Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber di dunia. Dengan demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasif dan kompetetif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerja sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini, salah satunya dapat dikembangkan melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat antar konsepnya sehingga memungkinkan siswa terampil berfikir rasional. Setiap siswa perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu, yang merupakan penguasaan kecakapan matematika untuk dapat memahami dunia dan berasal dalam karirnya. Berfikir kritis adalah kemampuan menganalisis suatu masalah. Pikiran harus terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan atas pemilihan keputusan yang diambilnya. Ia harus bisa menjawab pertanyaan mengapa keputusan seperti itu diambil. Ia pun harus terbuka terhadap perbedaan keputusan dan pendapat orang lain serta sanggup menyimak alasan-alasan mengapa orang lain memilih pendapat dan keputusan yang berbeda. Radno Harsanto, 2005 : 44 Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan tekhnologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang tekhnologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, tori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta tekhnologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami oleh sebagian besar siswa. Anggapan demikian tidak lepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang sulit. Persepsi negatif itu ikut dibentuk oleh anggapan bahwa matematika merupakan ilmu kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang - lambang dan rumus-rumus yang sulit dan membingungkan, yang muncul atas pengalaman kurang menyenangkan ketika belajar matematika di sekolah. Pembelajaran yang terjadi selama ini mempunyai kecendrungan tidak sesuai dengan karakteristik anak. Metode yang digunakan guru yang bersifat konvensional merupakan salah satu faktor permasalahan ini, karena metode tersebut belum bisa mendorong siswa berani mengkomunikasikan apa yang dipikirkannya bahkan cenderung membuat siswa pasif. Berkaitan dengan masalah–masalah tersebut, ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi di SMP Al Islam 1 Surakarta selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu:1 Guru masih dominan dalam proses pembelajaran, 2 Masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional, 3 Dalam pembelajaran belum mengkaitkan materi dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan 4 Siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan. Berkaitan dengan permasalahan di atas, diperlukan strategi pembelajaran aktif yang mampu membuat siswa berkembang daya nalarnya, berfikir kritis, logis dan sistematis.. Strategi pembelajaran aktif khususnya matematika yang merupakan inovasi baru dalam dunia pendidikan adalah strategi pembelajaran practice rehearsal pairs berbasis portofolio. Strategi pembelajaran practice rehearsal pair atau praktek berpasangan ini dapat dipakai nntuk mempraktekan suatu ketrampilan atau prosedur dengan teman belajar yang bertujuan untuk meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan ketrampilan dengan benar.Hisyam Zaini dkk, 2007: 84 Strategi pembelajaran matematika berbasis portofolio menggunakan penilaian secara kontinue dan menyeluruh. Sehingga guru dan siswa dapat melihat kemajuan belajar siswa dan melihat kelemahan serta kekurangan siswa dalam belajar. Strategi pembelajaran berbasis portofolio juga memberikan pengalaman belajar siswa dengan sistem pemberian tugas-tugas dan latihan-latihan, siswa dituntut untuk melakukan proses belajar dalam mengerjakan tugas tersebut. Kegiatan ini akan memberikan pengalaman belajar tersendiri bagi siswa, dan pengalaman ini dimungkinkan dapat meningkatkan daya pikir dan hasil belajar siswa.Titik Purnami, 2005 Selama ini, kegiatan belajar hanya menggunakan buku sebagai sumber belajar. Dengan strategi pembelajaran aktif berbasis portofolio ini, tidak hanya buku sebagai sumber belajar tetapi akan ditekankan pada kehidupan masyarakat sehingga siswa juga mengembangkan ketrampilan sosialnya. Dengan mengerti dan benar-benar memahami penerapan matematika dalam kehidupan masyarakat, siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga dari berbagai aspek yang dikembangkan dengan strategi pembelajaran berbasis portofolio, prestasi siswa diharapkan lebih baik. Mengacu permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang implementasi strategi pembelajaran matematika practice rehearsal pairs berbasis portofolio dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa yang akan dilaksanakan di SMP Al Islam 1 Surakarta kelas VII B semester genap tahun pelajaran 20092010.

B. Identifikasi Masalah