Penida-Bali dan 540 kW di Sulawesi [Soeripno Martosaputro, 2013]. Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia juga mempunyai potensi untuk menerapkan
penginstalan energi angin sebagai pemecahan masalah energi di waktu mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak daerah di Indonesia yang memiliki
potensi untuk mengembangkan teknologi turbin angin sehingga dibutuhkan suatu kincir yang mampu mengolahnya menjadi energi secara efisien.
Salah satu tipe kincir bersumbu horizontal modern yang telah dikenal luas yaitu kincir propeller. Kincir ini sendiri dirancang untuk menghasilkan performa yang
baik dan efisiensi yang tinggi dibanding tipe kincir bersumbu vertikal. Pada dasarnya performa kincirturbin angin sangat dipengaruhi oleh gaya yang
dihasilkan oleh angin. Tentu kenyataannya angin memiliki kecepatan yang tidak konstan sehingga energi listrik yang dihasilkan kincir terus berubah-ubah. Hal ini
menunjukkan bahwa diperlukan pengembangkan lebih lanjut terhadap turbin angin guna mendapatkan daya output yang maksimal dan efisiensi yang lebik baik. Untuk
itu, penulis merancang sebuah turbin angin propeler yang diberi magnet pada rotor kincir dengan harapan rpm kincir lebih besar dan membuat efisiensi kincir lebih
tinggi serta konstan dibanding kincir konvensional
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Angin merupakan energi terbarukan yang jumlahnya tidak terbatas dan
tidak akan habis seperti bahan bakar fosil. Hingga saat ini di Indonesia belum dimanfaatkan dengan maksimal meski memiliki potensi yang baik.
2. Dalam rangka mengembangkan kincir turbin angin yang ideal dengan efisiensi yang tinggi, tentunya diperlukan proses penelitian.
3. Untuk memaksimalkan pemanfaatan energi angin, diperlukan alat rekayasa energi angin yang cocok dan efisien. Alat ini nantinya akan mengubah
energi angin menjadi energi listrik dan dapat diaplikasikan sebagai suatu sistem pembangkit listrik.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Membuat kincir tipe propeler yang mampu menghasilkan efisiensi yang
lebih besar dibanding kincir konvensional. Dalam hal ini kincir diberikan tambahan magnet permanen pada poros untuk meningkatkan akleserasi.
2. Mengetahui dan membandingkan karakteristik kincir angin tipe propeler bermagnet dan kincir propeler konvensional dengan variasi kecepatan angin
5 ms, 6 ms, dan 7 ms. 3. Membandingkan efisiensi dari kincir angin tipe propeler bermagnet yang
didesain dengan kincir propeler konvensional
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah : 1. Model kincir angin yang dibuat adalah kincir angin tipe propeler dengan
tiga sudu berbahan PVC. 2. Penelitian dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata
Dharma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kemiringan sudut sudu yang digunakan adalah 73,35° 4. Variasi yang digunakan adalah kecepatan angin yang diatur dari blower
yaitu 5 ms, 6 ms, dan 7 ms. 5. Diameter kincir yang dibuat tidak melebihi daerah tangkapan angin dari
blower, yaitu 1,15 m. 6. Magnet yang digunakan pada piringan magnet berupa magnet berbentuk
logam berdimensi 22 mm × 5 mm. 7. Magnet stator yang digunakan untuk memicu gaya tolakan berupa magnet
berbentuk persegi berdimensi 50 mm × 40 mm × 15 mm.
1.5. Manfaat Penelitian