Tabel 3 Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Persentase
Umur 14 tahun
19 61,3
15 tahun 12
38,7 Sumber: data primer diolah
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja usia 14 - 15 tahun
yang masih bersekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.
Keseluruhan jumlah subjek adalah 31 anak. Berikut disajikan
distribusi subjek berdasarkan umur responden.
Menurut Dariyo 2004, tahapan perkembangan remaja
berdasarkan kematangan psikososial dan seksual yaitu umur
11-13 tahun tergolong masa remaja awal, umur 14-16 tahun
tergolong masa remaja tengah dan umur 17-20 tahun tergolong masa
remaja lanjut. Berdasarkan tabel 11 tentang distribusi subjek
diketahui sebagian besar berada pada kelompok umur 14-15 tahun
yang tergolong umur remaja tengah sebanyak 31 orang
81.6.
c. Distribusi Subjek Berdasarkan Umur
Distribusi subjek berdasarkan berat badan dapat
dilihat pada tabel 12 di bawah ini:
Tabel 4 Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Berat Badan
Berat Badan Jumlah
Persentase
Berat Badan 40 kg
3 9,7
40 – 50 kg 17
54,8 50 kg 11
35,5 Sumber: data primer diolah
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa subjek dengan
berat badan 40 kg berjumlah 3 orang atau 9,7, berat badan - 40
– 50 kg berjumlah 17 orang dengan prosentase 54,8 dan -
50 kg sebagian besar 11 orang atau 35,5.
d. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Distribusi subjek berdasarkan status gizinya dapat
dilihat pada tabel 13 di bawah ini:
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Status Gizi
Status Gizi Jumlah
Persentase
Underweight 6 19,4
Normal 15 48,4
Overweight 10 32,3
Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat status gizi subjek
hanya 19,4 yang termasuk dalam kategori underweight, tingkat status
gizi subjek yang berada di atas sebesar 32,3, dan tingkat status
gizi yang normal mencapai 48,4.
e. Tingkat Kecukupan Asupan Gizi Mikro
Tingkat asupan gizi mikro subjek dalam penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel 14 di bawah ini:
Tabel 6 Tingkat Kecukupan Asupan Vitamin A
Asupan Gizi Vitamin A
Jumlah Persentase
Kurang 15 48,4
Cukup 16 51,6
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat kecukupan asupan
vitamin A subjek mayoritas termasuk kategori cukup dengan
persentase mencapai 51,6, sedangkan 48,4 sisanya memliki
asupan vitamin A yang kurang.
Tabel 7 Tingkat Kecukupan Asupan Vitamin C
Asupan Gizi Vitamin C
Jumlah Persentase
Kurang 14 45,2
Cukup 17 54,8
Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat kecukupan asupan
vitamin C subjek mayoritas termasuk kategori cukup dengan
persentase mencapai 54,8, sedangkan 45,2 sisanya
memliki asupan vitamin C yang kurang.
Tabel 8 Tingkat Pengetahuan Gizi
Pengetahuan Gizi Jumlah
Persentase
Kurang 8 25,8
Cukup 19 61,3
Baik 4 12,9
Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan gizi
subjek mayoritas termasuk kategori cukup dengan persentase
mencapai 61,3, sedangkan 25,8 memliki pengetahuan gizi
yang kurang, dan 12,9 memiliki pengetahuan gizi yang baik.
Tabel 9 Morbiditas Remaja
Morbiditas Jumlah Persentase
Tidak sakit 18
58,1 Sakit 13
41,9 Morbiditas dihitung dengan
jumlah hari sakit pada subjek selama satu bulan, yang diambil
setiap satu minggu sekali, sebanyak empat kali. Tabel 9
menunjukkan bahwa morbiditas subjek mayoritas termasuk kategori
tidak sakit dengan persentase mencapai 58,1, sedangkan
41,9 pernah mengalami sakit.
2. Pembahasan a.
Hubungan Antara Tingkat Asupan Zat Gizi Mikro dengan
Status Gizi 1. Vitamin A
Analisis data pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis Chi-Square. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui keterkaitan antara tingkat asupan zat gizi mikro vit A
dengan status gizi. Berdasarkan hasil analisis Chi Square diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 10 Hasil Analisis Chi Square Keterkaitan Asupan Zat Gizi Mikro Vit. A
dengan Status Gizi
Asupan gizi Status Gizi
Total F
Normal Overweight underweight
Kurang 9 60
6 40 15 100
Cukup 6 37,5
10 62,5 16 100
Total 15 48,4
16 51,6 31 100,0
χ
2 hitung
: 1,569 Ho : diterima
Tabel 10 menunjukkan bahwa responden yang asupan gizinya
termasuk kurang, mayoritas status gizinya normal 48,4 dan di bawah
normalunderweight 51,6. Deskripsi tersebut mengindikasikan
bahwa asupan gizi mikto memiliki peran terhadap status gizi subjek.
Asupan gizi yang cukup berdampak pada status gizi yang baik.
Selanjutnya dari komposisi tersebut diperoleh nilai
χ
2 hitung
sebesar 1,569 dengan nilai probabilitas p = 0,210. Dikarenakan
nilai p0,05 0,2100,05, maka Ho diterima artinya tidak terdapat
keterkaitan antara asupan gizi mikro dengan status gizi remaja.
2. Vitamin C
Analisis data pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis Chi-Square. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui keterkaitan antara tingkat asupan zat gizi mikro vit C dengan
status gizi. Berdasarkan hasil analisis Chi Square diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 11 Hasil Analisis Chi Square Keterkaitan Asupan Zat Gizi Mikro Vit C
dengan Status Gizi
Asupan gizi Status Gizi
Total F
Normal Overweight underweight
Kurang 8 57,1
6 42,9 14 100
Cukup 7 41,2
10 58,8 17 100
Total 15 48,4
16 51,6 31 100,0
χ
2 hitung
: 0,784 Ho : diterima Tabel 11 menunjukkan bahwa
responden yang asupan gizinya termasuk kurang, mayoritas status
gizinya normal 48,4 dan di bawah normalunderweight 51,6.
Deskripsi tersebut mengindikasikan bahwa asupan gizi mikto memiliki
peran terhadap status gizi subjek. Asupan gizi yang cukup berdampak
pada status gizi yang baik. Selanjutnya dari komposisi
tersebut diperoleh nilai χ
2 hitung
sebesar 0.784 dengan nilai probabilitas p = 0,376. Dikarenakan
nilai p0,05 0,3760,05, maka Ho diterima artinya tidak terdapat
keterkaitan antara asupan gizi mikro dengan status gizi remaja.
2. Hubungan Antara Morbiditas dengan Status Gizi
Berdasarkan hasil analisis Chi Square diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 12 Hasil Analisis Chi Square Keterkaitan Morbiditas dengan status gizi
Morbiditas Status Gizi
Total F
Kurang Cukup
Tidak sakit 8 44,4
10 55,6 18 100
Sakit 7 53,8
6 46,2 13 100
Total 15 48,4
16 51,6 31 100,0
χ
2 hitung
: 0,267 Ho : diterima Tabel 12 menunjukkan bahwa
responden yang tidak sakit, mayoritas status gizinya cukup
51,6. Kemudian responden yang pernah sakit, mayoritas memiliki
status gizinya kurang 48,4. Deskripsi tersebut mengindikasikan
bahwa morbiditas memiliki peran terhadap status gizi subjek. Remaja
yang pernah sakit cenderung memiliki status kecukupan gizi yang
kurang dari normal. Selanjutnya dari komposisi
tersebut diperoleh nilai χ
2 hitung
sebesar 0,267 dengan nilai probabilitas p = 0,605. Dikarenakan
nilai p0,05 0,605 0,05, maka Ho diterima artinya tidak terdapat
keterkaitan antara morbiditas dengan status gizi remaja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat asupan
gizi mikro 51,6 subjek tergolong cukup dan hanya 48,4 yang tingkat
asupan gizi mikronya kurang. Sebagian besar subjek tingkat
asupan gizi mikronya cukup karena asupan makanan di rumah cukup
mengandung buah dan sayuran. Remaja tidak enggan mengkonsumsi
buah dan sayuran karena pengetahuan gizi yang cukup. Hal ini
dibuktikan dengan hasil kuesioner pengetahuan gizi yang mayoritas
termasuk kategori cukup 61,3. Seperti diketahui, seseorang
memerlukan sejumlah zat gizi untuk dapat hidup sehat serta dapat
mempertahankan kesehatannya Almasier, 2009. Zat gizi yang
diperoleh melalui konsumsi pangan harus sesuai dan cukup bagi
kebutuhan tubuh Almasier, 2011.
3. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti
menggunakan pengukuran asupan gizi mikro menggunakan kuesioner
food frequency semi quantitative FFSQ, maka terdapat kelemahan
karena jawaban tergantung daya ingat subjek penelitian.