Model pertumbuhan peninggi tegakan

Pada model pertumbuhan tinggi, sebagian model menunjukkan bahwa peubah bebas kerapatan tegakan mempunyai korelasi yang rendah dengan pertumbuhan tinggi, tetapi beberapa model menunjukkan korelasi yang tinggi. Dalam penelitian ini, kerapatan tegakan dihitung berdasarkan jumlah tanaman pokok kayu bawang pada setiap plot, tidak termasuk tanaman sela. Dengan demikian, keragaman yang disebabkan oleh perbedaan jumlah tanaman sela pada masing-masing plot tidak terhitung dalam keragaman yang disebabkan oleh kerapatan tegakan. Hal ini mengakibatkan korelasi kerapatan tegakan dengan variabel tinggi menjadi lebih rendah, terutama pada pola tanam agroforestry multijenis.

3. Model pertumbuhan peninggi tegakan

Peninggi tegakan merupakan rata-rata tinggi sepuluh pohon tertinggi pohon dominan dalam setiap PUP. Pohon dominan merupakan pohon yang telah unggul dalam persaingan memperoleh cahaya matahari, sehingga pertumbuhannya tidak terganggu sekalipun berada pada tegakan yang rapat. Variabel ini dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam menentukan kualitas tapak. Model pertumbuhan peninggi yang diberikan oleh analisis regresi OLS dan WLS mempunyai parameter-parameter yang relatif sama, tetapi metode WLS memberikan koefisien determinasi yang lebih tinggi. Pada pola tanam agroforestry kayu bawang + kopi, koefisien determinasi yang diberikan oleh metode OLS umumnya rendah berkisar antara 50,6 - 57,4 dan meningkat dengan kisaran 61,5 - 77,2. Hal ini terjadi akibat rendahnya peran peubah bebas kerapatan tegakan dalam menjelaskan keragaman yang terdapat pada variabel peninggi tegakan. Karena peninggi tegakan lebih berkorelasi dengan kualitas tempat tumbuh dibandingkan kerapatan tegakan. Berdasarkan nilai-nilai uji statistik pada tabel 13, model pertumbuhan peninggi yang terbaik pada kedua pola tanam adalah model W-1 berpangkat yaitu Ho = 9,484 A 0,39528 N 0,00389 R 2 77,2; SA -1,29; SR 11,82; ME -0,245; RMSE 2,883 pada pola tanam kayu bawang + kopi dan Ho = 8,678 A 0,5057 N -0,0108 pada pola tanam agroforestry multi jenis dengan nilai R 2 99,5, SA -1,21; SR 3,85; ME -0,211; dan RMSE sebesar 0,812. Tabel 12 Rekapitulasi hasil analisis regresi model pertumbuhan peninggi tegakan pada dua pola tanam kayu bawang di Propinsi Bengkulu Model Persamaan OLS WLS Pola tanam I: agrforestry kayu bawang + kopi S-1 Ln H o = 2,868 – 1,658A + 0,068 ln N Ln Ho = 3,114 – 1,655A + 0,028 ln N S-2 Ln Ho = 3,369 – 1,676A – 33,23N Ln Ho = 3,327 – 1,671A – 15,44N W-1 Ho = 7,278 A 0,35545 N 0,0577 Ho = 9,484 A 0,39528 N 0,00389 W-2 Ho = 10,048 + 0,282 e - A + 0,041 e - N100 Ho = 10,049 + 0,264 e -A + 0,013 e -N100 W-3 Ho = 27,367 – 30,951A – 650,3N Ho = 24,373 – 24,130A – 304,4N Pola tanam II: agroforestry multi jenis S-1 Ln Ho = 3,974 – 1,743A - 0,109 ln N Ln Ho = 3,921 – 1,837A - 0,090 ln N S-2 Ln Ho = 3,171 – 1,692A + 41,36N Ln Ho = 3,342 – 1,972A + 21,53N W-1 Ho = 8,927 A 0,5022 N -0,0165 Ho = 8,678 A 0,5057 N -0,0108 W-2 Ho = 10,056 + 0,254 e -A - 0,088 e - N100 Ho = 10,042 + 0,356 e -A - 0,023 e - N100 W-3 Ho = 22,249 – 27,207A + 1031,70N Ho = 24,562 – 29,509A + 809,70N Ket. : Ho = peninggi, A = umur, N = kerapatan tegakan Tabel 13 Nilai uji statistik model pertumbuhan peninggi tegakan dua pola tanam kayu bawang di Propinsi Bengkulu dengan metode OLS dan WLS Model Metode regresi R 2 P-value SA SR ME RMSE a b C Pola tanam I: agroforestry kayu bawang + kopi S-1 OLS 56,8 tn 1,04 11,46 0,198 2,842 WLS 73,2 tn -0,41 12,13 -0,078 2,840 S-2 OLS 57,4 tn 1,03 11,26 0,194 0,825 WLS 73,3 tn -0,45 12,02 -0,085 2,827 W-1 OLS 56,9 tn 0,99 11,35 0,188 2,803 WLS 77,2 tn -1,29 11,82 -0,245 2,883 W-2 OLS 54,3 tn 2,57 12,27 0,487 3,166 WLS 61,5 tn 2,04 12,59 0,386 3,167 W-3 OLS 50,6 tn 0,01 12,08 0,002 2,860 WLS 66,8 tn 2,71 11,51 0,514 2,969 Pola tanam II: agroforestry multi jenis S-1 OLS 92,6 0,33 5,94 0,058 1,181 WLS 97,2 -4,70 7,00 -0,822 1,419 S-2 OLS 92,4 0,33 6,05 0,057 1,304 WLS 94,9 -5,76 8,64 -1,006 1,625 W-1 OLS 95,9 tn 0,15 3,95 0,026 0,788 WLS 99,5 tn -1,21 3,85 -0,211 0,812 W-2 OLS 84,8 1,22 8,44 0,213 2,266 WLS 67,7 -14,79 18,60 -2,584 3,415 W-3 OLS 90,7 0,02 6,96 0,003 1,439 WLS 95,2 -7,23 10,50 -1,264 1,945 Ket. : R 2 = koefisien determinasi, SA = simpangan agregat, SR = simpangan rata-rata, ME = bias, RMSE = akar rata-rata kuadrat simpangan, tn = tidak nyata p 0,05 = nyata p 0,05, = sangat nyata p 0,01

4. Model pertumbuhan luas bidang dasar tegakan