KESENJANGAN KEPUASAN PEMIRSA TELEVISI PROGRAM ACARA KOMEDI

(1)

Pemirsa Televisi dalam Menonton Program acara Opera Van Java Trans 7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Swadana Transfer Angkatan 2008 FISIP UNS)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana untuk Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pada Jurusan Ilmu Komunikasi

GURIT BUDI RAHARJO D1208568

Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

i Skripsi dengan judul:

KESENJANGAN KEPUASAN PEMIRSA TELEVISI PROGRAM ACARA KOMEDI

(Studi Kesenjangan Kepuasan tentang Tingkat Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi dalam Menonton Program Acara Opera Van Java Trans7 dan Segeerrr

Beneerrr ANTV di Kalangan Mahasiswa Transfer S1 Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 UNS)

Oleh: Gurit Budi Raharjo

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi dan siap diuji oleh Dewan Penguji Skripsi pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 12 Oktober 2010

Pembimbing. 1 Pembimbing. 2

Dra. Hj. Sofiah, M.Si. Dra. Indah Budi Rahayu, S.E.


(3)

ii Surakarta.

Hari :

Tanggal :

Tim penguji Skripsi :

Ketua : Prof. Pawito, Ph.D ( )

NIP. 19540805 198503 1 002

Sekretaris : Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D ( ) NIP. 19710217 199802 1 001

Penguji I : Dra. Hj. Sofiah, M.Si. ` ( )

NIP. 19530726 197903 2 001

Penguji II : Dra. Indah Budi Rahayu, S.E. ( )

NIP. 19580317 199010 2 001

Mengetahui Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi, SU NIP. 19530128 198103 1 002


(4)

iii

v

Kesalahan merupakan awal dari kesuksesan apabila dapat

mengambil hikmah dari kesalahan tersebut

v

Optimis adalah kata kunci dalam melakukan segala hal


(5)

iv

Skripsi ini saya persembahkan dan ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak yang memberikan aku semangat

2. Ibu yang sudah menjadi wanita tegar 3. Kakak yang baik hati

4. Gurit yang telah menemaniku

5. Sahabat- sahabatku semua yang sudah

mau jadi tempat curhatku

6. Teman-teman Komunikasi tranfer 2008.

7. semua orang yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini


(6)

v Assalamu’Alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat ALLAH SWT atas segala anugerah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi “EKUITAS MEREK DAN LOYALITAS (Studi Korelasi Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Pembentukan Loyalitas Konsumendalam Pemilihan Jenis Provider IM3 dan XL di Kalangan Mahasiswa Swadana Transfer S1 Komunikasi Angkatan 2008 UNS)

Penyusunan skripsi ini merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban Penulis sebagai mahasiswa guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan ini tidak lepas dari semua pihak yang telah membantu penulis dengan sepenuh hati. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan moral. Ucapan terima kasih ini Penulis sampaikan kepada:

1. Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M. Si., Ph. D. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(7)

vi

4. Drs. Subagyo, S. U, selaku dosen pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak yang telah hidup tenang di sisi-Nya, terima kasih telah menjadi bapak yang baik buat aku, makasih buat semua dukungan dan doanya.

6. Ibu yang menjadi sosok tegar buatku dan kakakku, makasih buat doa, dukungan, dan kasih sayang yang telah kau berikan

7. Kakakku yang selalu mendukung dan memberikan support buatku.

8. Gurit yang sudah mendukung dan menemani aku

9. Nethy, Laras, Okta, Niken yang menjadi tempat berbagi canda, duka dan menjadi sahabat yang terbaik

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kurangan Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan kelapangan hati penulis menerima saran maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamu’Alaikum Wr. Wb

Surakarta, Oktober 2010

Penulis.


(8)

(9)

viii

· Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil

(Mario Teguh)

· Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian

kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan (Mario Teguh)


(10)

ix Skripsi ini saya persembahkan kepada:

· Ayah dan Ibu yang tak henti-hentinya memanjatkan doa dan selalu memberikan kasih sayang.

· Adikku satu-satunya

· Dila yang membantu mengerjakan skripsiku

· Teman-teman terbaikku.


(11)

x

Terima kasih Tuhan atas rancangan rencanamu yang indah, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi KESENJANGAN KEPUASAN PEMIRSA TELEVISI PROGRAM ACARA KOMEDI (Studi Kesenjangan Kepuasan tentang Tingkat Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi dalam Menonton Program acara Opera Van Java Trans 7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Swadana Transfer Angkatan 2008 FISIP UNS)

Penyusunan skripsi ini merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban Penulis sebagai mahasiswa guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan ini tidak lepas dari semua pihak yang telah membantu penulis dengan sepenuh hati. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan moral. Ucapan terima kasih ini Penulis sampaikan kepada:

10.Dra. Hj. Sofiah, M Si, selaku dosen pembimbing pertama dan pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi serta dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini selesai tepat waktu.


(12)

xi

12.Prof. Pawito, Ph.D dan Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D, yang telah bersedia menjadi penguji skripsi penulis dan memberikan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kurangan Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan kelapangan hati penulis menerima saran maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis.


(13)

vii

JUDUL ... i

PERSETUJUAN... i

PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... x

ABSTRAKSI... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Landasan Teori ... 9

a. Komunikasi secara umum ... 9

b. Komunikasi Massa ... 11


(14)

viii

g. Teori Uses and Gratifications ... 21

h. Kerangka Pemikiran ... 25

F. Definisi Konseptual dan Operasional ... 26

1. Definisi Konseptual ... 26

a. Gratifications Sought ... 26

b. Media Use ... 28

c. Gratifications Obtained ... 26

d. Gratifications Discrepancy ... 27

2. Definisi Operasional ... 27

a. Gratifications Sought ... 27

b. Media Use ... 30

c. Gratifications Obtained ... 32

d. Gratifications Discrepancy ... 33

J. Metodologi Penelitian ... 34

1. Jenis Penelitian ... 34

2. Metode Penelitian ... 34

3. Lokasi Penelitian ... 34

4. Populasi ... 35

5. Teknik Pengumpulan Sampel ... 35


(15)

ix

BAB II. DESKRIPSI LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN

A. Program S-1 Non Reguler Ilmu Komunikasi ... 41

B. Identitas Responden ... 44

C. PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh ... 46

D. Program Komedi Opera Van Java ... 53

E. PT. Cakrawala Andalas Televisi ... 55

F. Program Acara Segeerr Beneerrr ... 59

BAB III. PEMAPARAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Gratifications Sought ... 61

B. Deskripsi Variabel Media Use ... 74

C. Deskripsi Variabel Gratifications Obtained ... 79

BAB IV. ANALISIS DATA A. Uji Validitas ... 90

B. Uji Reliabilitas ... 91

C. Analisis Gratifications Discrepancy ... 92

D. Media yang Lebih Memuaskan Responden ... 127

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 129

1. Kepuasan yang diharapkan ... 129


(16)

x

B. Saran ... 135 1. Untuk Opera Van Java Trans7 ... 135 2. Untuk Segeerr Beneerrr ANTV ... 136

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

xi

TABEL

Tabel II.1 Stasiun Pemancar ANTV ... 58

Tabel III.1 GS Motif Informasi OVJ ... 62

Tabel III.2 GS Motif Indentitas OVJ ... 64

Tabel III.3 GS Motif Integrasi dan Interaksi Sosial OVJ ... 65

Tabel III.4 GS Motif Hiburan OVJ ... 66

Tabel III.5 GS Motif Infomasi Segeerr Beneerrr ... 68

Tabel III.6 GS Identitas Segeerr Beneerrr ... 69

Tabel III.7 GS Motif Integrasi dan Iinteraksi Segeerr Beneerrr ... 70

Tabel III.8 GS Motif Hiburan Segeerr Beneerrr ... 72

Tabel III.9 Tingkat Keseringan Responden Menonton OVJ dan Seger bener ... 74

Tabel III.10 Selesai Tidaknya Responden Menonton ... 75

Tabel III.11 Responden Melakukan Aktivitas Lain Saat Menonton ... 76

Tabel III.12 Responden Fokus Tanpa Memindah-mindahkan Channel ... 77

Tabel III.13 Responden berbincang setelah menonton ... 77

Tabel III.14 GO Motif Informasi OVJ ... 79

Tabel III.15 GO Motif Identitas OVJ ... 81

Tabel III.16 GO Motif Integrasi dan Interaksi OVJ ... 82

Tabel III.17 GO Motif Hiburan OVJ ... 83


(18)

xii

Tabel IV.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Kesenjangan Kepuasan ... 91

Tabel IV.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 92

Tabel IV.3 GD dan Pemenuhan Motif Informasi dari OVJ dan Seger bener ... 121

Tabel IV.4 GD dan Pemenuhan Motif Identitas Pribadi ... 122

Tabel IV.5 GD dan Pemenuhan Motif Integrasi dan Interaksi Sosial ... 124

Tabel IV.6 GD dan Pemenuhan Motif Hiburan ... 126

GAMBAR Gambar 1 Bagan Proses Komunikasi... 11

Gambar 2 Bagan Model Expectancy & Value ... 24


(19)

xii

beneerrr ANTV di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Swadana Transfer angkatan 2008 FISIP UNS). Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Sebelas Maret Surakarta. 2010

Skripsi ini berawal dari ketertarikan peneliti akan perkembangan siaran televisi di awal tahun 2010 yang semakin marak dengan tayangan-tayangan yang bergenre komedi, antara lain Opera Van Java di Trans7 dan Segerrr Benerrr di ANTV. Kedua acara ini memiliki banyak persamaan dan mempunyai rating yang cukup tinggi. Maka dari itu, peneliti berusaha meneliti terpaan program acara komedi di televisi dan kesenjangan kepuasan di kalangan mahasiswa swadana transfer komunikasi angkatan 2008 FISIP UNS, alasan penulis memilih mahasiswa swadana transfer komunikasi angkatan 2008 sebagai objek penelitian karena mereka menonton dan menggunakan acara ini sebagai media pemuasan kebutuhan akan acara komedi, dari prasurvey diketahui sebanyak 61 orang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sejauh mana kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan sebelum menggunakan media (Gratifications Sought/GS) dan kepuasan yang diperoleh setelah menggunakan media (Gratifications Obtainedt/GO), yang dimaksud media disini adalah Opera Van Java dan Segerrr Benerrr.

Penelitian ini tergolong kedalam penelitian kuantitatif dengan format deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik pengambilan sampel sensus dan teknik pengumpulan data primer dengan menggunakan teknik kuisioner sedangkan data sekunder diperoleh dengan menggunakan tehnik kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus discrepancy Palmgreen. Karena fokus utama penelitian ini adalah untuk mengetahui kesenjangan kepuasan (GD) yang dapat diukur dari kepuasan yang diharapkan (GS) dan kepuaasan yang diperoleh (GO).

Rumus discrepancy yang digunakan, dioperasionalkan dengan perhitungan cros tabulation atau tabulasi silang, dimana item-item dalam GS disilangkankan dengan item-item dalam GO. Dari tabulasi silang tersebut terjadi dengan menghitung tingkat kesenjangan kepuasan dengan menghitung jumlah responden yang mengalami ketidaksesuaian antara GS dan GO nya. Setelah diketahui tingkat kesenjangan ini, maka akan dapat pula diketahui tingkat kepuasan yang diperoleh responden.

Dari analisis kesenjangan dalam penelitian ini diketahui bahwa program acara Opera

Van Java dan Segerrr Benerrr mampu memberikan kepuasan kepada responden.

Kesenjangan kepuasan yang diperoleh reponden setelah menonton Opera Van Java termasuk dalam kategori sedang 16,67% (tingkat pemenuhan 83,33%) dan Segeerrr Beneerrr di ANTV termasuk kategori rendah 23,58% (tingkat pemenuhan 76,42%), hal ini berarti program acara Opera Van Java lebih mampu memuaskan responden dibanding program acara Segerrr Benerrr.


(20)

xiii

students of Communication Studies 2008 FISIP Swadana Transfer FISIP UNS). Thesis. Department of Communication Science Faculty of Social Science and Politic Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010

This thesis originated from the interest of researchers will be the development of television broadcasting in early 2010 that the more lively with the shows that comedy genre, such as Opera Van Java in Trans7 and Segerrr Benerrr in the quiz. Both events have many similarities and have a high enough rating. Thus, the researchers tried to examine exposure to comedy programs on television and satisfaction gap in communication among the students self-fund transfers force 2008 FISIP UNS, the reason the author chose self-financing student transfers force communication 2008 as a research object because they are watching and using this event as a medium for satisfying needs going to comedy shows, from prasurvey known to as many as 61 people.

The purpose of this study was to describe the extent to which satisfaction gap between the expected satisfaction prior to using the media (Gratifications sought / GS) and the satisfaction obtained after using the media (Gratifications Obtainedt / GO), which referred to the media here is Opera Van Java and Segerrr Benerrr.

This research is classified into quantitative research with a descriptive format that aims to explain, summarize a variety of conditions, situations, or a variety of variables that occur in people who become the object of the study was based on what happened. Then lifted to the surface character or description of the condition, situation or variable.

In this study, researchers used census sampling techniques and techniques of primary data collection using the questionnaire technique, while the secondary data obtained using literature techniques. The data analysis technique used in this research is to use the discrepancy formula Palmgreen. Because the primary focus of this study was to determine the satisfaction gap (GD), which can be measured from the expected satisfaction (GS) and kepuaasan obtained (GO).

Discrepancy formula is used, operated by the calculation of cross tabulation or cross tabulation, in which the items in the GS disilangkankan with items in the GO. From the cross tabulation is incurred by calculating the level of satisfaction gap by calculating the number of respondents who experienced a mismatch between his GS and GO. Now we know the level of this gap, it will be well known level of satisfaction obtained by the respondents.

From the analysis of gaps in this research note that Opera Van Java programs and Segerrr Benerrr capable of providing satisfaction to respondents. The gap obtained respondents' satisfaction after watching Opera Van Java is included in the category are 16.67% (83.33% completion rate) and Segeerrr Beneerrr in ANTV including low category 23.58% (76.42% completion rate), this means Opera Van Java programs are better able to gratify respondents than Benerrr Segerrr program.


(21)

1

A. LATAR BELAKANG

Televisi merupakan bagian dari industri media massa yang paling digemari dan dicari orang saat ini. Sebagai media massa yang paling digemari, kelebihan televisi terletak pada kemampuan menghasilkan gambar dan suara secara bersamaan dan serempak. Media ini mampu menjangkau daerah dan khalayak yang luas secara cepat dan menembus batas ruang dan waktu, menjadikan media ini menjadi sangat potensial untuk mendorong terbentuknya efek-efek komunikasi pada khalayak seperti yang diharapkan komunikator pada proses komunikasi efektif.

Perkembangan televisi sangatlah cepat hingga kini bermunculan televisi-televisi swasta yang mengudara secara nasional maupun lokal. Kehadiran stasiun televisi swasta nasional dan lokal telah membawa angin segar bagi perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia. Masyarakat lebih mempunyai alternatif dalam menonton media massa audio visual untuk memenuhi kebutuhan informasi, pendidikan maupun hiburan.

Perkembangan ini mengakibatkan persaingan di dunia pertelivisian di Indonesia semakin marak. Stasiun televisi berlomba-lomba menghadirkan tayangan unggulan sebagai bentuk pelayanan jasa kepada konsumennya. Di awal tahun 2010, industri pertelevisian semakin marak dengan tayangan-tayangan yang bergenre komedi, baik yang berupa Sketsa, Sitkom, dll, bahkan


(22)

acara-acara talkshow, reality show, dll banyak yang membuatnya dengan nuansa komedi, antara lain adalah program acara Opera Van Java yang di tayangkan di Trans7 dan acara Segeerrr Beneerrr di ANTV. Kedua acara tersebut hampir mempunyai banyak kesamaan dalam konsep. Akan tetapi acara Opera Van Java terlebih dahulu hadir di hadapan pemirsa, setelah itu acara segeerrr beneerrr baru di tayangkan.

Opera van Java adalah sebuah acara komedi di stasiun televisi Indonesia Trans 7 yang ditayangkan setiap Senin sampai Minggu pada pukul 20.00-21.00. Ide acara ini adalah seperti pertunjukan wayang orang pada kebudayaan Jawa. Para wayang itu diperankan oleh beberapa pelawak terkenal, seperti Nunung Srimulat, Andre Taulani, Azis Gagap, dan Sule. Selain wayang, juga terdapat dalang yang diperankan oleh Parto Patrio serta para pemain gamelan dan dua orang pesinden, Rina dan Dewi Gita, beserta para bintang tamu lainnya. Uniknya, hanya dalang yang mengetahui jalan ceritanya. Bintang tamu juga kerap ditampilkan pada tiap episodenya.

Acara lawakan dengan menonjolkan perubahan setting lokasi atau latar belakang panggung seperti ini sudah lama menjadi andalan beberapa stasiun televisi, seperti acara Ngelaba di TPI, Ekstra Vaganza di TransTV, dan lain-lain. Namun ada yang berbeda pada Opera Van Java ini, yaitu penggunaan properti panggung berbahan styrofoam yang siap untuk dihancurkan. Selain itu, format cerita yang tidak linier, tapi diselingi dengan “kekacauan-kekacauan” yang menyimpang dari alur cerita, membuat pemirsa menjadi tidak bosan. Jalan cerita dibuat seakan-akan sebuah “latihan” bukan


(23)

penampilan, menjadikan setiap pemain bebas untuk berimprovisasi dan melakukan “kesalahan”, sehingga penonton pun menjadi lebih santai dan tidak dibebani harus memahami jalan cerita. Penonton benar-benar disuguhi banyolan dan kekonyolan pelawaknya, tidak lagi harus terpaku memahami jalan ceritanya. Betul-betul kocak, santai dan menghibur.

Sementara program Segerrr Benerrr di ANTV ditayangkan setiap Senin s/d Rabu, 21.00 WIB, akan berbenah dengan set baru yang lebih dinamis. Komedi series ini menggunakan format Samrah yang merupakan cabang komedi Lenong dengan ciri khas penonton duduk di lantai mengitari panggung dan penonton diberikan kebebasan berinteraksi dengan komedian yang tampil. Dengan makin memperkental kekonyolan duet komedian tradisional dan modern, penampilan Olga, Polo, Ohang dan grup Cagur makin menarik, dan juga menampilkan gamelan dan sebagai pengantar cerita adalah Soimah dengan busana kebaya sebagai ciri khas Sinden, serta menampilkan bintang tamu 2 atau 3 bintang tamu (wanita – pria) sesuai kreatif cerita membuat orang tertawa sepanjang acara. Latar belakang panggung juga mneggunakan Styrofoam yang siap dihancurkan. Dalam acara ini juga terdapat kekacauan-kekacauan dari para pemainnya, perbedaan acara ini dengan Opera Van Java, Segeerrr Beneerrr melibatkan penonton dalam pertunjukannya.

Kedua acara ini mendapat apresiasi yang baik dari pemirsa, hal ini dibuktikan dengan rating yang cukup tinggi, menurut www.indorating.com peringkat pertama acara komedi TV diduduki oleh Opera Van Java (TRANS7)


(24)

4.89, kemudian Segeerrr beneerrr (ANTV) 4.88, Abdel dan Temon (GlobalTV) 4.00, Suami Suami Takut Istri (Trans TV) 3.77 dan OKB (Trans7) 3.50. Rating yang cukup tinggi ini tergambar juga pada dinding facebook Opera Van Java di mana sudah terdaftar 427.783 penggemar. Begitu juga

dengan facebooknya segeerrr beneerrr dengan 221.371 penggemar. (www.indorating.com diakses tanggal 13 April 2010).

Kedua acara ini sama-sama ditayangkan pada jam prime time, sehingga segmentasi pasar ditujukan bagi semua umur. Selain itu, kedua acara ini merupakan alternatif tontonan bagi pekerja yang menginginkan acara hiburan segar setelah pulang kerja. Akan tetapi kedua acara ini juga memiliki kekurangan antara lain ada adegan yang menampilkan kekerasan sehingga dalam setiap penayangannya, anak-anak wajib didampingi orangtua.

Keputusan untuk menggunakan suatu media tertentu, berhubungan dengan faktor kepuasan yang diperoleh dari media tersebut. Setiap khalayak memiliki pertimbangan tersendiri untuk menentukan media mana yang dipilihnya. Mereka akan mencari program mana yang akan memenuhi harapan-harapannya serta tingkat kepuasan yang diperolehnya. Karena setiap pemirsa mempunyai latar belakang dan motif yang berbeda-beda, tentunya berbeda pula program acara mana yang mereka anggap menarik, mungkin Opera Van Java di Trans7 atau Segeerrr Beneerrr di ANTV.

Dari kedua tayangan di atas merupakan program komedi yang serupa tapi tak sama. Masing-masing menawarkan kelebihan yang berbeda dalam penyajiannya kepada pemirsa. Hanya pemirsa sendirilah yang mengetahui


(25)

program dan media mana yang dianggap memberi kontribusi yang paling besar bagi pemuasan kebutuhannya terhadap hiburan.

Namun dalam penggunaan media komunikasi tertentu seringkali terjadi kesenjangan kepuasan antara apa yang diharapkan khalayak media dengan tingkat kepuasan nyata yang diperoleh khalayak setelah mengkonsumsi media tersebut. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti kesenjangan dan tingkat kepuasan pada kedua acara tersebut.

Penelitian ini dilakukan di kalangan mahasiswa1SI Komunikasi Transfer Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta (FISIP UNS) angkatan 2008 dengan alasan bahwa populasi tersebut memiliki derajat keseragaman (degree of homogeneity) dan mereka menonton kedua acara ini. Dari pra survey yang telah dilakukan 61 responden tergolong pemirsa tayangan komedi dan pernah menonton tayangan Opera Van Java dan Segeerrr Beneerrr dengan tingkat terpaan cukup tinggi, artinya mereka memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap televisi sebagai salah satu bentuk pencarian informasi dan hiburan.

Kedua, menyangkut alasan derajat kemampuan peneliti yang sangat dipengaruhi oleh tenaga, biaya dan waktu yang membuat peneliti tidak memiliki daya untuk mengambil jumlah sampel yang lebih besar lagi, responden sebanyak 61orang bisa dijadikan sampel. Sekaran memberikan pedoman penentuan besarnya sampel penelitian, jumlah sampel lebih besar dari 30 dan lebih kecil dari 500 telah mencukupi untuk semua penelitian. Alasan lain bahwa mahasiswa angkatan 2008 S1 Komunikasi transfer merupakan


(26)

kesatuan mahasiswa belum ada yang lulus sehingga memudahkan peneliti untuk penggambilan data.

Dengan otoritas yang dimiliki, pemirsa lebih bebas memilih dan menentukan acara komedi mana yang lebih mampu memuaskan kebutuhan mereka. Karena perbedaan latar belakang dan motif yang dimilikinya, ada mahasiswa yang menganggap Opera Van Java Trans7 lebih memuaskan tetapi ada pula yang menganggap Segeerrr Beneerrr ANTV lebih memuaskan.

Oleh karena itu, dengan penelitian ini peneliti ingin meneliti kesenjangan dan tingkat kepuasan pada kedua acara tersebut di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2008.


(27)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kepuasan yang diharapkan responden (Gratification Sought/GS) dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV?

2. Bagaimanakah penggunaan media (media use) responden dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV?

3. Bagaimanakah tingkat kepuasan yang diperoleh responden (Gratification Obtained/GO) dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV?

4. Seberapa besar kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy) yang diperoleh responden setelah menonton progran acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diharapkan responden (Gratification Sought/GS) dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV.

2. Untuk mengetahui penggunaan media (media use) responden dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV.


(28)

3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diperoleh responden (Gratification Obtained/GO) dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV.

4. Untuk mengetahui kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy) yang diperoleh responden setelah menonton progran acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Praktis

a. Memberi informasi mengenai kepuasan yang diharapkan mahasiswa Ilmu Komunikasi Swadana Transfer angkatan 2008 FISIP UNS dalam menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV

b. Hasil ini diharapkan bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai acara mana (antara Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV) yang lebih bisa memuaskan mahasiswa Ilmu Komunikasi Swadana Transfer angkatan 2008 FISIP UNS.

2. .Manfaat Teoritis

a. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan metodologi dalam mengungkap permasalahan kesenjangan kepuasan dalam menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi pada penelitian lebih lanjut.


(29)

E. LANDASAN TEORI

a. Komunikasi Secara Umum

Istilah Komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini berarti sama makna.(Effendy, 1993:1)

Komunikasi mempunyai banyak arti dan masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup dan konteks yang berbeda. Fenomena komunikasi adalah sesuatu yang konstan dan tidak berubah tetapi hanya pemahamannya saja yang berubah. Riswandy merumuskan berbagai definisi komunikasi mempunyai beberapa pokok pengertian, yaitu :

Ø Komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penurunan dan pengolahan pesan. Membentuk pesan, artinya menciptakan ide atau gagasan.

Ø

Ø Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat dan dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, antara beberapa orang atau banyak orang.

Ø Komunikasi bersifat transaksional, yang akan berhasil bila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan mengenai hal-hal yang dikomunikasikan.


(30)

Ø Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu, bahwa para pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. (Riswandy, 2009:5-7)

Untuk lebih memahami pengertian komunikasi, kita merujuk pada pendapat Harold D Lasswell dalam buku “A Confenience Way to Describe An Act of Communication is to Answer The Following Questions,” yang menjelaskan cara yang terbaik untuk memahami komunikasi ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who, Says What, In Which Channel, To Whom dan With What Effect (Effendy, 2001:10).

Berdasarkan pendapat tersebut, komunikasi dapat dipahami sebagai suatu proses yang menjelaskan; siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil pengaruh apa. Kemudian, paradigma Lasswell tersebut menjadi dasar bagi Philip Kotler dalam merumuskan proses komunikasi yang disajikan dalam bagan model berikut:

BAGAN 1

PROSES KOMUNIKASI PHILIP KOTLER BERDASARKAN PARADIGMA HAROLD LASSWELL

Sumber : (Effendy, 2001:11)

Sender Encoding Decoding Receiver

Media Message

Noise


(31)

Dari gambar bagan di atas (Effendy, 2001:11) menerangkan unsur-unsur dalam proses komunikasi yang ideal setidaknya meliputi:

1) Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2) Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

3) Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4) Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

5) Decoding: Proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang

yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6) Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7) Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan.

8) Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila

tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

9) Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Komunikan merupakan salah satu dari unsur proses komunikasi, sehingga penelitian ini merupakan penelitan komunikasi dikarenakan meneliti salah satu dari unsur komunikasi yaitu komunikan atau khalayak.

b. Komunikasi Massa

Joseph A. Devito dalam bukunya Communicology: An Introduction to the Study of Communication memberikan definisi yaitu:

”Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan keoada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi; agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan / atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan


(32)

menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita.” (Effendy, 1993:14-15)

Sedangkan Bittner merumuskannya secara sederhana sebagai berikut ”Mass Communication is message communicated through a mass medium to a large number of people.” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang). (Rakmat, 1994:188)

Menurut Gustavo Cardozo dalam International Journal of Communication 2 (2008:587) yang berjudul From Mass to Networked Communication: Communicational Models and the Informational Society. The current media system is organized is its network organizational form. But it is also remarkable that, in the network society, the organization and development of the media system depends, to a large extent, on how we socially appropriate the media and not just how media companies and the state organize communication. From a world of mass communication organized by mass mediated content distribution organizations, we are moving into a world of network mediated communication still built by big media conglomerates.

(http://ijoc.org/ojs/index.php/ijoc/article/view/877/448)

Menurut Gustavo Cardozo, perkembangan tehnologi telah merubah penyebaran komunikasi massa yang sekarang sangat dipengaruhi oleh media yang besar, di Indonesia seperti siaran televisi. Televisi dapat menyiarkan informasi kepada khalayak luas dalam waktu bersamaan.

Komunikasi massa mempunyai karakteristik yang disebabkan sifat-sifat komponennya, yaitu

Ø Komunikator terlembaga.

Ø Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak mengenal batas geografis dan kultural.


(33)

Ø Bentuk kegiatan melalui media massa bersifart umum, dalam arti perorangan atau pribadi.

Ø Pola penyampaian pesam media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupu kultural.

Ø Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan balik dari kahlayak berlangsung secara tertunda.

Ø Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi.

Ø Penyampaian pesan melalui medai massa dilakuka secara berkala.

Ø Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencangkup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan, baik yang bersifat informatif, edukatif, maupun hiburn.

Ø Media massa mengutamakan unsur isi daripada hubungan.

Ø Media massa menimbulkan keserempakan.

Ø Kemampuan respon alat indera terbatas. (Riswandi, 2009:105-108)

c. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik

Yang dimaksud dengan televisi disini adalah televisi siaran (television broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yakni: berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya


(34)

menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen. (Effendy, 1993:21).

Televisi merupakan salah satu tekhnologi komunikasi modern yang mampu menyebarkan informasi secara cepat.

Menurut Kurt Lang & Gladys Engel Lang (2009:39) dalam International Journal of Communication 3 yang berjudul Mass Society, Mass Culture, and Mass Communication. From a sociological perspective, the most striking feature of modern communication technology is its capacity to expand social relations beyond the clan, the tribe, and the local community. (http://ijoc.org/ojs/index.php/ijoc/article/view/597/407)

.

Menurut Kurt Lang & Gladys Engel Lang, fitur yang paling mencolok dari teknologi komunikasi modern adalah kapasitasnya untuk memperluas hubungan sosial. Hal ini juga sama terjadi di Indonesia bahwa televisi sebagai tekhnologi komunikasi modern, mampu menjadi media untuk memperluas informasi kepada siapapun.

Dilihat dari pengertian komunikasi massa, televisi termasuk dalam komunikasi massa yang memiliki asumsi pokok yang diterangkan oleh Dennis McQuail sebagai berikut:

1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat.

2. Media merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.

3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan bermasyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni


(35)

dan simbol tapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.

5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. (Nurudin, 2007:34)

Pemenuhan kebutuhan akan program juga bisa dilihat dari fungsi televisi itu sendiri. Televisi juga memiliki tiga fungsi yakni:

1. Fungsi penerangan, stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual. Juga diskusi panel, ceramah, komentar, dan lain-lain, dan semuanya realistis.

2. Fungsi pendidikan, sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarka acara pendidikan pada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Karena kemampuannya itulah fungsi pendidikan yang diakndung televisi ditingkatkan lagi, sehingga menjadi sarana pendidikan formal jarak jauh.

3. Fungsi hiburan, fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena dilayar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, serta dapat dinikmati oleh seluruh khalayak baik yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara. (Effendy, 1993:24-26)


(36)

Dalam acara Opera Van Java maupun Segeerrr Beneerrr, tidak dapat dipungkiri fungsi hiburan sangat dominan dibandingkan kedua fungsi televisi lainnya. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena televisi dapat menampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah untuk menghibur tiap-tiap keluarga.

d. Pengertian Komedi

Di dalam komunikasi, komedi atau biasa disebut humor sering digunakan sebagai sarana persuasif, sebab pesan atau informasi yang disampaikan terkesan santai dan menghibur.

Dengan acara komedi, khalayak tidak merasa dijejali dengan informasi yang menjemukan, tetapi akan lebih menyajikan hal-hal yang ringan dan lebih menghibur. Humor dapat menciptakan impresi atau kesan yang lebih mendalam pada diri khalayak dan ditujukan untuk mampu mempengaruhi mereka untuk mengikuti anjuran yang disampaikan.

Berbicara mengenai komedi atau humor, dikenal beberapa teori humor. Diantaranya menurut Berger:

1. Teori Superioritas dan Degradasi

Teori ini untuk menganalisis jenis-jenis humor yang termasuk satire. Satire merupakan humor yang mengungkapkan kejelekan, kekeliruan, atau kelemahan orang, gagasan atau lembaga untuk memperbaikinya. Objek yang membuat tertawa adalah objek yang ganjil ataupun menyimpang.


(37)

2. Teori Bisosiasi

Menurut teori ini, humor timbul karena kita menemukan hal-hal yang tidak diduga atau biasa (unexpected turns), atau kalimat yang menimbulkan dua asosiasi (puns).

3. Teori Pelampiasan Inhibisi

Teori ini adalah teori yang paling teoritis, sehingga tidak begitu banyak manfaatnya. Kita banyak menekan ke alam bawah sadar kita pengalaman-pengalaman yang tidak enak atau keinginan-keinginan yang tidak bisa kita wujudkan. Salah satu diantara dorongan yang kita tekan itu adalah dorongan agresif. Dorongan agresif masuk ke alam bawah sadar kita dan bergabung dengan kesenangan bermain dari masa kanak-kanak kita. Jika dorongan itu kita lepaskan kedalam bentuk yang bisa diterima oleh masyarakat, kita melepaskan inhibisi. Kita bisa merasa senang karena lepas dari masalah yang menghimpit kita. Kita senang, karena itu kita tertawa. (Rakhmat, 1992:126)

Berdasarkan tujuan komunikasinya, humor bisa dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:

1. Humor Kritik

Humor jenis ini biasanya lahir dari rasa tidak puas hati seseorang atau kelompok terhadap lingkungan. Karena itu humor jenis ini mengandung sindiran atau kritikan yang amat tajam terhadap golongan atau oknum tertentu.


(38)

2. Humor Meringankan Beban Pesan (relief tension humor)

Biasanya untuk melengkapi pesan-pesan yang disampaikan atau memperjelas suatu maksud, sehingga lebih mudah untuk dipahami.

3. Humor Semata-mata Hiburan (only recreation humor)

Merupakan humor yang sedang melucu, hanya untuk membuat orang tersenyum atau tertawa.

Humor dalam komunikasi juga efektif untuk menarik perhatian publik sebagai sumber media alternatif yang bisa menginformasikan publik dan mempengaruhi.

Meskipun memasukkan humor dalam komunikasi akan sangat efektif, namun perlu ditekankan pula bahwa penggunaan humor haruslah tepat dan tidak berlebihan. Penggunaan humor yang berlebihan akan menyebabkan arah komunikasi menjadi kabur, sehingga pesan yang disampaikan tidak tercapai. (Ruslan, 1995:19)

e. Intensitas

Intensitas adalah sesuatu yang dapat diukur berdasarkan sejauh mana kedalaman suatu informasi dapat dipahami oleh responden. Yang dapat dilihat dari:

Ø Penggunaan Media

Media yang dimaksud adalah program acara Opera Van Java di Trans7 dan Segerrr Benerr di Antv


(39)

Ø Frekuensi

Frekuensi adalah tingkat keseringan responden dalam menonton tayangan dimaksud. Dalam peneiltian ini adalah berapa kali responden menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV

Ø Longitivity (durasi)

Menunjuk pada aktifitas responden saat menggunakan media televisi. Digambarkan oleh perilaku responden saat mengikuti acara tersebut, pemahaman terhadap acara tersebut, dan apakah mengikutinya sampai selesai atau tidak.

f. Tingkat Kepuasan

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata puas mengandung pengertian perasaan yang melegakan atau menyenangkan, ditambah dengan awalan ke- dan akhiran –an menjadi bermakna memiliki. Jadi, kepuasan bisa diartikan dengan perasaan melegakan karena tercapainya pengharapan terhadap sesuatu yang diinginkan.

Kepuasan sangat dibutuhkan oleh semua orang. Dengan kepuasan, khlayak/responden akan memperoleh perasaan senang dan lega karena informasi / hiburan yang tersaji di media massa. Hal tersebut yang nantinya akan mengukur tingkat kepuasan penonton.

Di era sekarang ini, dimana khalayak merupakan seseorang yang aktif dan dinamis, keberadaan media massa sebagai sumber sumber tidak


(40)

lagi dominan. Penontonlah yang menggerakkan media massa untuk memenuhi kebutuhan / kepentingan mereka. Maksudnya bahwa penonton punya otoritas personal untuk menentukan akan konsumsi media apa, sesuai dengan motivasinya. Hal ini terjadi karena banyaknya alternatif pemuas bagi penonton untuk memenuhi kebutuhannya. Tidak hanya dari media massa, namun juga sumber-sumber lain dalam lingkungan sosialnya.

Penonton bergerak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya saja. Motivasi yang berbeda satu orang dengan lainnya, menyebabkan penonton cenderung memilih media yang paling dapat memenuhi kebutuhannya. Kewenangan untuk memilih inilah yang disebut sebagai otoritas penonton dalam memenuhi berbagai kebutuhannya.

Ada banyak motif yang mendorong seseorang untuk mengunakan televisi sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya. McQuail dalam buku Rachmat Kriyantono mengkategorikan motif pengonsumsian media sebagi berikut:

1. Motif informasi, pengguna dikatakan memiliki motif informasi apabila mereka:

a. Dapat mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat.

b. Dapat mengetahui berbagai informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan keadaan dunia.

c. Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah. d. Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat.

e. Dapat memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Motif identitas pribadi, pengguna dikatakan memiliki motif identitas

pribadi apabila mereka:

a. Dapat menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi mahasiswa itu sendiri.


(41)

c. Memperoleh nilai lebih sebagai mahasiswa.

3. Motif integrasi dan interaksi sosial, pengguna dikatakan memiliki motif integrasi dan interaksi sosial apabila mareka:

a. Memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial. b. Dapat menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan

orang lain disekitarnya.

c. Dapat menjalankan peran sosial sebagai mahasiswa. d. Keinginan untuk dekat dengan orang lain.

e. Keinginan untuk dihargai dengan orang lain.

4. Motif hiburan, pengguna dikatakan memiliki motif hiburan apabila mereka:

a. Dapat melepaskan diri dari permasalahan. b. Bisa bersantai dan mengisi waktu luang. c. Bisa menyalurkan emosi

d. Bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan. (Kriyantono, 2007:211-212)

Televisi digunakan khalayak sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Apabila keinginan da kebutuhan tersebut dapat terpenuhi maka akan timbul suatu kepuasan. Asumsi bahwa khalayak aktif mencari pemuasan kebutuhan individualnya melalui media massa melahirkan pendekatan baru dalam penelitian komunikasi, yaitu pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas-asas manfaat dan kepuasan, yang disebut Uses and Gratifacations Theory.

g. Teori Uses and Gratifications

Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch dalam buku Jalaludin Rakhmat menjelaskan bahwa Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat


(42)

lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Mereka merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengkaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada amggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebijh luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dari motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteleiti lebih dahulu orientasi khalayak. (Rakhmat, 1999:205) Selain model Uses and Gratifications milik Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch diatas, ada bermacam- macam model Uses and Gratifications, salah satunya model Uses and Gratifications Palmgreen (1985) yang digunakan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan model Uses and

Gratifications Palmgreen karena model ini mengukur kesenjangan

(discrepency) antar kepuasan yang dicari (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) yang cocok digunakan untuk penelitian ini.

Palmgreen membuat model yang berangkat dari kenyataan bahwa model-model dari Uses and Gratifications terdahulu gagal mengukur perbedaan antara apa yang dicari khalayak dengan apa yang diperoleh dari pengalaman dengan media. Palmgreen kemudian membuat model untuk


(43)

mengukur kesenjangan (discrepency) antar kepuasan yang dicari (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO).

Model GS-GO Palmgreen ini didasarkan pada teori nilai dan harapan (Expectancy & Value Theory). Individu memiliki otoritas kebutuhan bedasarkan harapan-harapan dan evaluasi yang mereka lakukan. Dan digambarkan oleh Palmgreen sebagai berikut:

Bagan 1.2

Model Expectancy & Value

Sumber: (Rachmat Kriyantono, 2007: 208)

Dari gambar diatas, kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai akan menentukan pencarian kepuasan, yang akhirnya menentukan perilaku konsumsi terhadap media.

Palmgreen dalam buku Rachmat Kriyantono menjelaskan menurut teori nilai pengharapan, orang mengarahkan diri pada dunia berdasrkan pada kepercayaan dan evaluasi-evaluasi mereka tentang nilai tersebut. Gratification Sought (GS) merupakan kepuasan yang dibayangkan akan diterima seseorang setelah ia menggunkan media massa tertentu (misal : radio, tv, koran). Sedangkan Gratication Obtained (GO) merupakan

Kepercayaan-kepercayaan (beliefs)

Evaluasi-evaluasi

Pencarian kepuasan (GS)

Konsumsi media

Perolehan kepuasan yang diterima (GO)


(44)

kepuasan yang diperoleh seseorang setelah ia menggunakan media massa tersebut. (Kriyantono, 2007:206-207)

Pada dasarnya Palmgreen dalam gratification sought percaya manusia menggunakan televisi di dorong oleh motif-motif. Contoh jika pemirsa percaya bahwa acara Opera Van Java dan Segeerrr Beneerrr dapat memberikan hiburan yang menarik, maka pemirsa akan menggunakan acara tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya.

Kepercayan pemirsa televisi tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri ada banyak faktor baik personal maupun eksternal yang mempengaruhinya dalam membangun kepercayaan. Litteljohn mengatakan bahwa kepercayaan seseorang tentang isi media dapat dipengaruhi oleh (1) budaya dan institusi sosial seseorang, termasuk media itu sendiri; (2) keadaan-keadaan sosial seperti ketersediaan media; (3) variabel-variabel psikologis tertentu, seperti intovert-ekstrovert dan dogmatis. Nilai-nilai dipengaruhi oleh (1) faktor-faktor kultural dan sosial (2) kebutuhan-kebutuhan dan (3) Variabel-variabel psikologi. (Kriyantono 2007:207)

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap acara Opera Van Java dan Segeerrr Beneerrr melalui pendekatan uses and gratification dengan fokus pada pengukuran kesenjangan kepuasan antara kedua acara tersebut.


(45)

h. Kerangka Pemikiran

Alur pemikiran dalam penelitian ini digambarkan secara ringkas pada bagan 1.3 yang tertera di bawah. Bagan tersebut menggambarkan proses terbentuknya kesenjangan kepuasan (GD) antara program acara Opera Van Java dan Segeerr Beneerrr secara skematis. Dari masing-masing kedua acara tersebut akan dicari tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) dan tingkat kepuasan yang diperoleh (GO) setelah mengkonsumsi kedua acara tersebut. Selanjutnya akan muncul kesenjangan kepuasan dari masing-masing acara tersebut. Dari hasil tersebut dapat dibandingkan tingkat kesenjangan kepuasan yang diperoleh dan akan diketahui acara mana yang memiliki tingkat kepuasan paling tinggi.

Untuk mempermudah dalam memahami alur pemikiran penelitian ini, maka penulis membuat kerangka pemikiran dalam bagan berikut:

BAGAN 1.3 ALUR PEMIKIRAN Kepercayaan-kepercayaan (beliefs) Evaluasi -evaluasi Pencarian kepuasan (GS) Konsumsi media OVJ Perolehan kepuasan yg diterima (GO) Ksenjangan kepuasan (GD) OVJ Kepercayaan-kepercayaan (beliefs) Evaluasi -evaluasi Pencarian kepuasan (GS) Konsumsi media Sgerr Bner Perolehan kepuasan yg diterima (GO) Ksenjangan kepuasan Sgerr Bnerr


(46)

F. DEFINISI KONSEPSIONAL DAN OPERASIONAL 1. Definisi Konsepsional

a. Gratification Sought (Kepuasan yang Diharapkan)

Gratification Sought (GS) merupakan kepuasan yang dibayangkan

akan diterima seseorang sebelum ia menggunkan media massa tertentu (misal : radio, tv, koran) (Kriyantono 2007:206).

Dalam penelitian ini gratification sought merupakan kebutuhan yang diharapkan pemenuhan kepuasannya dari program acara komedi Opera Van Java dan Segeerrr Beneerrr.

b. Media Use (Penggunaan Media)

Penggunaan media adalah jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat, 1999:66).

Dalam penelitian ini media use adalah perilaku mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2008. Sebelum, saat, dan setelah menggunakan media yang dilihat dari pilihan, tingkat perhatian, frekuensi dan curahan waktu rata-rata yang diberikan responden pada acara komedi Opera Van Java dan Segeerrr Beneerrr.

c. Gratification Obtained (Kepuasan yang Diperoleh)

Gratification Obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Kriyantono, 2007:207).


(47)

Pada penelitian ini Gratification Obtained menunjukkan tingkat kepuasan seberapa jauh acara komedi Opera Van Java dan Segeerrr Beneerrr memberikan sumbangan berupa kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah menyaksikan acara tersebut.

d. Gratification Discrepancy (Kesenjangan Kepuasan)

Gratification Discrepancy adalah perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor GS dan GO dalam mengkonsumsi media tertentu. Semakin kecil discrepancy-nya, semakin memuaskan media tersebut (Kriyantono 2007:207-208).

2. Definisi Operasional

a. Gratification Sought (GS)

Dioperasionalkan dengan memberikan item-item pertanyaan kepuasan yang diharapkan responden dalam menyaksikan program acara komedi Opera Van Java Trans7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV.

Variabel ini dibagi empat kelompok kebutuhan yang dioperasionalkan dalam 13 item pertanyaan pencarian kepuasan, yaitu: 1). Motif informasi

a) Untuk memperoleh informasi tentang komedian pendatatang baru b) Untuk menambah informasi komedian yang sedang naik daun c) Untuk memperoleh pengetahuan aksi panggung artis komedi d) Untuk memperoleh pengetahuan tata panggung acara komedi


(48)

2). Motif identitas pribadi

a) Untuk menambah kepercayaan diri dalam bergaul dengan orang lain

b) Agar bisa memberikan informasi kepada orang lain 3) Motifintegrasi dan interaksi sosial

a) Untuk memperoleh bahan pembicaraan dengan orang lain b) Untuk berkumpul dengan teman dan keluarga

4) Motif hiburan

a) Untuk melupakan segala permasalahan yang ada

b) Sebagai sarana mengisi waktu luang setelah pulang kuliah c) Untuk menyalurkan emosi

d) Menonton televisi sebagai hiburan dan kesenangan semata e) Menonton televisi dapat menghilangkan stres

Setiap pertanyaan diberikan empat alternatif jawaban. Untuk mengukurmya, pemberian skor dilakukan dengan menggunakan skala sikap Liker dengan meniadakan Ragu/ragu atau Tidak tahu. Dengan alasan agar tidak memiliki makna ganda dan menghilangkan banyak data dalam penelitian. Skala ini menunjukkan kuatnya keinginan responden untuk mencari pemuasan melalui menonton acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV.

Tinggi rendahnya diukur dengan distribusi frekuensi pada pertanyaan-pertanyaan GS dengan kategori sebagai berikut:


(49)

1) Tinggi; menunjuk bahwa responden sangat mencari pemuas kebutuhan pada tayangan tersebut, dan terjadi jika untuk item-item tertentu responden menjawab Sangat Setuju (SS) dengan skor 4 2) Sedang; menunjuk bahwa responden mencari pemuas kebutuhan pada

tayangan tersebut, dan terjadi jika untuk item-item tertentu responden menjawab Setuju (S) dengan skor 3

3) Rendah; menunjuk bahwa responden tidak ada keinginan untuk mencari pemuas kebutuhan pada tayangan tersebut, dan terjadi jika untuk item-item tertentu responden menjawab Tidak Setuju (TS) dengan skor 2

4) Sangat Rendah; menunjuk bahwa responden sangat tidak ada keinginan untuk mencari pemuas kebutuhan pada tayangan tersebut, dan terjadi jika untuk item-item tertentu responden menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1

Dari ketentuan skor tersebut akan diperoleh nilai tertinggi 13x4=52 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 13x1=13 (sebagai batas bawah). Untuk menentukan empat kelas yang menyatakan tingginya harapan responden untuk memuaskan kebutuhannya melalui program komedi tersebut maka diperoleh range (jarak) interval :

Batas atas-bata bawah i = ---

Jumlah kelas 52 - 13

i = --- 4


(50)

b. Media use

Media use merupakan perilaku khalayak dalam menggunakan

media. Tingkat penggunaan media pada responden dalam penelitian ini dihitung berdasarkan tingkat perhatian dan frekuensi menonton responden yang diberikan pada acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV.

Variabel ini diukur dengan indikator pertanyaan sebagai berikut: 1) Tingkat Perhatian

Tingkat perhatian responden tehadap acara komedi Opera Van Java diTrans7dan Segeerrr Beneerrr di ANTV, terbagi menjadi tiga:

a) Pra Actifity (pra aktivitas/ sebelum terpaan media)

Menunjuk pada aktifitas responden sebelum menggunakan media televisi. Digambarkan dengan aktivitas pencarian informasi acara televisi oleh responden dan setelah mendapat informasi tersebut apakah responden sengaja meluangkan waktu untuk menontonnya atau tidak. b) Duractivity (selama terpaan media)

Menunjuk pada aktifitas responden saat menggunakan media televisi. Digambarkan oleh perilaku responden saat mengikuti acara tersebut, pemahaman terhadap acara tersebut, dan apakah mengikutinya sampai selesai atau tidak.


(51)

c) Post activity (paska aktivitas/setelah terpaan media)

Menunjuk pada aktifitas khalayak setelah terpaan media, yaitu setelah menyaksikan acara tersebut apakah responden memperbincangkannya dengan orang lain dalam interaksi sosialnya. 2) Frekuensi menonton

Yaitu tingkat keseringan responden dalam menonton tayangan dimaksud. Dalam peneiltian ini adalah berapa kali responden menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV dikategorikan sebagai berikut:

Ø Opera Van Java, 7 kali dalam seminggu (Senin – Minggu)

a) Sangat tinggi, jika responden menonton 6 – 7 kali dalam seminggu

b) Tinggi, jika responden menonton 4 – 5 kali dalam seminggu c) Sedang, jika responden menonton 2 –3 kali dalam seminggu d) Rendah, jika responden menonton 0 - 1 kali dalam seminggu

Ø Segeerrr Beneerrr, 3 kali dalam seminggu (Senin – Rabu)

a) Sangat tinggi, jika responden menonton 3 kali dalam seminggu

b) Tinggi, jika responden menonton 2 kali dalam seminggu c) Sedang, jika responden menonton 1 kali dalam seminggu d) Rendah, jika responden tidak pernah menonton dalam


(52)

3) Isi Media

Menunjuk pada isi dari tayangan televisi tersebut apakah bisa memanuhi motif-motif kebutuhan yang diharapkan responden saat menonton tayangan tersebut, apabila motif-motif kebutuhan yang diharapkan responden bisa dipenuhi dalam acara komedi Opera Van Java dan Segeerrr Beneerrr, maka kedua acara komedi tersebut mampu memenuhi kebutuhan responden.

c. Gratification Obtained (GO)/ Kepuasan yang diperoleh

Merupakan sejumlah kepuasan nyata yang diperoleh responden atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah responden menyaksikan program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV. Tingkat kepuasan yang diperoleh diukur dengan tiga belas item pertanyaan kepuasan seperti pada grafication

sought. Untuk mengukurnya, pemberian skor dilakukan dengan

menggunakan skala sikap Likert dengan menggunakan empat alternatif jawaban dengan meniadakan Ragu-ragu/Tidak tahu. Dengan alasan agar tidak memiliki makna ganda dan menghilangkan banyak data dalam penelitian.

1) Sangat Puas (skor 4); menunjuk bahwa harapan responden sangat terpenuhi kebutuhannya setelah menonton acara tersebut

2) Puas (skor 3); menunjuk bahwa harapan responden cukup terpenuhi kebutuhannya setelah menonton acara tersebut


(53)

3) Tidak puas (skor 2); artinya responden kurang terpenuhi kebutuhannya setelah menonton acara tersebut

4) Sangat tidak puas (skor 1); artinya responden sama sekali tidak terpenuhi kebutuhannya setelah menonton acara tersebut

d. Grafication Discrepancy (kesenjangan kepuasan)

Merupakan kesenjangan kepuasan yang diukur berdasarkan perhitungan perbedaan nilai kepuasan yang diharapkan (Grafication Sought/GS) dan kepausan yang diperoleh (Grafication Obtained/GO) acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV. Kesenjangan kepuasan dikukur dengan menyilangkan nilai GS dengan nilai GO yang diperoleh sehingga akan tampak apakah ada kesenjangan kepuasan yang dialami responden setelah menonton program komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV.


(54)

G. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. ( Bungin, 2006:36).

Dengan kata lain melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa, atau membuat prediksi. (Rakhmat, 1999:24-25)

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian survei. Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. (Kriyantono, 2007:60)

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Jurusan Ilmu Komunikasi Transfer angkatan 2008, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, yang beralamatkan di Jl. Ir Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta. Adapun alasan pemilihannya karena heterogenitas mahasiswa-mahasiswa


(55)

ilmu komunikasi transfer FISIP UNS dan tingginya terpaan media televisi serta segmentasi acara yang mewakili.

4. Populasi

Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. (Bungin, 2006:99)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa ilmu komunikasi transfer angkatan 2008 yang masih aktif dan tercatat pada program S1 Komunikasi Transfer FISIP UNS angkatan 2008 yang menonton dan mengikuti acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan segerrr benerrr di ANTV dari pra survey diketehui sebanyak 61 orang.

5. Sampel dan Teknik pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Karakteristik populasi di atas menggiring ipeneliti untukimelakukan pengambilan sampel dengan metode Sampel Jenuh.

Sampel jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik ini digunakan karena sampel yang diambil jumlahnya sama dengan jumlah populasi yaitu 61 orang. (Sugiyono, 2006:78)


(56)

6. Jenis Data

a. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden. Data ini didapatkan dari survey yang menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner (questionnaire).

b. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung atau dengan cara mengutip dari sumber lainnya guna melengkapi data primer. Data ini diperoleh dari catatan-catatan, buku-buku literatur, maupun website. Adapun yang termasuk data sekunder dalam penelitian skripsi ini meliputi gambaran umum FISIP UNS dan landasan teori yang diperlukan peneliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Kuesioner (Questionnaire)

Teknik Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner atau angket (daftar pertanyaan) yang harus diisi responden.

b. Teknik Kepustakaan

Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Metode observasi, kuisioner, atau wawancara sering dilengkapi dengan kegiatan


(57)

penelusuran dokumentasi. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. (Kriyantono, 2007:116)

8. Pengujian Data

a. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Data dikatakan valid, jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh instrumen tersebut. Instrumen disusun dengan memecah variabel menjadi subvariabel berikut dengan indikator-indikatornya.

Butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner diuji terhadap faktor terkait. Jika ternyata tidak valid maka butir pertanyaan yang tidak valid tersebut akan disingkirkan dari kuesioner atau diperbaiki. Untuk menguji validitas setiap butir, maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total variabel, dimana skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total variabel sebagai nilai Y.

Data dikatakan valid apabila nilai korelasi hitung r data tersebut

bertanda positif dan r hasil > r tabeldengan derajat kebebasan (df) = n-2,

dalam hal ini n = jumlah sampel, maka butir pertanyaan atau variabel tersebut valid. Dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir maka dapat diketahui dengan pasti butir-butir mana yang tidak memenuhi


(58)

syarat ditinjau dari validitasnya, sehingga berdasar perhitungan ini peneliti dapat merevisi butir-butir pertanyaan yang dimaksud.

b. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu instrumen jika dipergunakan untuk mengukur objek penelitian yang sama, meski berkali-kali digunakan akan mendapatkan hasil yang serupa.

Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Variabel dikatakan konsisten jika memiliki nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Arikunto, 1988:190-191). Adapun rumus alpha yang dimaksud yaitu:

Dengan keterangan:

r

11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Ʃσb2 = jumlah varians butir

σt2 = varians total

[

(k-1) k

]

1 ̶

r

11 =

[

Ʃσb

2


(59)

9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus discrepancy. Karena fokus utama penelitian ini adalah untuk mengetahui kesenjangan kepuasan antara menonton acara Opera Van Java di Trans7 dan Segerrr Benerrr di ANTV. Untuk memudahkan menganalisa, data yang dikumpulkan dari hasil sensus disederhanakan dalam bentuk kode secara manual yang dikenal dengan istilah coding sheet. Untuk perhitungan data statistiknya, rumus yang digunakan peneliti adalah rumus discrepancy dari palmgreen yaitu:

åå

å

¹ = ij j i j i n j i n D . . . . Keterangan : D : Discrepancy N : Jumlah sampel

I : Kepuasan yang diharapkan

J : Kepuasan yang diperoleh dimana i ¹ j

Rumus discrepancy yang digunakan tersebut dioperasiolkan dengan perhitungan cros tabulation (cros Tab) atau tabulasi silang, dimana item-item dalam GS dicroskan dengan item-item-item-item dalam GO. Dari tabulasi silang tersebut terjadi dengan menghitung tingkat kesenjangan kepuasan yang terjadi dengan menghitung jumlah responden yang mengalami ketidaksesuaian antara GS dan GO nya. Dalam hal ini GS lebih besar dari GO.


(60)

Setelah diketahui tingkat kesenjangan ini terjadi, maka akan dapat pula diketahui tingkat kepuasan yang diperoleh responden. Besarnya kepuasan yang mampu diberikan oleh acara Opera Van Java di Trans7 dan Segerrr Benerrr di ANTV kepada responden dapat dilihat dengan mengurangi tingkat kepuasan maksimal (100%) dengan tingkat kesenjangan kepuasan yang dialami responden pada tiap-tiap itemnya. Menunujuk pada penelitian ini terdahulu ditetapkan batasan kepuasan minimal sebesar 70% atau apabila kesenjangan kepuasan berkisar antara 0-30% maka kebutuhan tersebut dianggap memuaskan.

Apabila kesenjangan kepuasan suatu media menunjukkan angka presentase diatas 30% berarti media tersebut tidak mampu memuaskan responden. Sebaliknya apabila kesenjangan kepuasan menunjukkan angka dibawah 30% berarti media tersebut mampu memuaskan responden. Semakin besar angka kesenjangan berarti suatu media semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan. Sebaliknya, semakin kecil angka kesenjangan semakin besar kemampuan suatu media dalam memenuhi kebutuhan responden.

Tingkat kepuasan tersebut diklarifikasikan kedalam 3 kategori:

a. Rendah, apabila presentase kesenjangan kepuasan sebesar 21-30% b. Sedang, apabila presentase kesenjangan kepuasan sebesar 11-20% c. Tinggi, apabila presentase kesenjangan kepuasan sebesar 0-10%


(61)

41

A. Program S-1 Non Reguler Ilmu Komunikasi (Untuk Angkatan 2008 program ini bernama Swadana Transfer)

Fokus pembangunan nasional pada dekade mendatang adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Usaha yang dilakukan terutama melalui jalur pendidikan. Jadi, ada hubungan yang bersifat interdependensi antara pembangunan pendidikan dan usaha peningkatan sumber daya manusia. Untuk melakukan pembangunan diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan ini hanya bisa dicapai melalui pendidikan, sebaliknya penyelenggaraan pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan.

Dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan formal merupakan sarana yang hingga kini paling menonjol. Tidak ada suatu jenis dan bentuk pendidikan yang kontribusinya terhadap pembangunan, terhadap peningkatan sunber daya manusia sebesar sumbangan yang diberikan oleh pendidikan formal telah diakui perannya dalam pembangunan.

Bagi perguruan tinggi, salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikannya adalah melahirkan lulusan sarjana yang dapat diharapkan dapat bekerja di masyarakat. Namun demikian, satu hal dan hal lain tidak semua mahasiswa di perguruan tinggi dapat menyelesaikan pendidikannya hingga mencapai gelar sarjana (S-1). Banyak diantara mereka yang berhenti kuliah di tengah jalan mungkin karena adanya beberapa kendala dan kemudian bekerja, atau karena


(62)

memang memilih jenjang pendidikan hanya pada tingkat sarjana muda/diploma III. Padahal, tuntutan kerja pada saat ini atau tuntutan karir pribadi menghendaki jenjang pendidikan hingga sarjana.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan jenis dan bentuk pendidikan tinggi formal yang memungkinkan para mahasiswanya dapat berkuliah tanpa harus meninggalkan pekerjaanya atau berhenti bekerja. Hal ini mungkin apabila program pendidikan tinggi formal itu diselenggarakan pada sore/malam hari, di luar jam kerja. Program non regular FISIP UNS diadakan untuk menjawab permasalahan ini.

Dengan program pendidikan lanjutan ini, pemerintah akan memperoleh keuntungan ganda. Pertama, pemerintah akan memperoleh tenaga kerja yang kualitasnya telah ditingkatkan, kedua tidak perlu mengadakan rekruitmen tenaga kerja baru, serrta yang ketiga dengan program ini setidak-tidaknya tidak menambah jumlah pengangguran.

a. Tujuan Pendidikan

1. Meningkatkan penguasaan teori dan konsep, kapabilitas intelektual, serta etika profesi dan wawasan yang luas di bidang ilmu-ilmu sosial dan politik 2. Meningkatkan kemampuan analitik mahasiswa, sehingga mereka lebih

dapat menganalisa permasalahan pembangunan, khususnya sector pembangunan yang berhubungan dengan bidang pekerjaannya.

3. Meningkatkan kemampuan di bidang penelitian agar lebih dapat mengidentifikasi dan merumuskan yang permasalahan pembangunan, khususnya sektor yang berhubungan dengan bidang pekerjaannya.


(63)

b. Visi Program S-1 Non Reguler Jurusan Komunikasi FISIP UNS

Program S-1 Non Reguler jurusan komunikasi FISIP UNS dikembangkan dan diarahkan pada upaya peningkatan ketrampilan dan pengetahuan di bidang ilmu sosial dan politik, dan lebih khusus lagi pada bidang keilmuan administrasi, komunikasi dan sosiologi sehingga lebih mampu memberikan kontribusi terhadap proses pembangunan nasional, terutama dalam hal perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring dan evaluasi. Secara tidak langsung kemampuan demikian akan sangat membantu dalam memacu proses pembangunan di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan dan melembagakan tertib administrasi maupun menciptakan iklim komunikasi yang kondusif, baik di lingkungan instansi tempat kerja maupun di masyarakat. c. Misi Program S-1 Non Reguler Jurusan Komunikasi FISIP UNS

Dengan harapan-harapan yang tertuang dan visi tersebut di atas, maka misi yang diemban oleh program S-1 Non Reguler FISIP UNS adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar pada jenjang program Sarjana (S-1)

2. Memberi wawasan yang lebih luas agar lebih professional dalam menangani masalah-masalah pembangunan

3. Meningkatkan kemampuan bagi yang sedang/telah/pernah bekerja sehingga dapat memperoleh jenjang pendidikan S-1 sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya.


(64)

B. Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini diambil dari populasi mahasiswa ilmu komunikasi transfer angkatan 2008 yang masih aktif dan tercatat pada program S1 Komunikasi Transfer FISIP UNS angkatan 2008 yang menonton dan mengikuti acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan segerrr benerrr di ANTV sebanyak 61 orang.

1.1 Latar Belakang

Responden yang dipakai untuk penelitian adalah mahasiswa komunikasi jalur swadana transfer angkatan 2008 yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas A dan kelas B. Mahasiswa berasal dari kota Solo, Sragen, Madiun, Purwokerto, Tegal, Palembang, Jakarta, Bandung. Kebanyakan mereka berasal dari Luar Kota Solo dan sebagian besar mereka kos di daerah sekitar Kampus. Usia rata-rata mahasiswa antara 22 – 25 tahun. Menurut jenis kelamin, mayoritas mahasiswa yang diambil sebagai sampel mayoritas wanita dengan jumlah laki-laki 24 orang (39,34 %) dan wanita 37orang (60,66%).

1.2. Status Sosial Ekonomi

Hasil survey menyatakan bahwa status sosial mahasiswa komunikasi swadana transfer angkatan 2008, yaitu :

· Ada sebagian mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sehingga mereka memeperoleh penghasilan dan bisa membiayai kuliah sendiri, dan ada


(65)

sebagian mahasiswa yang hanya kuliah saja dan mereka masih dibiayai orang tua.

·Dari kedua kelas yang sudah bekerja hanya sekitar 15 orang dan lainnya hanya kuliah saja.

·Rata-rata penghasilan orang tua mereka termasuk dalam golongan menengah dan menengah ke atas.

·Sebagian besar orang tua mahasiswa bekerja sebagai Pegawai Negri, Guru, dan Wiraswasta.

1.3. Gaya Hidup dan Media Yang Dipakai

Gaya hidup mahasiswa sebagian besar ada yang sudah bekerja dan sebagian hanya kuliah saja. Mahasiswa yang sudah bekerja sebagian menghabiskan waktu mereka untuk bekerja dan waktu untuk bermain-main hanya sedikit, sedangkan mahasiswa yang hanya kuliah saja kemungkinan untuk bermain bersama teman-teman lebih besar, sehingga terjalin pertemanan yang lebih erat diantara mahasiswa.


(1)

c. Responden melakukan aktivitas lain saat menyaksikan acara rata-rata menjawab tidak sering yaitu sebesar 45,9 % pada program Opera Van Java Trans 7 dan 41% (Segeerrr Beneerrr)

d. Responden fokus tanpa memindah-mindahkan chanel TV saat menonton acara rata-rata menjawab sering dengan prosentase nilai teringgi yaitu 49,2 % (Opera Van Java Trans 7) dan 39,4 % (Segeerrr Beneerrr ANTV) e. Responden berbincang dengan orang lain setelah menonton acara rata-rata

menjawab sering dengan prosentase nilai teringgi yaitu 57,3 % (Opera Van Java Trans 7) dan 36,1 % (Segeerrr Beneerrr ANTV).

Dari hasil ini dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat perhatian responden cukup tinggi dalam menonton program acara Opera Van Java Trans 7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV.

3. Kepuasan yang diperoleh (Gratification Obatined)

Secara keseluruhan tingkat kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah menyaksikan acara Opera Van Java Trans7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV cukup tinggi. Tidak satupun item kebutuhan pada kedua media yang memiliki prosentase terbesar pada skala sangat tidak setuju dan tidak setuju. Dari 13 item kebutuhan, Opera Van Java Trans7 memperoleh prosentase tertinggi pada skala sangat setuju sebanyak 9 item kebutuhan yaitu informasi tentang komedian yang sedang naik daun, memperoleh pengetahuan tentang tata panggung acara komedi, memberikan informasi kepada orang lain, memperoleh bahan pembicaraan dengan orang lain, dapat berkumpul dengan


(2)

teman dan keluarga, melupakan segala permasalahan yang ada, menjadi sarana mengisi waktu luang setelah pulang kuliah, sebagai hiburan dan kesenangan semata dan dapat menyalurkan emosi. Hal ini berarti harapan responden sangat tepenuhi setelah menonton program acara Opera Van Java Trans 7.

Segeerrr Beneerr ANTV memperoleh prosentase tertinggi pada skala setuju sebanyak 13 item kebutuhan. Hal ini berarti harapan responden cukup tepenuhi setelah menonton program acara Segeerrr Beneerr ANTV. Melalui perhitungan prosentase dari tabel kepuasan yang diperoleh dari setiap item kebutuhan dapat diketahui bahwa program acara Opera Van Java Trans 7 lebih memuaskan dibandingkan dengan Segeerrr Beneerrr ANTV.

4. Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy)

Dari analisis kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy) berdasarkan masing-masing item kebutuhan diperoleh bahwa Opera Van Java Trans 7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV mampu memenuhi 13 item dari 13 item kebutuhan. Untuk memudahkan melihat kesenjangan dari kedua program acara tersebut maka dibuat tabel sbb:


(3)

Tabel V

Tingkat Kesenjangan Kepuasan dan Pemenuhan dari Program Opera Van Java Trans 7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV

NO. Item Kebutuhan Opera Van Java Segeerrr Beneerrr

K (%) P (%) K (%) P (%)

1. Menambah informasi tentang

komedian pendatang baru 3.28% 96.72% 22.95% 77.05%

2. Menambah informasi tentang

komedian yang sedang naik daun 21.31% 78.69% 27.87% 72.13%

3. Memperoleh pengetahuan tentang

aksi panggung artis komedi 19.67% 80.33% 21.31% 78.69%

4. Memperoleh pengetahuan tentang

tata panggung acara komedi 13.39% 86.61% 22.95% 77.05%

5. Menambah kepercayaan diri dalam

bergaul dengan orang lain 19.67% 80.33% 26.23% 73.77%

6 Memberikan informasi kepada

orang lain 19.67% 80.33% 27.87% 72.13%

7. Memperoleh bahan pembicaraan

dengan orang lain 19.67% 80.33% 27.87% 72.13%

8. Dapat berkumpul dengan teman dan

keluarga 22.95% 77.05% 24.59% 75.41%

9. Melupakan segala permasalahan

yang ada 13.11% 86.89% 21.31% 78.69%

10. Menjadi sarana mengisi waktu luang

setelah pulang kuliah 13.11% 86.89% 22.95% 77.05%

11. Dapat menyalurkan emosi 22.95% 77.05% 24.59% 75.41%

12. Sebagai hiburan dan kesenangan

semata 14.75% 85.25% 21.31% 78.69%

13. Dapat menghilangkan stress 13.11% 86.89% 14.75% 85.25%

Rata-Rata 16,67% 83,33% 23,58% 76,42%

Dari 13 item kebutuhan yang dapat dipenuhi Opera Van Java Trans 7, tingkat kesenjangan yang paling kecil adalah menambah informasi tentang komedian pendatang baru yaitu 3,28 % (tingkat pemenuhan 96,72 %) sedangkan tingkat kesenjangan paling besar terdapat pada item pertanyaan dapat berkumpul dengan teman dan keluarga dan dapat meyalurkan emosi 22,95 % (tingkat pemenuhan 77,05%), sedangkan pada program acara Segeerrr Beneerrr ANTV, tingkat kesenjangan paling besar terdapat pada item


(4)

pertanyaan dapat menghilangkan stress yaitu 14,75% (tingkat pemenuhan 85,25 %) sedangkan tingkat kesenjangan paling besar terdapat pada item pertanyaan menambah informasi tentang komedian yang sedang naik daun, memberikan informasi kepada orang lain dan memperoleh bahan pembicaraan dengan orang lain yaitu 27.87% (tingkat pemenuhan 72,13 %), hal ini berarti program acara Opera Van Java Trans 7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV mampu memenuhi kepuasan responden.

Terpenuhinya kebutuhan yang diharapkan oleh kedua media terutama Opera Van Java Trans 7 berdasarkan analisis kesenjangan dapat dipengaruhi oleh faktor pola penggunaan media oleh responden kurang tinggi atau tergolong sedang. Tingkat pola penggunaan media yang baik pada penelitian ini berpengaruh pada tingkat kepuasan yang diperoleh responden. Kendala yang dihadapi responden dalam penggunaan media menjadikan kebutuhan informasi yang diberikan oleh media tidak dapat secara maksimal dapat diterima oleh responden, padahal kepuasan yang diharapkan responden cukup tinggi. Hal ini menyebabkan kesenjangan kepuasan pada banyak item kebutuhan responden setelah menyaksikan program acara Opera Van Java Trans 7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV.

5. Media yang lebih memuaskan responden

Berdasarkan analisis kesenjangan kepuasan pada masing-masing motif kebutuhan responden dari 4 motif dengan 13 item kebutuhan, semua item kebutuhan dapat dipenuhi oleh Opera Van Java Trans 7 maupun Segeerrr


(5)

Beneerrr Antv. Kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy) yang diperoleh responden setelah menonton progran acara komedi Opera Van Java di Trans 7 termasuk kategori sedang 16,67% (tingkat pemenuhan 83,33%) dan Segeerrr Beneerrr di ANTV termasuk kategori rendah 23,58% (tingkat pemenuhan 76,42%). Sehingga program acara Opera Van Java Trans 7 mempunyai prosentase kesenjangan yang lebih kecil dibandingkan dengan program acara Segeerrr Beneerrr ANTV. Hal ini berarti program acara Opera Van Java Trans7 lebih memuaskan dibandingkan program acara Segeerrr Beneerrr ANTV.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian di mahasiswa komunikasi jalur swadana transfer terhadap program acara Opera Van Java Trans 7 dan Segeerrr Beneerrr ANTV maka penyusun menyarankan :

1. Untuk Opera Van Java Trans 7

Dari hasil penelitian diketahui tingginya harapan responden akan kebutuhan untuk dapat menghilangkan stress untuk dapat dicarikan pemenuhannya melalui program acara Opera Van Java Trans 7. Sehingga tim kreatif Opera Van Java Trans 7 diharapkan mampu memberikan ide-ide terobosan yang segar sehingga pemirsa tidak bosan dengan Opera Van Java Trans 7.


(6)

2. Untuk Segeerrr Beneerrr ANTV

Dari hasil penelitian pada program acara Segeerrr Beneerrr ANTV diketahui tingginya harapan responden untuk menambah informasi tentang komedian pendatang baru untuk dicarikan pemenuhannya melalui program acara Segeerrr Beneerrr. Sehingga produser Segeerrr Beneerrr ANTV perlu mencari bakat-bakat komedian baru yang berkualitas, yang mampu menghibur pemirsa.