuk dan berasal dari lingkungan sekitar. Aktivitas sosialisasi seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya sehari-hari akan membentuk pola perilaku yang khas pada masyarakat. Termasuk faktor sosial adalah pengaruh kelompok, keluarga, dan peran dan status.

3. Faktor pribadi, faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup dan personalitas.

4. Faktor psikologis, faktor psikologis adalah merupakan faktor dari dalam diri seseorang dan mementukan bagaimana mereka memilih dan mengkonsumsi produk. Pemasar perlu memahami faktor psikologis, yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan dan sikap.

2.1.3.3Tahap-tahap proses keputusan pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2007: 235), : “Tahapan proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari pengenalan kebutuhan,


(31)

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian”.

Dapat juga digambarkan sebagai berikut :

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian Sumber : kotler dan keller (2007:235)

Gambar 2.1

Proses pembelian konsumen model lima tahap

2.1.3.3.1 Pengenalan masalah

Kebutuhan atau keinginan dari pembeli merupakan titik awal adanya pengenalan masalah yang terjadi akibat adanya rangsangan internal maupun eksternal. Kesadaran akan kebutuhan akan terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang signifikan antara kondisi yang dirasakan dengan kondisi ideal yang diharapkan. Tugas dari pemasar adalah dengan mengidentifikasi


(32)

keadaaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, karena motivasi konsumen perlu ditingkatkan agar pembeli potensial dapat memberikan pertimbangan pada produk.

2.1.3.3.2 Pencarian informasi

Saat kebutuhan akan suatu produk telah muncul, maka konsumen akan terdorong untuk mencari lebih banyak informasi mengenai produk. Terdapat dua situasi pencarian informasi, pertama adalah penguatan perhatian, merupakan level dimana pembeli lebih peka terhadap informasi produk. Situasi pencarian informasi yang kedua adalah saat dimana pembeli mulai aktif mencari informasi dengan mencari bahan bacaan, menelepon teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Sumber-sumber informasi mengenai suatu produk dapat di peroleh konsumen dari :

Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga. Sumber jomersial : iklan, tenaga penjual, pameran. Sumber umum : media masa.

Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, penggunaan produk. 2.1.3.3.3 Evaluasi alternative

Informasi yang telah didapatkan oleh pembeli kemudian diolah dan dibuat penilaian akhir. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif, yaitu, model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.


(33)

Ciri-ciri produk yang khusus dan berbeda dapat menarik konsumen untuk mencoba produk, karena akan memudahkan konsumen untuk membedakan produk perusahaan dari produk lainnya. Perusahaan dalam menciptakan ciri-ciri produk harus tetap memperhatikan manfaat dan juga kepuasan dari konsumen dalam menggunakan produk.

2.1.3.3.4 Keputusan pembelian

Tahap evaluasi para pembeli akan membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan, sehingga dapat membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Dalam mengambil keputusan, konsumen dapat mengambil lima sub-keputusan diantaranya adalah merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.

2.1.3.3.5 Perilaku pasca pembelian

Ketika konsumen telah melakukan pembelian produk, maka mereka akan mengalami berbagai pengalaman atas pembelian. Mungkin saja ada yang mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain.

Kepuasan konsumen adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan dengan kinerja produk, semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, maka akan semakin besar ketidakpuasan konsumen.

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang akan terjadi, begitu pula sebaliknya. Untuk


(34)

konsumen yang tidak merasa puas akan mungkin membuang atau mengembalikan barang tersebut, atau bahkan melakukan tindakan publik seperti mengajukan keluhan terhadap perusahaan kepada media ataupun lembaga-lembaga. Tugas pemasar adalah selalu memonitor cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Kelima proses keputusan pembelian yang umum tersebut, sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena perusahaan dapat membuat analisis tentang perilaku pembelian konsumen, sehingga memudahkan dalam pembuatan strategi pemasaran. Selain itu kepuasan konsumen dalam menggunakan produk akan tetap terjaga karena perusahaan senantiasa memperbaiki kekurangan yang telah terjadi.

2.1.4 pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen

Display merupakan salah satu aktivitas terpenting dalam keseharian

operasional pengelolaan sebuah toko yang dihasilkan dari aktivitas yang satu, ini berpengaruh langsung pada tingkat keberhasilan penjualan di dalam toko,

display yang dilakukan oleh para pemilik usaha modern berkembang semakin

inovatif, terutama sejak semakin banyaknya usaha yang memahami konsep dan pemanfaatan alat bantu display (visual merchandising) yang kini semakin populer.

menurut William J. Shultz yang dikutip oleh Buchari alma (2007:189) pengertian display adalah usaha mendorong perhatian dan minat


(35)

beli konsumen dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung.

menurut Fandy Tjiptono (2008:229) Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

Menurut Kotler yang dikutif oleh Benyamin Molan (2005) perusahaan-perusahaan menggunakan alat promosi penjualan untuk memperoleh tanggapan pembeli yang lebih kuat dan lebih cepat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan display toko dan promosi penjualan sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Display dan promosi penjualan dapat merangsang konsumen untuk mau melakuakan pembelian lagi

2.1.5 Peneliti Terdahulu

2.2.5.1 Perbedaan dengan peneliti terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul

penelitian

Kesimpulan Perbedaan Persamaan

1 Agus Fitrah

Hanafi Yusuf (2007) Pengaruh display terhadap proses keputusan pembelian

pada Barbel

Bahwa

terdapat

pengaruh

antara display

terhadap keputusan pembelian Unit penelitian dilakukan barbell clothing sedangkan Menggunakan analisis

korelasi dan


(36)

clothing

Bandung

peneliti ini di distro baby bones

2 Sri Yulianti

(2008) Pengaruh pelaksanaan display produk terhadap keputusan pembelian konsumen

pada flashy

liquid shop

Bandung

Bahwa

terdapat

pengaruh

antara display

terhadap

keputusan

pembelian

Unit penelitian

terdahulu di

lakukan di

flashy liquid

shop sedangkan

peneliti

melakukan di

distro baby

bones

Menggunakan

analisis

korelasi dan

determinasi

3 Aditya

Nugraha (2008) Pengaruh Promosi Penjualan Air Minum dalam Kemasan BMC terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

pada PT.

Agronesia di

Bahwa

terdapat

pengaruh

promosi

penjualan air

minum dalam

kemasan BMC

terhadap

keputusan

pembelian

oleh

konsumen di

PT. Agronesia

Penggunaan

variable

independen

Menggunakan

analisis

korelasi dan


(37)

Bandung di Bandung

4 Indrianawati

Usman & Rizky Aditya Arnando (2006) Pengaruh promosi penjualan terhadap repurchase

melalui trial

dengan

moderasi fear

of losing face

pada sogo

department

store

surabaya

Bahwa fear of

losing face

sebagai

variable

moderasi pada

pengaruh

promosi

penjualan

terhadap trial

pada sogo

department

terbukti dan

trial

berpengaruh

terhadap

repurchase

pada sogo

departemen

Mengggunakan

analisi regeresi

sedang enulis

Menggunakan

analisis korelasi

berganda

Menggunakan

analisis

korelasi dan

determinasi

5 Lisa S Mc

Neill Chinese Consumer Preference for Price Based Sales Promotion Techniques – the Hasil

penelitian ini

menunjukkan

tidak ada

dampak utama

gender atau

harga produk

awal pada

Penelitian

terdahulu di

lakukan di cina

dan penelitian

yang sekarang di

indonesia

Menggunakan

analisis

korelasi dan


(38)

Impact of

Gender,

Income and

Product Type

apakah

konsumen

Cina akan

merasa puas

atau senang

dengan harga

promosi

penjualan

6 Dwi

Uhartanto &

Sujiwo

Priambodo

(2007)

Point of

purchase display pengaruhnya terhadap pembelian Penggunaan media promosi

point of

purchase

display

memberikan

informasi

mengenai

barang yang di

pajang serta

secara signifikan mempengaruhi pembelian setengah terencana

Jurnal hanya

menggunakan 2

variabel

sedangkan

peneliti

menggunakan 3

variabel

Menggunakan

analisis

korelasi dan


(39)

2.2 Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

2.2.1 kerangka pemikiran

Menurut Buchari Alma (2007 : 189) Display adalah “ non personal stimulation of demand for produk, service or selling organization to

perspective buyer buyers by direct appeal to vision or the other sencos” yang artinya Display adalah keinginan member sesuatu yang t5idak didorong oleh seseorang tapi di dorong oleh daya tarik atau penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008:229) Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

Dengan adanya penataan display ini memungkinkan mempermudah konsumen untuk mengambil barang dengan cepat dan melakukan transaksi jual beli juga dapat di lakukan dengan cepat sehingga dapat menghemat waktu para konsumen dalam berbelanja.

Sedangkan dengan adanya promosi penjualan dapat memberikan informasi kepada konsumen bahwa barang-barang kebutuhan dia tersedia di toko, sehingga konsumen mau membeli barang dari toko kami. Dengan demikian melalui promosi penjualan (sales promotion) dapat membantu konsumen dalam membuat keputusan pembelian, sehingga konsumen dapat tertarik terhadap suatu produk yang dipromosikan dan secara tidak langsung


(40)

akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan secara berulang-ulang.

Berdasarkan uraian diatas, maka di rumuskan paradigma penelitian mengenai pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian seprti gambar di bawah ini


(41)

Display

Window display (bagian

depan toko)

Interior display (bagian

dalam toko)

Eksterior display (bagian

luar toko)

Buchari alma (2007:146)

Gambar 2.2

Paradigma pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian

Kupon dan Potongan . Kontes dan Undian

. contoh sampel dan demontrasi

. Tie-In dan Promosi Cents-Off

. Premiums atau Bonus

. promosi berkesinambungan atau berkelanjutan

. tema atau promosi even spesial

Christina Widya Utami (2008:134)

. Pengenalan masalah . Pencarian informasi . Evaluasi alternative . Keputusan Pembelian . perilaku pasca pembelian

kotler dan keller (2007:235)

Kotler dan amstrong (2004:441)


(42)

2.2.2 Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2003:70) adalah: Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus diuji kebenaranya. “ Hipotesis merupakan jawaban sementara terdapat rumusan masalah penelitian, dimana masalah ini dinyatakan dalam bentuk kalimat”.

Berdasarkan pendapat diatas maka hipotesis penelitian adalah :

“ terdapat pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusn pembelian pada distro Baby Bones Bandung”


(43)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Adapun pendapat Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian di lakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu”.

Dalam penyusunan proposal usulan penelitian ini objek yang menjadi sasaran pengamatan penyusunan adalah display toko sebagai variable bebas (variable x1) dan promosi penjualan sebagai variable bebas (variable x2) sementara objek penelitian yang merupakan variabel terikat (Variabel Y) adalah Keputusan Pembelian, sedangkan yang menjadi responden adalah para konsumen yang datang ke distro tersebut. Penelitian ini di laksanakan di distro Baby Bones yang beralamat di Jl Trunojoyo no 23 Bandung.

3.2Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu (umi narimawati, 2008 :127).


(44)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif dan verifikatif. Menurut Sugiono (2005 :21) :

“metode deskriftif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk kesimpulan yang lebih luas”.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008 :45) :

“metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apa bila di jelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah di laksanakan di tempat lain dengan masalah yang serupa dengan kehidupan”.

3.2.1 Disain Penelitian

Dalam penulisan ini, desain penulisan yang penulis teliti adalah mengenai “Pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada distro Baby Bones Bandung”. Setelah data di peroleh maka data itu akan diolah dan dianalisis.

Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2005 : 21) adalah :

“Penelitian yang dilaksanakan terhadap variabel mandiri, yaitu membuat bandingan atau menghubungkan variabel lain. Dalam pemahaman lain, penelitian deskriptif merupakan bentuk penelitian yang menggabungkan kejadian sesungguhnya di lapangan tentang objek yang akan di teliti sehingga dapat di capai sesuatu kesimpulan sementara”.


(45)

Adapun penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahu gambaran sesungguhnya tentang peranan display toko dan promosi penjualan dalam meningkatkan keputusan pembelian pada distro Baby Bones Bandung

Sementara itu penelitian verifikatif adalah merupakan pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif melalui suatu penghitungan statistik sehingga di dapat hasil pembuiktian yang membuktikan bahwa hipotesis dapat ditolak atau diteerima. Adapun objek yang di uji dalam penelitian ini adalah pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada distro Baby Bones Bandung.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati dkk (2010:30) adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

5. Menetapkan hipotesis penelitian berdasarkan fenomena dan dukungan teori. 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel, dan teknik pengumpulan data.


(46)

8. Melakukan analisis data.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian. 3.2.2 Operasional Variabel

Operasional variable adalah langkah yang harus dilakukan sebelum mengadakan penilaian dan penelitian, hal ini dapat mempermudah dalam melakukan penelitian. Operasional variable ini diperlukan untuk menentukan jenis, indicator, serta skala dari variable-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian. Maka variable-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah : a. Variabel Bebas / Independent (Variabel X) yaitu :

X1 = display toko X2 = promosi penjualan

Sugiyono (2008: 39) mendevinisikan tentang variabel bebas sebagai berikut :

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependent (terikat)”.

b. Variabel Terikat / Dependent (Variabel Y) yaitu keputusan pembelian. Sugiyono (2008: 40) mendefinisikan variabel terikat sebagai berikut :


(47)

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Penelitian ini akan menjelaskan tentang pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

! " Display adalah keinginan member sesuatu yang tidak didorong oleh seseorang tapi di dorong oleh daya tarik atau penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya. • Window display(penat aan bagian depan toko) • Interior

display(penat aan bagian dalam toko) • Eksterior

display( penataan bagian luar toko • Tingkat ketertarika n • Tingkat kemudahan • Tingkat ketertarika n Ordinal Ordinal Ordinal


(48)

# Promosi penjualan (X2) Promosi Penjualan (X) Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. menurut Fandy

. Kupon dan Potongan

. Kontes dan Undian . contoh sampel dan demontrasi

. Tie-In dan Promosi Cents-Off

. Premiums atau Bonus

. promosi

berkesinambungan atau berkelanjutan . tema atau promosi even spesial Tingkat ketertarikan Tingkat keinginan Tingkat ketertarikan Tingkat penyampaian Tingkat Nilai tambah Tingkat pemajangan produk dan minat beli Tingkat Nilai tambah Tingkat pencapaian Tingkat tertinggi Tingkat Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal


(49)

Tjiptono (2008:229) kepercayaan Tingkat Pengenalan produk Keputusan pembelian (Y) keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen melewati lima tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca

o Pengenalan

kebutuhan

• Kebutuhan konsemen akan produk Honda Beat untuk alat trasportasi. o Pencarian

informasi

o Kemudahan dalam mencari informasi yang di berikan perusahaan kepada konsumen

o Evaluasi

alternative

• Minimarket ini

• Tingkat kesetujuan • Tingkat kesetujuan • Tingkat kemudahan • Tingkat Ordinal Ordinal Ordinal


(50)

pembelian, yang dimulai jauh sebelum

pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Menurut Kotler dan Keller (2007:227) menjadi salah satu pilihan konsumen dalam berbelanja

o Keputusan

pembelian

• Keputusan seseorang untuk membeli atau belanja di minimarket o Perilaku pasca

pembelian

Perasaan konsumen pada saat sudah membeli atau belanja di minimarket apa mau melakukan lagi

kemudahan • Tingkat kesetujuan • Tingkat kesetujuan • Tingkat kepuasan • Tingkat kepuasan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal


(51)

$

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “ Pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada distro Baby Bones Bandung” adalah data sekunder dan primer.

1. Data Primer

Sugiyono (2009: 137) mendefinisikan tentang sumber primer sebagai berikut :

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini adalah konsumen yang berbelanja pada distro Baby Bones

2. Data Sekunder

Sugiyono (2009:139) mendefinisikan tentang sumber sekunder sebagai berikut

“Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan”.


(52)

%

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis karena penelitian ini berkaitan dengan pendapat atau opini individu akan kinerja manajemen perusahaan. Objek penelitian dalam studi kasus ini dititikberatkan pada masalah pemilihan display toko dan promosi penjualan dimana pengambilan data dilakukan secara observasi langsung pada divisi pemasaran serta penyebaran kuesioner pada masyarakat secara langsung pandangan responden, pengambilan data ini dirasakan cukup mewakili untuk kebutuhan pengolahan data yang akan dilakukan peneliti.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009 : 80) menyatakan bahwa pengerian populasi adalah sebagai berikut :

”Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dari penelitian ini adalah jumlah pembeli selama tiga bulan terakhir yaitu bulan Januari-Maret 2011 berjumlah kurang lebih 450 orang. Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan cukup mewakili untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.


(53)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009 : 118 ), menjelaskan pengertian sampel, yaitu sebagai berikut :

”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Kesimpulan dari pengertian tersebut adalah sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut. Apabila populasinya besar dan memungkinkan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu dan dana, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Karena sempel tersebut dapat mewakili data yang ada dan membantu penulis dalam melakukan penghitungan.

Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling anggota populasi yang dibutuhkan secara acak tanpa menggunakan starta yang ada dalam anggota populasi dengan kata lain populasi dianggap homogen, dengan jumlah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%. Untuk mengambil jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2001:78), yaitu sebagai berikut&

' ((((((


(54)

Keterangan: n : Ukuran sampel

N: Ukuran populasi

e : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini sebesar 10%).

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka ukuran sample dapat di hitung sebagai berikut :

Dengan menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Jadi dapat diketahui dari perhitungan untuk ukuran sample dengan tingkat kesalahan sebesar 10% adalah sebanyak 81,81 atau dibulatkan menjadi 82 responden.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data serta informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :

' + $

' (((( $+$ $

' (((((((((( ) $ + "*

$ ' (((((((((((


(55)

1. Pengamatan (Observation)

Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan. Observasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan di distro Baby Bones

2. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang di lakuakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis berbentuk formulir kepada seseorang atau sekumpulan orang (responden) untuk mendapatkan jawaban, tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Peneliti memberikan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan yang terkait dengan display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada distro Baby Bones Bandung. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah di beri skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik.

3. Wawancara (Interview)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung secara lisan dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan khususnya yang menyangkut pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan Tanya jawab kepada sumber yang dapat


(56)

$

memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa apa saja yang berkaitan dengan display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian. Adapun sumber informasi dalam penelitian ini adalah pihak marketing perusahaan.

4. Dokumentasi

Merupakan proses pengumpulan data dengan mempelajari, menganalisa, dan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan berkaitan dengan pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian.

3.2.4.1Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009 : 173) tentang validitas adalah :

“Valid bererti instrument tersebut apat digunakan untuk mengukur apa saja yang seharusnya diukur”.

Suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang di teliti. Uji validitas adalah test atau pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap data yang di peroleh untuk menetapkan hasil data. Maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk di ukur.


(57)

$

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi PersonProduct Moment.

Menurut Jonathan Sarwono (2006: 37) menjelaskan mengenai korelasi sebagai berikut:

“Korelasi digunakan untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dan tergantung”

Analisis Korelasi Product Moment digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan pengaruh display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada distro Baby Bones

Rumus dari analisis Korelasi Product Moment adalah:

(

) (

)(

)

(

)

(

)

{

2 2

}

{

(

2

)

(

)

2

}

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

=

r

Keterangan:

r = Nilai Korelasi Pearson

X


(58)

$#

Y

Σ = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y

XY

Σ = Jumlah dari Hasil Kali Pengamatan Variabel X dan Variabel Y

n

X

Σ = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel X yang Telah Dikuadratkan

ΣYn = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel Y yang Telah Dikuadratkan Apabila r lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. tetapi apabila rs lebih kecil dari 0,30, maka item

tersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis berikutnya atau instrumen tersebut dihilangkan dari pengukuran variabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan menelaah nilai Pearson correlation. Setelah ditemukan bahwa pernyataan-pernyataan (butir) yang digunakan penelitian ini valid, maka selanjutnya pernyataan yang dinyatakan valid diuji reliabilitasnya.

Untuk uji validitas item tersebut digunakan program SPSS 17.0 for windows. Pengujian statistika mengacu pada kriteria :

r hitung > rkritis(rtabel) maka valid.


(59)

$

Tabel 3.2

Variabel Item

Koefisien Validitas R tabel Keterangan Display toko (X1)

Pertanyaan 1 0.370

0,30

Valid

Pertanyaan 2 0.466 Valid

Pertanyaan 3 0.660 Valid

Pertanyaan 4 0.625 Valid

Pertanyaan 5 0.667 Valid

Pertanyaan 6 0.617 Valid

Promosi penjualan

(X1)

Pertanyaan 1 0.473

0,30

Valid

Pertanyaan 2 0.390 Valid

Pertanyaan 3 0.454 Valid

Pertanyaan 4 0.582 Valid

Pertanyaan 5 0.630 Valid

Pertanyaan 6 0.515 Valid

Keputusan pembelian

(Y)

Pertanyaan 1 0.614

0,30

Valid

Pertanyaan 2 0.636 Valid

Pertanyaan 3 0.669 Valid

Pertanyaan 4 0.561 Valid


(60)

$

3.2.4.2Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2009 : 173) tentang reliabilitas adalah :

“Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Suatu alat ukur disebut reliable apabila dalam beberapa kali pelaksanakan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatife sama, berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman– Brown Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :


(61)

$$

• Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

• Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II

• Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II

• Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1 =

Sugiono (2005 : 122)

Keterangan :

1 = reliabilitas internal seluruh item

b = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan 5 % satu sisi adalah :

1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 % maka

instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan

2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka

instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan. #,


(62)

$%

Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS. Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.

- +

.// +

0 1 +%

2 +$

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan reliabel. b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 3.4

Variabel Item

Koefisien Reliabilitas

R tabel

Keterangan

Pertanyaan 1 Pertanyaan 2


(63)

$

Display toko (X1)

Pertanyaan 3

0,726

0,70

Reliabilitas Pertanyaan 4

Pertanyaan 5 Pertanyaan 6

Promosi penjualan

(X1)

Pertanyaan 1

0,716 0,70 Reliabilitas

Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Keputusan

pembelian (Y)

Pertanyaan 1

0,741 0,70 Reliabilitas

Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5

3.2.4.3 MSI (Method of Successive Interval)

Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi


(64)

$

skala interval melalui “Method Of Succesive Interval” (Hays dalam Umi Narimawati dkk, 2010:47), dengan rumus sebagai berikut:

1. Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk variabel bebas terikat. Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut:

a. Mengambil data ordinal hasil kuesioner.

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Of Succesive Interval.

Dimana:

Means Of Interval : Rata-rata interval Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas Area Under Upper Limit : Daerah dibawah batas atas Area Under Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah

(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit) Means Of Interval =


(65)

$

f. Menentukan nilai transformasi (nilai skala untuk interval) dengan menggunakan rumus:

2. Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasarkan pada diagram pemikiran. Didalam melakukan analisis jalur harus dijelaskan hubungan antar variabel secara diagram jalur yang bentuknya ditentukan oleh proporsi teoritik yang berasal dari kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis penelitian (Nirwana SK Sitepu dalam Umi Narimawati dkk, (2010:48). Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan hipotesis yang dikemukakan, maka untuk mengetahui pengaruh antara display toko dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian digunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur mengkaji hubungan sebab akibat yang bersifat struktural dari variabel independen terhadap variabel dependen dengan mempertimbangkan keterkaitan antar variabel independen (Umi Narimawati dkk, 2010:48)

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1Rancangan Analisis

Berdasarkan pertimbangan dalam tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan verivikatif.


(66)

%

Dalam pelaksanaannya, penelitian ini mengandung dua jenis atau alat untuk penelitian yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.

1. Penelitian kualitatif atau deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh peusahaan erdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian di analisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sugiyono (2008 :14) menyatakan bahwa penelitian kualitatif :

”Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagi instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana peranan display toko dan promosi penjualan dalam meningkatkan keputusan pembelian pada distro baby bones Bandung.

2. Penelitian kuantitatif atau verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan satistik. Menurut Sugiyono (2008: 13) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah :

Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data


(67)

%

bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penelitian ini digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variable dependent (X1 dan X2) yaitu display toko dan promosi penjualan juga variable independent (Y) yaitu keputusan pembelian. Verivikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (verivikatif)

1. Analisis Kualitatif (Deskriptif)

Metode ini nertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta yang ada. Metodenya akan dijelaskan sebagai berikut : Hasil pengoprasian variabel disusun dalam bentuk pertanyaan-petanyaan (kuesioner/angket). Dimana display toko dan promosi penjualan (varianel X1, X2) dan keputusan pembelian (variabel Y). Setiap item dari kuisioner tersebut memiliki lima jawaban dengan bobot/nlai yang berbeda.

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pertanyaan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pertanyaan positif dan negatif adalah sebagai berikut :


(68)

%#

Sangat Setuju/selalu/positif $

Setuju/sering/positif #

Kadang-kadang/ragu-ragu/netral

Tidak Setuju/hampir tidak pernah/negatif #

Sangat Tidak Setuju/tidak setuju/tidak pernah $

o Sumber: Sugiyono, 2008

Dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kedua fariabel diatas (variabel bebas dan variabel terikat). Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert.

Pengertikan skala likert menurut Sugiyono (2008: 107) adalah sebagai berikut “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian penelitian ini digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :


(69)

%

Sumber: Umi Narimawati, 2008

Keterangan:

n : jumlah sampel (dalam penelitian ini 80 responden)

m : jumlah alternatif jawaban tiap item (5 alternatif)

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1, 2, 3, 4, 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden, misalnya untuk terdiri dari 13 item kuesioner dengan jumlah 100 responden, maka akan diperoleh kriteria sebagai berikut:

Skor aktual : Jawaban seluruh responden (100) responden atas 13 kuesioner

yang diajukan .

Skor Ideal : Skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan

memilih jawaban dengan sekor tertinggi yakni 13 x 5 x 100

Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti di bawah ini 3 4 "

5 '


(70)

%

3 & 3 6 3 7 + #

Selanjutnya hasil tersebut dikonfirmasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan, dapat dilihat pada tabel berikut :

! " #

No. % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 – 36.00 Tidak Baik

2 36.01 – 52.00 Kurang Baik

3 52.01 – 68.00 Cukup

4 68.01 – 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati, 2008

Metode kuantitatif adalah metode pengolahan data dalam berbentuk angka. Sugiyono (2008: 13) menjelaskan metode kuantitatif adalah :

Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data

/


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk penataan display toko pada distro Baby Bones bandung termasuk dalam kategori baik. Ini terlihat dari persentasi skor total untuk display toko adalah sebesar 72,03% yang terletak antara rentang 68,01% dan 84,01%. Dengan demikian, bentuk penataan display toko pada distro Baby Bones Bandung berada pada tingkat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa display toko pada distro Baby Bones Bandung sudah baik.

2. Bentuk promosi penjualan yang dilakukan oleh distro Baby Bones Bandung sudah termasuk dalam kategori baik. Ini terlihat dari persentasi skor total untuk promosi penjualan adalah sebesar 72,27% yang terletak antara rentang 68,01% dan 84,01%. Dengan demikian, promosi penjualan berada pada tingkat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa promosi penjualan sudah baik. 3. Keputusan Pembelian pada distro Baby Bones Bandung termasuk dalam

kategori baik. Ini terlihat dari persentasi skor total untuk Keputusan Pembelian adalah sebesar 71,36% yang terletak antara rentang 68,01% dan 84,01%. Dengan demikian, Keputusan Pembelian berada pada tingkat baik.


(2)

Hal ini mengindikasikan bahwa Keputusan Pembelian di pada distro Baby bones sudah baik.

4. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dan hubungan yang kuat antara display toko (X1) dan promosi penjualan (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung (2.969) < Ftabel (3,095) yang artinya, secara simultan display toko (X1) dan promosi penjualan (X2) mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y).

• Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial display toko (X1) memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung (1,279) < t tabel (1,645).yang artinya secara parsial display toko (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

• Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial promosi penjualan (X2) memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung (-0,913) < t tabel (1,645) yang artinya secara parsial promosi penjualan(X2) memiliki pengaruh yang kecil terhadap keputusan pembelian.


(3)

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk distro Baby bones, yaitu:

Sebaiknya perusahaan berusaha untuk memperbaiki bentuk penataan display toko yang telah dilakukan diperusahaan. seperti menyimpan produk terbaru di urutan paling depan supaya terlihat oleh konsumen. Jika hal ini dilakukan maka akan semakin kuat dan besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada distro Baby Bones bandung.

Sebaiknya perusahaan berusaha untuk memperbaiki promosi penjualan yang telah dilakukan perusahaan, seperti melakukan potongan harga atau diskon setiap 1 tahun 2 kali, memberikan bonus kepada konsumen jika dia membeli barang lebih dari satu, membuat event atau tema tiap bulannya supaya dapat menarik konsumen. Karena manfaat dengan adanya promosi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan harus lebih baik dari pesaingnya, jika perusahaan memberikan promosi penjualan yang baik dan akan semakin besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian.

3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mencari variabel lain yang mempengaruhi Keputusan Pembelian selain display toko dan promosi penjualan.

Mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penelitian untuk display toko dan promosi penjualan terhadap Keputusan Pembelian sudah berada


(4)

dalam kategori baik, maka sebaiknya pihak perusahaan lebih meningkatkan bentuk penataan display toko dan promosi penjualan agar Keputusan Pembelian semakin meningkat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma, 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : CV. Alfabeta . anggota IKAPI.

Djaslim saladin- Yevis Marty Oesman. 2002. Intisari pemasaran dan unsur-unsur pemasaran ringkasan praktis teori dan Tanya jawab; Bandung:Cetakan 2. Linda karya.

Kotler Philip.2002. Manajemen Pemasaran (ahli bahasa : Hendra Teguh dan Ronny A Rusli). Edisi mileniun, Jakarta;PT. Pren halinda.

Kotler, Philip, 2004. Manajemen Pemasaran; Jakarta: PT. Indeks Kelompok

Gramedia.

Kotler, Philip, 2008. Manajemen Pemasaran; Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Sopiah, syihabudin.,2008. Manajemen Bisnis Ritel; Yogyakarta:C.V. andi offset.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D; Bandung: CV. Alfabeta. Anggota IKAPI.

Umi Narimawati, 2007, Riset Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Penerbit Agung Media. Journal of Marketing.

Umi Narimawati, 2008, Teknik Sampling: Teori dan Praktik dengan Menggunakan SPSS 15; Yogyakarta: Penerbit Gava Media


(6)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Ade Irman

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Purwakarta, 01 Desember 1987

Agama : Islam

Alamat lengkap : Jl. Kapten Halim Gg Sumba no 26 RT 41 RW 09

Purwakarta

No HP : 08562015695

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : Mahasiswa

Status : Belum Menikah

E-mail : De_humors@yahoo.co.id

Pendidikan

1994 - 1995 : TK IBNU SINA Purwakarta

1995 - 2001 : SDN Kapten Halim 1 Purwakarta

2001 - 2004 : SMPN 1 Purwakarta

2004 - 2007 : SMAN 3 Purwakarta