17
BAB III ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 Tipe Kondensor
Tipe kondensor Shell and Tube Condensor merupakan alat penukar kalor yang banyak digunakan dalam proses-proses industri. Hal ini disebabkan alat
penukar kalor jenis ini dapat dirancang untuk beroperasi pada berbagai tekanan dan temperature pada proses industri. Metode perancangan kondensor sudah ada
dan kode-kode mekanis setiap unitnya sudah tersedia serta penggunaanya sudah cukup lama sehingga sangat dipercaya tingkat kelayakanya.
Tipe kondensor ini adalah Outside Horizontal tubes kondensasi diluar tubes horizontal. Alasan pemilihan tipe ini adalah:
1. Kapasitas air pendingin kecil karena air berada didalam tubeside
2. Daya pemompaan yang relative kecil
3. Faktor pengotoran yang relative kecil karena pengotoran yang terjadi pada
shellside sangat kecil dan pengotoran yang terjadi pada tubeside bisa dikurangi dengan menaikkan kecepatan aliran air pendingin sampai pada
daerah aliran turbulen. 4.
Penurunan tekanan yang rendah. 5.
Tube dapat dibuat multipass untuk menaikkan kecepatan aliran.
3.2 Tube
Tube yang digunakan pada kondensor shell and tube ini adalah unfired tube tube tanpa sirip. Dari data survei bahan yang digunakan adalah Titanium.
Titanium digunakan untuk kondensor yang menggunakan air laut sebagai fluida pendingin. Bahan ini mempunyai konduktifitas thermal yang tinggi literatur 10.
3.3 Analisa Siklus Termodinamika
Daya listrik yang dihasilkan power plant ini adalah 65 MW. Siklusnya merupakan siklus tertutup sehingga energy yang dihasilkan semaksimal mungkin
Universitas Sumatera Utara
18 dan energi yang terbuang seminimal mungkin. Skema aliran uap pada power plant
tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah.
Gambar 3.1 Siklus uap
Keterangan Gambar:
CPH = Condensate Prehaeter LPSH = Low Pressure Superheater
HPEC = High Pressure economizer HPE = High Pressure Evaporator
HPSH = High Pressur Superheater
Universitas Sumatera Utara
19 Dari temperatur air pengisian ketel t.apk, jumlah ekstraksi, dan temperatur
kondensor, dapat ditentukan tekanan-tekanan pada setiap ekstraksi turbin. Dalam perhitungan ini diasumsikan air pengisian ketel dipanaskan dalam derajat yang
sama pada semua pemanas air pengisian ketel:
Dimana: t
apk
= temperatur air masuk HRSG 210
o
C t
kon
= temperatur kondensat, diandaikan 1-2
o
C lebih rendah dari temperatur jenuh uap buang dipilih 2
o
C maka t
kon
= 52-2 = 50
o
C z = Jumlah ekstraksi
o
C
Temperatur jenuh uap pemanas pada pemanas-pemanas air pengisian ketel dapat diketahui,
Universitas Sumatera Utara
20
3.5 Flow chart