Model pertumbuhan diameter tegakan

kehutanan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini pembahasan difokuskan pada kedua pola tanam tersebut. Model pertumbuhan tegakan pada masing-masing pola tanam Model pertumbuhan tegakan kayu bawang dalam penelitian ini menggunakan dua variabel penjelas yaitu umur dan kerapatan, dengan asumsi bahwa kualitas tapak pada lokasi penelitian adalah sama. Variabel tak bebas tegakan yang diduga adalah diameter D, tinggi H, peninggi Ho, luas bidang dasar B, dan volume per hektar V. Terdapat lima model pertumbuhan yang diuji untuk setiap variabel pertumbuhan pada dua pola tanam yang berbeda, yaitu pola tanam agroforestry kayu bawang + kopi dan agroforestry multi jenis. Penyusunan model pertumbuhan kayu bawang dilakukan dengan analisis regresi biasa Ordinary Least Square = OLS dan analisis regresi terboboti Weighted Least Square = WLS. Analisis regresi WLS dilakukan karena adanya dugaan terjadinya korelasi antar amatan atau ketidakhomogenan ragam heteroskedastisitas pada masing-masing pengamatan. Hal ini dapat terjadi karena model disusun berdasarkan kombinasi data yang diperoleh secara serial time series dan cross-sektional. Model pertumbuhan yang digunakan adalah hasil analisis regresi WLS, namun demikian hasil kedua metode analisis disajikan secara berdampingan untuk melihat perbedaan model yang diperoleh. Pemilihan model yang paling tepat didasarkan pada nilai-nilai uji statistik dan kelogisan bentuk kurva. Nilai uji statistik yang digunakan adalah koefisien determinasi R 2 , nilai probabilitas P-value masing-masing parameter, simpangan agregat SA, simpangan rata-rata SR, rata-rata sisaan mean residual disingkat ME, dan akar rata-rata kuadrat sisaan root mean squred error, disingkat RMSE.

1. Model pertumbuhan diameter tegakan

Hasil analisis regresi dengan metode OLS dan WLS terhadap variabel diameter tegakan pada kedua pola tanam membentuk persamaan dengan parameter yang relatif sama pada semua model yang diujikan Tabel 8. Berdasarkan hasil uji statistik Tabel 9, model-model yang diujikan mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menerangkan keragaman dalam variabel diameter tegakan pada kedua pola tanam yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi yang tinggi 80-98. Hasil analisis regresi secara OLS dan WLS memberikan perubahan koefisien determinasi yang berbeda pada kedua pola tanam. Pada pola tanam kayu bawang + kopi, analisis regresi WLS umumnya mengakibatkan peningkatan nilai koefisien determinasi yang diikuti penurunan nilai-nilai SA, SR, ME, dan RMSE. Hal sebaliknya terjadi pada pola tanam agroforestry multijenis. Namun demikian, pada kedua pola tanam, model terbaik yang diberikan oleh kedua metode analisis tidak berbeda. Hasil uji statistik pada Tabel 9 juga menunjukkan bahwa model pertumbuhan tegakan pada kedua pola tanam berbeda. Pada pola agroforestry kayu bawang + kopi, model terbaik adalah model berpangkat W-1 yaitu D = 44,710 A 0,44807 N -0,28443 R 2 98,0; SA 0,60; SR 4,87; ME 0,113; dan RMSE 0,992. Sedangkan pada pola agroforestry multi jenis, model terbaik adalah model S-2 yaitu Ln D = 2,644 – 1,290A + 111,37N R 2 92,2; SA 1,84; SR 4,76; ME 0,254; dan RSME 0,899. Pada kedua pola tanam, kerapatan berkorelasi negatif dengan pertumbuhan diameter, yaitu pertumbuhan diameter tegakan akan semakin menurun dengan semakin meningkatnya kerapatan. Tabel 8 Rekapitulasi hasil analisis regresi model pertumbuhan diameter tegakan pada dua pola tanam kayu bawang di Propinsi Bengkulu Model Persamaan OLS WLS Pola tanam I: agrforestry kayu bawang + kopi S-1 Ln D = 5,043 – 2,022A – 0,296 ln N Ln D = 4,834 – 2,021A – 0,257 ln N S-2 Ln D = 3,004 – 2,088A + 106,60N Ln D = 3,046 – 2,062A + 96,70N W-1 D = 45,952 A 0,4511 N -0,29667 D = 44,710 A 0,44807 N -0,28443 W-2 D = 1 0,060 + 0,396 e -A - 0,207 e -N100 D = 1 0,056 + 0,406 e -A - 0,205 e -N100 W-3 D = 21,389 – 36,798A + 1644,90N D = 21,248 – 31,973A + 1317,20N Pola tanam II: agroforestry multi jenis S-1 Ln D = 4,846 – 1,554A – 0,294 ln N Ln D = 4,337 – 1,451A – 0,223 ln N S-2 Ln D = 2,663 – 1,367A + 116,97N Ln D = 2,644 – 1,290A + 111,37N W-1 D = 26,929 A 0,43944 N -0,2151 D = 19,123 A 0,43470 N -0,16312 W-2 D = 10,079 + 0,280 e -A – 0,210 e -N100 D = 10,080 + 0,270 e -A – 0,213 e -N100 W-3 D = 13,225 – 16,320A + 2246,40N D = 13,295– 16,514A + 1723,70N Ket.: D = diameter tegakan, A = umur, N = kerapatan tegakan Tabel 9 Nilai uji statistik model pertumbuhan diameter tegakan dua pola tanam kayu bawang di Propinsi Bengkulu dengan metode OLS dan WLS Model Metode regresi R 2 P-value SA SR ME RMSE A b c Pola tanam I: agrforestry kayu bawang + kopi S-1 OLS 92,5 0,43 6,43 0,081 1,298 WLS 94,3 -1,21 6,41 -0,228 1,326 S-2 OLS 91,3 0,43 7,12 0,080 1,392 WLS 93,8 -1,08 7,06 -0,203 1,409 W-1 OLS 96,0 0,12 4,92 0,022 0,994 WLS 98,0 0,60 4,87 0,113 0,992 W-2 OLS 80,0 2,39 11,40 0,452 2,592 WLS 88,2 -4,56 12,32 -0,862 2,632 W-3 OLS 86,2 0,00 8,66 -0,000 1,794 WLS 84,0 0,85 8,83 0,160 1,915 Pola tanam II: agroforestry multi jenis S-1 OLS 95,5 0,44 5,79 0,061 0,923 WLS 86,9 4,71 7,15 0,647 1,826 S-2 OLS 97,2 0,15 4,67 0,020 0,786 WLS 92,2 1,84 4,76 0,254 0,899 W-1 OLS 96,4 0,32 5,46 0,044 0,881 WLS 89,4 2,89 5,77 0,397 1,394 W-2 OLS 90,5 -0,32 8,25 -0,044 2,306 WLS 90,5 -0,04 8,25 -0,005 2,351 W-3 OLS 97,9 0,01 5,57 0,001 0,791 WLS 84,2 4,06 6,66 0,558 1,452 Ket. : R 2 = koefisien determinasi, SA = simpangan agregat, SR = simpangan rata-rata, ME = bias, RMSE = akar rata-rata kuadrat simpangan, = nyata p 0,05, = sangat nyata p 0,01

2. Model Pertumbuhan tinggi tegakan