Perancangan Kondensor Turbin Uap (St.1.0) Dengan Daya 65 Mw Di Pltgu Blok I PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkit Belawan
44 LAMPIRAN.1
(2)
(3)
46 LAMPIRAN 3
(4)
(5)
48 LAMPIRAN.5
(6)
(7)
50 LAMPIRAN.7
(8)
(9)
52 Lampiran 9
(10)
(11)
54 Lampiran 10
(12)
(13)
56 Lampiran 12
(14)
(15)
58 Lampiran 14
(16)
(17)
60 Lampiran 16
(18)
(19)
62 Lampiran 18
Alat Penukar Kalor Tipe AES
(20)
Lampiran 19
Alat Penukar Kalor Tipe CEU
(21)
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Tubular Exchanger Manufacture Assoaciation (TEMA) 7th. New York.
(1988) Tunggul M. Sitompul, Alat Penukar Kalor, Edisi 1., Cetakan 1, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.
2. Cao, Eduardo, Heat Transfer In Process Engineering, McGraw – Hill
Companies, Inc., United States of America, 2010.
3. Y.A. Cengel, Heat Transfer : A Pratical Approach, 2nd ed., McGraw –
Hill Companies, Inc., United States of America, 2003.
4. Holman, Jack Philip, Heat Transfer, International Student Edition,
McGraw – Hill Company, Singapore, 1986.
5. Cengel, Y. A. ( 1997 ). Introductions to Thermodynamics and Heat
Transfer. New York. Mc. Graw Hill.
6. Yildiz bayazitoglu. ( 1988 ). Element of Heat Transfer. New York. Mc.
Graw Hill.
7. Shlyakhin, P., Harahap, Zulkifli.IR Penerjemah ., Turbin Uap Teori dan
Perancangan, Erlangga, Jakarta : 1999.
8. Tunggul M. Sitompul, “Alat Penukar kalor”Edisi 1., Cetakan 1,Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2003
9. Eugene.A.Avallone, Theodore Baumeister III, “Mark’s Standart Hanbook
Mechanical Engineering”, Mc Graw-Hill:New York,1997. 10. Bbc Sulzer, Belawan Steam Power Plant 1988
11. “shell and tube Heat
Exchanger”
12. Bell, K.J Mueller,A,C “Wolverine Enginnering Data Book II”, Reserch and Development Team Wolvrine Tube,Inc,2001.
13. Cavaseno, Vincent., and staf of chemical engginering “procces Heat Exchanger”, McGraw Hill: New York, 1979.
(22)
BAB III
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 Tipe Kondensor
Tipe kondensor Shell and Tube Condensor merupakan alat penukar kalor yang banyak digunakan dalam proses-proses industri. Hal ini disebabkan alat penukar kalor jenis ini dapat dirancang untuk beroperasi pada berbagai tekanan dan temperature pada proses industri. Metode perancangan kondensor sudah ada dan kode-kode mekanis setiap unitnya sudah tersedia serta penggunaanya sudah cukup lama sehingga sangat dipercaya tingkat kelayakanya.
Tipe kondensor ini adalah Outside Horizontal tubes (kondensasi diluar
tubes horizontal). Alasan pemilihan tipe ini adalah:
1. Kapasitas air pendingin kecil karena air berada didalam tubeside
2. Daya pemompaan yang relative kecil
3. Faktor pengotoran yang relative kecil karena pengotoran yang terjadi pada
shellside sangat kecil dan pengotoran yang terjadi pada tubeside bisa dikurangi dengan menaikkan kecepatan aliran air pendingin sampai pada daerah aliran turbulen.
4. Penurunan tekanan yang rendah.
5. Tube dapat dibuat multipass untuk menaikkan kecepatan aliran.
3.2 Tube
Tube yang digunakan pada kondensor shell and tube ini adalah unfired
tube (tube tanpa sirip). Dari data survei bahan yang digunakan adalah Titanium.
Titanium digunakan untuk kondensor yang menggunakan air laut sebagai fluida
pendingin. Bahan ini mempunyai konduktifitas thermal yang tinggi (literatur 10).
3.3 Analisa Siklus Termodinamika
Daya listrik yang dihasilkan power plant ini adalah 65 MW. Siklusnya merupakan siklus tertutup sehingga energy yang dihasilkan semaksimal mungkin
(23)
18 dan energi yang terbuang seminimal mungkin. Skema aliran uap pada power plant tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah.
Gambar 3.1 Siklus uap
Keterangan Gambar:
CPH = Condensate Prehaeter LPSH = Low Pressure Superheater
HPEC = High Pressure economizer
HPE = High Pressure Evaporator HPSH = High Pressur Superheater
(24)
Dari temperatur air pengisian ketel t.apk, jumlah ekstraksi, dan temperatur kondensor, dapat ditentukan tekanan-tekanan pada setiap ekstraksi turbin. Dalam perhitungan ini diasumsikan air pengisian ketel dipanaskan dalam derajat yang sama pada semua pemanas air pengisian ketel:
Dimana:
tapk = temperatur air masuk HRSG 210oC
tkon = temperatur kondensat, diandaikan (1-2)oC lebih rendah
dari temperatur jenuh uap buang (dipilih 2oC)
maka t kon = (52-2) = 50oC z = Jumlah ekstraksi
oC
Temperatur jenuh uap pemanas pada pemanas-pemanas air pengisian ketel dapat diketahui,
(25)
20
3.5 Flow chart
Mulai
Asumsi temperatur air keluar Laju perpindahan panas air Temperatur air masuk dan keluar, laju aliran massa air, tekanan uap, temperatur uap masuk dan keluar, laju aliran massa uap
Cari cp pada temperatur rata-rata air pendingin
Temperatur air = asumsi temperatur air
keluar tidak
LMTD
Sifat fluida dalam tabung
Kecepatan fluida dalam tabung = kecepatan yang diperbolehkan
A
(26)
fgjmm
T Tidak
Jenis Aliran
Jarak antar sekat dengan standar TEMA kecepatan fluida dalam selongsong sesuai dengan batasan
Faktor pengotoran
Hitung koefisien perpindahan panas
Koefisien perpindahan panas total sesuai dengan koefisien perpindahan panas yang dibutuhkan
Melakukan perancangan
Selesai
A
Hitung luas perpindahan panas
Koefisien perpindahan panas internal, penurunan tekanan internal
Geometri tabung, sifat fluida dalam slongsong
(27)
22
BAB IV
PERANCANGAN KONDENSOR
4.1 Beban Panas
Beban panas pada kondensor adalah beban panas kondensasi. Beban panas kondensai adalah panas yang harus dilepas selama kondensasi pada suhu saturasi yaitu dari titik 17 ke titik 1 pada diagram T-S dibawah.
Gambar 4.1 Diagram T-S
Diproleh data oprasional uap keluaran turbin pada sistem pembangkit tenaga tersebut sebagai berikut:
Suhu uap (Th) = 52oC (325)oK
Tekanan Uap (Ph) = 0,1371 bar (13,71 kPa)
Laju aliran massa uap ( h) = 56,95 kg/s
Suhu masuk air pendingin(Tci) = 30oC (303oK)
Maka diperoleh Beban Panas Kondensasi:
Qcd = h (h17 – h1)
=56,95kg/s(2151,313kj/kg–215,219kJ/kg) = 110260,5533 kW
(28)
4.2 Laju Aliran Massa Air Pendingin
Kenaikan suhu pendingin dibatasi antara 8-100C. Suhu air masuk
kondensor (Tci) adalah 300C laju aliran massa air pendingin tergantung pada
kenaikan suhu air pendingin, yaitu mempunyai hubungan berbanding terbalik. Berdasarkan kepres No.76 tahun 2000, bahwa suhu air limbah sisa proses
industri/pembangkit yang di buang di batasi pada suhu 380C. Dengan demikian
(Tc.o) di tetapkan pada suhu 380C.
Tco = 30oC +80C = 38oC (311oK)
Sifat air yang mengalir dalam tube, dievaluasi pada suhu rata-rata air pendingin,
Tc =
Tc = = 307o K (34oC)
Dari tabel 4 lampiran sifat-sifat air saturasi pada temperatur 34oC diperoleh:
Cp.c (J/Kg.K) μe (Kg/m.s) ρe (Kg/m3) Ke (W/m.K) Pr
4178 0,0007356 994,4 0,6214 4,948
Tabel 4.1 sifat-sifat air pada temperatur 34oC
Supaya proses kondensasi dapat terjadi, air pendingin harus mampu menyerap panas uap. Beban panas kondensasi sama dengan panas yang harus diserap oleh
air pendingin. Qcd = Qh
Total rata-rata perpindahan panas dihitung dengan persamaan: Qh = . Cpc (TCout - Tcin)
Dimana: Qh = Panas yang harus diserap air (110260,5533 kW)
= Laju aliran massa air pendingin (kg/s)
Cpc = Panas spesifik (4178 Cp.c J/Kg.K)
Maka diperoleh: 110260,5533 kW = . 4178 (311-303)
=
(29)
24
4.3Perancangan Kondensor
Untuk mendapatkan rancangan kondensor yang efisien dan ekonomis, maka pemilihan kondensor dari rancangan yang dilakukan berdasarkan pemilihan dari
bahan Tube, yaitu Titanium, tube yang digunakan bahan titanium yaitu BWG
(Birmingham Wire Gage), 22. Rancangan ini divariasikan Pada: 1. Diameter luar tube ¾ in dan Pitch tube 15/16 in
2. Diameter luar ¾ in Pitch tube 1 in
3. Diameter luar 1 in dengan Pitch tube 5/4 in. Tube layout yang digunakan adalah Segitiga. (Literatur 1, Tabel 6 Lampiran)
(30)
Tekanan dititik satu p1 13.710
Entalphi dititik satu h1 215.219
Volume dititik satu v1 0.001
Tekanan dititik dua p2 1,200.000
Temperature dititik tiga t3 54.000
Entalphi dititik tiga h3 226.060
Temperature dititik empat t4 71.000
Entalphi dititik empat h4 301.360
Temperature dititik lima t5 146.000
Entalphi dititik lima p5 0.428
Entalphi dititik lima h5 614,942.000
Volume pada titik lima v5 0.001
Entalphi dititik enam p6 8,600.000
Temperature dititik tijuh t7 160.000
Entalphi dititik tujuh h7 678.400
Temperature dititik delapan t8 180.000
Entalphi dititik delapan h8 763.210
Temperature dititik sembilan t9 210.000
Entalphi dititik sembilan h9 897.760
Temperature dititik sepuluh t10 350.000
Entalphi dititik sepuluh h10 1,670.900
Temperature dititik sebelas t11 510.000
Entalphi dititik sebelas p11 86.000
Entropi dititik sebelas s11 6.716
Entalphi dititik sebelas h11 3,428.975
Entalphi dititik duabelas p12 2.2775
Entropi dititik duabelas s12 6.716
Entalphi dititik duabelas h12 3,026.170
Entalphi dititik tigabelas p13 1.525
Entropi dititil tigabelas s13 6.716
Entalphi dititik tigabelas h13 2,947.942
Entalphi dititik empatbelas p14 0.634
Entropi dititik empatbelas s14 6.716
Entalphi hf 689.540
Entalphi gas hfg 2,081.000
volume spesifik sf 1.975
Entropi gas sfg 4.748
Entalphi dititik p15 0.148
Entropi s15 6.716
Entalphi fluida hf 465.300
Entalphi gas hfg 2,227.660
volume spesifik sf 1.429
Entropi gas sfg 5.780
Entalphi dititik enambelas p16 78.786
Entropi s16 6.716
Entalphi fluida hf 389.400
Entalphi gas hfg 2,275.480
volume spesifik sf 1.227
Entropi gas sfg 2,275.480
Entalphi dititik tujuhbelas p17 13.710
Entropi s17 6.716
Entalphi fluida hf 217.139
Entalphi gas hfg 2,378.180
volume spesifik sf 0.728
volume spesifik grafiti sfg 7.317
KE T E R ANGAN SIMBOL HASIL (diperoleh dengan interpolasi tabel ) SAT UAN
Mpa kj/kg oC kj/kg oC kj/kg m3 /kg kpa oC kj/kg oC kpa kj/kg m3 /kg
kpa kj/kg oC kj/kg oC kj/kg oC oC bar kj/kg kj/kg Mpa kj/kg K Kj/kg Mpa kj/kg k kj/kg Mpa kj/kg k kj/kg kj/kg kj/kg kj/kg Mpa kj/kg k kj/kg kj/kg kj/kg kj/kg k Mpa kj/kg k kj/kg kj/kg kj/kg k kj/kg k kpa kj/kg k kj/kg kj/kg kj/kg k kg K
(31)
26
KE T E R ANGAN SIMB OL R UMUS HASIL SAT UAN
Entalphi dititik satu h1 215.219 KJ/Kg
Entalphi dititik dua h2 h1 +v1 (p2-p1) 216.422 KJ/Kg
Entalphi dititik tiga h3 226.242 KJ/Kg
Entalphi dititik empat h4 301.360 KJ/Kg
Entalphi dititik lima h5 614.942 KJ/Kg
Entalphi dititik enam h6 h5+v5 (P6-P5) 624.283 KJ/Kg
Entalphi dititik tujuh h7 678.400 KJ/Kg
Entalphi dititik delapan h8 763.210 KJ/Kg
Entalphi dititik sembilan h9 897.760 KJ/Kg
Entalphi dititik sepuluh h10 1,670.900 KJ/Kg
Entalphi dititik sebelas h11 3,428.975 KJ/Kg
Entalphi dititik duabelas h12 3,026.170 KJ/Kg
Entalphi dititik tigabelas h13 2,947.942 KJ/Kg
Persentse Fraksi uap x12 0.9987
Persentse Fraksi uap h14 h14 = hf + x12 .hfg 2,767.75467 kJ/Kg
Persentse Fraksi uap X12 0.9147
Persentse Fraksi uap h15 hf +x12.hfg 2,503.048 kJ/Kg
Persentse Fraksi uap X12 0.002
Entalphi dititik h16 394.889 kJ/Kg
Persentse Fraksi uap X12 0.818
(32)
Entalphi dititik satu 215.219 kJ/kg
Entalphi dititik dua 216.422 kJ/kg
Entalphi dititik tiga 226.242 kJ/kg
Entalphi dititik empat 301.360 kJ/kg
Entalphi dititik lima 614.942 kJ/kg
Entalphi dititik enam 624.283 kJ/kg
Entalphi dititik tujuh 678.400 kJ/kg
Entalphi dititik delapan 763.210 kJ/kg
Entalphi dititik sembilan 897.760 kJ/kg
Entalphi dititik sepuluh 1,670.900 kJ/Kg
Entalphi dititik sebelas 3,428.975 kJ/Kg
Entalphi dititik duabelas 3,026.170 kJ/Kg
Entalphi dititik tigabelas 2,947.942 kJ/Kg
Entalphi dititik empatbelas 2,767.755 kJ/Kg
Entalphi dititik limabelas 2,503.048 kJ/Kg
Entalphi dititikenambelas 394.889 kJ/Kg
Entalphi dititik tujuhbelas 2,163.453 kJ/Kg
h13 h14
Maka diperoleh nilai entalphi
h8 h9 h10 h11 h12 h1 h2 h15 h16 h17 h5 h6 h7 h3 h4
(33)
28
Laju aliran massa 0.03612
Laju aliran massa 0.02423
Laju aliran massa 0.1195
Laju aliran massa 0.027
Laju aliran massa 0.045
Daya Turbin PT 79,631.978
Kerja Turbin WT 2,189.064
Kerja condensat pump Wcp 0.7911 x (h2-h1) 0.951
Kerja Boiler Feed Pump WBFP h6- h5 9.341
Laju aliran massa = (kg/s) 36.549
Sehingga diperoleh laju aliran massa uap masuk kondensor : (kg/s) 28.910
(34)
Suhu uap Th 325 o
K
Tekanan uap Ph 13.71 kpa
Laju aliran massa uap ṁ h 56.95 kg/s
Suhu masuk air pendingin Tci 303
o
K
Suhu keluar air pendingin Tco 311
o
K
Suhu rata-rata air pendingin Tc 34 o
C
Panas spesifik air pendingin cp.c 4178 J/Kg.K
Viskos itas air pendingin μe 0.0007356 kg/m.s
Massa jenis air pendingin ρe 994.4 kg/m.s
3
Konduktifitas termal Ke 0.6214 W/m.K
Bilangan Prandalt Pr 4.948
perancangan pertama:
Diameter luar do 0.01905 m
Tebal dinding tw 0.0007112 m
Diameter dalam di 0.0176276 m
Perbandingan diameter luar dan dalam do/di 1.081
Pitch tube pt 0.0238125 m
Jumlah tube Nt 3527
Diameter shell shell ID 1.524
Massa jenis air ρ1 990.678 kg
perancangan 1
Beban panas Kondensasi Qcd h (h17- h1) 110,951.9169
Suhu rata-rata air pendingin Tc 307 K
Laju aliran massa air pendingin Qh/(Cp.c (Tcout - Tcin) 3,319.528 kg/s
Bilangan Reynold Re 89,967.6317
Bilangan Nusselt Nu 400.65
Koefisien perpindahan panas dalam tube hc 14,123.65 W/m2.K
Diameter ekivalen De 0.0118 m
C 0.0047625 m
B m
As 0.2322576 m2
Koefisien perpindahan panas cangkang 572.191 W/m2.K
Koefisien perpindahan panas kondensasi ho
Suhu dinding tube Tt 36.15 OC
Suhu film Tf 44.074 OC
Koefisien perpindahan panas kondensasi hi 1,697.72 w/M2k
(35)
30
Beda suhu rata-rata logaritma LMTD 17.6997 K
Suhu film Tf 43 OC
Koefisien perpindahan panas menyeluruh Uo 1156.18 W/m2K
Beban panas diserap air Qh
Luas Penampang luar tube Ao 1,698.53798 m2
Panjang tube L 8.051 m
Fluida minimum C min 13,868,989.61 W/K
Number of Transfer Unit NTU 0.1415976000
Efektifitas kondensor ε 13.22 %
Penurunan tekanan pada tube Δ Pt 14.754 psi
(36)
Suhu uap Th 325 o
K
Tekanan uap Ph 13.71 kpa
Laju aliran massa uap ṁ h 56.95 kg/s
Suhu masuk air pendingin Tci 303
o
K
Suhu keluar air pendingin Tco 311
o
K
Suhu rata-rata air pendingin Tc 34 o
C
Panas spesifik air pendingin cp.c 4178 J/Kg.K
Viskos itas air pendingin μe 0.0007356 kg/m.s
Massa jenis air pendingin ρe 994.4 kg/m.s
3
Konduktifitas termal Ke 0.6214 W/m.K
Bilangan Prandalt Pr 4.948
perancangan kedua:
Diameter luar do 0.01905 m
Tebal dinding tw 0.0007112 m
Diameter dalam di 0.0176276 m
Perbandingan diameter luar dan dalam do/di 1.081
Pitch tube pt 0.0254 m
Jumlah tube Nt 3095
Diameter shell shell ID 1.524
halaman 40
Massa jenis air ρ1 990.678 kg
perancangan 2
Beban panas Kondensasi Qcd h (h17- h1) 110,951.9169
Suhu rata-rata air pendingin Tc 307 K
Laju aliran massa air pendingin Qh/(Cp.c (Tcout - Tcin) 3,319.528 kg/s
Bilangan Reynold Re 102,525.3108
Bilangan Nusselt Nu 444.80
Koefisien perpindahan panas dalam tube hc 15,679.88 W/m2.K
Diameter ekivalen De 0.01803 m
C 0.00635 m
B
As 0.290322 m2
Koefisien perpindahan panas cangkang 1681.860 W/m2.K
Koefisien perpindahan panas kondensasi ho
Suhu dinding tube Tt 39.68 O
C
Suhu film Tf 45.842 O
C
Koefisien perpindahan panas kondensasi hi 1,681.86 w/M2k
Beda suhu rata-rata logaritma LMTD 17.6997 K
(37)
32
Suhu film Tf 43 OC
Koefisien perpindahan panas menyeluruh Uo 1168.42 W/m2K
Beban panas diserap air Qh
Luas Penampang luar tube Ao 1,680.7446 m2
Panjang tube L 9.079 m
Fluida minimum C min 13,868,989.61 W/K
Number of Transfer Unit NTU 0.14159760000
Efektifitas kondensor ε 13.20 %
Penurunan tekanan pada tube Δ Pt 25.761 psi
(38)
Suhu uap Th 325 o K
Tekanan uap Ph 13.71 kpa
Laju aliran massa uap ṁ h 56.95 kg/s
Suhu masuk air pendingin Tci 303 oK
Suhu keluar air pendingin Tco 311 oK
Suhu rata-rata air pendingin Tc 34 o
C
Panas spesifik air pendingin cp.c 4178 J/Kg.K
Viskos itas air pendingin μe 0.0007356 kg/m.s
Massa jenis air pendingin ρe 994.4 kg/m.s
3
Konduktifitas termal Ke 0.6214 W/m.K
Bilangan Prandalt Pr 4.948
perancangan ketiga
Diameter luar do 0.0254 m
Tebal dinding tw 0.0007112 m
Diameter dalam di 0.0239776 m
Perbandingan diameter luar dan dalam do/di 1.059
Pitch tube pt 0.03175 m
Jumlah tube Nt 1964
Diameter shell shell ID 1.524
halaman 53
Massa jenis air ρ1 990.678 kg
perancangan 3
Beban panas Kondensasi Qcd h (h17- h1) 110,951.9169
Suhu rata-rata air pendingin Tc 307 K
Laju aliran massa air pendingin Qh/(Cp.c (Tcout - Tcin) 3,319.528 kg/s
Bilangan Reynold Re 118,778.4738
Bilangan Nusselt Nu 500.37
Koefisien perpindahan panas dalam tube hc 12,967.48 W/m2.K
Diameter ekivalen De 0.01806 m
C 0.00635 m
B
As 0.2322576 m2
Koefisien perpindahan panas cangkang 830.894 W/m2.K
Koefisien perpindahan panas kondensasi ho
Suhu dinding tube Tt 37.40 O
C
Suhu film Tf 44.698 O
C
Koefisien perpindahan panas kondensasi hi 1,681.86 w/M2k
Beda suhu rata-rata logaritma LMTD 17.6997 K
(39)
34
Suhu film Tf 43 O
C
Koefisien perpindahan panas menyeluruh Uo 1,051.853 W/m2K
Beban panas diserap air Qh
Luas Penampang luar tube Ao 1,867.0058 m2
Panjang tube L 11.919 m
Fluida minimum C min 13,868,989.61 W/K
Number of Transfer Unit NTU 0.14159760000
Efektifitas kondensor ε 13.20 %
Penurunan tekanan pada tube Δ Pt 94.843 psi
Penurunan tekanan pada tube
(40)
Suhu uap Th 325 oK
Tekanan uap Ph 13.71 kpa
Laju aliran massa uap ṁ h 56.95 kg/s
Suhu masuk air pendingin Tci 303
oK
Suhu keluar air pendingin Tco 311
oK
Suhu rata-rata air pendingin Tc 34 oC
Panas spesifik air pendingin cp.c 4178 J/Kg.K
Viskositas air pendingin μe 0.0007356 kg/m.s
Mas sa jenis air pendingin ρe 994.4 kg/m.s3
Konduktifitas termal Ke 0.6214 W/m.K
Bilangan Prandalt Pr 4.948
KONDENSOP PADA PLTGU
Diameter luar do 0.025 m
Tebal dinding tw 0.0002 m
Diameter dalam di 0.0248 m
Perbandingan diameter luar dan dalam do/di 1.009
Pitch tube pt 0.05369 m
Jumlah tube Nt 6825
Diameter shell shell ID 1.75 m
halaman 63
Massa jenis air ρ1 990.678 kg
PLTGU
Beban panas Kondensas i Qcd h (h17- h1) 110,951.9169
Suhu rata-rata air pendingin Tc 307 K
Laju aliran massa air pendingin Qh/(Cp.c(Tcout - Tcin) 3,319.528 kg/s
Bilangan Reynold Re 33,046.8903
Bilangan Nusselt Nu 179.81
Koe fisien perpindahan panas dalam tube hc
4,505.30 W/m2.K Diameter ekivalen De
0.13290 m C 0.02869 m B As 0.712574316 m2 Koefisien perpindahan panas cangkang
Koe fisien perpindahan panas kondensas i ho 830.894 W/m2.K
Suhu dinding tube Tt 43.77 OC
Suhu film Tf 47.887 OC
Koe fisien perpindahan panas kondensas i hi 1,697.72 w/M2k
Beda suhu rata-rata logaritma LMTD 17.6997 K
SATUAN
(41)
36
Suhu film Tf 43 OC
Koe fisien perpindahan panas menye luruh Uo 1,081.697 W/m2K
Beban panas diserap air Qh
Luas Penampang luar tube Ao 1,815.4950 m2
Panjang tube L 5.50 m
Fluida minimum C min 13,868,989.61 W/K
Number of Transfer Unit NTU 0.14159760000
Efektifitas kondensor ε 13.20 %
Penurunan tekanan pada tube Δ Pt 3.804 psi
(42)
4.5 Sekat (Buffle)
Jarak antara sekat sangat dipengaruhi buffle cut. Jarak optimal adalah (40-60)%. Pada perancangan ini ditetapkan jarak antar sekat adalah 50% dari diameter shell.
Bs= 50% x 60 in = 30 in
Dan jarak antara baffle cut yang direkomendasikan adalah 25%-35%. Menurut (Literature 1) untuk diameter shell 39-60 in dengan jarak antar sekat adalah 3/8 in
(9,525 mm) dengan bahan baja karbon rendah SA-285C. Buffel cut yang dipilih
yaitu 25% dari diameter shell, yaitu:
Bc= 25% x 1,524 m = 0,381 m = 381 mm
Menurut (literature 12) diameter sekat (baffle) adalah: Db = ds-Lsb
Lsb adalah bocoran antara diameter dalam shell dengan diameter sekat, Lsb untuk
diameter shell yang besar adalah, Lsb= 1,6 + 0,004 ds
= 1,6 + 0,004 (1524) = 7,696 mm
Db = 1524 - 7,696 = 1516,2 mm
4.6 Tie Rod
Menurut (Literatur 1) jumlah tie rod untuk diameter shell 49-60 in minimal 10 buah dengan diameter 0,5 in. tie rod dipasangkan dengan spacer untuk mempertahankan jarak antara sekat dan memudahkan penyetelan dan
pemasukan tube pada buffle. Sepacer adalah tube yang dipotong-potong dan
diletakkan diantara sekat lalu Tie rod dimasukkan, pada kedua ujungnya diikat dengan baut. Bahan Tie rod adalah baja karbon rendah SA-285 C sama dengan tube.
(43)
38
4.7 Shell dan Pelat Tube
Dari segi pembuatanya, shell dikelompokkan sebagai:
1. Shell dibubt dari pipa (pipe shell)
2. Shell dibuat dari plat (plate shell)
Untuk shell yang besar dibuat dari pelat yang diroll dan dilas, sedangkan
untuk ukuran yang kecil dibuat dari pipa standar. Shell pada perancangan ini tergolong besar, jadi dibuat dari pelat. Bahan pelat yang digunakan adalah baja paduan tinggi SA-240.310s. untuk menentukan tebal shell dapat digunakan perinsip bejana bertekanan sesuai dengan setandar ASME section VIII menurut (Literatur 1) tebal shell silinder adalah,
t =
Dimana:
P : Tekanan oprasional = 0,1371 bar r : Jari-jari dalam shell = 30 in
: Tekanan ijin maksimum
(125,6oF). Tebal A-14 18239,2 psi
E : joint efficiencies(efisiensi sambung). Tipe sambungan pengelasan yang di
gunakan adalah single and double butt joint. Sesuai dengan standarASME, E
= 1.
t=
=0,00327 in =0,083 mm
(44)
Tebal pelat sangat tipis hal ini disebabkan tekanan dalam shell sangat rendah
yaitu 13,71 kPa. Sedangkan dari (Literatur 3), tebal shall dan tube yang
direkomendasikan untuk kondensor untuk luas permukaan tubesheet sebesar,
Ats= = 602 = 2827,43 in2
Diproleh : tebal shell : 0,875 in =22,225 mm
Tebal tubesheet : 1,5 in = 38,1 mm
(45)
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Perancangan kondensor ini bertujuan untuk mengkondensasikan uap keluaran turbin PLTGU pada steam turbin (turbin uap) pada instalasi pembangkit listrik dengan daya turbin 65 MW. Hasil perancangan kondensor diatas yang dipilih adalah rancangan pertama.
1. Spesifikasi rancangan
a. Diameter Shell (ds) : 60 in
b. Susunan Tube :Segitiga
c. Tube Pitch :15/16 in (0,0238125 m)
d. Jumlah Tube :3527
e. Panjang :8,051 m
f. Fluida Panas :Uap Campuran 52oC
g. Fluida Dingin :Air Laut 30oC
h. Beban Panas :110260,5533 kW
i. Laju aliran massa air pendingin :110260,5533 kW110260,5533 kW
2. Tube
a. Bahan : Titanium
b. Diameter luar : ¾ in (19,05mm)
c. Diameter dalam : 17,6276 mm
(46)
e. Jumlahnya : 3527
f. Panjang : 26656 mm
3. shell
a. Bahan : Baja Paduan Tinggi, SA -240.310s
b. Diameter Dalam : 1524 mm
c. Tebal : 0, 875 in (22,225 mm)
4.Skat
a. a.Jenis : segmental baffle
b. b.Bahan : Baja karbon rendah, SA-285C
c. c. Diameter : 1516,3 0,04 mm
d. Jumlah :34
e. Tebal : 9,525 mm
f. Jarak antar skat : 762 mm
g. Bafflecut : 381 mm
5. Tie rods dan spacer
a. Bahan Tie rods : Baja karbon rendah, SA-285C
b. Bahan spacer : Titanium
c. Diameter rods : ½ in (12,7 mm)
6. Plat tube (tubesheet)
a. Bahan : Baja paduan tinggi, SA-240.310s
(47)
42
5.2 Saran
1. Untuk mahasiswa yang tertarik membahas perancangan kondensor
disarankan untuk membuat rancangan yang spesifik dengan menggunakan software.
2. Untuk meningkatkat efisiensi kondensor di PLTGU sicanang maka sangat
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut ini:
a. Jumlah aliran air pendingin
b. Kebersihan pipa – pipa kondensor dan tube plate
c. Kerja unit pembuang udara/gas (vakum pump)
d. Kebocoran udara
(48)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengantar Umum
Heat exchanger atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai penukar panas merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan proses pepindahan panas antara dua fluida yang memiliki beda temperatur. Panas berpindah dari fluida yang lebih panas ke fluida yang lebih dingin. Jenis penukar panas yang paling sederhana adalah sebuah wadah dimana fluida yang panas dan fluida yang dingin dicampur secara langsung. Dalam sistem demikian kedua fluida akan mencapai temperatur akhir yang sama, dan jumlah panas yang berpindah dapat diperkirakan dengan mempersamakan energi yang dilepas oleh fluida yang lebih panas dengan energi yang diterima oleh fluida yang lebih dingin. Jenis heat exchanger yang lebih umum dipakai adalah heat exchanger dimana satu fluida terpisah dari fluida lainnya oleh satu dinding atau sekat yang dilalui oleh panas. Heat exchanger jenis ini disebut rekuperator.
2.2 Klasifikasi Alat Penukar Kalor
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor, maka dapat diklasifikasikan berdasarkan bermacam – macam pertimbangan yaitu:
2.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Proses Perpindahan Panas
a. Jenis kontak tidak langsung
1) Jenis dari satu fase
2) Jenis dari banyak fase
3) Jenis yang ditimbun (storage tipe)
4) Jenis fluidized bed
b. Jenis kontak langsung
1) Immiscible fluids
2) Gas liquid
(49)
6
2.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Fluida yang Mengalir
a. Dua jenis fluida
b. Tiga jenis fluida
c. Empat jenis fluida
2.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Kompaknya Permukaan
a. Jenis penukar kalor yang kompak,
density luas permukaannya > 700 m2/m3
b. Jenis penukar kalor yang tidak kompak,
density luas permukaannya < 700 m2/m3
2.2.4 Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme Perpindahan Panas
a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass
aliran masing – masing
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
2.2.5 Klasifikasi Berdasarkan Konstruksi
a. Konstruksi turbular (shell and tube)
1) Tube ganda (double tube)
2) Konstruksi shell and tube
a) Sekat plat (plate baffle)
b) Sekat batang (rod baffle)
(50)
b. Konstruksi Jenis pelat
1) Jenis pelat
2) Jenis lamella
3) Jenis spiral
4) Jenis pelat coil
c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)
1) Sirip pelat (plate fin)
2) Sirip tube (tube fin)
a) Heat pipe wall
b) Ordinary separating wall
d. Regenerative
1) Jenis rotary
2) Jenis disk
3) Jenis drum
4) Jenis matrik tetap
2.2.6 Klasifikasi Berdasarkan Pengaturan Aliran
a. Aliran dengan satu pass
1) Aliran berlawanan
2) Aliran pararel
3) Aliran melintang
4) Aliran split
5) Aliran yang dibagi (divided)
b. Aliran multipass
1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)
a) Aliran berlawanan menyilang
b) Aliran sejajar menyilang
c) Aliran campur
(51)
8
a) Aliran pararel yang berlawanan (1 laluan pada shell dan 2
laluan pada tube)
b) Aliran split
c) Aliran dibagi ( divided )
2.3 Pembagian Alat Penukar Kalor Jenis Shell and Tube Berdasarkan TEMA
Begitu banyaknya jenis dari alat penukar kalor shell and tube yang dipergunakan pada dunia industri. Untuk membuat pembagiannya secara pasti adalah sangat sulit.
Tetapi oleh Standard of Turbular Exchanger Manufactures Association (Ir. Tunggul M. Sitompul, S.E., M.Sc., 1993) dikelompokkan berdasarkan pemakaian dari heat exchanger itu menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Alat Penukar Kalor Kelas “R”, yang dipergunakan pada industri minyak
dan peralatan yang berhubungan proses tersebut.
b. Alat Penukar Kalor Kelas “C”, yang dipergunakan pada keperluan
komersial atau general purpose dengan didasarkan pada segi ekonomis dan ukuran kecil.
c. Alat Penukar Kalor Kelas “B” yang banyak dipergunakan pada proses
kimia.
Alat penukar kalor kelas “R”, kelas “C”, dan kelas “B” ini, semuanya adalah alat penukar kalor yang tidak dibakar (unfired Shell and tube), tidak sama dengan ketel uap. Berikut contoh dari beberapa jenis alat penukar kalor standar TEMA seperti gambar berikut ini.
(52)
2.4 Komponen – Komponen Alat Penukar Kalor
Dalam penguraian – penguraian komponen – komponen alat penukar kalor jenis shell and tube akan dibahas beberapa komponen yang sangat berpengaruh pada konstruksi alat penukar kalor. Untuk lebih jelasnya disini akan dibahas beberapa komponen dari alat penukar kalor jenis shell and tube.
2.4.1 Shell
Konstruksi shell sangat ditentukan oleh kapasitas dan keadaan
tubes yang akan ditempatkan didalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang berukuran besar atau pelat baja yang dirol. Shell merupakan badan dari alat penukar kalor, dimana terdapat tube bundle. Untuk temperature kerja yang
tinggi kadang – kadang shell dibagi dua sambungan dengan sambungan
ekspansi. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat rancangan atau design untuk alat penukar kalor shell and tube sesuai dengan standar TEMA.
(53)
10 Gambar 2.1 Rancangan Alat Penukar Kalor Shell and Tube (Literatur 1)
(54)
2.4.2 Tube
Tube merupakan bidang pemisah antara dua fluida yang mengalir, dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Pada umumnya flow fluida yang mengalir di dalam tube lebih kecil dibandingkan dengan flow fluida yang mengalir di dalam shell. Ketebalan dan material tube harus dipilih berdasarkan tekanan operasi dan jenis fluidanya. Agar tidak mudah bocor dan korosi akibat aliran fluida yang mengalir di dalam tube. Adapun tipe susunan tube berdasarkan TEMA seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.2 Tipe Susunan Tube Alat Penukar Kalor (Literatur 1)
Susunan tube segitiga sangat popular dan sangat baik dipakai
melayani fluida kotor/berlumpur atau yang bersih. Pembersihan tube dilakukan dengan cara kimia (chemical cleansing). Koefisien perpindahan panasnya lebih baik dibandingkan susunan pipa bujur (in – line square pitch). Susunan tube segitiga banyak dipergunakan dan menghasilkan perpindahan panas yang baik per satu satuan penurunan tekanan (per unit pressure drop), disamping itu letaknya lebih kompak.
Susunan tube bujur sangkar membentuk 900 (in – line square pitch)
(55)
12
a. Apabila penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi pada alat penukar
kalor itu sangat kecil.
b. Apabila pembersihan yang dilakukan pada bagian luar tube adalah dengan
cara pembersihan mekanik (mechanical cleansing). Sebab pada susunan seperti ini terdapat celah antara tube yang dipergunakan untuk pembersihannya.
c. Susunan ini memberikan perilaku yang baik, bila terjadi aliran turbulen,
tetapi untuk aliran laminar akan memberikan hasil yang kurang baik.
Susunan tube yang membentuk 450 atau susunan belah ketupat
(diamond square pitch) baik dipergunakan pada kondisi operasi yang penurunan tekanan kecil, tetapi lebih besar dari penurunan tekanan jenis bujur sangkar. Selain itu susunan tube ini relatif lebih baik dibanding susunan tube
yang membentuk 300 terhadap aliran.
2.4.3 Baffle
Baffles atau sekat – sekat yang dipasang pada alat penukar kalor mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
1. Struktur untuk menahan tube bundle
2. Damper untuk menahan atau mencegah terjadinya getaran pada
btube
3. Sebagai alat untuk mengontrol dan mengarahkan aliran fluida yang
mengalir di luar tube (shell side)
Ditinjau dari segi konstruksi, sekat itu dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok yaitu:
1. Sekat pelat berbentuk segment (segmental baffle plate)
2. Sekat batang (rod baffle)
3. Sekat mendatar atau longitudinal baffle
(56)
2.5 Kondensor
Kondensor merupakan jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja dan mengembalikan exhaust steam dari turbin ke fase cairnya agar dapat dipompakan ke boiler untuk digunakan kembali. Selain itu, kondensor juga berfungsi untuk menciptakan back pressure yang rendah pada exhaust turbine sehingga efisiensi siklus dan kerja turbin akan meningkat.
Untuk meningkatkan efisiensi siklus dan kerja turbin pada PLTU, maka exhaust uap bekas yang keluar dari turbin (kondensor) harus dalam kondisi vacum.
Gambar 2.3 Kondensor tipe permukaan (surface condenser) (google serch”kondensor”)
(57)
14 Gambar 2.4 Condensor ST 1.0 Sisi A PLTGU
Tujuan pengkondisian vakum pada kondensor tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menurunkan titik didih uap LP turbin agar bisa terkondensasi
menjadi air (konsep mesin Carnot: Panas masuk dan panas keluar menghasilkan kerja)
Reservoir Energi Termal
T2 Mesin ( Turbin )
T1 PANAS input
PANAS dibuang
Reservoir penyedot panas ( Kondensor )
Output KERJA 4 1 3 2
KERJA masuk KERJA keluar
PANAS masuk PANAS keluar T1 T2 Temperatur PANAS terbuang Kerja
(58)
Semakin rendah temperatur air Kondensat, menunjukkan bahwa semakin besar panas yang digunakan untuk memutar turbin.
2. Untuk menarik uap dan mempercepat laju uap dari LP turbin ke Kondensor
sehingga menghindari terjadinya kondensasi di sudu LP turbin terakhir yang dapat mengakibatkan rusaknya blade turbin.
TURBIN
KONDENSOR Pengkondisian
Vacuum Main Steam
Ejector
Aliran Uap
Gambar 2.6 Pengkondisian Vacuum Kondensor (google serch”kondensor”)
Semakin tinggi beban yang di pikul pembangkit maka pembangkit akan mensuplai daya yang semakin besar pula, diikuti dengan konsumsi uap yang semakin besar untuk memutar rotor turbin.
3. Mencegah tekanan balik (Back pressure) ke LP turbin, karena uap yg
mengalir memutar sudu stage terakhir LP turbin memiliki tekanan yg
rendah. Back pressure tersebut akan menekan sudu turbin ke arah
berlawanan dengan arah putaran sehingga akan menyebabkan turunnya efisiensi keseluruhan sistem (MW generator bisa turun), Juga berpotensi merusak sudu turbin.
(59)
16
Exiter Generator
Kondensor
Pengkondisian Vacuum
Aliran Uap
Turbin
Gambar 2.7 Aliran Uap pada Sudu Turbin (google serch”kondensor”)
2.6 Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data- data tentang spesifikasi dan data-data pada saat kondensor beroperasi dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung ke PLTGU blok I PT.PLN (PERSERO) sektor pembangkit belawan .
Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan pegawai bidang operasi dan pemeliharaan, menelaah dari manual handbook dan mencatat data-data sebagai penunjang diperlukannya langkah-langkah kerja yaitu:
1. Mengetahui cara pengoperasian Kondensor
2. Mencari dan mengumpulkan refrensi-refrensi kondensor dan
perhitungan yang berhubungan.
3. Menganalisa data-data tersebut untuk mendapat perhitungan dan
(60)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) merupakan salah satu jenis pembangkit listrik yang digunakan untuk memenuhi persediaan listrik di Indonesia. Kebutuhan Listrik yang terus meningkat mendorong tersedianya pembangkit listrik yang mampu menghasilkan kapasitas yang besar.
Dalam operasinya, Hasil buangan Turbin Gas dimanfaatkan untuk
memanaskan Heat Recovery Steam Generator (HRSG) untuk menghasilkan uap
kering yang digunakan untuk memutar turbin uap. Sama halnya dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) di PT PLN (Persero) pembangkitan Sumatra Bagian Utara Sektor Pembangkit Belawan. Pada PLTGU, air keluaran kondensor sangat bermanfaat untuk air umpan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Air keluar kondensor sangat diperhatikan, oleh karena itu agar uap terkondensasi dengan sempurna maka kevakuman kondensor harus dijaga dengan menggunakan pompa vakum, karena pompa bekerja dengan menghisap udara pada kondensor. Dengan tekanan yang lebih rendah di kondensor, maka uap akan bisa turun bergerak dengan mudah dari turbin menuju kondensor.
Untuk mengubah uap menjadi air (air kondensat) digunakan Kondensor, walaupun kondensor dapat mengubah uap menjadi air, keberadaan persediaan air seperti sungai, laut, dan danau tetap diperlukan karena kebutuhan air pendingin, dan uap yang diubah kondensor tidak seluruhnya menjadi air hal ini disebabkan
adanya loses (kerugian) sehingga uap terbuang ke atmosfer, hal ini terjadi karena
adanya kebocoran sepanjang sistem perpipaan, katup-katup, alat pemanas dan peralatan lainya.
Namun perlu juga diperhitungkan suhu air pendingin yang dibuang kembali. Ini dikarenakan isu lingkungan hidup yang semakin disoroti akhir-akhir ini.
(61)
2 Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas dan ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses pada kondensor dalam kondensasi uap tersebut, dimana data-data yang penulis pergunakan untuk penyusunan tugas akhir ini diambil dari data-data selama penulis melaksanakan Kerja Praktek (KP) di PT PLN (Persero) pembangkitan Sumatra Bagian Utara Sektor Pembangkit Belawan tanggal 11 Maret 2013 – 11 April 2013.
1.1Batasan Masalah
Dalam penulisan laporan ini, dibuat batasan masalah sebagai berikut :
1. Perancangan Kondensor pada PLTGU Blok I
2. Perhitungan dengan daya 65 MW
3. Pemilihan rancangan berdasarkan efektifitas dan ekonomis
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkondensasikan uap keluaran turbin dengan pemanfaatan air laut sebagai media pendingin dengan sistem tertutup.
1.3 Manfaat
1. Bagi penulis sendiri untuk menambah wawasan dan pengetahuan tantang kondensor agar nantinya setelah terjun ke lapangan dapat dijadikan sebagai pedoman atau buku petunjuk.
2. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa lain yang akan membahas hal sama.
3. Membandingkan antara teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan yang ada di lapangan.
(62)
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun laporan ini, penulis melakukan beberapa metode dalam pengumpulan data, diantaranya :
1. Observasi langsung ke lapangan.
2. Konsultasi dengan pembimbing lapangan dan pembimbing di
perkuliahan.
3. Studi literatur, yaitu mempelajari buku-buku referensi dalam
melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan kondensor.
1.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bagian awal yang berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran.
Bagian kedua adalah merupakan bagian utama atau isi dari penulisan skripsi ini, yang terdiri dari lima bab:
1. Bab I: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.
2. Bab II: Berisikan dasar-dasar teori yang didasarkan dari hasil studi
literature yang berhubungan dengan judul skripsi. Teori-teori yang disajikan berupa pengertian kemudian dilanjutkan dengan rumus-rumus yang akan dihitung nantinya. Teori-teori tersebut diambil dari berbagai
sumber seperti buku bacaan, survei lapangan dan dari internet.
Bahan-bahan tersebut akan digabung menjadi sebuah tulisan yang menjadi dasar teori dari judul skripsi yang memperkuat skripsi tersebut dengan data-data yang ada.
3. Bab III: Pada bab 3 ini menjelaskan metodologi yang meliputi metode
pengumpulan data, bahan dan spesifikasi karena skripsi ini adalah analisa maka harus dilakukan survei atau penelitian. Pada bab ini akan dibahas tentang cara yang dilakukan untuk mendapatkan data-data pendukung
(63)
4 seperti spesifikasi dan juga disertai dengan teknik dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bab IV: Analisa data dan Perancangan. Pada bab ini akan diuraikan
tentang proses perhitungan dari data-data yang sudah didapatkan perhitungan dilakukan berdasarkan landasan teori dimana rumus-rumus tersebut akan digunakan untuk mendapatkan data-data hasil yang diinginkan peroses perhitungan dan pembahasan akan disajikan secara teratur dan terangkai dengan baik
5. Bab V: Kesimpulan Dan Saran Pada bab ini berisikan tentang intisari
ataupun kesimpulan yang didapatkan dalam proses penyusunan skripsi dan hasil yang didapatkan. Bab ini akan menguraikan secara singkat hal-hal yang sangat penting tentang hasil yang diperoleh.
(64)
ABSTRAK
PLTGU Belawan memiliki 2 unit kondensor. Dalam perancangan kondensor PLTGU yang dibahas perancangan didasarkan dari pemilihan diameter tube, dan jarak antara tube, serta jumlah tube, adapun perancangan yang dihitung
adalah diameter luar tube ¾ in, dan pitch tube 15/16 in, diameter luar ¾ in pitch
tube 1 in, diameter luar 1 in dengan pitch tube 5/4 in. Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada perancangan ini diperoleh efektivitas kondensor 13.22 % dan, berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh koefisien
perpindahan panas menyeluruh (Uo) pada perancangan pertama adalah 1156,18
W/m2K, pada perancangan kedua adalah 1168,42 W/m2K, dan rancangan ketiga
adalah 1051,853 W/m2K sedangkan untuk panjang (L) tubenya adalah 8.05m,
9.07 m, 11.91 m. Hasil perancangan ini dipilih berdasarkan tingkat effisiensi dan ekonomisnya maka perancangan yang dipilih adalah perancangan pertama yaitu
Diameter luar tube ¾ in, dan Pitch tube 15/16 in, dengan (Uo) 1165,18 W/m2K,
dan (L) 8,05 m.
(65)
xii
ABSTRACT
PLTGU Belawan has 2 condenser. In the design of the steam power plant condenser are discussed based on the selection of tube diameter, pich tube distance between the tube, and tube number, which is calculated as for the design of the outside diameter of the tube is ¾ in, and Pitch tube 15/16 in, outside diameter tube ¾ in, pitch tube 1 in, outside diameter of tube 1 in, and Pitch tube 5/4 in. From the results of the calculations are done on the design of the condenser effectiveness obtained 13.22 %, and based on the results of the calculations have been done then obtained a thorough heat transfer coefficient ( Uo ) the first design is 1156.18 W/m2K, the second design is 1168.42 W/m2K, and the third is 1051.853 W/m2K. Length each tube design are 8.05 m, 9.07 m, 11.91 m. The result of this design is based on the level of economic and efficiency the selected design is the first design of the outside diameter of the tube is ¾ in, and pitch tube 15/16 in, with ( Uo ) 1165.18 W/m2K, and Length ( L ) 8.05 m. Keywords : Condenser, design, heat transfer coefficient.
(66)
PERANCANGAN KONDENSOR TURBIN UAP (ST.1.0)
DENGAN DAYA 65 MW DI PLTGU BLOK I PT.PLN
(PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA
SEKTOR PEMBANGKIT BELAWAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
ALEXANDER SEBAYANG
NIM : 110421006
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “PERANCANGAN KONDENSOR TURBIN UAP (ST.1.0)
DENGAN DAYA 65 MW DI PLTGU BLOK I PT.PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR
PEMBANGKIT BELAWAN” Dimaksutkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana teknik di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Kondensor merupakan Alat Penukar Kalor yang mengubah uap jenuh bekas turbin menjadi air kondensat. Dengan penggunaan kondensor ini maka dapat menghemet air pengisian ketel/Heat Recovery Steam Generator (HRSG).
Dalam menyelesaikan tugas sarjana ini, penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan trimakasih sebesar-besarnya kepada
Prof. Dr. Ir. Bustami Syam M.T, Dekan Fakultas Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara ;
1. Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik
mesin Universitas Sumatera Utara;
2. Ir.M.Syahril Gultom,MT. selaku Dosen Pembimbing Skripsi ini yang
telah banyak membantu dengan memberikan bimbingan, pengarahan penyusunan laporan skrippsi ini;
3. Bapak dan ibuk staf pengajar dan pegawai di Departemen Teknik
Mesin USU.
4. Teristimewa kepada Kedua Orangtua tercinta B.Sebayang dan C.br
Tarigan yang telah memberikan doa, motifasi, dukungan moril, dan materil kepada penulis
(75)
ii
5. Kakak dan abang tercinta Anna Br sebayang, Yusneni Br Sebayang,
Evi Emilia Br Sebayang, Alberta Br Sebayang, dan abang saya Oktavianus Sebayang dan istri Sylvia Dora Br Sembiring.
6. Kekasih tercinta Injilia Febrinasari Br Tarigan yang slalu memberi
dukungan dan semangat.
7. Seluruh teman-teman Teknik Mesin angkatan 2011 dan abang Suheri
Susanto angkatan 2010. Dan Abang Andi Setiawan Ginting, dan Abang Ahmad A.G tim fortex, dan jupri surbakti, Yudika DKK.
8. Abang Dohamsal Siahaan selaku pembimbing kami HAR.
Pemeliharaan turbin uap PLTGU;
9. Abang Patuan Hero Siahaan selaku pembimbing kami HAR.
Pemeliharaan turbin uap PLTGU;
10. Seluruh Staff dan Karyawan/Karyawati PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Utara Sektor Belawan.
Penulis Menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan laporan skripsi ini. Semoga Laporan skripsi ini bermanfaat Bagi semua pihak yang membaca.
Medan, Januari 2014 Penulis,
Alexander Sebayang NIM.110421006
(76)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR NOTASI ... viii
ABSTRAK ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 2
1.3 Manfaat ... 2
1.4 Metode Pengumpulan Data ... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Pengantar Umum ... 5
2.2 Klasifikasi Heat Exchanger ... 5
2.3 Pembagian alat penukar kalor jenis shell and tube TEMA ... 8
2.4 Komponen-komponen alat penukar kalor ... 9
2.5 Kondensor ... 13
2.6 Metode Pengumpulan Data ... 16
BAB III ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 17
3.1 Tipe Kondensor ... 17
3.2 Tube ... 17
3.3 Analisa Siklus Termodinamika ... 17
(77)
iv
BAB IV PERANCANGAN KONDENSOR ... 22
4.1 Beban Panas ... 22
4.2 Laju aliran massa Air pendingin ... 23
4.3Perancangan kondensor ... 24
4.4 Perhitungan perancangan melalui MS. EXCEL, ... 25
4.5 Sekat (buffle) ... 37
4.6 Tie Rodd ... 37
4.7 Shell dan Plat Tube ... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 40
5.1 Kesimpulan ... 40
5.2 Saran... 41 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(78)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ranacangan alat penukar kalor menurut TEMA ... 10
Gambar 2.2 Susunan tipe alat penukar kalor ... 11
Gambar 2.3 Kondensor tipe permukaan (surface condenser)... 13
Gambar 2.4 Kondensor ST 1.0 Sisi A PLTGU ... 14
Gambar 2.5 Konsep Mesin Karnot ... 14
Gambar 2.6 Pengkondisian Vacuum Kondensor ... 15
Gambar 2.7 Aliran Uap pada Sudu Turbin ... 16
Gambar 3.1 Siklus uap ... 18
Gambar 3.2 flow chart ... 20
(79)
vi
DAFTAR TABEL
(80)
DAFTAR NOTASI
Notasi Arti Satuan
A Ao Bc Bs cpc cpl db di do ds dsb E g h ho hc k kc kl l Luas Penampang
Luas Penampang luar tube Buffle cut (potongan sekat) Buffle space (jarak sekat) Panas spesifik air pendingin
Panas spesifik cairan pada suhu film Diameter Buffle
Diameter dalam tube Diameter luar tube Diameter shell
Diameter antara shell dengan buffle Efisiensi sambungan
Gaya grafitasi Entalpi
Koefisien perpindahan panas kondensasi Koefisien perpindahan panas dalam tube Konduktifitas termal
Konduktifitas termal air pendingin
Konduktifitas termal cairan pada suhu film Panjang tube m2 m2 m m J/kg.K J/kg.K m m m m m -
9,81 m/s2
KJ/kg
W/m2K
W/m2K
W/m2K
W/m2K
W/m2K
(81)
viii LMTD Ng Np Nt Nu NTU P Ph Pr Pt Qcd Qh r Re Rfi Rw s s.g T Tc
Beda suhu rata-rata logaritma Laju aliran massa
Laju aliran massa air pendingin Laju aliran massa uap
Gaya generator Jumlah Pass tube Jumlah Tube Bilangan Nusselt
Number of Transfer Unit Tekanan
Tekanan uap Bilangan Prandalt Jarak antara Pusat Tube Beban panas Kondensasi Beban panas diserap air Jari-jari shell
Bilangan Reynold
Faktor Pengotoran Dalam tube Tahanan Termal dinding tube Entropi
Grafitasi Spesifik Suhu
Suhu rata-rata air pendingin
K Kg/s Kg/s Kg/s W - - - - pa pa - m W W M -
m2K/W
m2K/W
m2K/W
- o
C,K o
(82)
Tco Tci Tf Th Tsat Tt Uo V v Wt Wcp WBFP x
Suhu keluar air pendingin Suhu masuk air pendingin Suhu film
Suhu Uap Suhu saturasi Suhu dinding tube
Koefisien perpindahan panas menyeluruh Volume
Volume spesifik Daya Turbin
Daya pompa kondensat Daya pompa air pengisi ketel Persentase fraksi uap
o C,K o C,K o C,K o C,K o C,K o C,K
W/m2K
m3 m3/kg W W W %
(83)
x
SIMBOL YUNANI
NOTASI KETERANGAN SATUAN
Kenaikan suhu air pendingin oC,K
Penurunan tekanan pada tube Pa
g Efisiensi generator -
μc Viskositas air pendingin kg/ms
μl Viskositas cairan pada suhu film kg/ms
ρc Massa jenis air pendingin kg/m3
ρl Massa jenis cairan pada suhu film kg/m3
ρv Massa jenis uap pada suhu film kg/m3
ρhl Massa jenis fluida panas bentuk cairan kg/m3
σ tekanan izin maksimum Pa, Psi
(84)
ABSTRAK
PLTGU Belawan memiliki 2 unit kondensor. Dalam perancangan kondensor PLTGU yang dibahas perancangan didasarkan dari pemilihan diameter tube, dan jarak antara tube, serta jumlah tube, adapun perancangan yang dihitung
adalah diameter luar tube ¾ in, dan pitch tube 15/16 in, diameter luar ¾ in pitch
tube 1 in, diameter luar 1 in dengan pitch tube 5/4 in. Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada perancangan ini diperoleh efektivitas kondensor 13.22 % dan, berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh koefisien
perpindahan panas menyeluruh (Uo) pada perancangan pertama adalah 1156,18
W/m2K, pada perancangan kedua adalah 1168,42 W/m2K, dan rancangan ketiga
adalah 1051,853 W/m2K sedangkan untuk panjang (L) tubenya adalah 8.05m,
9.07 m, 11.91 m. Hasil perancangan ini dipilih berdasarkan tingkat effisiensi dan ekonomisnya maka perancangan yang dipilih adalah perancangan pertama yaitu
Diameter luar tube ¾ in, dan Pitch tube 15/16 in, dengan (Uo) 1165,18 W/m2K,
dan (L) 8,05 m.
(85)
xii
ABSTRACT
PLTGU Belawan has 2 condenser. In the design of the steam power plant condenser are discussed based on the selection of tube diameter, pich tube distance between the tube, and tube number, which is calculated as for the design of the outside diameter of the tube is ¾ in, and Pitch tube 15/16 in, outside diameter tube ¾ in, pitch tube 1 in, outside diameter of tube 1 in, and Pitch tube 5/4 in. From the results of the calculations are done on the design of the condenser effectiveness obtained 13.22 %, and based on the results of the calculations have been done then obtained a thorough heat transfer coefficient ( Uo ) the first design is 1156.18 W/m2K, the second design is 1168.42 W/m2K, and the third is 1051.853 W/m2K. Length each tube design are 8.05 m, 9.07 m, 11.91 m. The result of this design is based on the level of economic and efficiency the selected design is the first design of the outside diameter of the tube is ¾ in, and pitch tube 15/16 in, with ( Uo ) 1165.18 W/m2K, and Length ( L ) 8.05 m. Keywords : Condenser, design, heat transfer coefficient.
(1)
vii
DAFTAR NOTASI
Notasi Arti Satuan
A Ao Bc Bs cpc cpl db di do ds dsb E g h ho hc k kc kl l Luas Penampang
Luas Penampang luar tube Buffle cut (potongan sekat) Buffle space (jarak sekat) Panas spesifik air pendingin
Panas spesifik cairan pada suhu film Diameter Buffle
Diameter dalam tube Diameter luar tube Diameter shell
Diameter antara shell dengan buffle Efisiensi sambungan
Gaya grafitasi Entalpi
Koefisien perpindahan panas kondensasi Koefisien perpindahan panas dalam tube Konduktifitas termal
Konduktifitas termal air pendingin
Konduktifitas termal cairan pada suhu film Panjang tube
m2 m2 m m J/kg.K J/kg.K m m m m m -
9,81 m/s2 KJ/kg W/m2K W/m2K W/m2K W/m2K W/m2K M
(2)
LMTD Ng Np Nt Nu NTU P Ph Pr Pt Qcd Qh r Re Rfi Rw s s.g T Tc
Beda suhu rata-rata logaritma Laju aliran massa
Laju aliran massa air pendingin Laju aliran massa uap
Gaya generator Jumlah Pass tube Jumlah Tube Bilangan Nusselt
Number of Transfer Unit Tekanan
Tekanan uap Bilangan Prandalt Jarak antara Pusat Tube Beban panas Kondensasi Beban panas diserap air Jari-jari shell
Bilangan Reynold
Faktor Pengotoran Dalam tube Tahanan Termal dinding tube Entropi
Grafitasi Spesifik Suhu
Suhu rata-rata air pendingin
K Kg/s Kg/s Kg/s W - - - - pa pa - m W W M - m2K/W m2K/W m2K/W -
o
C,K
o
(3)
ix Tco
Tci
Tf
Th
Tsat
Tt
Uo
V v Wt
Wcp
WBFP
x
Suhu keluar air pendingin Suhu masuk air pendingin Suhu film
Suhu Uap Suhu saturasi Suhu dinding tube
Koefisien perpindahan panas menyeluruh Volume
Volume spesifik Daya Turbin
Daya pompa kondensat Daya pompa air pengisi ketel Persentase fraksi uap
o
C,K
o
C,K
o
C,K
o
C,K
o
C,K
o
C,K W/m2K m3 m3/kg W W W %
(4)
SIMBOL YUNANI
NOTASI KETERANGAN SATUAN
Kenaikan suhu air pendingin oC,K
Penurunan tekanan pada tube Pa
g Efisiensi generator -
μc Viskositas air pendingin kg/ms
μl Viskositas cairan pada suhu film kg/ms
ρc Massa jenis air pendingin kg/m3
ρl Massa jenis cairan pada suhu film kg/m3
ρv Massa jenis uap pada suhu film kg/m3
ρhl Massa jenis fluida panas bentuk cairan kg/m3
σ tekanan izin maksimum Pa, Psi
(5)
xi
ABSTRAK
PLTGU Belawan memiliki 2 unit kondensor. Dalam perancangan kondensor PLTGU yang dibahas perancangan didasarkan dari pemilihan diameter tube, dan jarak antara tube, serta jumlah tube, adapun perancangan yang dihitung adalah diameter luar tube ¾ in, dan pitch tube 15/16 in, diameter luar ¾ in pitch tube 1 in, diameter luar 1 in dengan pitch tube 5/4 in. Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada perancangan ini diperoleh efektivitas kondensor 13.22 % dan, berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh koefisien perpindahan panas menyeluruh (Uo) pada perancangan pertama adalah 1156,18
W/m2K, pada perancangan kedua adalah 1168,42 W/m2K, dan rancangan ketiga adalah 1051,853 W/m2K sedangkan untuk panjang (L) tubenya adalah 8.05m, 9.07 m, 11.91 m. Hasil perancangan ini dipilih berdasarkan tingkat effisiensi dan ekonomisnya maka perancangan yang dipilih adalah perancangan pertama yaitu Diameter luar tube ¾ in, dan Pitch tube 15/16 in, dengan (Uo) 1165,18 W/m2K,
dan (L) 8,05 m.
Kata Kunci : Kondensor, Perancangan, koefisien perpindahan panas.
(6)
ABSTRACT
PLTGU Belawan has 2 condenser. In the design of the steam power plant condenser are discussed based on the selection of tube diameter, pich tube distance between the tube, and tube number, which is calculated as for the design of the outside diameter of the tube is ¾ in, and Pitch tube 15/16 in, outside diameter tube ¾ in, pitch tube 1 in, outside diameter of tube 1 in, and Pitch tube 5/4 in. From the results of the calculations are done on the design of the condenser effectiveness obtained 13.22 %, and based on the results of the calculations have been done then obtained a thorough heat transfer coefficient ( Uo ) the first design is 1156.18 W/m2K, the second design is 1168.42 W/m2K, and the third is 1051.853 W/m2K. Length each tube design are 8.05 m, 9.07 m, 11.91 m. The result of this design is based on the level of economic and efficiency the selected design is the first design of the outside diameter of the tube is ¾ in, and pitch tube 15/16 in, with ( Uo ) 1165.18 W/m2K, and Length ( L ) 8.05 m. Keywords : Condenser, design, heat transfer coefficient.