Herman S. Wattimena,
2015
Pengembangan program perkuliahan eksperimen fisika berorientasi keterampilan berpikir kreatif dalam bereksperimen bagi mahasiswa calon guru fisika
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
67 berkaitan dengan sikap kreatif dan sikap ilmiah dalam bereksperimen. Secara rinci,
instrumen lembar observasi untuk mengamati aktivitas dosen dan mahasiswa sebagai keterlaksanaan program PEF-BKBK-DB ditunjukkan pada Lampiran 5.
c. Kuesioner
Kuesioner yang ditunjukkan dalam Lampiran 1 digunakan pada studi pendahu- luan untuk menjaring pendapat guru tentang pelaksanaan kegiatan praktikum fisika
di sekolah; dan informasi dari dosen dan mahasiswa tentang proses perkuliahan eks- perimen fisika. Selain kuesioner yang digunakan untuk studi pendahuluan, terdapat
pula kuesioner setelah penerapan program PEF-BKBK-DB. Kuesioner tersebut digu- nakan untuk mengetahui tanggapan dosen dan mahasiswa terhadap dampak penerap-
an program PEF-BKBK-DB. Secara rinci, instrumen kuesioner setelah penerapan program PEF-BKBK-DB ditunjukkan dalam Lampiran 3.
d. Pedoman wawancara
Instrumen pedoman wawancara dalam Lampiran 2, dan Lampiran 4 digunakan untuk memperoleh kejelasan pendapat mahasiswa, dosen, dan guru fisika. Kejelasan
pendapat dosen dan guru fisika berkaitan dengan masukan-masukan sebagai kebu- tuhan penyempurnaan program PEF-BKBK-DB; sedangkan pedoman wawancara
untuk mahasiswa, terkait pendapat mahasiswa sebagai data pembanding dalam ana- lisis kuesioner dan hasil tes keterampilan berpikir kreatif dalam bereksperimen.
2. Analisis instrumen
Sebelum instrumen tes keterampilan berpikir kreatif dalam bereksperimen di- gunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Proses tersebut dibuat dalam dua tahap.
Dalam tahap 1, uji coba dilakukan terhadap 10 mahasiswa program studi Pendidikan Fisika salah satu LPTK di Maluku. Uji coba tahap 2 juga dilakukan pada program
studi tersebut terhadap 20 mahasiswa. Proses uji coba instrumen tes dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif tentang kualitas butir soal, yang mencakup validitas bu-
tir soal, reliabilitas butir soal, daya pembeda, dan tingkat kemudahan.
Herman S. Wattimena,
2015
Pengembangan program perkuliahan eksperimen fisika berorientasi keterampilan berpikir kreatif dalam bereksperimen bagi mahasiswa calon guru fisika
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
68 Validitas tes uraian terkait dengan kesahihan instrumen, yaitu kesesuaian antara
tujuan dengan instrumen yang digunakan. Uji validitas butir soal dilakukan untuk melihat validitas konstruk dan validitas isi Zainul, 1997. Proses ini bertujuan untuk
mengetahui kelayakan instrumen, menyelidiki kelogisan substansi, dan kesesuaian butir soal terhadap indikator. Validitas isi dan validitas konstruk instrumen tes dalam
penelitian ini dinilai berdasarkan hasil validasi ahli yang kompeten di bidang pendi- dikan fisika, dan pembelajaran berpikir kreatif.
Reliabilitas tes bentuk uraian merupakan tingkat konsistensi suatu tes yang per- lu diketahui, karena skor tiap soal tidak sama. Reliabilitas soal yang dimaksud adalah
untuk mengetahui sejauh mana suatu tes dipercaya menghasilkan skor yang konsis- ten, meskipun dites pada situasi yang berbeda-beda Munaf, 2001. Reliabilitas tes
uraian dapat diketahui dari koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas tes dalam pe- nelitian ini menggunakan metode test-retest sebagai self correlation method, karena
mengkorelasikan hasil dari tes yang sama. Melalui metode ini, tes diujicobakan seba- nyak dua kali terhadap 30 responden. Selanjutnya hasil uji coba tersebut dilihat kore-
lasinya, yang dihitung berdasarkan persamaan 3.1 dan persamaan 3.2.
2
1 2
11
1 1
t n
i i
n n
r
……………………………….……….. 3.1
Besarnya varians σ dalam persamaan 3.1, dapat diperoleh dari persamaan 3.2.
N N
X X
N i
i N
i i
i 2
1 1
2 2
dan
N N
X X
N t
t N
t t
t 2
1 1
2 2
….………… 3.2 dengan:
r
11
= koefisien reliabilitas soal yang diuji
n
i i
1 2
= jumlah varians untuk n butir soal
2 t
= varians skor total untuk N peserta
N
i i
X
1
= jumlah skor untuk n butir soal
Herman S. Wattimena,
2015
Pengembangan program perkuliahan eksperimen fisika berorientasi keterampilan berpikir kreatif dalam bereksperimen bagi mahasiswa calon guru fisika
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
69
N
i t
X
1 2
= jumlah kuadrat skor total untuk N peserta n
= banyaknya soal yang diujikan N
= jumlah peserta yang diuji. Kriteria untuk menginterpretasikan reliabilitas item soal, mengacu pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kriteria reliabilitas instrumen Koefisien reliabilitas
Kriteria r
11
≥ 0,8 Sangat tinggi
0,60 ≤ r
11
0,80 Tinggi
0,40 ≤ r
11
0,60 Sedang
0,20 ≤ r
11
0,40 Rendah
r
11
0,20 Sangat rendah
Daya pembeda butir soal didefinisikan sebagai ukuran suatu soal untuk membe- dakan kemampuan peserta tes, yaitu antara peserta tes yang berkemampuan tinggi
dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. Analisis daya pembeda dimaksud- kan untuk mengetahui sejauh mana suatu butir soal dapat membedakan kemampuan
peserta tes yang menguasai materi dan peserta tes yang tidak menguasai materi. Daya pembeda butir soal dapat diketahui berdasarkan persamaan 3.3.
Maks Skor
DP
KR KT
X X
………………………………………. 3.3 dengan:
DP = Daya Pembeda
KT
X = skor rata-rata jawaban benar peserta tes berkemampuan tinggi
KR
X = skor rata-rata jawaban benar peserta tes berkemampuan rendah
Skor maks = skor jawaban maksimum. Kriteria untuk daya pembeda butir soal discrimination index yang diperoleh,
mengacu pada Tabel 3.4 Arikunto, 2012. Tabel 3.4. Kriteria daya pembeda butir soal
Daya pembeda Kriteria
DP 0,40 Aspek dan indikator diterima
– sangat baik 0,30 DP ≤ 0,40
Aspek dan indikator diterima – baik
0,20 DP ≤ 0,30 Aspek dan indikator diterima
– cukup DP ≤ 0,20
Aspek dan indikator tidak diterima – jelek
Herman S. Wattimena,
2015
Pengembangan program perkuliahan eksperimen fisika berorientasi keterampilan berpikir kreatif dalam bereksperimen bagi mahasiswa calon guru fisika
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
70 Tingkat kemudahan P butir soal didefinisikan sebagai ukuran kemudahan sua-
tu butir soal, yang dinyatakan oleh proporsi peserta tes yang menjawab benar soal tersebut. Nilai P berada di rentang nilai 0,00 hingga 1,00. Menurut Crocker Algina
1986, tingkat kemudahan butir soal uraian dihitung dari persamaan 3.4 dan 3.5.
ditetapkan yang
soal butir
suatu maksimum
Skor rata
- Rata
kemudahan Tingkat
…..... 3.4
tes mengikuti
yang peserta
Jumlah soal
butir suatu
pada tes
peserta skor
- skor
Jumlah rata
- Rata
….. 3.5
Kriteria untuk membandingkan tingkat kemudahan setiap butir soal dapat di- klasifikasikan menurut Zainul 1997 seperti tampilan Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Kriteria tingkat kemudahan butir soal Indeks kemudahan
Kriteria P ≤ 0,30
Sukar 0,30 P ≤ 0,70
Sedang P 0,71
Mudah
3. Analisis hasil validasi ahli dan uji coba instrumen tes