Perancangan Sistem Informasi Penjualan Dan pembelian Di PT. Stockist Aura 77
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi Strata 1 Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer
Lucky Indra Elmara
1.05.03.049
JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, karena hanya dengan restu dan anugerah-Nya maka laporan skripsi yang merupakan salah satu syarat kelulusan Program Strata 1 Jurusan Manajemen Informatika ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan skripsi ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian di PT. Stockist AURA 77”. Laporan ini berisi prosedur pengolahan data penjualan dan pembelian barang di PT. Stockist AURA 77.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan koreksi, kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan laporan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu Penulis hingga laporan skripsi ini selesai, terutama kepada :
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan support, doa dan kasih sayangnya;
2. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung;
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Ukun Sastraprawira, M.Sc, Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia;
(3)
iv
4. Bapak Dadang Munandar, SE, M,Si., Ketua Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia;
5. Ibu Lusi Melian, S.Si, dosen wali MI-1 yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis;
6. Ibu Deasy Permatasari S.Si.,M.T, dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis;
7. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia;
8. Bapak Drs. H. Achmad Komara, Manager Stockist AURA 77 merangkap sebagai pemilik perusahaan yang telah memberikan ijin dan bantuannya kepada penulis;
9. Orang tuaku yang senantiasa mendoakan, memberi semangat dan selalu menjadi contoh teladan bagiku;
10.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung atau pun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian laporan skripsi ini.
Pada akhirnya Penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Bandung, Januari 2009
(4)
i
Peranan komputer sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena dengan menggunakan komputer semua pekerjaan lebih mudah, efektif dan efisien. Hal tersebut dirasakan di perusahaan PT. Stockist Aura 77 yang berlokasi di Jl. Saturnus Selatan IV No. 11a Bandung. Salah satu bagian di perusahaan PT. Stockist Aura 77 adalah bagian Administrasi yang menangani penjualan dan pembelian. Penjualan dan pembelian barang di PT. Stockist Aura 77 masih dilakukan secara manual di bagian Administrasi berjalan lamban, kurang efektif dan efisien sedangkan fasilitas komputer tersedia di perusahaan tersebut.
Pada laporan penelitian ini akan dibuat sebuah perancangan sistem informasi penjualan dan pembelian barang berupa aplikasi untuk mengatasi masalah pengolahan penjualan dan pembelian barang di bagian Administrasi. Penulisan laporan penelitian, menggunakan metode deskriptif yaitu peninjauan langsung dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan system informasi sesuai dengan keadaan pada perusahaan sehingga data tersebut dapat dianalisis dan diperoleh gambaran mengenai masalah yang dihadapi. Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu metode Waterfall, dengan alat permodelan yang digunakan yaitu flowmap, diagram konteks, DFD, normalisasi dan ERD. Perangkat lunak yang dipakai adalah Visual Basic 6.0 dengan SQL Server 2000 sebagai databasenya dan Crystal Reports sebagai pembuat laporannya.
Dengan dibuatnya suatu aplikasi perancangan sistem informasi penjualan dan pembelian di PT. Stockist Aura 77 maka masalah pengolahan penjualan dan pembelian barang baik pengolahan barang keluar maupun barang masuk dan pembuatan laporan di perusahaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan lebih cepat sehingga kinerja bagian Administrasi lebih efektif dan efisien dan diharapkan produktivitas perusahaan meningkat.
(5)
ii
Role of computer has become essential part in human life. This thing happened because by using computer of all works to become easier, effective and efficient. The thing felt by PT. Stockist Aura 77 located at Jl. Saturnus Selatan IV No. 11a Bandung. One part of the PT. Stockist Aura 77 of Administration handling goods admission exit. Goods data processing selling and purchasing at PT. Stockist Aura 77 still be done in manual like goods admission exit data processing and making of report making performance part of Administration to become less effective and computer facilities owned by the company.
In this research report will be built a scheme of information systems selling and purchasing in the form of application to overcome processing of goods problem selling and purchasing is residing in part of Administration. Writing of this research report applies descriptive method that is sighting is done by the way of collecting data as according to real situation so that the data earns in analysis and obtained by picture about problem faced. Systems development method applied that is Waterfall method, by means of modeling applied that is flowmap, context diagram, DFD, normalization, and ERD. Software used is Visual Basic
6.0 with SQL Server 2005 as it’s the database and Crystal Reports as it’s the
report maker.
With built by it an application, hence goods data processing problem selling and purchasing good to exit processing of goods and also admission goods and making of goods report residing in part of Administration can be finalized carefully and quicker so that performance part of Administration becomes more effectively and company productivity also would continuously improved.
(6)
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN DI PT. STOCKIST AURA 77
LUCKY INDRA ELMARA 1.05.03.049
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal: 3 Januari 2009
Menyetujui, Pembimbing
Deasy Permatasari S.Si.,M.T. NIP. 4127.70.26.005
Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Prof. Dr. Ir Ukun Sastraprawira M.Sc NIP. 4127.70.006
Ketua Jurusan Manajemen Informatika
Dadang Munandar, SE, M,Si NIP. 4127.70.26.019
(7)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lucky Indra Elmara
NIM : 1.05.03.049
Judul Skripsi : Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian di PT. Stockist Aura 77
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Laporan Skripsi berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari penulis sendiri, baik untuk naskah laporan maupun kegiatan Programming yang tercantum sebagai bagian dari Laporan Skripsi ini. Jika terdapat karya orang lain, penulis akan mencantumkan sumber secara jelas.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandung, 3 Januari 2009 Yang membuat pernyataan,
( Lucky Indra Elmara ) NIM. 1.05.03.049
(8)
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi yang semakin hari semakin menunjukkan dominasi dalam segala bidang kehidupan, terutama dunia usaha/bisnis. Dalam lingkungan perusahaan, teknologi informasi sangatlah dibutuhkan. Untuk itu komputer adalah alat bantu yang mutlak diperlukan karena merupakan salah satu produk teknologi informasi. Tidak terbayangkan bagaimana berbagai perusahaan dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya komputer. Penerapan sistem informasi menjadi kebutuhan yang mutlak dan dapat memberikan keunggulan kompetitif, sehingga mendapat prioritas yang tinggi.
Dewasa ini telah banyak sistem penjualan dan pembelian yang mengalihkan sistem manual ke sistem komputerisasi. Hal ini dilakukan guna meningkatkan dan mempercepat proses kerja pengolahan data. Untuk memulai suatu pengalihan sistem manual ke komputerisasi perlu dilakukan penelitian, studi kelayakan, sebelum bisa diterapkan pada pengolahan data yang bersangkutan.
Salah satu sistem informasi yang sangat dibutuhkan oleh PT. Stockist Aura 77 adalah sistem informasi mengenai pencatatan data keluar masuknya barang dalam proses penjualan dan pembelian barang secara komputerisasi.
Pengolahan data barang yang berupa produk atau nutrisi di PT. Stockist Aura 77 masih dilakukan secara manual baik dalam penjualan dan pembelian barang dilakukan dengan cara mencatat dan menghitung satu persatu barang sehingga memerlukan waktu yang relatif cukup lama dalam melakukan pendataan
(9)
barang yang tersedia dan memerlukan ketelitian yang ekstra serta lamban dalam pembuatan laporan yang diperlukan untuk informasi kepada Manager Stockist.
Pengolahan data penjualan dan pembelian barang secara manual sangatlah tidak efektif dan efisien, untuk itu diperlukan aplikasi yang dapat mempermudah kinerja dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengolahan data penjualan dan pembelian barang. Fungsi dari aplikasi ini yaitu untuk mengkomputerisasikan pengolahan data penjualan dan pembelian barang di PT.Stockist Aura 77 dari mulai penjualan dan pembelian barang hingga pembuatan laporan. Dengan demikian pengolahan data barang dapat dilakukan lebih cepat dan informasi yang diperoleh menjadi lebih akurat.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya kedalam bentuk laporan skripsi ini dengan judul
“PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN
PEMBELIAN DI PT. STOCKIST AURA 77”. Dan dengan ini diharapkan hasil laporan skripsi ini dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk meningkatkan sistem pengolahan data menjadi lebih baik.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Suatu masalah perlu diidentifikasi dan dirumuskan dengan tujuan agar permasalahan jelas dan tidak menimbulkan keragu-raguan atau tafsir yang berbeda-beda.
(10)
1.2.1 Identifikasi Masalah
Penulis setelah melakukan pencarian dan pengumpulan data-data masalah yang terjadi di PT. Stockist Aura 77 bahwa sistem informasi penjualan dan pembelian masih bersifat manual.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Proses pencatatan keluar masuknya barang masih berupa arsip yang dilakukan secara manual sehingga memungkinkan dokumen hilang atau rusak.
2. Penambahan jenis barang terus bertambah seiring dengan berkembangnya perusahaan sehingga pengolahan data barang semakin rumit.
3. Jumlah dan jenis barang yang banyak menyebabkan sulitnya pencarian data barang.
4. Kelemahan tersebut menyebabkan pembuatan laporan memerlukan waktu yang relatif lama.
Untuk itu Penulis mengalihkan sistem penjualan dan pembelian secara manual ke sistem penjualan dan pembelian secara komputerisasi. Oleh karena itu, penulis melakukan perancangan sistem dengan memungkinkan dikembangkannya metodologi pengembangan sistem informasi yang lebih lengkap, efektif dan efisien.
(11)
1.2.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang terjadi di perusahaan Stockist Aura 77 meliputi :
1. Apakah proses pencatatan dan penyimpanan file keluar masuknya barang sudah terkomputerisasi.
2. Bagaimana pengolahan data penjualan dan pembelian barang di PT. Stockist Aura 77 agar tidak rumit.
3. Bagaimana proses pencarian data barang agar lebih efektif dan efisien. 4. Bagaimana proses pembuatan laporan yang lebih cepat dan terhindar
dari kesalahan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini jelas untuk merancang sistem penjualan dan pembelian menjadi terkomputerisasi.
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem informasi penjualan dan pembelian yang masih manual menjadi terkomputerisasi di PT. Stockist Aura 77, guna membantu memecahkan masalah yang terjadi di Bagian Administrasi, Bagian Logistik dan Bagian Keuangan.
(12)
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan tersebut, yaitu :
1. Terwujudnya proses pencatatan, pengolahan dan penyimpanan file
keluar masuknya barang di PT. Stockist Aura 77 yang semula dilakukan secara manual menjadi komputerisasi.
2. Pencatatan, pengolahan data barang dalam proses penjualan dan pembelian dan persediaan barang menjadi lebih mudah dengan proses komputerisasi.
3. Untuk menjadikan proses pembuatan laporan lebih cepat dan terhindar dari kesalahan, memudahkan Manager Stockist dalam pengambilan keputusan baik dalam penjualan, pembelian, persediaan barang dan pengembangan perusahaan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Penulis, khususnya pihak PT. Stockist Aura 77.
1.4.1 Kegunaan Praktis
Kegunaan penelitian ini pun semoga bermanfaat bagi Manager Stockist maupun orang-orang dan organisasi-organisasi dalam lingkungan PT. Stockist Aura 77 di segala aktivitas perusahaan, khususnya dalam proses pengolahan data barang penjualan dan pembelian dapat dilakukan dengan lebih mudah oleh perusahaan, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga
(13)
1.4.2 Kegunaan Akademis
. Manfaat yang diperoleh Penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu membantu penulis untuk lebih memahami mengenai seberapa besar pengaruh sistem informasi penjualan dan pembelian pada suatu perusahaan, khususnya perusahaan Stockist Aura 77.
1.5 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah pada pembuatan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Proses penjualan dan pembelian barang. 2. Proses pengolahan persediaan barang. 3. Proses pengadaan barang.
4. Sistem yang dibangun tidak termasuk retur pengembalian barang karena hanya terfokus pada pengolahan barang masuk dan barang keluar.
5. Pemesanan barang hanya dilakukan atas perintah Manager berdasarkan waktu.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian tugas akhir di PT. Stockist Aura 77 yang berlokasi di Jl. Saturnus Selatan IV No.11A Bandung Tlp. (022) 7560962. Penelitian dilaksanakan mulai bulan September sampai batas waktu penelitian selesai.
(14)
No Tahap
September Oktober November Desember Januari I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 System Engineering
2 System Analysis
3 Design
4 Coding
5 Testing
6 Maintenance
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, merumuskan inti masalah yang dihadapi, menentukan tujuan, kegunaan penelitian, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa teori yang mendasari pemecahan masalah dan teori-teori yang berkaitan langsung dengan pemecahan masalah serta pembahasannya.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Pada Bab ini menguraikan tentang sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, deskripsi tugas. Metode pengumpulan data yang dilakukan, metode pendekatan dan pengembangan sistem, alat bantu analisis dan perancangan yang terjadi dalam bentuk flow map, diagram konteks, data flow
(15)
diagram, kamus data, normalisasi dan tabel relasi. Serta faktor pengujian software
yang dijalankan.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada Bab ini analisis sistem menguraikan tentang analisis yang sedang berjalan meliputi analisis dokumen, analisis prosedur yang sedang berjalan dengan menggunakan flow map, diagram konteks dan data flow diagram, evaluasi sistem yang sedang berjalan.
Perancangan sistem yang berisikan tentang tujuan perancangan sistem, gambaran umum sistem yang diusulkan, perancangan prosedur yang diusulkan dalam bentuk flow map, diagram konteks, data flow diagram dan kamus data. Perancangan basis data dalam bentuk normalisasi, relasi tabel, entity relationship diagram, struktur file dan kodifikasi. Perancangan antar muka meliputi struktur menu, perancangan
input dan perancangan output. Terakhir perancangan arsitektur jaringan. BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Pada Bab ini implementasi menjelaskan mengenai batasan implementasi, implementasi perangkat lunak, implementasi perangkat keras, implementasi basis data, implementasi antar muka, implementasi instalasi program serta cara penggunaan program.
Pengujian menjelaskan mengenai rencana pengujian, kasus dan hasil pengujian serta kesimpulan hasil pengujian.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang penulis ajukan agar dapat menjadi bahan pertimbangan.
(16)
9 2.1 Konsep Dasar Sistem
Menurut Jogiyanto terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem yaitu ada yang menekankan pada prosedurnya dan ada yang menekankan pada komponen atau elemen. JOG[8].
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem yaitu suatu kumpulan komponen atau elemen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun pengertian lain dari suatu sistem adalah sebagai berikut :
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. JOG[8].
Definisi diatas lebih menekankan pada pendekatan sistem pada prosedurnya. Sedangkan definisi yang lebih menekankan pendekatan sistem pada elemennya adalah sebagai berikut ini.
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. JOG[8].
Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Ricard F. Neuschel mendefinisikan prosedur sebagai berikut.
(17)
Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. JOG[8].
Untuk lebih lanjutnya prosedur didefinisikan oleh Jerry FitzGerald, Ardra F. FitzGerald, dan Warren D. Stallings, Jr., sebagai berikut :
Prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya. JOG[8].
Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah di dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan perancangan suatu sistem. Untuk menganalisis dan merencanakan suatu sistem, analis dan perancang sistem harus mengerti terlebih dahulu mengenai komponen-komponen atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem dari sistem tersebut. Komponen-komponen atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem dari suatu sistem disini misalnya bisa manusia, departemen, suatu benda, sekumpulan orang atau suatu organisasi.
Menurut Jogiyanto, suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran (objectives) dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedakan. JOG[8].
2.1.2 Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu sebagai berikut ini.
a. Komponen-Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi atau bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen
(18)
sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
b. Batas Sistem (Boundary)
Batas Sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luar. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas dari suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut. c. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan Luar Sistem (Environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar sistem yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung (Interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lain. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain.
Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan
(19)
penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
f. Keluaran Sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau pada supra sistem.
g. Pengolah Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
h. Sasaran Sistem (Objectives)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
(20)
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Menurut Jogiyanto, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut ini.
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system).
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan manusia dengan tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut human machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat di prediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat di prediksi karena mengandung unsure probabilitas.
(21)
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (Closed System) dan sistem terbuka (Open System).
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luar. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada yang turut campur dari pihak luar. Secara teori sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benarbenar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistemnya terbuka dan terpengaruh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik.
2.2 Konsep Dasar Informasi
Informasi merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu organisasi, tanpa informasi suatu sistem menjadi tidak berjalan. Kualitas informasi ditentukan oleh bagaimana informasi tersebut memotifasi manusia untuk bertindak dan memberikan manfaat (kontribusi) terhadap pemberian keputusan yang efektif.
2.2.1 Pengertian Informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. JOG[8].
(22)
Menurut Gordon B. Davis, informasi didefinisikan sebagai berikut :
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. DAV[2].
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu.
2.2.2 Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi. Siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.1 siklus informasi berikut ini
(23)
Gambar 2.1 Siklus Informasi
(Sumber : Jogiyanto, HM, 2001, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andy, Yogyakarta)
Hal yang terpenting untuk membedakan informasi dengan data, informasi
itu mempunyai kandungan “makna”, data tidak. Pengertian makna disini
merupakan hal yang sangat penting, karena berdasarkan maknalah si penerima dapat memahami informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk menarik suatu kesimpulan atau bahkan mengambil keputusan.
2.2.3 Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya, dan relevan. John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi dengan bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 Pilar Kualitas Informasi berikut ini.
(24)
Gambar 2.2 Pilar Kualitas Informasi
(Sumber : Jogiyanto, HM, 2001, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andy, Yogyakarta)
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksud. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi tersebut.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
(25)
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi atau disebut juga dengan
processing systems atau information processing systems atau information generating systems.
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada semua tingkat manajemen, yaitu Manajemen Tingkat Atas (Top Level Mangement), Manajemen Tingkat Menengah (Middle Level Mangement), Manajemen Tingkat Bawah (Lower Level Management). Informasi yang dibutuhkan oleh tiga tingkat manajemen tersebut berbeda-beda. Untuk lower level management yang terdiri dari pengawas dan mandor disebut dengan technical level. Untuk middle level management yang terdiri dari kepala cabang dan kepala devisi disebut dengan
tactical level, sedangkan untuk top level management yang terdiri dari direktur dan para eksekutif fungsi-fungsi seperti pembelian, produksi, pemasaran, keungan disebut dengan strategic level.
(26)
Sistem informasi didefinisikan oleh oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam buku analisis dan desain sistem informasi karangan Jogiyanto sebagai berikut ini.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. JOG[8].
2.4 Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen adalah sebuah informasi yang terpadu, untuk menyajikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan bagi semua tingkatan manajemen.
Sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi.
2.5 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan suatu tahapan yang dilakukan sebelum tahapan perancangan berupa penguraian tentang permasalahan dan kebutuhan suatu sistem untuk segera diusulkan suatu perbaikan-perbaikan. Tahapan analisis merupakan tahapan yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Menurut Jogiyanto, definisi dari analisis sistem yaitu sebagai berikut.
Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponenya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan dan hamabatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. JOG[8].
(27)
Dalam menganalisis suatu sistem terdapat langkah-langkah yang harus dikerjakan yaitu sebagai berikut ini :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
2.6 Analisis Dan Perancangan Terstruktur
Pembuatan atau penyusunan suatu sistem diperlukan tahap-tahap yang diantaranya adalah analisis dan perancangan sistem. Analisis adalah suatu kegiatan awal dalam penyusunan suatu sistem dimana terdapat proses untuk memahami sistem yang telah ada, pemeriksaan dan dengan menggunakan informasi yang diperoleh merekomendasikan pengembangan atau peningkatan sistem yang berguna bagi tahap berikutnya.
Menurut Jogiyanto, Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagianbagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan dan hamabatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. JOG[8].
Perancangan sistem adalah tahap penyusunan sistem selanjutnya, dimana dalam tahap ini dibuat suatu sistem yang berdasarkan hasil yang didapat dari tahap analisis sistem sehingga sistem yang baru dapat bebas dari permasalahan dan dapat memuaskan pengguna sistem tersebut.
(28)
2.7 Perancangan Skema Data
Perancangan skema data adalah tahap dimana data dirancang dan dibangun untuk sebuah sistem. Perancangan skema data terdiri dari basis data, kardinalitas, normalisasi, dan ERD (Entity Relationship Diagram).
2.7.1 Pengertian Basis Data
Basis data (database) dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip yang ditempatkan secara berurutan untuk memudahkan dalam pengambilan kembali data tersebut. Basis data terdiri dari dua kata, yaitu basis dan data. Basis diartikan sebagai markas atau gudang. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. FAT[3].
Menurut Fathansyah , basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti : FAT[3].
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang di organisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.
Basis data pada prinsipnya ditujukan untuk pengaturan data agar terdapat kemudahan dalam pengambilan kembali data tersebut. Berikut ini terdapat beberapa tujuan dari Basis Data diantaranya yaitu :
(29)
1. Kecepatan dan kemudahan (Speed) 2. Efisiensi ruang penyimpanan (Space) 3. Keakuratan (Accuracy)
4. Ketersediaan (Avaibility) 5. Kelengkapan (Completeness) 6. Keamanan (Security)
7. Kebersamaan (Sharability)
2.7.2 Kardinalitas
Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. FAT[3]. Menurut Fathansyah, kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas dapat berupa : FAT[3].
1. Satu ke satu (One to One)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya. Setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.3 Bijection (OnetoOne)
(Sumber :
(30)
2. Satu ke banyak (One to Many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.4 Inverse Functional Relation (One to Many)
(Sumber :
http://isegserv.itd.rl.ac.uk/public/skos/2007/10/f2f/label-relations.html SKOS Label Relations, 16 November 2008)
3. Banyak ke satu (Many to One)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
(31)
Gambar 2.5 Functional Relation (Many to One)
(Sumber :
http://isegserv.itd.rl.ac.uk/public/skos/2007/10/f2f/label-relations.html SKOS Label Relations, 16 November 2008)
4. Banyak ke banyak (Many to Many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.6 Binary Relation (Many to Many)
(Sumber :
(32)
2.8 Arsitektur Aplikasi
Menurut Fathansyah, Arsitektur aplikasi adalah mengenai tata bentuk atau tata bangun atau hubungan suatu aplikasi. Arsitektur Aplikasi disini akan menjelaskan mengenai definisi jaringan komputer, jenis-jenis jaringan komputer, topologi jaringan komputer, manfaat jaringan komputer.
Arsitektur sistem merujuk pada konfigurasi sistem secara keseluruhan yang akan menjadi „tempat hidup‟ dari DBMS, basis data dan aplikasi yang memanfaatkannya. Bagaimana wujud dari „tempat hidup‟ tersebut yang juga akan menentukan bagaimana para pemakai berinteraksi dengannya, sudah seharusnya ditetapkan sejak awal sebelum memulai perancangan basis data, atau paling tidak sebelum melaksanakan tahap implementasi basis data.
Beberapa jenis arsitektur sistem yang dapat digunakan adalah : 1. Sistem Tunggal/Mandiri (Stand-Alone)
2. Sistem Tersentralisasi (Centralized System) 3. Sistem Client-Server
2.8.1 Pengertian Jaringan Komputer
Menurut Abdul Kadir, jaringan komputer (computer network) adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data. KAD[9]. Dalam prakteknya, jaringan komputer memungkinkan untuk melakukan berbagi perangkat lunak, perangkat keras, dan bahkan berbagi kekuatan pemrosesan.
(33)
2.8.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer
Secara umum bentuk/jenis jaringan komputer berdasarkan area kerja dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : KAD[9].
1. Local Area Network (LAN)
LAN adalah jaringan komputer yang mencakup area dalam satu ruang, satu gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. LAN umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel. Namun, ada juga yang tidak menggunakan kabel dan disebut sebagai wireless LAN atau LAN tanpa kabel. Kecepatan LAN berkisar dari 10 Mbps sampai 1 Gbps.
Gambar 2.7 Local Area Network (LAN)
(Sumber :
(34)
2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN adalah jaringan yang mencakup area satu kota atau dengan rentang sekitar 10-45 km. Jaringan ini umumnya menggunakan media transmisi dengan mikro gelombang atau gelombang radio. Namun, ada juga yang menggunakan jalur sewa (leased line).
Gambar 2.8 Metropolitan Area Network (MAN)
(Sumber :
http://simple-telecom.blogspot.com/2008/07/data-terminals-protocols.html Data Terminals : Protocols, 10 November 2008)
3. Wide Area Network (WAN)
WAN adalah jaringan yang mencakup antarkota, antarprovinsi, antarnegara, dan bahkan antar benua. WAN ini mempunyai kecepatan data dibawah 1 Mbps.
(35)
Gambar 2.9 Wide Area Network (WAN)
(Sumber :
http://simple-telecom.blogspot.com/2008/07/data-terminals-protocols.html Data Terminals : Protocols, 10 November 2008)
2.8.3 Topologi Jaringan Komputer
Topologi jaringan menyatakan suasana komputer secara fisik dalam suatu jaringan. KAD[9]. Ada beberapa macam topologi yang dapat digunakan, yaitu :
1. Topologi Bus
Pada topologi ini semua simpul (umumnya komputer) dihubungkan melalui kabel yang disebut bus. Kabel yang digunakan adalah kabel koaksial. Topologi bus mempunyai kelebihan yaitu instalasinya mudah dan biayanya pun murah. Topologi bus juga mempunyai kelemahan yaitu sebagai berikut :
a. Jika kabel utama (bus) putus, maka semua komputer tidak bisa saling berhubungan.
b. Jika kabel utama sangat panjang dan terdapat gangguan, pencarian penyebab masalah menjadi sangat sulit.
(36)
c. Jika banyak komputer yang aktif (mengirim pesan) akan sering terjadi tabrakan sehingga mengakibatkan kecepatan pengiriman data menjadi pelan.
Topologi bus biasa digunakan untuk LAN dengan jumlah komputer yang sedikit, misalnya dapat digunakan pada warnet.
Gambar 2.10 Topologi Bus
(Sumber : Kadir, Abdul, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta)
2. Topologi Cincin (Ring)
Topologi cincin mirip dengan topologi bus, tetapi kedua terminal yang berada diujung saling dihubungkan sehingga menyerupai lingkaran. Informasi dikirim oleh sebuah komputer akan dilewatkan ke media transmisi, melewati satu komputer ke komputer berikutnya. Kelemahan topologi cincin terletak pada kegagalan pada salah satu simpul. Jika ada satu saja simpul yang mengalami kegagalan, maka semua hubungan terputus. Topologi ini biasa digunakan pada LAN.
(37)
Gambar 2.11 Topologi Cincin (Ring)
(Sumber : Kadir, Abdul, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta)
3. Topologi Bintang (Star)
Pada topologi ini terdapat komponen yang bertindak sebagai pusat pengontrol. Semua simpul yang hendak berkomunikasi selalu melalui pusat pengontrolan tersebut. Dalam hal ini, pusat pengontrolan berupa Hub atau Switch.
Kelebihan topologi bintang adalah sebagai berikut :
a. Mudah dikelola dan dihubungkan (penyebab kegagalan mudah diketahui).
b. Kegagalan pada sebuah komputer tidak berpengaruh pada kegagalan seluruh jaringan.
Kelemahan topologi bintang adalah sebagai berikut :
a. Kegagalan pada pusat pengontrol akan menyebabkan kegagalan jaringan secara keseluruhan.
b. Jika pusat pengontrolan berupa hub (bukan berupa switch), kecepatan transmisi menjadi lambat.
(38)
Gambar 2.12 Topologi Bintang (Star)
(Sumber : Kadir, Abdul, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta)
2.8.4 Manfaat Jaringan Komputer
Menurut Dede Sopandi, manfaat jaringan komputer adalah sebagai berikut:
SOP[11].
1. Resource Sharing, dapat menggunakan sumberdaya yang ada secara bersama- sama. Misal seorang pengguna yang berada 100 km jauhnya dari suatu data, tidak mendapatkan kesulitan dalam menggunakan data tersebut, seolah-olah data tersebut berada didekatnya. Hal ini sering diartikan bahwa jaringan komputer mengatasi masalah jarak.
2. Reliabilitas tinggi, dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan
reliabilitas yang tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif persediaan. Misalnya, semua file dapat disimpan atau dicopy ke dua, tiga atau lebih komputer yang terkoneksi ke jaringan. Sehingga bila salah satu mesin rusak, maka salinan di mesin yang lain bisa digunakan.
3. Menghemat uang, komputer berukuran kecil mempunyai rasio harga/kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan komputer yang besar. Komputer besar seperti mainframe memiliki kecepatan kira-kira sepuluh kali lipat kecepatan jaringan komputer kecil/pribadi. Akan tetap, harga
(39)
mainframe seribu kali lebih mahal dari komputer pribadi. Ketidakseimbangan rasio harga/kinerja dan kecepatan inilah membuat para perancang sistem untuk membangun sistem yang terdiri dari jaringan komputer-komputer pribadi.
2.9 Pengertian Client/Server
Menurut Fathansyah, Client adalah komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. FAT[3].
Server menurut Fathansyah adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer lain didalam suatu jaringan dan Server dijaringan bertipe client-server disebut dengan Dedicated Server karena murni berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada workstation dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai workstation. FAT[3].
Jadi Client-Server adalah suatu bentuk arsitektur dimana Client adalah perangkat yang menerima yang akan menampilkan antarmuka pemakai dan menjalankan aplikasi (komputer) dan Server adalah perangkat yang menyediakan dan bertindak sebagai pengelola aplikasi, data dan keamanan.
Sistem Client-Server akan berjalan setidaknya pada dua sistem computer yang berbeda, satu sebagai server dan satu lagi sebagai client. Sistem Client-Server atau disebut juga sistem tersentralisasi diterapkan pada sebuah system jaringan. Sistem Client-Server ini ditujukan untuk mengatasi kelemahankelemahan yang terdapat pada sistem sebelumnya. Client berisi aplikasi basis data dan server berisi DBMS dan basis data.
Pada sistem Client-Server untuk memenuhi kebutuhan, client akan mengirimkan message (perintah) query pengambilan data. Selanjutnya, server
(40)
akan dikirimkan kembali ke client. Dengan begitu transfer datanya jauh lebih efisien. Adapun bentuk dari sistem Client-Server yang sederhana adalah sebagai berikut :
Gambar 2.13 Sistem Client-Server Sederhana
(Sumber : Fathansyah, 2002, Basis Data, Informatika, Bandung)
Disamping bentuk client-server sederhana terdapat pula bentuk client-server
yang lebih komplek yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.14 Sistem Client-Server Kompleks
(Sumber : Fathansyah, 2002, Basis Data, Informatika, Bandung)
Dari kedua gambar diatas, dapat dilihat ada dua macam implementasi sistem
client-server. Bentuk yang sederhana dapat diterapkan pada sebuah jaringan komputer lokal (LAN) dimana fungsi client (untuk menangani sebagian besar proses pengolahan data seperti perhitungan, perulangan, pembandingan, dan
(41)
lainlain.) dan fungsi workstation (untuk menangani interaksi dengan pemakai, menerima data masukan dan menayangkan hasil pengolahan) disatukan.
Sedangkan pada varian sistem client-server yang lebih kompleks, aplikasi basis data tidak ditempatkan di setiap workstation, tetapi dipasang pada setiap
client dengan jumlah jauh lebih sedikit. Jadi setiap client dan sejumlah
workstation membentuk sebuah LAN tersendiri. Karena client-client ini merupakan basis tempat aplikasi basis data disimpan dan turut menangani prosesproses dalam aplikasi, maka bagi workstation, client ini dapat dipandang sebagai server aplikasi. Tidak sebagaimana workstation yang dapat diaktifkan dan dinonaktifkan oleh para pemakai, client-client tersebut (sebagaimana juga DBMS
server) harus selalu dalam keadaan aktif dan terkoneksi dalam sebuah jaringan yang lebih besar (WAN). Dengan begitu tahap instalasi aplikasi dapat dilakukan secara remote (instalasi jarak jauh) dari lokasi lain, sehingga kelemahan dari sisi instalasi dapat diatasi.
2.10 Perangkat Lunak Pendukung
Ada banyak sekali perangkat lunak pendukung yang dapat di gunakan untuk membangun suatu aplikasi/program. Perangkat lunak pendukung yang digunakan dalam pembuatan program disini yaitu Microsoft Visual Basic 6.0, SQL Server 2000 dan Crystal Reports.
2.10.1 Sekilas Tentang Visual Basic
Menurut Widodo Budiharto, Visual basic adalah bahasa pemrograman event-driven yang berasal dari Basic. BUD[1]. Event driven artinya program
(42)
menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa kejadian tertentu, misalnya tombol diklik, atau menu dipilih. Ketika event driven terdeteksi, event yang berhubungan akan melakukan aksi sesuai dengan kode yang diberikan. Basic
adalah salah satu bahasa pemrograman yang sudah dikenal oleh pemakai komputer. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai bahasa pemrograman dasar atau bahasa pemrograman yang paling mudah yang sesuai dengan namanya. Namun sebenarnya nama basic adalah kependekan dari kata-kata : B (Beginner’s), A (All- Purpose), S(Symbol), I (Intruction), C (Code). Bahasa ini pertama kali muncul pada tahun 1960 dan diperkenalkan oleh Dartmouth College.
Pada awal kemunculan, Visual Basic mempunyai 2 versi yaitu DOS dan Windows yang diperkenalkan pada tahun 1991. versi 3.0 dari Visual Basic dikeluarkan pada tahun 1993 dan mengalami kemajuan yang pesat dibandingkan dengan versi sebelumnya. Visual Basic versi 3.0 masih menggunakan kode-kode yang bekerja dalam 16 bit, kemudian pada akhir tahun 1995 diluncurkan lagi versi baru dari Visual Basic yang mendukung proses 32 bit yang diberi label Visual Basic 4.0. Pada akhir tahun 1996 diluncurkan Visual Basic Versi 5.0 dengan kelebihan yang dapat mendukung Control Active-X dan mulai menghapus atau menghilangkan dukungan terhadap proses 16 bit. Sekarang muncul Visual Basic 6.0 yang mempunyai kelebihan yang banyak dibanding dengan versi-versi sebelumnya.
Kelebihan lain dari visual basic adalah kemampuan untuk mengkompilasi program dalam bentuk native code, yaitu optimasi pada saat prosesor mengkompilasi dan menjalankan program tersebut. Keuntungan yang didapat dari
(43)
dapat ditemui pada aplikasi-aplikasi yang dikompilasi dengan bahasa pemrograman C++.
Selain kemampuan-kemampuan diatas, visual basic juga menyediakan fasilitas antar muka penulis kode program yang lebih mudah dimengerti dan dipakai sehingga berbagai tipe program dapat dikembangkan didalamnya, misalnya EXE, DLL dan OCX, bahkan program-program yang berbasis internet.
Semua fasilitas visual basic ditampilkan dalam bentuk Integrated Development Environment (IDE). Beberapa kelebihan IDE visual basic adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengembangkan beberapa project sekaligus.
2. Mampu memanajemen project dalam bentuk form, module dan class. 3. Fasilitas informasi yang lengkap, antara lain daftar properti, informasi
dan tip singkat.
4. Editor kode program dalam fasilitas klik kanan untuk melengkapi kode program yang ditulis sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan kode program.
2.10.2 SQL Server 2000
Menurut Widodo Budiharto, Microsoft SQL Server 2000 adalah perangkat lunak Relational Database Management System (RDBMS) yang handal. Didesain untuk mendukung proses transaksi yang besar (seperti order entri yang online, inventori, akuntansi atau manufaktur). BUD[1].
SQL Server 2000 yang sudah terinstal pada komputer dapat menampung 32.767 database dan terdapat lebih dari 2 billion objek. Kelebihan microsoft SQL Server 2000 dalam pembuatan database adalah sebagai berikut :
(44)
1. Mempunyai Transaction Log tersendiri dan mengatur transaksi dalam database.
2. Data dapat berkisar antara 1 MB sampai 1. 048. 516 TB. 3. Dapat menambah ukuran data secara manual atau otomatis.
4. Dapat diset sesuai dengan keinginan, misalnya sebuah database hanya dapat dibaca tetapi tidak bisa diedit.
5. Mendukung web database melalui IIS.
2.10.3 Crystal Reports
Crystal reports merupakan salah satu software yang handal dari seageate dalam hal pembuatan laporan. Crystal Reports merupakan software yang terpisah dari program Microsoft Visual Basic tetapi keduanya dapat dihubungkan (linkage). Dengan memanfaatkan tools yang dimiliki Crystal Reports dapat dihasilkan laporan yang bervariasi hasilnya. Hasil cetak dengan menggunakan
Crystal Reports lebih baik dan lebih mudah, karena pada Crystal Reports banyak tersedia objek maupun komponen yang mudah digunakan.
2.11 Pengertian Penjualan dan Pembelian
Menurut Marwan (1991), Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. MAR[10].
Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang
(45)
diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan.
Menurut Winardi (1982), Penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran. WIN [12]. Berdasarkan pengertian penjualan diatas, terjadi pemindahan kepemilikan hak atas benda-benda atau jasa dari penjual kepada pembeli yang mengeluarkan sejumlah dana atau biaya atas kesepakatan kedua pihak tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Pembelian adalah pemindahan kepemilikan sejumlah dana atau biaya dari seseorang atau badan kepada orang lain atau badan lain sehingga orang atau badan tersebut memiliki barang dan atau jasa atas kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian sama pentingnya dengan penjualan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat tumbuh dan berkembang.
2.12 Pengertian Inventory
Inventory (persediaan) adalah daftar bahan-bahan mentah, barang-barang yang sedang dikerjakan dan barang-barang yang selesai pada sebuah perusahaan.
Inventory adalah aset maupun barang yang saat itu dimiliki oleh perusahaan dan diurutkan untuk memudahkan manajemen stok barang. Inventory juga dapat didefinisikan sebagai jumlah, kuantitas atau jenis barang yang ada di gudang. Sistem inventory adalah suatu cara untuk menentukan bagaimana dan kapan suatu pembelian dilakukan untuk mengisi persediaan barang.
(46)
2.13 Persediaan Barang
Menurut T. Hani Handoko, Persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. HAN[4].
Inventory merupakan kata lain dari persediaan barang, istilah persediaan menunjukan barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Persediaan barang merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasional perusahaan, yang secara terus menerus diperjualbelikan dan digunakan dalam kegiatan transaksi perusahaan sehari-hari.
Persediaan adalah sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengujian atau proses produksi, atau pun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaan dalam proses produksi.
(47)
40 3.1 Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang nutrisi kesehatan, dengan nama perusahaan PT. Stockist Aura 77.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan Tianshi International berdiri tahun 1993, kantor pusat berada di Henderson Centre Beijing China. Pabrik utamanya terletak di Pusat Industri Teknologi Modern Tianjin dengan luas pabrik 120.000 m². Perusahaan ini bergerak dibidang industri dan perdagangan industri kesehatan.
Sejak tahun 1993-2006, perusahaan Tianshi telah memasukkan produk dan nutrisi kesehatan ke 200 negara dan telah membuka kantor di 170 negara. Perusahaan Tianshi membuka kantor pemasaran di Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta dan diresmikan pada tanggal 20 Mei 2002 oleh Presiden Republik Indonesia, Ibu Megawati Soekarno Putri pada saat itu.
Kantor cabang Tianshi di Indonesia berlokasi di Palembang, Bandung, Semarang dan Surabaya. Lokasi kantor cabang Tianshi Jawa Barat di Gedung Mandiri Bina Citra Lt.3 Jl. Soekarno-Hatta No. 162 Bandung.
Perusahaan Stockist Aura 77 adalah perusahaan perseorangan yang disetujui oleh perusahaan Tianshi dalam memasarkan produk dan nutrisi kesehatan yang berlokasi di Jl. Saturnus Selatan IV No.11A Bandung. PT. Stockist Aura 77
(48)
berada di bawah dan tanggung jawab kepada kantor cabang Tianshi Jawa Barat yang berkedudukan di Bandung. Sedangkan kantor cabang Tianshi Jawa Barat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kantor Tianshi Pusat Jakarta. Demikian pula kantor Tianshi Pusat Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berada di bawah dan tanggung jawab kepada Kantor Tianshi International yang berkedudukan di Beijing, China.
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Perusahaan-perusahaan yang sudah maju maupun yang baru berkembang pasti mempunyai visi dan misi. Untuk itu PT. Stockist Aura 77 pun mempunyai visi dan misi tersendiri.
Visi dari perusahaan ini adalah membantu mewujudkan impian manusia yang bersifat universal yaitu kesehatan, terwujudnya pembelian nutrisi kesehatan yang dapat memberikan pelayanan penjualan yang baik kepada para customer.
Misi perusahaan antara lain :
1. Menciptakan lingkungan kerja yang baik dengan memberikan pelayanan yang optimal kepada customer.
2. Melaksanakan administrasi pembelian dan penjualan serta inventory control yang efektif dan efisien.
3. Mengelola biaya distribusi dan jasa pelayanan secara efektif.
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Menurut Gordon B. Davis, Struktur organisasi adalah merupakan suatu bagan atau kerangka kerja yang jelas yang menunjukan ada dan terselenggaranya keseluruhan tugas dan fungsi dalam organisasi serta
(49)
hubungan-hubungan antara tugas dan fungsi yang meliputi adanya wewenang dan tanggungjawab. DAV[2].
PT. Stockist Aura 77 dipimpin oleh Manager Stockist merangkap sebagai pemilik perusahaan, karena perusahaan ini adalah perusahaan perseorangan. Manager Stockist membawahi Bagian Keuangan, Bagian Administrasi, Bagian Logistik dan Bagian Komputer. Manager Stockist dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Tianshi Jawa Barat yang berkedudukan di Bandung. Manager Stockist setiap akhir bulan membuat laporan pertanggungjawaban tentang penjualan produk atau nutrisi.
Adapun struktur organisasi pada PT. STOCKIST AURA 77 sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Stockist Aura 77
3.1.4 Deskripsi Tugas
Deskripsi tugas pada PT. Stockist Aura 77 terdiri dari : 1. Manager Stockist
Manager Stockist berperan sebagai pemimpin stockist sekaligus pemilik dari stockist tersebut.
MANAGER STOCKIST
BAGIAN ADMINISTRASI
KEPALA KANTOR TIANSHI JAWA BARAT
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN LOGISTIK
BAGIAN KOMPUTER
(50)
2. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan bertugas mengurusi dan menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan. Bagian keuangan ini nantinya, dalam waktu satu bulan sekali, membuat sebuah laporan keuangan untuk Manager Stockist.
3. Bagian Administrasi
Bagian Administrasi bertugas untuk melayani segala sesuatu yang berhubungan dengan customer. Bagian Administrasi juga dalam setiap bulannya membuat sebuah laporan yang berisi berbagai macam hal yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan produk atau nutrisi untuk dilaporkan kepada Manager Stockist.
4. Bagian Logistik
Bagian Logistik bertugas untuk menyediakan berbagai macam produk atau nutrisi yang disediakan Stockist untuk para customer. Bagian Logistik, dalam setiap bulannya membuat sebuah laporan tentang penyediaan produk atau nutrisi yang ada di dalam Stockist.
5. Bagian Komputer
Bagian Komputer berperan dalam merawat serta melakukan perbaikan-perbaikan di dalam sistem komputer yang digunakan di dalam Stockist.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data dari perusahaan baik yang bersifat tertulis maupun dengan cara pengamatan langsung terhadap suatu kegiatan dengan
(51)
harapan data yang telah terkumpul dapat mewakili terhadap permasalahan yang sedang terjadi dan dapat melengkapi satu sama lain agar didapat data yang akurat.
3.2.1 Sumber Data Primer (Wawancara, Observasi, Kuesioner)
Metode pengumpulan data yang dipakai untuk penelitian adalah dengan metode wawancara, yaitu Penulis mengumpulkan data dengan cara mewawancarai pegawai yang terkait dalam sistem informasi penjualan dan pembelian. Dengan metode observasi langsung, penulis mengamati secara langsung proses-proses yang terjadi pada perusahaan Stockist Aura 77.
3.2.2 Sumber Data Sekunder (Dokumentasi)
Salah satu metode yang digunakan penulis untuk memperoleh data yang akurat, yaitu metode pengumpulan data yang didapat dari literatur- literatur yang berhubungan dengan sistem penjualan dan pembelian.
3.3 Metode Pendekatan/Pengembangan Sistem
Untuk melakukan suatu penelitian diperlukan tahapan-tahapan agar Penulis memahami sistem yang sudah ada. Tahapan itu adalah metode pendekatan sistem dan metode pengembangan sistem.
3.3.1 Metode Pendekatan Sistem
Dalam melakukan penelitian ini, metode pendekatan sistem yang penulis lakukan adalah metode analisis dan perancangan terstruktur. Pembuatan atau penyusunan suatu sistem diperlukan tahap-tahap yang diantaranya adalah analisis
(52)
dan perancangan sistem. Analisis adalah suatu kegiatan awal dalam penyusunan suatu sistem dimana terdapat proses untuk memahami sistem yang telah ada, pemeriksaan dan dengan menggunakan informasi yang diperoleh merekomendasikan pengembangan atau peningkatan sistem yang berguna bagi tahap berikutnya.
Perancangan sistem adalah tahap penyusunan sistem selanjutnya, dimana dalam tahap ini dibuat suatu sistem yang berdasarkan hasil yang didapat dari tahap analisis sistem sehingga sistem yang baru dapat bebas dari permasalahan dan dapat memuaskan pengguna sistem tersebut.
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah dengan menggunakan model waterfall. Setiap tahapan dalam model waterfall harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan pada tahapan berikutnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pengulangan pada tahapan yang sama yang meliputi beberapa proses diantaranya:
(53)
System Engineering
System Analysis
Design
Coding
Testing
Maintenance
Gambar 3.2 Paradigma Waterfall (Clasic Life Cycle) (Sumber : Roger S. Pressman, Software Engineering)
1. System Engineering
Melakukan pengumpulan data dan penetapan kebutuhan semua elemen system.
2. System Analysis
Melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi dan menetapkan kebutuhan perangkat lunak, fungsi performansi dan interfacing.
3. Design
Menetapkan domain informasi untuk perangkat lunak, fungsi dan interfacing.
4. Coding
Pengkodean yang mengimplementasikan hasil disain kedalam kode atau bahasa yang dimengerti oleh mesin komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu
(54)
5. Testing
Melakukan pengujian kebenaran lojik dan fungsionalitas. Disinilah akan diketahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada program.
6. Maintenance
Menangani perangkat lunak yang sudah selesai supaya dapat berjalan dan terhindar dari gangguan-gangguan yang menyebabkan kerusakan.
3.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan
Untuk memudahkan analisis dan perancangan sistem sangat dibutuhkan alat bantu. Adapun alat bantu yang digunakan sebagai berikut :
3.3.3.1 Flow Map
Flow map adalah peta yang menggambarkan tugas atau urutan pelaksanaan tugas kegiatan tersebut yang diperoleh pada tahap-tahap pekerjaan tertentu (Sekelompok tugas atau kegiatan).
3.3.3.2 Diagram Konteks
Diagram Konteks adalah diagram tingkat tinggi yang menggambarkan hubungan antar Entitas Eksternal dengan sistem. Dimana data yang diinputkan oleh bagian komponen eksternal akan diproses di dalam sistem dan akan menghasilkan laporan yang diinginkan oleh komponen eksternal tersebut.
Untuk membentuk diagram konteks, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.
1. Kelompok pemakai, baik pihak internal atau eksternal perusahaan, dan departemen yang terkait.
(55)
2. Kemungkinan kejadian-kejadian yang akan terjadi dalam penggunaan sistem harus diidentifikasi secara lengkap.
3. Arah anak panah yang menunjukan aliran data jangan sampai terbalik agar dapat memberikan pemahaman yang benar terhadap seluruh proses sistem yang akan dibentuk.
4. Setiap kejadian digambarkan dalam bentuk tekstual yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembuat sistem.
3.3.3.3 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang sudah jadi atau sistem yang baru dirancang yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik kemana data tersebut akan disimpan. Disamping itu juga Data Flow Diagram (DFD) dapat menggambarkan arus data yang terstruktur dan jelas dari mulai pengisian data sampai dengan keluarannya.
Arus data pada Data Flow Diagram (DFD) ini dapat berupa masukan untuk sistem atau keluaran dari sistem, sehingga akan menghasilkan sebuah keluaran yang akan disampaikan kepada pengguna atau penerima dari sistem.
Menurut Jogiyanto, DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. JOG[7].
Simbol-simbol yang digunakan di DFD adalah sebagai berikut : 1. External Entity (Kesatuan luar) atau Boundary (Batas sistem)
External Entity (Kesatuan luar) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem
(56)
lainnya yang berada lingkungan luarnya yang akan memberikan masukan (input) atau menerima keluaran (output) dari sistem. Kesatuan luar dapat disimbolkan dengan notasi kotak.
2. Data Flow (Arus data)
Data Flow (Arus data) menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Disimbolkan dengan suatu panah yang mengalir diantara proses, simpanan data (data store), dan kesatuan luar (external entity).
3. Process (Proses)
Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang yang akan keluar dari proses. Simbol proses dapat ditunjukan dengan simbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi panjang tegak dengan dengan sudut-sudutnya tumpul. 4. Data Store (Simpanan data)
Simpanan data (Data store) merupakan simpanan dari data yang berupa sebagai berikut ini.
a. Suatu file atau database di sistem komputer b. Suatu arsip atau catatan manual
c. Suatu kotak tempat data dimeja seseorang d. Suatu tabel acuan manual
e. Suatu agenda atau buku
Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di dalam satu ujungnya.
(57)
3.3.3.4 Kamus Data
Kamus data adalah katalog fakta tentang data, kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data ikut berperan dalam perancangan dan pembangunan SI karena peralatan ini berfungsi untuk:
1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam penggambaran dalam data flow diagram.
2. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran, misalnya data alamat diurai menjadi nama jelas, nomor, kota, negara dan kode pos.
3. Menjelaskan spesifikasi nilai dan satuan yang relevan terhadap data yang mengalir dalam sistem tersebut.
3.3.3.5 Perancangan Basis Data
Basis data (database) dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip yang ditempatkan secara berurutan untuk memudahkan dalam pengambilan kembali data tersebut. Basis data terdiri dari dua kata, yaitu basis dan data. Basis diartikan sebagai markas atau gudang. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. FAT[3].
Menurut Fathansyah , basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti : FAT[3].
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang di organisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
(58)
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.
Basis Data pada prinsipnya ditujukan untuk pengaturan data agar terdapat kemudahan dalam pengambilan kembali data tersebut. Berikut ini terdapat beberapa tujuan dari Basis Data diantaranya yaitu :
1. Kecepatan dan kemudahan (Speed) 2. Efisiensi ruang penyimpanan (Space) 3. Keakuratan (Accuracy)
4. Ketersediaan (Avaibility) 5. Kelengkapan (Completeness) 6. Keamanan (Security)
7. Kebersamaan (Sharability)
a. Normalisasi
Menurut Fathansyah, Normalisasi adalah cara pendekatan lain dalam membangun desain lojik basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal. FAT[3].
Normalisasi adalah suatu kegiatan mendapatkan sekumpulan tabel untuk menyimpan informasi tanpa pengolahan data yang tidak diperlukan dan memudahkan dalam pencarian data. Tujuan normalisasi adalah untuk menghilangkan keberadaan field-field yang sama sehingga suatu tabel berada
(59)
dalam keadaan baik atau normal. Aturan-aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal. Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada level-level normalisasi. Beberapa level yang biasa digunakan pada normalisasi adalah sebagai berikut.
1. Bentuk normal pertama (1NF), 2. Bentuk normal kedua (2NF), 3. Bentuk normal ketiga (3NF),
4. Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF), 5. Bentuk normal keempat (4NF), 6. Bentuk normal kelima (5NF).
Bentuk normal pertama hingga ketiga (dibuat oleh E. F. Codd) merupakan bentuk normal yang umum dipakai. Artinya bahwa pada kebanyakan relasi, bila ketiga bentuk normal tersebut telah terpenuhi, maka persoalan anomali tidak akan muncul lagi. Bentuk normal Boyce-Codd merupakan revisi terhadap bentuk normal ketiga. Bentuk normal 4NF dan 5NF (dikemukakan oleh Fegin) hanya dipakai pada kasus-kasus khusus, yakni pada relasi yang mengandung dependensi nilai banyak.
Menurut Fathansyah, aturan-aturan bentuk normal umum yang sering dipakai (bentuk normal 1NF, 2NF, 3NF, BCNF, 4NF, 5NF) adalah sebagai berikut.
(60)
1. Bentuk normal pertama (1st Normal Form)
Bentuk normal tahap pertama terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama.
2. Bentuk normal kedua (2nd Normal Form)
Bentuk normal tahap kedua terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut yang tidak termasuk dalam primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh.
3. Bentuk normal ketiga (3rd Normal Form)
Bentuk normal tahap ketiga terpenuhi jika relasi tersebut sudah dalam bentuk normal kedua dan setiap atribut tidak tergantung secara transitif kepada primary key.
4. Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF)
Sebuah tabel dikatakan berada dalam Boyce-Codd Normal Form (BCNF) jika untuk semua KF (Ketergantungan Fungsional) dengan notasi x ke y, maka x harus merupakan superkey pada tabel tersebut. Jika tidak demikian, maka tabel tersebut harus didekomposisi berdasarkan KF yang ada, sedemikian hingga x menjadi superkey dari tabel-tabel hasil dekomposisi (penguraian).
5. Bentuk normal keempat (4th Normal Form)
Bentuk normal tahap keempat berkaitan dengan sifat ketergantungan Banyak-Nilai (Multivalued Dependency) pada suatu tabel yang merupakan pengembangan dari Ketergantungan Fungsional (KF).
(61)
6. Bentuk normal kelima (5th Normal Form)
Bentuk normal kelima (merupakan nama lain dari Project-Joint Normal Form/PJNF) berkenaan dengan ketergantungan relasi antar tabel (Join Dependency). Suatu relasi berada dalam 5NF jika dan hanya jika setiap dependensi gabungan dalam R tersirat oleh kunci kandidat relasi R. Secara praktis dapat dikatakan bahwa suatu relasi R berada dalam 5NF jika data yang ada padanya tidak dapat lagi didekomposisi menjadi relasi-relasi yang lebih kecil dengan kunci kandidat relasi-relasi yang lebih kecil ini tidak sama dengan kunci kandidat relasi.
b. Tabel Relasi
Tabel relasi adalah hubungan suatu entitas dengan dirinya sendiri atau hubungan dengan entitas lainnya. Relasi antar tabel merupakan suatu proses mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang. Proses relasi antar tabel adalah mengelompokkan data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasinya yang berfungsi untuk mengakses data item sedemikian rupa sehingga database tersebut mudah di modifikasi.
c. ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Fathansyah, Entity Relationship Diagram (ERD) adalah komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta di dunia nyata. FAT[3].
Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram) digunakan dalam metodologi sistem informasi untuk menggambarkan sistem yang
(62)
terdiri dari hubungan entitas, sebenarnya telah lama diperkenalkan oleh Chan (1976) dengan membuat notasi hubungan entitas dan prinsip hubungan entitas serta dipopulerkan oleh James Matin dalam metodologi informasi engineering.
Komponen-komponen pembentuk Entity Relationship Diagram (ERD) ada dua yaitu Entitas (Entity) dan Relasi (Relation). Entitas (Entity) merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik (properti) dari entitas tersebut. Atribut dapat dibagi dua yaitu atribut identifiers yang berfungsi sebagai penunjuk atau ciri khusus suatu entitas seperti kode customer, nomor induk pegawai, dan atribut descriptors berfungsi untuk menjelaskan entitas tersebut seperti nama customer, alamat dan umur.
Relasi (Relation) menunjukan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Kumpulan semua relasi di antara entitas yang terdapat pada himpunan entitas-himpunan entitas tersebut membentuk Himpunan Relasi (Relationship Sets).
3.4 Faktor Pengujian Software
Pengujian software adalah proses untuk memastikan apakah semua fungsi sistem bekerja dengan baik, dan mencari apakah masih ada kesalahan pada sistem. Teknik pengujian yang digunakan pada perangkat lunak sistem penjualan dan pembelian adalah teknik pengujian Black Box. Tujuannya adalah untuk
(1)
108
5.2. Pengujian
Pengujian software adalah proses untuk memastikan apakah semua fungsi sistem bekerja dengan baik, dan mencari apakah masih ada kesalahan pada sistem.
5.2.1.Rencana Pengujian
Metode pengujian yang digunakan pada perangkat lunak AURA 77 Stock adalah metode Black Box. Tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa bagian-bagian fungsionalitas dalam sistem aplikasi telah dengan benar menampilkan pesan-pesan kesalahan jika terjadi kesalahan dalam penginputan data.
Berikut ini adalah rencana pengujian pada perangkat lunak AURA 77 Stock.
Kelas Uji Butir Uji Pengujian Jenis
Login User Pengecekan user login Black Box Input Data Mengisi seluruh input-an data Black Box
Cetak Laporan
Pengisian seluruh input data
tersimpan di database Black Box Cetak seluruh laporan Black Box Pengisian kriteria cetak laporan
faktur pembayaran Black Box
Tabel 5.1 Rencana Pengujian AURA 77 Stock
5.2.2.Kasus dan Hasil Pengujian
1. Pengujian Login User
Pengujian login akan dilakukan pada objek input login untuk masuk ke menu utama. Proses pengujian dilakukan pada user dengan memilih
(2)
Bagian dan mengisi password. Pengujian login user yang dilakukan sebagai berikut :
Kasus dan Hasil Pengujian (Data Benar)
Pilih Bagian Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Bagian : Administrasi
Password : 1 Hak Akses : Administrasi Klik tombol OK
Menampilkan Form Utama
Login diterima dan masuk ke menu utama
[ x ] Diterima [ ] Ditolak
Bagian : Logistik Password : 2
Hak Akses : Logistik Klik tombol OK
Menampilkan Form Utama
Login diterima dan masuk ke menu utama
[ x ] Diterima [ ] Ditolak
Bagian : Keuangan Password : 3
Hak Akses :Keuangan Klik tombol OK
Menampilkan Form Utama
Login diterima dan masuk ke menu utama
[ x ] Diterima [ ] Ditolak
Bagian : Operator Password : 4 Hak Akses : Semua Klik tombol OK
Menampilkan Form Utama
Login diterima dan masuk ke menu utama
[ x ] Diterima [ ] Ditolak
Kasus dan Hasil Pengujian (Data Salah)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Kosong
Klik tombol OK
Tidak dapat login User tidak bisa login [ ] Diterima [ x ] Ditolak Bagian : Administrasi
Password : logistik Hak Akses : Administrasi Klik tombol OK
Tidak dapat login User tidak bisa login [ ] Diterima [ x ] Ditolak
(3)
110
2. Pengujian Input Data
Kasus dan Hasil Pengujian (Data Benar)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Kode Barang : N00001 Nama Barang : Calsium 1 Satuan : Dus Jumlah : 10 Harga : 143000
data tersimpan di database, program dapat menampilkan data
Data barang tampil sesuai kode barang yang diinputkan
[ x ] Diterima [ ] Ditolak
Kasus dan Hasil Pengujian (Data Salah)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Menginput Kode Barang yang sama
Tidak dapat tersimpan di database, program menampilkan pesan kesalahan
User tidak bisa input data [ ] Diterima [ x ] Ditolak
Kosong Data tidak bisa ditampilkan
User tidak bisa mencari data yang kosong
[ ] Diterima [ x ] Ditolak Tabel 5.3 Tabel Pengujian Input Data
3. Pengujian Cetak Laporan
Kasus dan Hasil Pengujian (Data Benar)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Data yang diinputkan benar
Laporan dapat
ditampilkan Laporan dapat dicetak
[ x ] Diterima [ ] Ditolak Kasus dan Hasil Pengujian (Data Salah)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan
Data yang diinputkan kosong
Laporan kosong tanpa
data Laporan kosong tanpa data
[ ] Diterima [ x ] Ditolak Tabel 5.4 Tabel Pengujian Cetak Laporan
5.2.3.Kesimpulan Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus uji sampel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak terlepas dari kesalahan sintaks ataupun pengkodean dan secara fungsionalitas mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
(4)
111
6.1. Kesimpulan
Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian di PT.Stockist Aura 77 merupakan pengembangan dari sistem yang sedang berjalan menjadi komputerisasi dengan menggunakan sarana komputer yang tersedia di PT.Stockist Aura 77. Berbagai permasalahan yang muncul telah diupayakan untuk ditangani oleh sistem yang baru dibuat ini. Setelah melakukan pengembangan sistem maka dapat disimpulkan bahwa :
1.Dengan adanya program aplikasi proses pengolahan data penjualan dan pembelian barang, maka pembuatan laporan menjadi lebih efektif dan efisien serta terhindar dari kesalahan sehingga Manager Stockist lebih mudah dalam pengambilan keputusan operasional perusahaan.
2.Dengan adanya program aplikasi persediaan barang, maka proses pencarian, pengolahan dan informasi tentang jenis dan jumlah barang menjadi lebih cepat serta pelayanan terhadap customer semakin baik.
6.2. Saran
Beberapa saran yang diusulkan yaitu sebagai berikut :
1.Perusahaan Stockist Aura 77 diharapkan secara bertahap dalam mengaplikasikan rancangan sistem informasi penjualan dan pembelian dengan mendayagunakan sarana komputer yang tersedia di perusahaan.
(5)
112
Sehingga kegiatan operasional perusahaan efektif dan efisien, baik dari segi waktu, tenaga maupun biaya.
2.Perusahaan Stockist Aura 77 sebaiknya melakukan pemeliharaan sistem yang telah dibuat agar sistem terjaga dengan baik dan melakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan atau error pada program aplikasi tersebut.
3.Agar informasi yang diperoleh Manager Stockist secara cepat, tepat dan akurat, maka Penulis menyarankan program aplikasi yang dibuat dilakukan secara jaringan.
(6)
[1] Budiharto, Widodo, 2002, Aplikasi Database Dengan SQL Server 2000 Dan Visual Basic 6, PT. Elek Media Komputindo, Jakarta.
[2] Davis, Gordon B, 1985, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I: Pengantar, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Pusat.
[3] Fathansyah, 2002, Basis Data, Informatika, Bandung.
[4] Handoko, T. Hani, 1996, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta.
[5] http://isegserv.itd.rl.ac.uk/public/skos/2007/10/f2f/label-relations.html SKOS Label Relations, 16 November 2008
[6] http://simple-telecom.blogspot.com/2008/07/data-terminals-protocols.html
Data Terminals : Protocols, 10 November 2008
[7] Jogiyanto, HM, 1999, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta
[8] Jogiyanto, HM, 2001, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.
[9] Kadir, Abdul, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta. [10] Marwan Asri, 1991, Marketing, Cetakan Kedua, AMP YKPN, Yogyakarta. [11] Sopandi, Dede, 2005, Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer,
Informatika, Bandung.