RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN LANDASAN TEORI

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kepuasan yang diharapkan responden Gratification Sought GS dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV? 2. Bagaimanakah penggunaan media media use responden dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV? 3. Bagaimanakah tingkat kepuasan yang diperoleh responden Gratification Obtained GO dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV? 4. Seberapa besar kesenjangan kepuasan Gratification Discrepancy yang diperoleh responden setelah menonton progran acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diharapkan responden Gratification SoughtGS dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV. 2. Untuk mengetahui penggunaan media media use responden dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV. 3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diperoleh responden Gratification ObtainedGO dari menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV. 4. Untuk mengetahui kesenjangan kepuasan Gratification Discrepancy yang diperoleh responden setelah menonton progran acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis

a. Memberi informasi mengenai kepuasan yang diharapkan mahasiswa Ilmu Komunikasi Swadana Transfer angkatan 2008 FISIP UNS dalam menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV b. Hasil ini diharapkan bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai acara mana antara Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV yang lebih bisa memuaskan mahasiswa Ilmu Komunikasi Swadana Transfer angkatan 2008 FISIP UNS. 2. .Manfaat Teoritis a. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan metodologi dalam mengungkap permasalahan kesenjangan kepuasan dalam menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV b. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi pada penelitian lebih lanjut.

E. LANDASAN TEORI

a. Komunikasi Secara Umum

Istilah Komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio , dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini berarti sama makna.Effendy, 1993:1 Komunikasi mempunyai banyak arti dan masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup dan konteks yang berbeda. Fenomena komunikasi adalah sesuatu yang konstan dan tidak berubah tetapi hanya pemahamannya saja yang berubah. Riswandy merumuskan berbagai definisi komunikasi mempunyai beberapa pokok pengertian, yaitu : Ø Komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penurunan dan pengolahan pesan. Membentuk pesan, artinya menciptakan ide atau gagasan. Ø Ø Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat dan dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, antara beberapa orang atau banyak orang. Ø Komunikasi bersifat transaksional, yang akan berhasil bila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan mengenai hal-hal yang dikomunikasikan. Ø Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu, bahwa para pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Riswandy, 2009:5-7 Untuk lebih memahami pengertian komunikasi, kita merujuk pada pendapat Harold D Lasswell dalam buku “ A Confenience Way to Describe An Act of Communication is to Answer The Following Questions, ” yang menjelaskan cara yang terbaik untuk memahami komunikasi ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who, Says What, In Which Channel, To Whom dan With What Effect Effendy, 2001:10 . Berdasarkan pendapat tersebut, komunikasi dapat dipahami sebagai suatu proses yang menjelaskan; siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil pengaruh apa. Kemudian, paradigma Lasswell tersebut menjadi dasar bagi Philip Kotler dalam merumuskan proses komunikasi yang disajikan dalam bagan model berikut: BAGAN 1 PROSES KOMUNIKASI PHILIP KOTLER BERDASARKAN PARADIGMA HAROLD LASSWELL Sumber : Effendy, 2001:11 Sender Encoding Decoding Receiver Media Message Noise Feedback Response Dari gambar bagan di atas Effendy, 2001:11 menerangkan unsur- unsur dalam proses komunikasi yang ideal setidaknya meliputi: 1 Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. 2 Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang. 3 Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. 4 Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. 5 Decoding : Proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. 6 Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. 7 Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan. 8 Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. 9 Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Komunikan merupakan salah satu dari unsur proses komunikasi, sehingga penelitian ini merupakan penelitan komunikasi dikarenakan meneliti salah satu dari unsur komunikasi yaitu komunikan atau khalayak.

b. Komunikasi Massa

Joseph A. Devito dalam bukunya Communicology: An Introduction to the Study of Communication memberikan definisi yaitu: ”Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan keoada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi; agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita.” Effendy, 1993:14-15 Sedangkan Bittner merumuskannya secara sederhana sebagai berikut ”Mass Communication is message communicated through a mass medium to a large number of people.” Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang. Rakmat, 1994:188 Menurut Gustavo Cardozo dalam International Journal of Communication 2 2008:587 yang berjudul From Mass to Networked Communication: Communicational Models and the Informational Society. The current media system is organized is its network organizational form. But it is also remarkable that, in the network society, the organization and development of the media system depends, to a large extent, on how we socially appropriate the media and not just how media companies and the state organize communication. From a world of mass communication organized by mass mediated content distribution organizations, we are moving into a world of network mediated communication still built by big media conglomerates. http:ijoc.orgojsindex.phpijocarticleview877448 Menurut Gustavo Cardozo, perkembangan tehnologi telah merubah penyebaran komunikasi massa yang sekarang sangat dipengaruhi oleh media yang besar, di Indonesia seperti siaran televisi. Televisi dapat menyiarkan informasi kepada khalayak luas dalam waktu bersamaan. Komunikasi massa mempunyai karakteristik yang disebabkan sifat- sifat komponennya, yaitu Ø Komunikator terlembaga. Ø Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak mengenal batas geografis dan kultural. Ø Bentuk kegiatan melalui media massa bersifart umum, dalam arti perorangan atau pribadi. Ø Pola penyampaian pesam media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupu kultural. Ø Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan balik dari kahlayak berlangsung secara tertunda. Ø Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi. Ø Penyampaian pesan melalui medai massa dilakuka secara berkala. Ø Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencangkup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan, baik yang bersifat informatif, edukatif, maupun hiburn. Ø Media massa mengutamakan unsur isi daripada hubungan. Ø Media massa menimbulkan keserempakan. Ø Kemampuan respon alat indera terbatas. Riswandi, 2009:105-108 c. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik Yang dimaksud dengan televisi disini adalah televisi siaran television broadcast yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yakni: berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen. Effendy, 1993:21. Televisi merupakan salah satu tekhnologi komunikasi modern yang mampu menyebarkan informasi secara cepat. Menurut Kurt Lang Gladys Engel Lang 2009:39 dalam International Journal of Communication 3 yang berjudul Mass Society, Mass Culture, and Mass Communication. From a sociological perspective, the most striking feature of modern communication technology is its capacity to expand social relations beyond the clan, the tribe, and the local community. http:ijoc.orgojsindex.phpijocarticleview597407 . Menurut Kurt Lang Gladys Engel Lang, fitur yang paling mencolok dari teknologi komunikasi modern adalah kapasitasnya untuk memperluas hubungan sosial. Hal ini juga sama terjadi di Indonesia bahwa televisi sebagai tekhnologi komunikasi modern, mampu menjadi media untuk memperluas informasi kepada siapapun. Dilihat dari pengertian komunikasi massa, televisi termasuk dalam komunikasi massa yang memiliki asumsi pokok yang diterangkan oleh Dennis McQuail sebagai berikut: 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi atau norma yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan bermasyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol tapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Nurudin, 2007:34 Pemenuhan kebutuhan akan program juga bisa dilihat dari fungsi televisi itu sendiri. Televisi juga memiliki tiga fungsi yakni: 1. Fungsi penerangan, stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual. Juga diskusi panel, ceramah, komentar, dan lain-lain, dan semuanya realistis. 2. Fungsi pendidikan, sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarka acara pendidikan pada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Karena kemampuannya itulah fungsi pendidikan yang diakndung televisi ditingkatkan lagi, sehingga menjadi sarana pendidikan formal jarak jauh. 3. Fungsi hiburan, fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena dilayar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, serta dapat dinikmati oleh seluruh khalayak baik yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara. Effendy, 1993:24- 26 Dalam acara Opera Van Java maupun Segeerrr Beneerrr, tidak dapat dipungkiri fungsi hiburan sangat dominan dibandingkan kedua fungsi televisi lainnya. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena televisi dapat menampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah untuk menghibur tiap-tiap keluarga.

d. Pengertian Komedi

Di dalam komunikasi, komedi atau biasa disebut humor sering digunakan sebagai sarana persuasif, sebab pesan atau informasi yang disampaikan terkesan santai dan menghibur. Dengan acara komedi, khalayak tidak merasa dijejali dengan informasi yang menjemukan, tetapi akan lebih menyajikan hal-hal yang ringan dan lebih menghibur. Humor dapat menciptakan impresi atau kesan yang lebih mendalam pada diri khalayak dan ditujukan untuk mampu mempengaruhi mereka untuk mengikuti anjuran yang disampaikan. Berbicara mengenai komedi atau humor, dikenal beberapa teori humor. Diantaranya menurut Berger: 1. Teori Superioritas dan Degradasi Teori ini untuk menganalisis jenis-jenis humor yang termasuk satire. Satire merupakan humor yang mengungkapkan kejelekan, kekeliruan, atau kelemahan orang, gagasan atau lembaga untuk memperbaikinya. Objek yang membuat tertawa adalah objek yang ganjil ataupun menyimpang. 2. Teori Bisosiasi Menurut teori ini, humor timbul karena kita menemukan hal-hal yang tidak diduga atau biasa unexpected turns , atau kalimat yang menimbulkan dua asosiasi puns. 3. Teori Pelampiasan Inhibisi Teori ini adalah teori yang paling teoritis, sehingga tidak begitu banyak manfaatnya. Kita banyak menekan ke alam bawah sadar kita pengalaman-pengalaman yang tidak enak atau keinginan- keinginan yang tidak bisa kita wujudkan. Salah satu diantara dorongan yang kita tekan itu adalah dorongan agresif. Dorongan agresif masuk ke alam bawah sadar kita dan bergabung dengan kesenangan bermain dari masa kanak-kanak kita. Jika dorongan itu kita lepaskan kedalam bentuk yang bisa diterima oleh masyarakat, kita melepaskan inhibisi. Kita bisa merasa senang karena lepas dari masalah yang menghimpit kita. Kita senang, karena itu kita tertawa. Rakhmat, 1992:126 Berdasarkan tujuan komunikasinya, humor bisa dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: 1. Humor Kritik Humor jenis ini biasanya lahir dari rasa tidak puas hati seseorang atau kelompok terhadap lingkungan. Karena itu humor jenis ini mengandung sindiran atau kritikan yang amat tajam terhadap golongan atau oknum tertentu. 2. Humor Meringankan Beban Pesan relief tension humor Biasanya untuk melengkapi pesan-pesan yang disampaikan atau memperjelas suatu maksud, sehingga lebih mudah untuk dipahami. 3. Humor Semata-mata Hiburan only recreation humor Merupakan humor yang sedang melucu, hanya untuk membuat orang tersenyum atau tertawa. Humor dalam komunikasi juga efektif untuk menarik perhatian publik sebagai sumber media alternatif yang bisa menginformasikan publik dan mempengaruhi. Meskipun memasukkan humor dalam komunikasi akan sangat efektif, namun perlu ditekankan pula bahwa penggunaan humor haruslah tepat dan tidak berlebihan. Penggunaan humor yang berlebihan akan menyebabkan arah komunikasi menjadi kabur, sehingga pesan yang disampaikan tidak tercapai. Ruslan, 1995:19

e. Intensitas

Intensitas adalah sesuatu yang dapat diukur berdasarkan sejauh mana kedalaman suatu informasi dapat dipahami oleh responden. Yang dapat dilihat dari: Ø Penggunaan Media Media yang dimaksud adalah program acara Opera Van Java di Trans7 dan Segerrr Benerr di Antv Ø Frekuensi Frekuensi adalah tingkat keseringan responden dalam menonton tayangan dimaksud. Dalam peneiltian ini adalah berapa kali responden menonton program acara komedi Opera Van Java di Trans7 dan Segeerrr Beneerrr di ANTV Ø Longitivity durasi Menunjuk pada aktifitas responden saat menggunakan media televisi. Digambarkan oleh perilaku responden saat mengikuti acara tersebut, pemahaman terhadap acara tersebut, dan apakah mengikutinya sampai selesai atau tidak.

f. Tingkat Kepuasan

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata puas mengandung pengertian perasaan yang melegakan atau menyenangkan, ditambah dengan awalan ke- dan akhiran –an menjadi bermakna memiliki. Jadi, kepuasan bisa diartikan dengan perasaan melegakan karena tercapainya pengharapan terhadap sesuatu yang diinginkan. Kepuasan sangat dibutuhkan oleh semua orang. Dengan kepuasan, khlayakresponden akan memperoleh perasaan senang dan lega karena informasi hiburan yang tersaji di media massa. Hal tersebut yang nantinya akan mengukur tingkat kepuasan penonton. Di era sekarang ini, dimana khalayak merupakan seseorang yang aktif dan dinamis, keberadaan media massa sebagai sumber sumber tidak lagi dominan. Penontonlah yang menggerakkan media massa untuk memenuhi kebutuhan kepentingan mereka. Maksudnya bahwa penonton punya otoritas personal untuk menentukan akan konsumsi media apa, sesuai dengan motivasinya. Hal ini terjadi karena banyaknya alternatif pemuas bagi penonton untuk memenuhi kebutuhannya. Tidak hanya dari media massa, namun juga sumber-sumber lain dalam lingkungan sosialnya. Penonton bergerak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya saja. Motivasi yang berbeda satu orang dengan lainnya, menyebabkan penonton cenderung memilih media yang paling dapat memenuhi kebutuhannya. Kewenangan untuk memilih inilah yang disebut sebagai otoritas penonton dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Ada banyak motif yang mendorong seseorang untuk mengunakan televisi sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya. McQuail dalam buku Rachmat Kriyantono mengkategorikan motif pengonsumsian media sebagi berikut: 1. Motif informasi, pengguna dikatakan memiliki motif informasi apabila mereka: a. Dapat mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat. b. Dapat mengetahui berbagai informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan keadaan dunia. c. Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah. d. Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat. e. Dapat memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Motif identitas pribadi, pengguna dikatakan memiliki motif identitas pribadi apabila mereka: a. Dapat menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi mahasiswa itu sendiri. b. Dapat mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dalam media. c. Memperoleh nilai lebih sebagai mahasiswa. 3. Motif integrasi dan interaksi sosial, pengguna dikatakan memiliki motif integrasi dan interaksi sosial apabila mareka: a. Memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial. b. Dapat menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya. c. Dapat menjalankan peran sosial sebagai mahasiswa. d. Keinginan untuk dekat dengan orang lain. e. Keinginan untuk dihargai dengan orang lain. 4. Motif hiburan, pengguna dikatakan memiliki motif hiburan apabila mereka: a. Dapat melepaskan diri dari permasalahan. b. Bisa bersantai dan mengisi waktu luang. c. Bisa menyalurkan emosi d. Bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan. Kriyantono, 2007:211-212 Televisi digunakan khalayak sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Apabila keinginan da kebutuhan tersebut dapat terpenuhi maka akan timbul suatu kepuasan. Asumsi bahwa khalayak aktif mencari pemuasan kebutuhan individualnya melalui media massa melahirkan pendekatan baru dalam penelitian komunikasi, yaitu pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas-asas manfaat dan kepuasan, yang disebut Uses and Gratifacations Theory .

g. Teori Uses and Gratifications

Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch dalam buku Jalaludin Rakhmat menjelaskan bahwa Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan atau keterlibatan pada kegiatan lain, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Mereka merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori: 1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengkaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada amggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebijh luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dari motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteleiti lebih dahulu orientasi khalayak. Rakhmat, 1999:205 Selain model Uses and Gratifications milik Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch diatas, ada bermacam- macam model Uses and Gratifications, salah satunya model Uses and Gratifications Palmgreen 1985 yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan model Uses and Gratifications Palmgreen karena model ini mengukur kesenjangan discrepency antar kepuasan yang dicari GS dengan kepuasan yang diperoleh GO yang cocok digunakan untuk penelitian ini. Palmgreen membuat model yang berangkat dari kenyataan bahwa model-model dari Uses and Gratifications terdahulu gagal mengukur perbedaan antara apa yang dicari khalayak dengan apa yang diperoleh dari pengalaman dengan media. Palmgreen kemudian membuat model untuk mengukur kesenjangan discrepency antar kepuasan yang dicari GS dengan kepuasan yang diperoleh GO. Model GS-GO Palmgreen ini didasarkan pada teori nilai dan harapan Expectancy Value Theory. Individu memiliki otoritas kebutuhan bedasarkan harapan-harapan dan evaluasi yang mereka lakukan. Dan digambarkan oleh Palmgreen sebagai berikut: Bagan 1.2 Model Expectancy Value Sumber: Rachmat Kriyantono, 2007: 208 Dari gambar diatas, kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai akan menentukan pencarian kepuasan, yang akhirnya menentukan perilaku konsumsi terhadap media. Palmgreen dalam buku Rachmat Kriyantono menjelaskan menurut teori nilai pengharapan, orang mengarahkan diri pada dunia berdasrkan pada kepercayaan dan evaluasi-evaluasi mereka tentang nilai tersebut. Gratification Sought GS merupakan kepuasan yang dibayangkan akan diterima seseorang setelah ia menggunkan media massa tertentu misal : radio, tv, koran. Sedangkan Gratication Obtained GO merupakan Kepercayaan- kepercayaan beliefs Evaluasi- evaluasi Pencarian kepuasan GS Konsumsi media Perolehan kepuasan yang diterima GO kepuasan yang diperoleh seseorang setelah ia menggunakan media massa tersebut. Kriyantono, 2007:206-207 Pada dasarnya Palmgreen dalam gratification sought percaya manusia menggunakan televisi di dorong oleh motif-motif. Contoh jika pemirsa percaya bahwa acara Opera Van Java dan Segeerrr Beneerrr dapat memberikan hiburan yang menarik, maka pemirsa akan menggunakan acara tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Kepercayan pemirsa televisi tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri ada banyak faktor baik personal maupun eksternal yang mempengaruhinya dalam membangun kepercayaan. Litteljohn mengatakan bahwa kepercayaan seseorang tentang isi media dapat dipengaruhi oleh 1 budaya dan institusi sosial seseorang, termasuk media itu sendiri; 2 keadaan-keadaan sosial seperti ketersediaan media; 3 variabel-variabel psikologis tertentu, seperti intovert-ekstrovert dan dogmatis. Nilai-nilai dipengaruhi oleh 1 faktor-faktor kultural dan sosial 2 kebutuhan-kebutuhan dan 3 Variabel-variabel psikologi. Kriyantono 2007:207 Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap acara Opera Van Java dan Segeerrr Beneerrr melalui pendekatan uses and gratification dengan fokus pada pengukuran kesenjangan kepuasan antara kedua acara tersebut.

h. Kerangka Pemikiran

Alur pemikiran dalam penelitian ini digambarkan secara ringkas pada bagan 1.3 yang tertera di bawah. Bagan tersebut menggambarkan proses terbentuknya kesenjangan kepuasan GD antara program acara Opera Van Java dan Segeerr Beneerrr secara skematis. Dari masing- masing kedua acara tersebut akan dicari tingkat kepuasan yang diharapkan GS dan tingkat kepuasan yang diperoleh GO setelah mengkonsumsi kedua acara tersebut. Selanjutnya akan muncul kesenjangan kepuasan dari masing-masing acara tersebut. Dari hasil tersebut dapat dibandingkan tingkat kesenjangan kepuasan yang diperoleh dan akan diketahui acara mana yang memiliki tingkat kepuasan paling tinggi. Untuk mempermudah dalam memahami alur pemikiran penelitian ini, maka penulis membuat kerangka pemikiran dalam bagan berikut: BAGAN 1.3 ALUR PEMIKIRAN Kepercayaan- kepercayaan beliefs Evaluasi -evaluasi Pencarian kepuasan GS Konsumsi media OVJ Perolehan kepuasan yg diterima GO Ksenjangan kepuasan GD OVJ Kepercayaan- kepercayaan beliefs Evaluasi -evaluasi Pencarian kepuasan GS Konsumsi media Sgerr Bner Perolehan kepuasan yg diterima GO Ksenjangan kepuasan Sgerr Bnerr

F. DEFINISI KONSEPSIONAL DAN OPERASIONAL