Latar Belakang Masalah Pengaruh penambahan magnet pada poros kincir terhadap karakteristik dan efisiensi kincir angin propeler untuk tiga variasi kecepatan angin

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Energi merupakan salah satu kebutuhan yang teramat penting di dunia. Salah satu bentuk energi yang tingkat konsumsinya tinggi adalah listrik. Kenyataannya jumlah penduduk suatu negara yang meningkat dari hari ke hari berbanding lurus dengan tingkat konsumsi energi di negara tersebut. Proyeksi masa depan menunjukkan bahwa Total Primary Energy Supply TPES dunia diperkirakan akan mencapai 17010 Mtoe di tahun 2030 [International Energy Agency, 2008]. Jelas bahwa segala aspek dalam kehidupan manusia bertumpu kepada pasokan energi untuk mengakomodasi dan menunjang aktivitas mereka sehari-hari. Hingga sekarang pemakaian bahan bakar fosil masih mendominasi pemenuhan kebutuhan energi dunia. Sumber energi ini berasal dari sumber daya fosil di alam yang jumlahnya terbatas dan terancam akan habis di masa mendatang. Pengolahan energi ini sendiri terhitung tidak ramah lingkungan mengingat pembangkit-pembangkit daya berbasis bahan bakar fosil terbukti menghasilkan polusi berupa gas-gas maupun partikel-partikel yang menyebabkan global warming. Bila hal ini terus ditingkatkan, maka polusi di atmosfir akan semakin parah di masa-masa mendatang. Energi terbarukan merupakan solusi pemecahan masalah energi dunia dan efek buruk dari sumber energi konvensional pada lingkungan. Salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan adalah energi angin. Hingga saat ini, energi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI angin merupakan energi terbarukan yang mulai banyak digunakan diseluruh dunia. Menurut data dari World Wind Energy Association WWEA, sampai pada 10 Februari 2016 tercatat bahwa rekor pengaplikasian kincir angin di dunia bertambah 63,690 MW terhitung sejak 2015 lalu. Total kapasitas energi angin yang telah diinstal mencapai 435 GW [ http:www.wwindea.orgthe-world-sets-new- wind-installations-record-637-gw-new-capacity-in-2015 , diakses pada 28 November 2016] Gambar 1.1 Grafik kapasitas kincir angin yang terpasang di seluruh dunia hingga tahun 2015 menurut world wind energy association dalam MW sumber : http:www.wwindea.orgthe-world-sets-new-wind-installations-record- 637-gw-new-capacity-in-2015 Pengamatan mendapati bahwa pertumbuhan rata-rata penginstalannya berkisar 17,2 lebih tinggi dibanding tahun 2014 16,4. Jelas bahwa energi angin merupakan energi terbarukan yang layak untuk diterapkan secara massal. Di Indonesia sendiri penginstalan energi angin masih rendah, sekitar 1.6 MW yang sudah terinstal, diikuti dengan beberapa proyek yang baru selesai 735 kW di Nusa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penida-Bali dan 540 kW di Sulawesi [Soeripno Martosaputro, 2013]. Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia juga mempunyai potensi untuk menerapkan penginstalan energi angin sebagai pemecahan masalah energi di waktu mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk mengembangkan teknologi turbin angin sehingga dibutuhkan suatu kincir yang mampu mengolahnya menjadi energi secara efisien. Salah satu tipe kincir bersumbu horizontal modern yang telah dikenal luas yaitu kincir propeller. Kincir ini sendiri dirancang untuk menghasilkan performa yang baik dan efisiensi yang tinggi dibanding tipe kincir bersumbu vertikal. Pada dasarnya performa kincirturbin angin sangat dipengaruhi oleh gaya yang dihasilkan oleh angin. Tentu kenyataannya angin memiliki kecepatan yang tidak konstan sehingga energi listrik yang dihasilkan kincir terus berubah-ubah. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan pengembangkan lebih lanjut terhadap turbin angin guna mendapatkan daya output yang maksimal dan efisiensi yang lebik baik. Untuk itu, penulis merancang sebuah turbin angin propeler yang diberi magnet pada rotor kincir dengan harapan rpm kincir lebih besar dan membuat efisiensi kincir lebih tinggi serta konstan dibanding kincir konvensional

1.2. Rumusan Masalah