Penggunaan Antibiotik pada Diare

trimetoprim, eritromisin, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-lain Utami, 2012. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotik dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, seperti beta-laktam penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase, basitrasin, dan vankomisin. b. Memodifikasi atau menghambat sintesis protein, seperti aminoglikosida, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida eritromisin, azitromisin, klaritomisin, klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin. c. Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat, misalnya trimetoprim dan sulfonamid. d. Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat, misalnya kuinolon dan nutrofurantoin Kemenkes RI, 2011 c . Prinsip terapi penggunaan antibiotik dibagi menjadi dua, yaitu: a. Terapi empiris Terapi empiris biasanya digunakan pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya. Tujuannya adalah untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi sebelum diketahui hasil pemeriksaan laboratoriumnya Kemenkes RI, 2011 c . b. Terapi definitif Terapi definitif digunakan pada kasus infeksi yang sudah diketahui jenis bakteri penyebabnya. Tujuannya untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi yang sudah diketahui jenis bakteri berdasarkan pemeriksaan laboratoriumnya Kemenkes RI, 2011 c .

3. Penggunaan Antibiotik pada Diare

Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40 kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik diindikasikan pada: pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi, lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa untuk yang menderita diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Pemberian terapi antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman Zein, 2004. Penggunaan antibiotik banyak digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Ditemukan 40-62 antibiotik digunakan secara tidak tepat kepada pasien yang sebenarnya tidak membutuhkan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang cukup sering menyebabkan resistensi bakteri Kemenkes RI, 2011. Resistensi bakteri dapat disebabkan karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai, dosis yang tidak tepat, atau penyalahgunaan antibiotik Kemenkes RI, 2011. Pada orang dewasa, manfaat klinis dari pengobatan harus pertimbangkan terhadap biaya, resiko terhadap efek samping, penggunaan antibiotik perlu dipertimbangkan karena seringkali dapat merusak flora baik di usus, dan peningkatan resistensi antimikroba. Anti mikroba dianggap sebagai obat pilihan untuk pengobatan diare secara empiris dan secara sekretori yang diperoleh ketika patogen sudah diketahui WGO, 2008. Terapi antibiotik yang tepat memperpendek durasi penyakit dan mengurangi morbiditas di beberapa bakteri kolera, enterotoksigenik E. coli, shigellosis, kampilobakteriosis, yersiniosis infeksi dan dapat menyelamatkan nyawa dalam serangan infeksi C. difficile, salmonellosis. Pengobatan antibiotik juga mengurangi durasi dan penumpahan organisme pada infeksi dengan spesies Shigella rentan dan kemungkinan infeksi dengan spesies Campylobacter rentan. Tabel 1. Antibiotik yang digunakan untuk mengobati diare karena infeksi Patogen Obat Pilihan Pertama Obat Alternatif Enteroxigenic seperti: Cholera Diare Vibrio cholera O1 atau O139 Doxycline 300 mg p.o 1x sehari, tetracycline 500 mg p.o 4 jam sekali selama 3 hari, atau trimethoprim-sulfamethoxazole DS double strenght tablet 2x sehari selama 3 hari, norfloxacin 400 mg p.o 2x sehari selama 3 hari, atau ciprofloxacin 500 mg p.0 2x sehari selama 3 hari atau 1 g p.o 1x sehari Cloramphenicol 50 mgkg i.v setiap 6 jam sekali, erythromycin 250-500 mg p.o setiap 6-8 jam dan furazolidone Enteroxigenic E. Coli Norfloxacin 400 mg atau ciprofloxacin 500 mg 2 x sehari selama 3 hari Trimethoprim-sulfametoxazole DS double strenght methoxazole tablet setiap 12 jam Clostridium difficile Metronidazole 250 mg 4x sehari dan 500 mg 3x sehari selama 10 hari Vancomycin 125 mg p.o 4x sehari selama 10 hari, bacitracin 20.000- Patogen Obat Pilihan Pertama Obat Alternatif 25.000 unit untuk 4x sehari selama 7- 10 hari Invasive seperti: Disentri Diare Shigella Trimethoprim-sulfametoxazole DS double strenght 2x sehari selama 3-5 hari Ofloxacin 300 mg, norfloxacin 400 mg atau ciprofloxacin 500 mg 2x sehari selama 3 hari, atau nalidixic acid 1 ghari selama 5 hari; azithromycin 500 mg p.o 1x sehari, kemudian 250 mg p.o 1x sehari selama 4 hari. Salmonella 1. Nontyphoidal Trimethoprim-sulfametoxazole DS double strenght 2x, ofloxacin 300mg, norfloxacin 400 mg, or ciprofloxacin 500 mg 2x sehari selama 5 hari; atau ceftriaxone 2 g i.v sehari atau cefotaxime 2 g i.v 3x sehari selama 5 hari. Azithromycin 1000 mg p.o 1x sehari, dilanjutkan dengan 500 mg oral 1x sehari selama 6 hari 2. Enteric fever Ciprofloxacin 500 mg p.o 2x sehari selama 3- 14 hari ofloxacin dan pefloxacin efektifitasnya sama Azithromycin 1000 mg p.o 1x sehari, dilanjutkan dengan 500 mg 1x sehari selama 5 hari, atau cefixime, cefotaxime, dan Cefuroxime; atau chloramphenicol 500 mg 4x sehari p.o atau i.v selama 14 hari 3. Campylobacter Erythromycin 500 mg oral 2x sehari selama 5 hari; azithromycin 1000 mg p.o 1x sehari dilanjutkan dengan 500 mghari atau clarithromycin 500 mg p.o 2x sehari Ciprofloxacin 500 mg atau norfloxacin 400 mghari 2x sehari selama 5 hari 4. Yersinia Terapi kombinasi dengan doxycycline, aminoglycosides, trimethoprim-sulfomethoxazole, atau floroquinolone Treveller Diare Prophylaxis Treatment Norfloxacin 400 mg atau ciprofloxacin 500 mg p.ohari di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan trimethoprim- sulfamethoxazole DS double strenght tablet p.o 1x sehari Mexico Norfloxacin 400 mg atau ciprofloxacin 500 mg p.o 2x sehari selama 3 hari atau trimethoprim- sulfamethoxazole DS double strenght tablet oral 2x sehari selama 3 hari Mexico atau azithromicin 500 mg oral 1x sehari selama 3 hari hanya untuk area yang memiliki pravalensi tinggi terhadap resisten quinolone-campylobacter, seperti di Thailand Rifaximin 200 mg 1 -3 x sehari, selama 2 minggu Rifaximin 200 mg 3 x sehari atau 400 mg 2 x sehari selama 3 hari Dipiro et al, 2009 Lanjutan Tabel 1 Menurut WGO 2012, pedoman pemilihan antibiotik untuk pengobatan penyebab spesifik dari diare. Tabel 2. Pedoman pemilihan antibiotik menurut WGO Penyebab Antibiotik pilihan utama Alternatif s Cholera Doxycycline Dewasa: 300 mg sekali Anak: 2 mgkg tidak disarankan Azythromycin Dewasa : 1 g dosis tunggal, 1 x sehari Anak: 20 mgkg dosis tunggal Ciprofloxacin Dewasa: 500 mg 2xsehari selama 3 hari atau 2 g dosis tunggal 1 x sehari Anakusia 18 tahun: 15 mgkg 2 xsehari selama 3 hari Shigellosis Ciprofloxacin Dewasa: 500 mg 2xsehari selama 3 hari Anak: 15 mgkg setiap 12 jam selama 3 hari Pivmecillinam Dewasa: 400 mg 4x sehari selama 5 hari Anak: 20 mgkg 4xsehari selama 5 hari Ceftriaxon Dewasa: 2-4 g 1 x sehari dosis sehari selama 2-5 hari Anak: 50-100 mgkg 1 x sehari i.m selama 2-5 hari Amebiasis-invasive intestinal Metronidazole Dewasa: 750 mg 3x sehari Anak: 10 mgkg 3xsehari selama 5 hari 10 hari untuk kasus berat Giardia Metronidazole Dewasa: 250 mg 3x sehari selama 5 hari Anak: 5 mgkg 3xsehari selama 5 hari Tinidazole Dapat juga diberikan dalam dosis tunggal 50 mgkg – 2 g p.o Omidazole Dapat digunakan sesuai dengan rekomendasi pabrikan, dosis tunggal 2 g. Secnidazole Untuk dewasa Tidak disediakan di USA Campylobacter Azythromycin Dewasa : 1 g dosis tunggal, 1 x sehari Anak: 20 mgkg dosis tunggal Fluoroquinolon seperti ciprofloxacin Dewasa: 500 mg 1 x sehari selama 3 hari WGO, 2012 Tabel 3. Terapi Antibiotik Untuk Bakteri Gastroenteritis Patogen Indikasi Untuk Terapi Antibiotik Obat Pilihan Obat Alternatif Shigella spp Terbukti atau diduga shiggellosis Oral: Azithromycin 12 mgkg sehari, dilanjutkan dengan 6 mgkg selama 4 Cefixime 8 mgkghari; ciprofloxacin PO 20-30 mg.kghari. Untuk strain rentan diketahui: TMPSMX § 8 mgkghari Patogen Indikasi Untuk Terapi Antibiotik Obat Pilihan Obat Alternatif hari; parenteral, IV, IM: ceftriaxone 50 mgkg selama 2-5 hari dari TMP atau ampicillin 100 mgkghari atau asam nalidiksat 55 mgkghari Salmonella spp Nontyphoidal Terapi antibiotik diindikasikan hanya untuk anak-anak ∞ berisiko tinggi untuk mengurangi risiko bakteremia dan infeksi fokal ekstraintestinal ceftriaxone 50- 100 mgkg selama 2-5 hari Azithromycin 10 mgkg sehari; ciprofloxacin ‡ PO 20-30 mg.kghari; Untuk strain rentan diketahui: TMPSMX ∞ 8 mgkghari dari TMP Campylobacter spp Terapi antibiotik yang direkomendasikan utamanya untuk gastroenteritis disentri Campylobacter dan penggunaan paling efektif dimulai dalam waktu 3 hari setelah onset penyakit Azithromycin 10 mgkg sehari selama 3 hari atau dosis tunggal 30 mgkg Doxycycline 8 tahun atau ciprofloxacin 17 tahun ketika rentan Shiga toxin-producing Escherichia coli Terapi antibiotik tidak direkomendasikan - - Enterotocigenic; Escherichia coli Terapi antibiotik yang direkomendasikan terutama untuk traveller diare Azithromycin 10 mgkg sehari selama 3 hari Cefixime 8 mgkghari; TMPSMX ∞ 8 mgkghari dari TMP; ciprofloxacin ∞ PO 20-30 mg.kghari; rifaximin 12 tahun, 600 mghari selama 3 hari Vibrio Cholerae Terapi antibiotik dianjurkan untuk konfirmasi atau dugaan terhadap kasus dilihat dari riwayat perjalanan penyakit Azithromycin 10 mgkg sehari selama 3 hari atau dosis tunggal 20 mgkg Doxycycline 8 tahun atau ciprofloxacin 17 tahun, atau TMPSMX ketika rentan Clostridium difficile Terapi antibiotik dianjurkan untuk kasus sedang dan berat Metronidazole 30 mgkghari selama 10 hari Vancomycin PO 40 mgkghari Catatan: PO= per os Tergantung pada kerentanan profile lokal antibiotik yang harus dipantau . §TMPSMX, trimethoprim-sulfamethoxazole ‡Ciprofloxacin biasanya tidak direkomendasikan untuk kelompok usia pediatrik, tapi dapat digunakan untuk anak-anak usia 17 tahun ketika obat alternatif tidak layak. ∞Lihat teks Guarino et al, 2014

4. Rasionalitas Pengobatan

Dokumen yang terkait

EVALUASI KETEPATAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GAGAL GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Ketepatan Terapi Obat Pada Pasien Gagal Ginjal Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014.

0 2 12

PENDAHULUAN Evaluasi Ketepatan Terapi Obat Pada Pasien Gagal Ginjal Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014.

0 3 10

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEWASA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Dewasa Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Pada Tahun 2014.

1 10 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEWASA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Dewasa Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Pada Tahun 2014.

0 3 11

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Dewasa Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Pada Tahun 2014.

0 4 7

RASIONALITAS TERAPI ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI DIARE PADA PASIEN DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD RASIONALITAS TERAPI ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI DIARE PADA PASIEN DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014.

1 9 14

RASIONALITAS TERAPI ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI DIARE PADA PASIEN DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 RASIONALITAS TERAPI ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI DIARE PADA PASIEN DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014.

0 2 11

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014.

0 1 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIARE ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014.

0 0 16

Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Diare Anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014 IMG 20150901 0001

0 1 1