Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Sistematika Penulisan

Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara.

B. Perumusan Masalah

Penelitian ini dibatasi pembahasannya melalui beberapa perumusan masalah yang berbentuk pertanyaan penelitian, yakni: 1. Bagaimana desain perencanaan penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu-Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa? 2. Bagaimana Sintaks penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu-Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa? 3. Bagaimana hasil – hasil peningkatan kreativitas pada penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu-Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah? 4. Bagaimana kendala – kendala serta solusi mengatasi penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu-Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa?

C. Klarifikasi Konsep

1. Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan berpikir manusia untuk menciptakan. Menciptakan di sini diartikan secara luas, yakni kemampuan manusia dalam memandang suatu masalah, menganalisisnya, hingga mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Seorang siswa yang kreatif adalah siswa yang melakukan hal – hal yang telah dimaksudkan dengan tahap akhir adalah memecahkan atau memberikan solusi atas masalah tersebut. Masalah yang dimaksud adalah topik – topik, atau konsep – konsep dalam pembelajaran sejarah di kelas. Sebuah topik yang diangkat di dalam kelas oleh guru kemudian dibahas Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu oleh siswa melalui proses kognitif. Proses kognitif ini antara lain melihatmerasakan, mengulang, berpikir, memecahkan masalah, mengingat, dan mencitrakan Schunk, 2013, hlm. 230.

2. Teori Lateral Thinking

Teori Lateral Thinking pada dasarnya adalah memecahkan masalah dengan cara yang tidak biasa atau dengan metode di luar logika umumnya. Manusia seharusnya berpikir dengan cara berbeda maupun dengan pendekatan yang berbeda dalam melihat suatu permasalahan, kemudian mencari solusi yang mungkin digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam teori ini, berbagai pandangan maupun solusi itu dianggap ada dan benar. Logika manusia pada umumnya berhubungan dengan „kebenaran‟, sedangkan berpikir lateral mengacu kepada „kemungkinan‟ atau ‘apa yang mungkin‟ . kemungkinan adalah persepsi atau pandangan yang berbeda – beda yang berupaya untuk mencari solusi – solusi yang mungkin digunakan dalam memecahkan masalah.

3. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah berarti belajar tentang peristiwa di masa lampau. Peristiwa di masa lampau yang dipelajari tidak hanya rentetan peristiwa secara kronologis, namun harus mampu memaknai tiap-tiap peristiwa tersebut ke dalam bentuk nilai-nilai positif dan menerapkannya dalam kehidupan peserta didik. Sebuah pembelajaran sejarah yang baik bukan hanya mampu melakukan transfer pengetahuan atau transfer of knowledge, tetapi juga dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan pada diri siswa melalui pemahamannya terhadap peristiwa sejarah. Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Penanaman nilai-nilai pada diri siswa merupakan salahsatu tujuan dari mata pelajaran sejarah. Hal ini terutama berkaitan bagi pembentukan karakter bangsa. Penanaman nilai-nilai nantinya diharapkan dapat mengarahkan kepada diri siswa tentang siapa diri kita sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, siswa akan mengenali lingkungannya dengan baik sehingga akan membentuk pribadi yang responsif maupun adaptif.

4. Teknik Six Thinking Hats

Teknik ini diciptakan oleh de Bono pada tahun 1985 Utari, 2013, hlm. 6. Dia menganalogikan cara berpikir dengan topi karena mengidentifikasikan peran yang diembannya. Keenam topi tersebut adalah: topi putih yakni informasi; topi hitam adalah risiko atau dampak negatif;, topi hijau adalah dampak positif atau kreatifitas; topi merah adalah intuisi atau imajinasi; topi hijau adalah kreatifitas atau solusitindak lanjut, dan topi biru adalah pengendali ketua kelompok dan yang memberi kesimpulan de Bono, 1995, hlm. 14-15. Dalam pembelajaran, teknik ini dapat dilakukan dalam kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas 6 orang siswa. Tahap- dalam pembelajaran ini adalah langkah pertama adalah menggunakan topi merah untuk mengenali reaksi pertama anak apa, perasaan atau intuisi pada 2-3 detik pertama. Ini sering kali diabaikan, dan penting bagi anak untuk mengakses dan mengenali reaksi pertama mereka. Setelah itu mengumpulkan data, fakta, segala bentuk informasi dengan menggunakan topi putih. Setelah selesai, topi diganti dengan topi hitam, supaya anak mengetahui risiko yang akan dihadapi apa saja. Setelah selesai menemukan risiko yang mungkin terjadi, berganti dengan topi kuning. Jangan sampai anak menjadi terlalu pesimis, topi kuning punya andil dalam menyeimbangkannya. Gunakan topi kuning untuk mengetahui manfaat, semua sisi positif. Setelah itu mulai berpikir kreatif dalam pemecahannya dengan menggunakan topi hijau. Setelah semuanya rampung gunakan topi biru dalam pengambilan keputusan de Bono, 1995. Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Isu – isu Kontemporer

Menurut Kochhar, Semakin banyak kita menginterpretasikan masa sekarang dengan bantuan masa lalu, semakin besar pula kemungkinan kita menemukan isu- isu yang kontemporer 2008, hlm. 450. Dengan penggunaan interpretasi yang baru dan beragam, maka akan terbentuk pemahaman siswa dengan adanya isu-isu kontemporer. Isu-isu kontemporer muncul karena: Kontroversi mengenai fakta- fakta dapat terjadi karena kurangnya data atau tidak masuk akalnya suatu penemuan Kochhar, 2008, hlm. 453. Selain itu, Kontroversi disebabkan interpretasi; sering terlihat bahwa pendekatan yang dilakukan sejarawan tidak ilmiah, bias, dan dipengaruhi prasangka Kochhar, 2008, hlm. 453. Isu – isu kontemporer sejarah menarik untuk dikaji dalam pembelajaran sejarah terutama dalam materi pelajaran sejarah kontemporer di Indonesia, maupun materi lainnya. Hal ini, sebagaimana nampak dalam buku-buku teks sejarah di sekolah yang banyak mengandung masalah. Permasalahan itu terletak tidak hanya sejak awal pilihan atas materi-materi sejarah itu penuh dengan nuansa kepentingan politik, tetapi juga acapkali proses eksplanasi sejarahnya terlalu sederhana, monolitik, dan tidak memadai. Memang sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sejarah untuk kepentingan pendidikan di sekolah tidak bisa dilepaskan dari kebijakan politik pemerintah.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain: Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1. Mendeskripsikan desain perencanaan penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu-Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa; 2. Mendeskripsikan Urutan Pembelajaran penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu-Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa; 3. Mengidentifikasikan hasil – hasil peningkatan kreativitas pada penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu-Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah; 4. Menganalisis kendala – kendala serta solusi mengatasi penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu-Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah kajian ilmiah mengenai pembelajaran sejarah dengan menggunakan Teknik Six Thinking Hats melalui Isu-isu Kontemporer untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Penggunaan teknik Six Thinking Hats walau sudah dikenal dalam dunia pendidikan, namun belum cukup kajian ilmiahnya dalam mata pelajaran sejarah. Selain itu, penggunaan teknik ini pada pembelajaran sejarah juga digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa. Penggunaan pembelajaran sejarah dengan isu-isu kontemporer yang juga diterapkan memiliki andil sehingga, siswa mampu melakukan komparasi sejarah besar dan pinggiran, kemudian menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari mereka.

2. Manfaat Praktis

Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai pembelajaran sejarah kontekstual dengan menggunakan Teknik Six Thinking Hats melalui Isu-isu Kontemporer untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memiliki kontribusi dalam pembelajaran sejarah. Kontribusi tersebut berupa penggunaan teknik yang disesuaikan dengan kondisi kelas, hingga adanya inovasi – inovasi pembelajaran yang didasarkan atas penelitian ini. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat karena secara tidak langsung akan membantu guru dan siswa dalam pembelajaran, yaitu dapat memupuk kemampuan mereka dalam menjawab permasalahan – permasalahan yang diajukan dalam pembelajaran, membantu keaktifan, dan meningkatkan antusias siswa dalam belajar sejarah hingga akhirnya meningkatkan kreativitas siswa. Selain itu, Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran sejarah, yang dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik; meningkatkan pemahaman siswa, kemampuan analisis, identifikasi, hingga pemecahan masalah yang dibingkai dalam satu lingkup yakni kreativitas; dan mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran. Bagi Pembelajaran Sejarah, sebagai sebuah bentuk dari pembelajaran sejarah, penelitian ini dapat menambah pustaka pelaksanaan pembelajaran sejarah sehingga dapat menjadi variasi pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas. Dengan menggunakan metode studi kasus, dapat diketahui mengapa teknik ini dapat membentuk kemampuan berpikir kontekstual siswa dan memahami secara mendalam keunikan penggunaan teknik ini pada kelas yang diteliti, mulai dari faktor pendukung hingga penghambat penerapan teknik pembelajaran ini. Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

F. Sistematika Penulisan

Pembuatan Sistematika penulisan ini dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran secara garis besar mengenai isi penulisan Tesis ini secara keseluruhan. Adapun penulisan Tesis ini terbagi menjadi 5 Bab yaitu: Bab I adalah bagian Pendahuluan. Pada bagian Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari tesis. Pendahuluan berisi: Latar Belakang Masalah yang berisi alasan – alasan berupa keresahan antara kenyataan dan harapan dari penulisan tesis ini; Perumusan Masalah yang berupa pertanyaan – pertanyaan penelitian yang menjadi dasar bagi peneliti untuk membatasi fokus penelitian; Klarifikasi Konsep merupakan bagian di mana peneliti mendeskripsikan secara sederhana konsep – konsep yang digunakan dalam penelitian ini; Tujuan Penelitian berisi tujuan dari penelitian ini yang mencoba untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam perumusan masalah; Manfaat Penelitian berisi kontribusi yang nantinya disumbangkan dari penelitian ini; hingga Sistematika Penulisan yang mencoba mendeskripsikan secara singkat urutan penelitian ini. Bab II adalah Landasan Teori. Dalam suatu karya ilmiah, Landasan Teori mempunyai peran yang sangat penting. Melalui Landasan Teori ditunjukkan “the state of the art” dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Bab ini mengemukakan masalah tentang apa itu Kreativitas, Teori Lateral Thinking, Pembelajaran Sejarah, Teknik Pembelajaran Six Thinking Hats, Isu-isu Kontemporer dalam pembelajaran sejarah, maupun kajian atas penelitian-penelitian yang serupa. Bab III adalah Metode Penelitian. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen yaitu: desain penelitian yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data, subjek dan lokasi penelitian, hingga analisis data, serta alasan-alasan rasionalnya. Bab IV berisi tentang Hasil Penelitian Dan Pembahasan. Bab ini merupakan pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kualitatif sesuai dengan desain penelitian yang diuraikan dalam Bab III. Karena penelitian ini menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan desain Penelitian Studi Kasus, maka hasil pembahasan temuan merupakan bahasan yang terkait dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian didasarkan atas Landasan Teori yang digunakan dalam Bab II. Bab V yakni Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Bab ini juga memuat tentang implikasi atau rekomendasi yang ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna penelitian, dan pada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya. Ade Maman Suryaman, 2015 Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, dengan lima kelas XI Sebelas yang diteliti. Kelima kelas tersebut terdri atas: empat kelas XI program Matematika dan Ilmu- ilmu Alam MIA 3, 4, 6, 7 dan satu kelas program Ilmu-ilmu Sosial IIS, yakni XI IIS 5. SMA ini terletak di Jalan Ki Hajar Dewantara Nomor. 91, Desa Karang Asih – Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah Siswa kelas XI Matematika dan Ilmu-ilmu Alam MIA 3, 4, 6, dan 7; XI Ilmu-ilmu Sosial IIS 5; dan Guru Mata Pelajaran Sejarah yakni Ibu Hj. Entin Dartini, S.Pd. Peneliti mengambil Subjek Siswa kelas XI MIA 3, 4, 6, 7 dan ; XI IIS 5 dikarenakan teknik pembelajaran Six Thinking Hats telah diterapkan di kelas tersebut pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Mata Pelajaran Wajib. Ibu Hj. Entin Dartini, S.Pd. merupakan guru mata pelajaran sejarah pada kelas XI MIA 1-7 juga menjadi subjek penelitian karena telah menggunakan teknik ini di kelas. Selain itu, keadaan siswa yang beragam latar belakangnya menjadi alasan penentuan subjek penelitian. Sehingga akan memperlihatkan keberagaman hasil penelitian. Hal tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Teknik Six Thinking Hats pada Isu- isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah. Pembelajaran sejarah melalui isu-