Gambar 3.11 Alat pengereman Alat ini dihubungkan dengan neraca pegas menggunakan benang untuk
memperoleh bacaan pembebanan dalam newton.
3.3. Set Up Eksperimen
Eksperimen akan dilakukan dengan pengambilan data kecepatan angin, beban, dan kecepatan putar poros kincir secara bersama-sama. Kincir akan dipasang seperti
pada Gambar 3.12 Kincir yang telah terpasang pada poros dan rangka akan ditempatkan dengan jarak 2,5 m dari blower penguji dengan kecepatan angin 5, 6,
dan 7 ms. Dalam pengujian ini, tiap variasi kecepatan angin akan diuji pada kincir dengan piringan magnet dan kincir tanpa piringan magnet.
Gambar 3.12 Setting eksperimen
Magnet dalam pengujian ini ditempatkan ditengah poros kincir dengan posisi seperti pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Skema set up piringan magnet
10cm
1 cm Magnet
stator
Piringan magnet berisi magnet dengan pola utara semua magnet pada sisi kutub utara menghadap keluar dengan sisikutub utara magnet stator magnet N35
persegi berdimensi 50 mm × 40 mm × 15 mm menghadap piringan magnet pada posisi ketinggian 10 cm dari pusat center piringan magnet dan berjarak 1 cm dari
piringan magnet. Adapun penempatan jarak magnet stator disetting sesuai dengan kalkulasi untuk mendapatkan range gaya dorong terbaik terhadap piringan magnet
Lampiran C. Dengan konsep bahwa gaya dorong magnet juga merupakan energi kinetik,
maka magnet stator ditempatkan pada posisi tersebut untuk menjadi pemicu gaya dorongtolak pada piringan magnetik dengan kutub yang sama seperti pada Gambar
3.14 dan Gambar 3.15. Gaya dorong pada set up penelitian akan searah dengan arah perputaran
kincir yang didesain agar mampu meningkatkan rpm yang dihasilkan kincir. Sedangkan magnet statornya sendiri dipilih dengan ukuran yang lebih besar dari
magnet pada piringan agar mampu memberi gaya dorongtolak yang lebih besar.
Gambar 3.14 Ilustrasi gaya dorong picu dari magnet stator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.15 Resultan gaya dorong pada piringan
Kincir nantinya akan diuji dengan pembebanan gaya pengimbang pada kopling yang terletak diujung poros hingga benar-benar berhenti. Adapun langkah-langkah
pengolahan data yang akan dilakukan sebagai berikut : 1. Setelah diketahui kecepatan angin V dan luasan kincir A, maka akan
diperoleh daya anginnya P
in
. 2. Dengan pembebanan didapat gaya pengimbang F yang dapat digunakan
untuk mencari torsi T. 3. Daya putaran poros kincir n dan torsi T dapat digunakan untuk mencari
daya output kincir P
out
. 4. Dengan membandingkan kecepatan keliling diujung sudu dan kecepatan
angin, maka tip speed ratio dapat dicari. Pengolahan data yang dilakukan setelah pengamatan ditujukan untuk melihat
karakteristik masing-masing kincir melalui grafik-grafik hubungan koefisien daya dengan tsr maupun grafik hubungan rpm dengan beban. Sedangkan efisiensi
masing-masing kincir diperoleh dari nilai C
p
untuk kemudian dibandingkan dan diperoleh kincir mana yang menghasilkan efisiensi yang lebih baik.
34
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Pengamatan