Pengembangan Instrumen MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI GEOGRAFI DALAM UPAYA MEMBANGUN KECERDASAN RUANG PESERTA DIDIK :Studi Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Sumedang.

101 Irena Novarlia, 2013 Model Pembelajaran Berbasis Literasi Geografi Dalam Upaya Membangun Kecerdasan Ruang Peserta Didik Studi Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Tahap Teknik Pengumpulan Data Instrumen Studi Pendahuluan Studi literatur Studi lapangan Observasi Wawancara Angket Studi Dokumentasi Pedoman observasi Pedoman wawancara Angket Pengembangan Model Uji coba terbatas Uji coba luas Observasi Wawancara Tes Pedoman observasi terbuka dan skala Pedoman wawancara Tes tulis dan tes skala sikap Validitas Model Eksperimen Pre dan Post test Tes tulis dan tes skala sikap

F. Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian dan pengembangan model ini disusun berdasarkan teknik pengumpulan data seperti telah di uraikan sebelumnya. Langkah-langkah tersebut meliputi. 1. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dan penilaian model pembelajaran literasi geografi dalam upaya membangun kecerdasan ruang. Untuk mempermudah pengumpulan data sesuai dengan jenis data yang diperlukan. Dari kisi-kisi tersebut kemudian disusun pedoman observasi, wawancara, angket, soal tes tulis dan skala sikap. Pertanyaan dan alternatif jawaban yang disusun dalam angket disesuaikan dengan wawasan dan kemampuan guru IPS dan peserta didik. Sedangkan untuk soal pre dan post-test ditentukan berdasarkan pertimbangan guru IPS yang akan menggunakan model hasil pengembangan. 2. Meminta pendapat dan pertimbangan dari para pakar tentang susunan instrumen diantaranya kepada Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS, Prof. Dr. Darsihardjo, MS., dan Dr Epon Ningrum, M.Pd selaku dosen pembimbing dalam penulisan disertasi ini. Pertimbangan dan pendapat tersebut bertujuan untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk atas kemungkinan kelayakan penggunaan instrumen. 102 Irena Novarlia, 2013 Model Pembelajaran Berbasis Literasi Geografi Dalam Upaya Membangun Kecerdasan Ruang Peserta Didik Studi Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Merevisi instrumen setelah mendapatkan pertimbangan para pakar pembimbing. Revisi dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang siap pakai dalam penelitian dan pengembangan model ini. 4. Memperbanyak instrumen sesuai dengan subyek yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. 5. Uji coba lapangan, yang dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Uji coba lapangan akan dilakukan dengan menggunakan 40 orang peserta didik di luar sampel. Berikut adalah kriteria pengujian intrumen tersebut. a Pengujian Validitas Instrumen Suatu instrumen harus memiliki validitas yang tinggi. Menurut Arikunto 2003:65, validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan sua tu instrumen”. Pengujian validitas dilakukan dengan teknik 1 content validity, 2 face validity, dan 3 analisis butir. Instrumen yang telah diperbaiki berdasarkan masukan pembimbing, kemudian diuji-cobakan kepada 40 orang peserta didik. Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas menggunakan bantuan Software SPSS 17.00 for windows dengan responden sebanyak 302 data pada tabel Critical Value of The r Product Moment r tabel = 0,444. Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Literasi Geografi No Variabel r hitung r tabel Taraf Signifikansi Keterangan 1 Lokasi location 0,84 0,23 99 Valid 2 Tempat place 0,98 0,23 99 Valid 3 Hubungan interelationship 0,77 0,23 99 Valid 4 Gerakan movement 0,74 0,23 99 Valid 5 Wilayah regionalisasi 0,84 0,23 99 Valid 103 Irena Novarlia, 2013 Model Pembelajaran Berbasis Literasi Geografi Dalam Upaya Membangun Kecerdasan Ruang Peserta Didik Studi Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Muhidin dan Abdurahman 2007:277, jika nilai r hitung r tabel , maka data dinyatakan valid dan dapat dipergunakan. Berdasarkan hasil pengujian validitas instrumen di atas, menunjukkan variabel hasil uji dinyatakan valid dan dapat digunakan. Menurut Arikunto 2003:75, uji validitas instrumen ditandai dengan kriteria sebagai berikut. 0, 80 r xy ≤ 1,00 sangat tinggi 0, 60 r xy ≤ 0,80 tinggi 0, 40 r xy ≤ 0,60 cukup 0, 20 r xy ≤ 0,40 rendah 0, 0 0 rxy ≤ 0,20 sangat rendah b Pengujian Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Alpha Cronbach’s. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Setelah diuji validitasnya maka item-item yang gugur dibuang dan item yang tidak gugur dimasukkan ke dalam uji reliabilitas. c Uji Normalitas Intrumen Uji distribusi normal dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki distribusi normal, sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Cara yang dipakai untuk menghitungnya menggunakan Kolomogrov-Smirnov. Dalam kasus ini apakah data sesuai populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas menggunakan bantuan Software SPSS 17.00 for windows dengan responden sebanyak 302 data, data berdistribusi normal. d Uji Beda Instrumen 104 Irena Novarlia, 2013 Model Pembelajaran Berbasis Literasi Geografi Dalam Upaya Membangun Kecerdasan Ruang Peserta Didik Studi Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Uji beda dilakukan setelah melakukan uji normalitas data. Karena, mengasumsikan nilai residual yang mengikuti distribusi normal. Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang berhubungan memiliki rata-rata yang berbeda. Dalam hal ini, kedua rata-rata yang akan dibandingkan adalah rata-rata nilai tanpa menggunakan instrumen non-tes dan rata-rata nilai dengan instrumen non-tes. Menurut Ghozali 2009:60, uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar kesalahan dari perbedaan rata-rata dua sampel atau secara umum. e Indeks Kesukaran Instrumen Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval kontinum 0.00 sampai dengan 1.00. Menurut Sopyanudin 2006:84, bahwa Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan dalam penelitian ini adalah. IK= 0.00 : terlalu sukar 0.00IK≤0.30 : sukar 0.30IK≤0.70 : sedang 0.70IK1.00 : mudah IK= 1.00 : terlalu mudah

G. Teknik Analisis Data