Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah proses penelitian ada hal penting yang harus diperhatikan, yaitu mengenai teknik dan metode penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini disesuaikan dengan kajian penelitian yang banyak memerlukan data berupa kata atau lisan, dokumen, dan foto dari objek mahkota Binokasih Sanghyang Pake, dalam penyajiannya banyak menggunakan kutipan baik dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumen- dokumen yang relevan. Pada tahap akhir, kemudian data tersebut dianalisis atau dibahas menurut rumusan masalah. Untuk memudahkan dalam menganalis kajian estetik mahkota Binokasih Sanghyang Pake, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini berfungsi untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai Mahkota Binokasih Sanghyang Pake di Museum Prabu Geusan Ulun Kabupaten Sumedang. Dalam penelitian kualitatif ini data yang dikumpulkan berupa foto, gambar, buku, tulisan, dan rekaman dari hasil wawancara. Keseluruhan data yang diperoleh diolah dan disajikan dalam bentuk uraian naratif bukan dalam bentuk statistik. 59 Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Teknik Pengumpulan Data

Bagian penting lain dari proses penelitian adalah teknik pengumpulan data. Dengan terkumpulnya data, peneliti bisa dengan mudah mengkaji ornamen dan makna simbolik yang terkandung dalam mahkota Binokasih Sanghyang Pake. Mengumpulkan data merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah karena membutuhkan waktu yang relatif lama. Proses pengumpulan data ini harus dilakukan secara serius agar data sesuai dengan hasil yang akan diteliti. Melihat pentingnya fungsi dari teknik pengumpulan data, maka tahapan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Observasi

Teknik observasi merupakan teknik yang sangat dibutuhkan dalam penelitian ini karena peneliti bisa mendapatkan data-data secara utuh, langsung, dan dapat dipercaya valid. Hal ini senada dengan penjelasan Dhohiri 2001:120 bahwa “observasi merupakan suatu aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian melalui proses pengamatan langsung di lapangan”. Observasipengamatan langsung dalam penelitian ini dilakukan di Museum Prabu Geusan Ulun-Yayasan Pangeran Sumedang yang terletak di Jl. Pangeran Geusan Ulun atau sebelah sisi selatan alun-alun Sumedang. Lembaga ini selain merupakan tempat disimpannya Mahkota Binokasih Sanghyang Pake, juga sebagai tempat yang menyimpan arsip-arsip mengenai mahkota Binokasih Sanghyang Pake tersebut. Di tempat ini peneliti bisa mendapatkan sejumlah data baik dari hasil wawancara dengan pihak museum maupun data atau informasi Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu yang diperoleh dari buku-buku dan artikel yang sudah tersedia di perpustakaan Museum. Dengan observasi langsung ke lapangan, peneliti bisa diizinkan memotret dan membuat sketsa mahkota Binokasih Sanghyang Pake.

2. Wawancara

Pengumpulan data dapat juga dilakukan melalui teknik wawancara atau interview. Dhohiri 2001:121 menje laskan bahwa “pada dasarnya wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau data dengan cara bertanya langsung kepada responden atau sumberpemberi informasi informan”. Responden dalam penelitian ini meliputi pihak-pihak yang dinilai dapat memberikan informasi yang valid mengenai mahkota. Responden yang terpilih untuk mendapatkan informasi tentang mahkota Binokasih Sanghyang Pake diantaranya adalah pihak dari Museum Prabu Geusan Ulun yang sudah pasti mengetahui tentang riwayat mahkota Binokasih. Responden tersebut diantaranya adalah Bu Ani Bagian Perpustakaan Museum, dan Pak Abdul Syukur Pemandu Museum. Untuk melancarkan proses wawancara tersebut, pedoman wawancara yang disusun peneliti hanya berupa poin-poin penting yang akan ditanyakan, namun pertanyaan itu akan berkembang apabila ada beberapa hal penting lain yang perlu digali informasinya. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu wawancara terbuka yang lebih mirip dengan percakapan informal. Responden yang lainnya adalah Pak Asep Juru Golek gaya Cibiruan yang beralamat di Gerlong Hilir, Kecamatan Sukasari-Bandung. Informasi yang dicari Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dari beliau adalah perihal ornamen yang terkandung dalam mahkota Binokasri pada wayang golek purwa. Dalam hal ini, peneliti mencoba mengkomparasikan data-data mahkota di museum dengan penjelasan dari pakar perajin wayang golek. Tahapan wawancara dalam penelitian ini baru dapat dilaksanakan setelah hal-hal pendukung sudah dipersiapkan. Beberapa hal tersebut seperti responden pengganti jika responden utama yang telah ditetapkan sebelumnya ada yang tidak bisa ditemui, pedoman wawancara interview guide sudah disusun dengan baik, dan penyusunan jadwal kerja harian dilapangan. Dalam pelaksanaan wawancara ini, peneliti harus mampu menggali lebih dalam sejumlah informasi yang diberikan oleh responden, serta dapat membimbing responden agar mau memberikan keterangan yang baik, benar, dan jelas. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti sebelum memulai wawancara, yaitu: a. Menerangkan tujuan dan kegunaan dari penelitian b. Menjelaskan mengapa responden terpilih untuk diwawancarai c. Menjelaskan institusi atau badan apa yang melaksanakan penelitian, dan d. Meyakinkan kepada responden bahwa hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi kepustakaan di museum.. Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.1 Wawancara dengan Pemandu Museum di Dalam Gedung Pusaka. Sumber: Koleksi pribadi

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi sering disebut juga studi kepustakan karena di dalamnya mencakup kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur. Kegiatan ini sangat penting dalam penelitian, karena dapat digunakan untuk mencari data yang akan mendukung penelitian. Dhohiri 2001:118 menjelaskan bahwa “dengan teknik ini peneliti dapat belajar lebih sistematis dan analitis dalam melakukan penelitian”. Pada dasarnya teknik ini merupakan suatu cara memperoleh informasi dengan cara penggunaan bahan-bahan dokumentasi seperti referensi buku, gambar, dan foto-foto yang terkait dengan aspek yang diteliti. Sebagian dokumen yang diperoleh peneliti dalam peneltian ini berasal dari Museum Prabu Geusan Ulun. Bahan-bahan dokumentasi tersebut di antaranya berupa buku yang menjelaskan tentang sejarah Sumedang, sejarah museum, Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu riwayat Mahkota Binokasih Sanghyang Pake dan foto-foto mahkota Binokasih Sanghyang Pake. Dokumentasi foto sebagian diperoleh dari perpustakaan dan sebagian lagi merupakan hasil pemotretan sendiri. Sketsa mahkota juga merupakan bagian dokumen yang penting, karena bisa membantu peneliti dalam proses pengamatan. Pada proses pemotretan, peneliti merasa kurang leluasa karena objek mahkota yang diteliti berada di dalam etalase kaca yang dipatenkan jarang dibuka lagi, sementara itu objek mahkota disimpan terlalu tinggi sehingga detil bagian atas mahkota tidak bisa dipotret dengan baik. Sketsa dari mahkota Binokasih Sanghyang Pake dibuat langsung oleh peneliti dengan melihat foto digital tersebut di komputer. Lewat bantuan komputer peneliti bisa menganalisis foto hasil observasi dari Museum Prabu Geusan Ulun-YPS dengan cukup leluasa. Foto-foto ornamen yang didapatkan peneliti sebagian besar diolah lagi dengan bantuan komputer Program Adobe Photoshop ® CS3. Pengolahan foto lewat komputer ini bertujuan untuk memperjelas bagian foto yang dianggap kurang detail. Meskipun menggunakan pengolahan dalam komputer, namun masih terdapat sebagian foto yang masih sulit untuk diperjelas, khususnya tentang fokus ornamen yang kurang terlihat detail. Sehingga pada proses pembuatan sketsa, peneliti hanya menggambarkan kesan-kesannya saja Impress. Hal ini terjadi karena masalah pencahayaan di ruangan museum yang cukup redup. Lendra Morjuangsah, 2012 Estetika Dan Makna... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dokumen historis merupakan bagian penting lainnya dari penelitian kualitatif ini, karena objek penelitian yang dikaji mempunyai nilai sejarah dan dokumen-dokumen ini sering menjelaskan sebagian dari fokus penelitian.

C. Sumber Data