perlu diwujudkan dalam usaha memperoleh tenaga secara selektif, guna mengisi segenap formasi yang tersedia dalam satuan
organisasi. Seleksi dan penempatan personel itu diorientasikan pada dua buah aspek kegiatan, yakni teknis dan manajerial. Semakin tinggi
kedudukan yang ditetapkan bagi seseorang, maka semakin besar pula keterampilan manajerial yang dibutuhkannya. Sebaliknya,
semakin rendah posisi tenaga yang bersangkutan, maka ia semakin memerlukan lebih banyak keterampilan teknis.
7. Penyusunan prosedur dan tata kerja
Untuk melaksanakan setiap fungsi atau satuan organisasi yang ditetapkan itu, perlu ditempuh melalui cara-cara tertentu. Misalnya
seksi atau bidang pengajaran di SMTA memiliki prosedur kerja sebagai berikut :
a Mengkaji isi kurikulum sekolah, h Merumuskan program pengajaran,
i Membagi tugas dan beban kerja mengajar guru. Untuk melaksanakan kegiatan di bidang perencanaan, misalnya,
ditempuh melalui prosedur tertentu, antara lain : j Mengadakan penelitian, pengumpulan data,
k Berdasarkan data yang terkumpul, maka disusunlah rencana dan program organisasi,
l Melaksanakan monitoring pelaksanaan program. Secara garis besar, dengan demikian dapat dirumuskan bahwa
prosedur berusaha menjawab persoalan bagaimana kegiatan itu dijalankan? Jawaban harus mengarah pada siapa yang melakukan
kegiatan? Dan apakah kegiatan yang telah dilimpahkan pada seseorang? Kepada siapakah personel itu dapat melakukan
2
hubungan kerja sama? Dan kepada siapa ia bertanggung jawab? Selain itu, prosedur biasanya dilengkapi juga dengan sejumlah teknik
atau metode kerja, yakni suatu proses pengaturan teknik terbaik untuk melaksanakan segenap aktivitas yang terdapat dalam organisasi.
8. Penetapan Struktur Organisasi dan pola hubungan kerja
Struktur organisasi merujuk pada pola formal hubungan antar anggota dalam organisasi.. Gambar suatu struktur organisasi dapat
menyatakan cara atau mekanisme para anggota dalam berhubungan satu sama lain guna mencapai tujuan-tujuan organisasi Middlewood
and Bush, 2005, dan secara langsung menggambarkan secara formal tentang peranan kekuasaan, relationship dan posisi para
anggota dalam organisasi. Sehingga suatu strutur organisasi yang sudah terbentuk berarti sudah mencakup di dalamnya bagan
organisasi, komite atau satgas, departemen, peranan, dan level hirarkhi dan kekuasaan. Bagaimana pola hubungan kerja yang
sebenarnya? banyak tergantung pada jenis organisasi mana yang digunakan sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Apa yang
sudah tergambar dalam susunan dan organisasi itu harus dipegang dan direalisir secara konsisten, sehingga terwujud suatu usaha yang
terpadu dalam mencapai sasaran yang diinginkan. Tujuan pembuatan struktur organisasi meliputi, antara lain:
a Meraih suatu tingkat prestasi kerja yang efisien dan ekonomis mMemudahkan tindakan monitoring terhadap aktivitas organisasi
n Menentukan tingkat ”accountability” bagi bidang-bidang pekerjaan yang dilaksanakan oleh kelompok dan individu.
2
o Mengkoordinir bagian-bagian yang berbeda-beda dalam suatu organisasi
p Fleksibilitas dalam menanggapi tuntutan-tuntutan dan pengembangan-pengembangan di masa akan datang, dan di
dalam menyesuaikan diri dengan pengaruh lingkungan yang terus berubah.
q Meraih kepuasan sosial bagi orang-orang yang bekerja di dalam organisasi Middlewood and Bush, 2005,
Suatu ciri mendasar keberadaan struktur oprganisasi adalah adanya penekanan pada hirarkhi. Organisasi-organisasi selalu
terpotret secara vertikal, atau piramid. Penerapan hirarkhi dalam sebuah struktur organisasi dapat mengacu pada 4 empat tingkatan
status atau posisi: a Pimpinan head
r Pembantu pimpinan deputy head s Staf profesional yang lain other professional staff
t Administrator bursars or administrators u Middlewood and Bush, 2005,
9. Penyediaan sarana perlengkapan