3. Kemiringan sudut sudu yang digunakan adalah 73,35° 4. Variasi yang digunakan adalah kecepatan angin yang diatur dari blower
yaitu 5 ms, 6 ms, dan 7 ms. 5. Diameter kincir yang dibuat tidak melebihi daerah tangkapan angin dari
blower, yaitu 1,15 m. 6. Magnet yang digunakan pada piringan magnet berupa magnet berbentuk
logam berdimensi 22 mm × 5 mm. 7. Magnet stator yang digunakan untuk memicu gaya tolakan berupa magnet
berbentuk persegi berdimensi 50 mm × 40 mm × 15 mm.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pengadaan penelitian ini adalah : 1. Sebagai wadah bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat
selama perkuliahan. 2. Sebagai wujud kontribusi penulis bagi pengembangan energi terbarukan,
khususnya energi angin dalam rangka mewujudnyatakan energi yang ramah lingkungan, berdaya guna bagi masyarakat, dan mudah diproduksi secara
massal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II DASAR TEORI
2.1. Energi Angin dan Potensi Angin di Indonesia
Energi angin merupakan sumber energi terbarukan yang berarti tidak dapat habis seperti bahan bakar fosil. Energi angin yang tersedia di atmosfer dalam
jumlah yang besar dan berlimpah. Energi ini banyak digunakan untuk menghasilkan listrik karena angin memiliki energi kinetik yang dapat diubah menjadi energi listrik
dan merupakan salah satu sektor energi terbarukan paling maju dengan potensi di tahun-tahun mendatang.
Kecepatan angin dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu topografi, letak geografis, dan faktor penghambat. Berdasarkan letak tempat atau topografinya, jika angin berada
pada topografi berupa gunung, angin akan cenderung naik. Sebaliknya, angin akan cenderung lurus jika topografinya berupa daratan. Selain itu jika dikaitkan dengan
letak geografisnya, setiap tempat dipenjuru dunia memiliki potensi kecepatan angin yang berbeda-beda Gambar 2.1. Dalam hal ini tentunya daerah tropis, sub tropis,
dan kutub mempunyai perbedaan potensi angin. Pepohonan dan bangunan merupakan contoh faktor penghambat laju angin. Ketika terdapat pepohonan atau
bangunan, aliran angin yang melewati objek-objek tersebut cenderung mengalami turbulensi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai potensi angin yang baik untuk mengimplementasikan teknologi rekayasa tenaga angin. Berdasarkan
pengamatan pada 166 titik di seluruh provinsi, terdapat 35 titik yang berpotensi. Hingga saat ini, sudah terinstal sekitar 1,6 MW yang sudah bisa dipakai diikuti
dengan proyek-proyek lainnya yang menyusul [ http:www.wwindea.orgthe-
world-sets-new-wind-installations-record-637-gw-new-capacity-in-2015 , diakses
pada 28 November 2016]. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di 166 titik, didapati potensi angin di Indonesia seperti pada Tabel 2.1
Gambar 2.1 Potensi angin di Indonesia Sumber :
www.energy-indonesia.com Tabel 2.1 Potensi angin di beberapa titik Indonesia
2.2. Kincir Angin