Ilyaza Gusnawan, 2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
Konsep dasar yang digunakan pada perencanaan dan perancangan bangunan Stasiun Transit Monorel ini yaitu menggunakan konsep turunan dari
tema Transit Oriented Development T.O.D yaitu sebagaimana telah dijelaskan pada sub-bab interpretasi tema.
Gambar 5. 1 Permasalahan Tapak
Sumber : dokumentasi pribadi tahun 2015
Ilyaza Gusnawan, 2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Konsep dasar yang digunakan merupakan bentuk dari respon terhadap permasalahan yang muncul pada tapak dengan mensintesiskan nilai-nilai dari
sistem T.O.D. Permasalahan yang akan direspon merupakan hasil studi pengamatan yang dilakukan penulis pada tapak. Permasalahan permasalahan
tersebut yaitu :
a. Pejalan Kaki Menyebrang di Sembarang Tempat
Gambar 5. 2 Foto Penyebrangan yang Tidak Beraturan
Sumber : dokumentasi pribadi tahun 2015
Bandung Indah Plaza BIP Mall merupakan pusat komersial pada kawasan dan menjadi magnet yang mampu menarik pergerakan masyarkat dengan
jumlah yang besar. Titik magnet kedua yaitu Toko Buku Gramedia yang berada disebrang BIP Mall. Dua titik komersial ini akan mempengaruhi dari arah alur
pergerakan masyarakat pada kawasan. Dampak yang terjadi karena dua titik tersebut berada pada posisi bersebrangan yang dibatasi oleh Jl. Merdeka yaitu
pergerakan masyarakat cenderung terjadi melewati Jl. Merdeka lihat gambar 5.2. Kurangnya infrastruktur yang mendukung pergerakan masyarakat ini akan
dua titik magnet komersial mengakibatkan perpotongan sirkulasi antara sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan bermotor sehingga kerap terjadi kemecetan
pada tapak yang merugikan banyak aspek.
b. Tidak Adanya Tempat Khusus Pemberhentian Angkutan Kota
Angkot
Ilyaza Gusnawan, 2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tidak adanya tempat khusus tempat angkot berhenti ketika menaikan atau menurunkan penumpang memberikan dampak yang besar bagi laju sirkulasi pada
tapak. Angkutan Kota tersebut akan berhenti disembarang tempat bahkan tidak menepi terlebih dahulu sehingga membuat kendaraan bermotor lain akan terhenti
lihat gambar 5.3. Jika semakin banyak angkutan kota tersebut yang berhenti
disembarang tempat, maka kemacetan dengan intensitas tinggi terjadi dengan membawa banyak permasalahan lainnya.
Gambar 5. 3 Foto Pemberhentian Angkot Tidak Beraturan
Sumber : dokumentasi pribadi tahun 2015
c. Jalur Pejalan Kaki Tidak Aman dan Nyaman