KESIMPULAN DAN SARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN SPLDV DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI RAMPAH T.A 2012/2013.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional 22 Tabel 2.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 25 Tabel 3.1. Teknik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah 45 Tabel 3.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 49 Tabel 4.1. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memahami masalah pada tes awal 53 Tabel 4.2. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek merencanakan pemecahan masalah pada tes awal 53 Tabel 4.3. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek melaksanakan pemecahan masalah pada tes awal 53 Tabel 4.4. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memeriksa kembali pemecahan masalah pada tes awal 53 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Awal 54 Tabel 4.6. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Memahami Masalah pada Tes Siklus I 61 Tabel 4.7. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus I 62 Tabel 4.8. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek melaksanakan pemecahan masalah pada tes siklus I 62 Tabel 4.9. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memeriksa kembali pemecahan masalah pada tes siklus I 62 Tabel 4.10. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Tes kemampuan Pemecahan Masalah I 63 Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Pada Siklus I 64 Tabel 4.12. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memahami masalah pada tes siklus II 73 Tabel 4.13. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus II 73 Tabel 4.14. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek melaksanakan pemecahan masalah pada tes siklus II 73 Tabel 4.15. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memeriksa kembali pada tes siklus II 74 Tabel 4.16. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa pada tes siklus II 75 Tabel 4.17. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Pada Siklus II 76 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 44 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I siklus I 88 Lampiran 2. Rencana pelaksanaan Pembelajaran II siklus I 92 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I siklus II 96 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II siklus II 100 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 104 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 107 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 112 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 116 Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Awal 119 Lampiran 10. Lembar Validasi Tes Awal 120 Lampiran 11. Tes Awal 123 Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Tes Awal 125 Lampiran 13. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 131 Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 132 Lampiran 15. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 135 Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan I 137 Lampiran 17. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 143 Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 144 Lampiran 19. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 147 Lampiran 20. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan II 149 Lampiran 21. Teknik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah 155 Lampiran 22. Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Setiap Siklus 157 Lampiran 23. Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 158 Lampiran 24. Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 160 Lampiran 25. Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 162 Lampiran 26. Daftar Nama Siswa Kelas VIII-9 SMP Negeri 1 Sei Rampah 164 Lampiran 27. Daftar Nama Kelompok Belajar Siswa Kelas VIII-9 Siklus I 165 Lampiran 28. Daftar Nama Kelompok Belajar Siswa Kelas VIII-9 Siklus II 166 Lampiran 29. Lembar Observasi Guru I Siklus I 167 Lampiran 30. Lembar Observasi Guru II Siklus I 169 Lampiran 31. Lembar Observasi Guru I Siklus II 171 Lampiran 32. Lembar Observasi Guru II Siklus II 173 Lampiran 33. Data Kesulitan Siswa 175 Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian 181 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting disetiap pendidikan baik pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Hal ini disebabkan matematika dapat melatih seseorang siswa berfikir logis, bertanggung jawab, memiliki kepribadian baik dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius dalam Abdurrahman 2003:253 mengemukakan bahwa: “Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1 sarana berpikir yang jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4 sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”. Namun kenyataannya, matematika merupakan pelajaran yang diangggap sulit bagi kebanyakan siswa dan merupakan pelajaran yang membosankan karena berbagai kendala yang dihadapi seperti ketelitian, visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menyelesaikan soal. Hal ini menimbulkan persepsi buruk terhadap pelajaran matematika bagi siswa bahwa “Matematika adalah pelajaran yang sulit”. Seperti yang diungkapkan Nurhalimah 2009 http:etd.eprints.ums.ac.id20031A4100 40120. pdf menyatakan bahwa : “Matematika adalah mata pelajaran yang diangap sulit dalam tiap pembelajarannya. Anggapan tersebut tidak terlepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat tentang matematika yang dianggap sebagai ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus yang sulit dan membingungkan. Hal ini akan berdampak buruk terhadap prestasi belajar matematika siswa. Maka dari itu seorang guru matematika harus terampil dalam penyelenggaraan pembelajaran agar dapat menepis anggapan negatif tentang belajar matematika”. Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa. Sejalan dengan itu, Mumun Syaban http:educare.e-fkipunla.net menyatakan bahwa : ”Masalah klasik dalam pembelajaran Matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa dan kurangnya motivasi siswa untuk belajar matematika. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran di SMP dan SMA yang ditunjukkan dengan hasil UN dari tahun ke tahun hasilnya belum menggembirakan jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Skor rata- rata yang diperoleh siswa-siswa Indonesia adalah 411. Skor ini masih jauh dibawah rata-rata internasional yaitu 467. Selain itu, bila dibandingkan dengan dua negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia, posisi peringkat siswa kita jauh tertinggal. Singapura berada pada peringkat pertama dan Malaysia berada pada peringkat ke sepuluh”. Pada umumnya di sekolah-sekolah sering dijumpai siswa-siswa yang tidak tertarik belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, model pembelajaran yang ditetapkan masih konvensional yaitu masih terpusat pada guru. Hal yang sama seperti dikemukakan oleh Erman Suherman http:educare.e-fkipunla.net: “Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif datang, duduk, nonton, berlatih, …., dan lupa. Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal-soal yang itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong”. Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang. Dan siswa selalu bermalas-malasan saja tidak mau mencari sendiri ide- idenya hanya guru saja yang selalu berperan aktif dalam proses balajar-mengajar. Seperti diungkapkan oleh Lilis Widianti http:newspaper.pikiran- rakyat.com: “Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Kebanyakan mengajarkan prosedur atau langkah pengerjaan soal. Bahkan, siswa cenderung menghafalkan konsep- konsep matematika dan sering dengan mengulang-ulang menyebutkan

Dokumen yang terkait

ANALISIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PELAJARAN MATEMATIKA SDN CANDIPARI I PORONG

0 6 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 UNGGUL DARUL IMARAH PADA MATERI LAJU REAKSI

0 2 1

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP IKATAN KIMIA DAN TATA NAMA SENYAWA

0 3 95

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MELALUI MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 4 METRO UTARA

0 3 84

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VB SD NEGERI 04 METRO BARAT

1 7 75

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 3 UJUNG BATU

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI

0 0 11