Yusnita Ahdiani, 2013 Model Pembinaan Akhlak Di SMAN 20 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
4. Triangulasi Gabungan
Sugiyono 2009: 330 menjelaskan bahwa: Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Dalam penelitian ini, teknik triangulasi data merupakan teknik yang peneliti
gunakan dengan tujuan untuk memperkuat data-data yang peneliti dapatkan dengan menggunakan teknik penelitian yang lainnya. Dengan kata lain, teknik triangulasi data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menggabungkan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang bertujuan semakin memperkuat data-data
penelitian.
F. ANALISIS DATA
Menurut Bogdan dan Biklen Moleong, 2012: 248 analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceriterakan kepada orang lain. Sedangkan menurut Sugiyono 2009: 335 menyebutkan bahwa analisis data adalah:
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganissikan data
ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data pada penelitian kualitatif itu didasarkan pada data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan
hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima
atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat
Yusnita Ahdiani, 2013 Model Pembinaan Akhlak Di SMAN 20 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Maka dari itu, penelitian kualitatif itu
bersifat induktif. Selanjutnya menurut Janice McDrury Moleong, 2012:248 menjelaskan bahwa
tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut. 1 Membaca mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada
didalam data; 2Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data; 3 Menuliskan model yang ditemukan; 4 Koding yang telah
dilakukan.
Selain itu juga, yang perlu diperhatikan adalah proses analisis data. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu Sugiyono, 2009: 337. Miles and Huberman Sugiyono, 2009: 337 membagi proses analisis data menjadi tiga bagian, yaitu
reduksi data, display data, dan kesimpulan atau verifikasi. 1.
Reduksi Data. Menurut Sugiyono 2009: 339 reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang
tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu,
maka wawasan penelitian akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.Reduksi data yang
peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan diskusi dengan orang-orang yang peneliti anggap mampu memberikan masukan kepada peneliti. Dari
hasil diskusi tersebut, peneliti mampu untuk mereduksikan data-data dari hasil penelitian.
2. Display data Penyajian Data. Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Penyajian data dalam penelitiankualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya
Sugiyono, 2009: 341. Penyajian data dalam penelitian ini adalah dengan cara mendeskripsikan semua kegiatan selama proses berlangsungnya kegiatan penelitian dan
mendeskripsikan asil dari penelitian yang peneliti lakukan selama berada di lapangan.
Yusnita Ahdiani, 2013 Model Pembinaan Akhlak Di SMAN 20 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Penyajian data yang digunakan oleh peneliti adalah dalam bentuk uraian dan gambaran- gambaran baik dari proses maupun hasil penelitian.
3. Kesimpulan atau verifikasi. Langkah terakhir dalam proses analisis data dalam
penelitian kualitatif adalah menarik kesimpulan dari berbagai permasalahan yang diteliti. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada Sugiyono, 2009: 345. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kesimpulan atau verifikasi data hasil penelitian
setelah peneliti selesai melakukan semua proses penelitian di lapangan. Bentuk kesimpulan atau verifikasi yang penulis lakukan adalah dengan cara menarik
kesimpulan datri semua permasalahan yang peneliti teliti selama berada di lapangan.
Yusnita Ahdiani, 2013 Model Pembinaan Akhlak Di SMAN 20 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan dalam bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari model pembinaan akhlak yang dilakukan di SMA
Negeri 20 Bandung akan dijelaskan sebagai berikut. 1.
Konsep pembinaan akhlak di SMA Negeri 20 Bandung dilandasi oleh adanya Undang-Undang tentang Pendidikan, Permendiknas No 19, dan Undang-Undang No
20. Kemudian landasan yang selanjutnya adalah dari sekolah yaitu melihat visi dari sekolah itu sendiri, yaitu mewujudkan sekolah yang berkualitas, bersih, sehat dan
indah. Mewujudkan sekolah yang berkualitas di sini artinya diimplementasikan dalam misi, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Dari landasan tersebutlah,
SMA Negeri 20 Bandung mengadakan suatu pembinaan akhlak bagi para siswanya. 2.
Untuk proses pelaksanaan pembinaan akhlak di SMA Negeri 20 Bandung dilakukan melalui tiga metode yaitu metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode
pemberian hadiah dan hukuman. Metode keteladanan dilakukan dengan menjadikan guru sebagai contoh tauladan yang baik bagi para siswa. Dengan kata lain, seorang
guru harus memberikan contoh perilaku yang baik kepada para siswanya. Untuk metode pembiasaan dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pihak
sekolah, dimulai dari kegiatan tadarus Al- Qur`ān, budaya 5S salam, senyum, sapa,
sopan, dan santun, pembiasaan ṣalat wajib berjamaah dan ṣalat sunat, hingga
kegiatan ekstrakurikuler baik yang bersifat keagamaan atau bersifat umum. Selanjutnya untuk metode pemberian hadiah dan hukuman dilakukan melalui
pemberian hukuman terhadap siswa yang bermasalah melalui tata tertib sekolah, pemberian hadiah terhadap siswa yang berprestasi. Pemberian hukuman biasanya
ditangani oleh pihak BK, sedangkan untuk pemberian hadiah dilakukan ketika kegiatan upacara bendera.