Penghambatan Peroksidasi Lipid Sel Khamir Candida sp. Y390 oleh Ekstrak Daging Buah Salak Bongkok (Salacca edulis Reinw.)

PENGHAMBATAN PEROKSIDASI LIPID SEL KHAMIR
Candida sp. Y390 OLEH EKSTRAK DAGING BUAH SALAK
BONGKOK (Salacca edulis Reinw.)

DEDE FALAHUDIN

PROGRAM STUDI BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK
DEDE FALAHUDIN. Penghambatan Peroksidasi Lipid Sel Khamir Candida
sp.Y390 oleh Ekstrak Daging Buah Salak Bongkok (Salacca edulis Reinw.).
Dibimbing oleh ANNA P. ROSWIEM dan EMAN KUSTAMAN.
Salak Bongkok merupakan jenis salak yang berasal dari desa Bongkok,
kecamatan Conggeang, Sumedang, Jawa Barat. Salak Bongkok diketahui
memiliki senyawa aktif sebagai antioksidan dan menghambat asam urat secara in
vitro. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidasi ekstrak salak
Bongkok secara in vivo menggunakan sel khamir Candida sp.Y390 sebagai model

percobaan. Ekstrak salak daging buah Bongkok mengandung senyawa fenolik,
alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Ekstrak salak muda dan tua konsentrasi
1200 ppm dan 2000 ppm bersifat prooksidan terhadap sel khamir Candida
sp.Y390 kondisi normal. Ekstrak salak tua 200 ppm dapat menghambat
peroksidasi lipid sel khamir yang diberi parasetamol 0.3% lebih tinggi yaitu
sebesar 61.06% dibandingkan vitamin C 0.225 mg/mL yaitu sebesar 53.65%.
Ekstrak daging buah salak tua 200 ppm sudah mampu menurunkan lipid
peroksida sel khamir yang diberi parasetamol 0.3%.

ABSTRACT
DEDE FALAHUDIN. Inhibition of Lipid Peroxidation Yeast Cell Candida sp.
Y390 with flesh Extract of Bongkok Snake Fruit (Salacca edulis Reinw.). Under
the direction of ANNA P. ROSWIEM and EMAN KUSTAMAN.
Bongkok snake fruit comes from Bongkok village, Conggeang district,
Sumedang, West Java. This fruit has bioactive molecule as antioxidant and
inhibits ureic acid by in vitro assay. This research was done for determining
antioxidant activity of Bongkok snake fruit crude extract by in vivo assay using
yeast cell Candida sp.Y390 as experimental model. It’s crude extract has
secondary metabolite compound such as alkaloid, saponin, flavonoid, phenolic,
and tannin. Crude extract immature and mature snake fruit 1200 ppm and 2000

ppm has prooxidant activity for normal yeast cell. Mature fruit snake crude extract
200 ppm could inhibit lipid peroxidase of yeast cell which was treated by
paracetamol 0.3% higher is 61.06% compared with Vitamin C 0.225 mg/mL is
53.65%. Mature snake fruit crude extract has been reduce peroxide lipid yeast cell
that has treated by parasetamol 0.3%.

PENGHAMBATAN PEROKSIDASI LIPID SEL KHAMIR
Candida sp. Y390 OLEH EKSTRAK DAGING BUAH SALAK
BONGKOK (Salacca edulis Reinw.)

DEDE FALAHUDIN

Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Biokimia

PROGRAM STUDI BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2008

Judul Skripsi : Penghambatan Peroksidasi Lipid Sel Khamir Candida sp. Y390
oleh Ekstrak Daging Buah Salak Bongkok (Salacca edulis
Reinw.)
Nama
: Dede Falahudin
NRP
: G 44104002

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Anna P Roswiem, M.S.
Ketua

Ir. Eman Kustaman
Anggota


Diketahui

Dr. drh. Hasim, DEA.
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Tanggal lulus :

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 10 Mei 1985 sebagai anak
pertama dari empat bersaudara pasangan Yasin dan Masfuroh.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMA (Plus) 1 Cisarua-Bandung dan pada
tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPM (USMI) pada program studi Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melaksanakan Praktik
Lapang (PL) di PT Indolakto Sukabumi selama periode Juli sampai Agustus 2007,
dan menyusun laporan dengan judul Uji Mutu Susu Kental Manis Secara
Mikrobiologi. Selain itu, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu
ketua departemen Sosial Kemasyarakatan (SOSMAS) pada Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bogor periode 2006-2008, dan

departemen Kerohanian dan Kewirausahaan pada Community of Research and
Education in Biochemistry (CREB’s) periode 2006-2007.

PRAKATA
Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April ini
adalah antioksidan, dengan judul Penghambatan Peroksidasi Lipid Sel Khamir
Candida sp. Y390 oleh Ekstrak Daging Buah Salak Bongkok (Salacca edulis
Reinw.).
Ungkapan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu selama kegiatan penelitian dan penyusunan karya ilmiah. Penulis
mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang terlibat dalam pelaksanaannya. Terima
kasih penulis ucapkan kepada Dr. Anna P Roswiem, MS selaku pembimbing
utama, Ir. Eman Kustaman selaku pembimbing kedua dan Dr. Heddy Julistiono,
MS selaku pembimbing lapangan serta semua karyawan di Balitbiologi LIPI.
Penelitian ini dapat terlaksana atas bantuan dana proyek di Balitbiologi LIPI.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga di Subang,
Purwakarta dan teman-teman Biokimia 41, Nanda, Andre, Avriadi teman satu

bimbingan, semangat ya, untuk sahabat terbaik Mayang Arum yang selalu
memberi dukungan moril, materil, doa dan semangat selama penelitian dan
penyusunan karya ilmiah ini. Tak lupa saya ucapkan terima kasih untuk saudara
seperjuangan di KAMMI Bogor 2004-2008.
Penulis menyadari penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Agustus 2008

Dede Falahudin

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
PENDAHULUAN ..............................................................................................

1


TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Salak Bongkok (Salacca edulis Reinw.) ....................................
Khamir Candida sp ....................................................................................
Radikal Bebas dan Peroksidasi Lipid.........................................................
Parasetamol. ...............................................................................................
Antioksidan ................................................................................................
Vitamin C. ..................................................................................................

1
2
2
4
4
5

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat .........................................................................................
Metode ......................................................................................................
Analisis Statistik .......................................................................................


6
6
8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi Daging Buah Salak Bongkok .....................................................
Uji Fitokimia Daging Buah Salak Bongkok...............................................
Kurva Pertumbuhan Sel Khamir Candida sp.Y390 ...................................
Pengukuran Peroksidasi Lipid Sel Khamir Candida sp. Y390
dengan HPLC. ............................................................................................
Penentuan Konsentrasi Ekstrak Daging Buah Salak Bongkok ..................
Penghambatan Peroksidasi Lipid oleh Ekstrak Daging Buah Salak
Bongkok. ....................................................................................................

8
9
10
10
11
12


KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14
LAMPIRAN ...................................................................................................... 17

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Buah salak Bongkok (Salacca edulis Reinw.) ............................................

2

2

Sel khamir Candida sp. ................................................................................

2

3


Mekanisme pembentukan lipid peroksida ...................................................

3

4

Reaksi pembentukan MDA dari PUFA teroksidasi ......................................

3

5

Struktur kimia kompleks MDA-(TBA)2 ......................................................

4

6

Struktur parasetamol ....................................................................................


4

7

Pembentukan metabolit reaktif NAPQI hasil metabolisme
parasetamol oleh enzim sitokrom P-450 ......................................................

4

Mekanisme pembentukan radikal bebas dari struktur parasetamol
oleh enzim/H2O2 ...........................................................................................

4

Struktur dasar flavonoid ..............................................................................

5

8
9

10 Kurva pertumbuhan sel khamir Candida sp................................................. 10
11 Kurva standar TMP-(TBA)2 ........................................................................ 11
12 Bentuk puncak kromatogram kurva standar MDA-(TBA)2 .......................... 11
13 Bentuk puncak kromatogram perlakuan ekstrak 200 ppm (atas)
dan kurva standar TMP-(TBA)2 (bawah)...................................................... 11
14 Konsentrasi lipid peroksida sel khamir dengan perlakuan ekstrak
muda dan ekstrak tua .................................................................................... 12
15 Konsentrasi lipid peroksida sel khamir yang diberi perlakuan. ................... 13

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Tahapan penelitian ...................................................................................... 18

2

Ekstraksi daging buah salakBongkok (Harbone 1287) ................................ 19

3

Rendemen ekstrak daging salak Bongkok muda dan tua ............................ 19

4

Pembuatan kurva pertumbuhan sel khamir ................................................... 20

5

Populasi rerata pertumbuhan khamir Candida sp ......................................... 20

6

Penentuan kurva standar TMP (Li et al. 2004) ........................................... 21

7

Kurva standar TMP ..................................................................................... 21

8

Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
terhadap penambahan ekstrak daging buah salak muda dan tua .................. 22

9

Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
terhadap penambahan ekstrak daging buah salak muda ............................... 23

10 Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
terhadap penambahan ekstrak daging buah salak tua ................................... 24
11 Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
pada penelitian utama ................................................................................... 25
12 Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
pada penelitian utama ................................................................................... 26
13 Hasil pengolahan data kurva pertumbuhan sel khamir Candida sp.
dengan metode ANOVA ............................................................................... 27
14 Hasil pengolahan lipid peroksida penelitian pendahuluan dengan
metode ANOVA .............................................................................................. 27
15 Hasil pengolahan data lipid peroksida penelitian utama dengan metode
ANOVA .......................................................................................................... 28
16 Hasil pengukuran konsentrasi MDA penelitian pendahuluan dan utama
dengan metode HPLC ..................................................................................... 29

PENGHAMBATAN PEROKSIDASI LIPID SEL KHAMIR
Candida sp. Y390 OLEH EKSTRAK DAGING BUAH SALAK
BONGKOK (Salacca edulis Reinw.)

DEDE FALAHUDIN

PROGRAM STUDI BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK
DEDE FALAHUDIN. Penghambatan Peroksidasi Lipid Sel Khamir Candida
sp.Y390 oleh Ekstrak Daging Buah Salak Bongkok (Salacca edulis Reinw.).
Dibimbing oleh ANNA P. ROSWIEM dan EMAN KUSTAMAN.
Salak Bongkok merupakan jenis salak yang berasal dari desa Bongkok,
kecamatan Conggeang, Sumedang, Jawa Barat. Salak Bongkok diketahui
memiliki senyawa aktif sebagai antioksidan dan menghambat asam urat secara in
vitro. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidasi ekstrak salak
Bongkok secara in vivo menggunakan sel khamir Candida sp.Y390 sebagai model
percobaan. Ekstrak salak daging buah Bongkok mengandung senyawa fenolik,
alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Ekstrak salak muda dan tua konsentrasi
1200 ppm dan 2000 ppm bersifat prooksidan terhadap sel khamir Candida
sp.Y390 kondisi normal. Ekstrak salak tua 200 ppm dapat menghambat
peroksidasi lipid sel khamir yang diberi parasetamol 0.3% lebih tinggi yaitu
sebesar 61.06% dibandingkan vitamin C 0.225 mg/mL yaitu sebesar 53.65%.
Ekstrak daging buah salak tua 200 ppm sudah mampu menurunkan lipid
peroksida sel khamir yang diberi parasetamol 0.3%.

ABSTRACT
DEDE FALAHUDIN. Inhibition of Lipid Peroxidation Yeast Cell Candida sp.
Y390 with flesh Extract of Bongkok Snake Fruit (Salacca edulis Reinw.). Under
the direction of ANNA P. ROSWIEM and EMAN KUSTAMAN.
Bongkok snake fruit comes from Bongkok village, Conggeang district,
Sumedang, West Java. This fruit has bioactive molecule as antioxidant and
inhibits ureic acid by in vitro assay. This research was done for determining
antioxidant activity of Bongkok snake fruit crude extract by in vivo assay using
yeast cell Candida sp.Y390 as experimental model. It’s crude extract has
secondary metabolite compound such as alkaloid, saponin, flavonoid, phenolic,
and tannin. Crude extract immature and mature snake fruit 1200 ppm and 2000
ppm has prooxidant activity for normal yeast cell. Mature fruit snake crude extract
200 ppm could inhibit lipid peroxidase of yeast cell which was treated by
paracetamol 0.3% higher is 61.06% compared with Vitamin C 0.225 mg/mL is
53.65%. Mature snake fruit crude extract has been reduce peroxide lipid yeast cell
that has treated by parasetamol 0.3%.

PENGHAMBATAN PEROKSIDASI LIPID SEL KHAMIR
Candida sp. Y390 OLEH EKSTRAK DAGING BUAH SALAK
BONGKOK (Salacca edulis Reinw.)

DEDE FALAHUDIN

Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Biokimia

PROGRAM STUDI BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul Skripsi : Penghambatan Peroksidasi Lipid Sel Khamir Candida sp. Y390
oleh Ekstrak Daging Buah Salak Bongkok (Salacca edulis
Reinw.)
Nama
: Dede Falahudin
NRP
: G 44104002

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Anna P Roswiem, M.S.
Ketua

Ir. Eman Kustaman
Anggota

Diketahui

Dr. drh. Hasim, DEA.
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Tanggal lulus :

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 10 Mei 1985 sebagai anak
pertama dari empat bersaudara pasangan Yasin dan Masfuroh.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMA (Plus) 1 Cisarua-Bandung dan pada
tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPM (USMI) pada program studi Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melaksanakan Praktik
Lapang (PL) di PT Indolakto Sukabumi selama periode Juli sampai Agustus 2007,
dan menyusun laporan dengan judul Uji Mutu Susu Kental Manis Secara
Mikrobiologi. Selain itu, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu
ketua departemen Sosial Kemasyarakatan (SOSMAS) pada Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bogor periode 2006-2008, dan
departemen Kerohanian dan Kewirausahaan pada Community of Research and
Education in Biochemistry (CREB’s) periode 2006-2007.

PRAKATA
Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April ini
adalah antioksidan, dengan judul Penghambatan Peroksidasi Lipid Sel Khamir
Candida sp. Y390 oleh Ekstrak Daging Buah Salak Bongkok (Salacca edulis
Reinw.).
Ungkapan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu selama kegiatan penelitian dan penyusunan karya ilmiah. Penulis
mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang terlibat dalam pelaksanaannya. Terima
kasih penulis ucapkan kepada Dr. Anna P Roswiem, MS selaku pembimbing
utama, Ir. Eman Kustaman selaku pembimbing kedua dan Dr. Heddy Julistiono,
MS selaku pembimbing lapangan serta semua karyawan di Balitbiologi LIPI.
Penelitian ini dapat terlaksana atas bantuan dana proyek di Balitbiologi LIPI.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga di Subang,
Purwakarta dan teman-teman Biokimia 41, Nanda, Andre, Avriadi teman satu
bimbingan, semangat ya, untuk sahabat terbaik Mayang Arum yang selalu
memberi dukungan moril, materil, doa dan semangat selama penelitian dan
penyusunan karya ilmiah ini. Tak lupa saya ucapkan terima kasih untuk saudara
seperjuangan di KAMMI Bogor 2004-2008.
Penulis menyadari penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Agustus 2008

Dede Falahudin

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
PENDAHULUAN ..............................................................................................

1

TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Salak Bongkok (Salacca edulis Reinw.) ....................................
Khamir Candida sp ....................................................................................
Radikal Bebas dan Peroksidasi Lipid.........................................................
Parasetamol. ...............................................................................................
Antioksidan ................................................................................................
Vitamin C. ..................................................................................................

1
2
2
4
4
5

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat .........................................................................................
Metode ......................................................................................................
Analisis Statistik .......................................................................................

6
6
8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi Daging Buah Salak Bongkok .....................................................
Uji Fitokimia Daging Buah Salak Bongkok...............................................
Kurva Pertumbuhan Sel Khamir Candida sp.Y390 ...................................
Pengukuran Peroksidasi Lipid Sel Khamir Candida sp. Y390
dengan HPLC. ............................................................................................
Penentuan Konsentrasi Ekstrak Daging Buah Salak Bongkok ..................
Penghambatan Peroksidasi Lipid oleh Ekstrak Daging Buah Salak
Bongkok. ....................................................................................................

8
9
10
10
11
12

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14
LAMPIRAN ...................................................................................................... 17

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Buah salak Bongkok (Salacca edulis Reinw.) ............................................

2

2

Sel khamir Candida sp. ................................................................................

2

3

Mekanisme pembentukan lipid peroksida ...................................................

3

4

Reaksi pembentukan MDA dari PUFA teroksidasi ......................................

3

5

Struktur kimia kompleks MDA-(TBA)2 ......................................................

4

6

Struktur parasetamol ....................................................................................

4

7

Pembentukan metabolit reaktif NAPQI hasil metabolisme
parasetamol oleh enzim sitokrom P-450 ......................................................

4

Mekanisme pembentukan radikal bebas dari struktur parasetamol
oleh enzim/H2O2 ...........................................................................................

4

Struktur dasar flavonoid ..............................................................................

5

8
9

10 Kurva pertumbuhan sel khamir Candida sp................................................. 10
11 Kurva standar TMP-(TBA)2 ........................................................................ 11
12 Bentuk puncak kromatogram kurva standar MDA-(TBA)2 .......................... 11
13 Bentuk puncak kromatogram perlakuan ekstrak 200 ppm (atas)
dan kurva standar TMP-(TBA)2 (bawah)...................................................... 11
14 Konsentrasi lipid peroksida sel khamir dengan perlakuan ekstrak
muda dan ekstrak tua .................................................................................... 12
15 Konsentrasi lipid peroksida sel khamir yang diberi perlakuan. ................... 13

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Tahapan penelitian ...................................................................................... 18

2

Ekstraksi daging buah salakBongkok (Harbone 1287) ................................ 19

3

Rendemen ekstrak daging salak Bongkok muda dan tua ............................ 19

4

Pembuatan kurva pertumbuhan sel khamir ................................................... 20

5

Populasi rerata pertumbuhan khamir Candida sp ......................................... 20

6

Penentuan kurva standar TMP (Li et al. 2004) ........................................... 21

7

Kurva standar TMP ..................................................................................... 21

8

Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
terhadap penambahan ekstrak daging buah salak muda dan tua .................. 22

9

Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
terhadap penambahan ekstrak daging buah salak muda ............................... 23

10 Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
terhadap penambahan ekstrak daging buah salak tua ................................... 24
11 Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
pada penelitian utama ................................................................................... 25
12 Pengukuran lipid peroksida suspensi sel khamir Candida sp.
pada penelitian utama ................................................................................... 26
13 Hasil pengolahan data kurva pertumbuhan sel khamir Candida sp.
dengan metode ANOVA ............................................................................... 27
14 Hasil pengolahan lipid peroksida penelitian pendahuluan dengan
metode ANOVA .............................................................................................. 27
15 Hasil pengolahan data lipid peroksida penelitian utama dengan metode
ANOVA .......................................................................................................... 28
16 Hasil pengukuran konsentrasi MDA penelitian pendahuluan dan utama
dengan metode HPLC ..................................................................................... 29

1

PENDAHULUAN
Penggunaan bahan alam untuk pengobatan
merupakan hal umum di Indonesia, semakin
banyaknya produk ramuan tradisional baik
yang diolah dengan teknologi modern maupun
secara sederhana yang beredar di masyarakat.
Jenis tumbuhan dan buah-buahan banyak
digunakan sebagai obat alternatif karena
mempunyai aktivitas sebagai antioksidasi
untuk mengatasi penyakit degeneratif dan
penuaan akibat senyawa radikal bebas.
Senyawa fitokimia sebagai senyawa kimia
dalam tanaman mempunyai peranan yang
sangat penting bagi kesehatan termasuk
fungsinya dalam pencegahan terhadap
berbagai penyakit degeneratif dan penyakit
infeksi. Beberapa senyawa fitokimia yang
diketahui mempunyai fungsi fisiologis adalah
karotenoid, fitosterol, saponin, glikosinolat,
polifenol, inhibitor protease, monoterpen,
fitoestrogen, turunan senyawa flavonoid,
sulfida, alkaloid, dan asam fitat (Winarsi
2005, diacu dalam Risnawati 2007).
Radikal bebas merupakan senyawa kimia
yang sangat reaktif karena memiliki satu atau
lebih elektron ganjil tidak berpasangan, dan
dapat mengubah molekul menjadi suatu
radikal (Hariyatmi 2004). Senyawa radikal
bebas di dalam tubuh ditimbulkan oleh radiasi
sinar ultraviolet, asap rokok, pestisida,
polutan, aktifitas fisik individu dan hasil
metabolisme senyawa obat. Radikal bebas
akan
menyebabkan
peroksidasi
lipid,
peroksidasi protein, kerusakan DNA, dan
degenerasi sel. Akumulasi dari kerusakan
tersebut
dapat
menginduksi
beberapa
penyakit termasuk kardiovaskular, penuaan,
kanker, imflamasi, dan penyakit degeneratif
lainnya (Hsu et al. 2007).
Upaya pengobatan untuk memperlambat
proses penuaan dan penyakit degeneratif
akibat radikal bebas telah banyak dilakukan
namun membutuhkan biaya yang mahal dan
menghasilkan efek samping yang lebih besar.
Oleh karena itu, pengobatan beralih kepada
tanaman obat yang mempunyai senyawa aktif
sebagai antioksidan dan model penelitian pada
tingkat sel. Penelitian sistem pertahanan
terhadap radikal bebas pada organisme tingkat
tinggi memiliki kemiripan mekanisme
pertahanan dengan sel khamir sebagai sel
eukariot sederhana. Sel khamir yang
mengalami stres oksidatif dapat menjelaskan
mekanisme terjadinya penuaan, apoptosis, dan
kerusakan pada tingkat serta dapat
menjelaskan sejumlah aktivitas antioksidan
dan kompleksitas mekanisme terhadap stres
oksidatif (Manon 2004; Moradas et al. 1996).

Berdasarkan kemiripan tersebut, penelitian ini
menggunakan sel khamir sebagai model untuk
pengujian antivitas antioksidasi
ekstrak
daging buah Salak Bongkok (Salacca edulis
Reinw).
Pengukurannya
berdasarkan
penghambatan peroksidasi lipid pada sel
khamir Candida sp. yang diberi parasetamol.
Penelitian ini bertujuan membuktikan
efek pemberian ekstrak daging buah salak
Bongkok terhadap penghambatan peroksidasi
lipid pada sel khamir Candida sp. yang diberi
parasetamol.
Aktivitas
antioksidasinya
dibandingkan dengan vitamin C 0.225
mg/mL. Hipotesis penelitian ini yaitu ekstrak
daging
buah
salak
Bongkok
dapat
menghambat peroksidasi lipid sel khamir
Candida sp. yang diberi parasetamol. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi ilmiah mengenai khasiat ekstrak
daging buah salak Bongkok sebagai
antioksidan
alami
sehingga
akan
meningkatkan nilai ekonomis dan daya guna
buah salak Bongkok serta penggunaan sel
khamir sebagai model sederhana untuk bioesai
stres oksidatif.

TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Salak Bongkok (Salacca edulis
Reinw.)
Tanaman salak merupakan tanaman yang
termasuk dalam suku Palmae (Arecaceae)
(Gambar 1). Salak Jawa var. ‘Bongkok’
merupakan jenis salak jawa (Salacca zalacca
(Gaertner) Voss.) diklasifikasikan ke dalam
kingdom Plantae, kelas Magnolophyta, ordo
Liliopsida, famili Arecales, genus Salacca dan
species Salacca edulis Reinw. (Wikipedia
2008). Nama salak Bongkok berasal dari
tempat salak ini, yaitu desa Bongkok,
kecamatan Conggeang, Sumedang, Jawa
Barat. Bentuk buah salak Bongkok dalam satu
tandan ada dua macam yaitu lonjong panjang
dan bulat pendek dengan rasa yang tidak
begitu manis, asam, sepat, dan agak pahit.
Kulit buahnya bersisik besar dan berwarna
merah kecokelatan mengkilat. Bijinya besar
dan dalam tiap buah terdapat 2-3 biji. Ukuran
buahnya besar dengan diameter dapat
mencapai 6 cm. Setiap rumpun dapat
menghasilkan 5-7 tandan.
Salak tumbuh baik di dataran rendah
hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe
iklim basah. Tipe tanah podsolik dan regosol
atau latosol disenangi oleh tanaman salak.
Lingkungan yang dikehendaki mempunyai pH
5-7, curah hujan 1500--3000 mm per tahun

2

dengan musim kering antara 4-6 bulan. Pada
kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman
mulai berbuah pada umur tiga tahun. Tanaman
salak muda lebih senang hidup di tempat
teduh atau di bawah naungan. Oleh karena itu,
umumnya salak ditanam di bawah tanaman
duku, durian, atau pohon jinjing atau sengon
(Albezia sp.) (BAPPENAS 2000).
Kajian terhadap senyawa aktif buah salak
dan kulitnya belum banyak diketahui.
Penelitian yang dilakukan terhadap varietas
salak Pondoh dan salak Kalimantan
menunjukkan kandungan fitokimia paling
banyak dalam ekstrak etanol 70% kulit dan
daging buahnya yaitu flavonoid dan tanin
(Sahputra 2008). Ekstrak etil asetat, etanol,
dan air daging buah salak Bongkok
mempunyai kandungan fitokimia yaitu
flavonoid, alkaloid, terpenoid, katekin, tanin,
kuinon, asam askorbat 8,37 mg/100 g.
Aktivitas biologis ekstrak salak ini yaitu
sebagai antiokisdan dalam meredam radikal
bebas diphenyl-I-pichrilhydrazin (DPPH)
pada konsentrasi 200 µg/mL, 400 µg/mL, dan
2000 µg/mL dan menghambat pembentukan
asam urat sebesar 27.24% pada konsentrasi
0.2 µg/m (Priyatno et al. 2006).

(Gambar 2). Klasifikasi dari khamir Candida
sp. yaitu termasuk kingdom Fungi, filum
Ascomycota, kelas Hemiascomycetes, ordo
Sacharomycetales, famili Candidaceae, genus
Candida, dan spesies Candida sp. (Barnet et
al. 1982).

Gambar 2 Khamir Candida sp. (TNZBIRT 2008).

Radikal Bebas dan Peroksidasi Lipid

Gambar 1 Buah Salak Bangkok (Salacca edulis
Reinw.) (BAPPENAS 2000).

Khamir Candida sp.
Khamir merupakan mikroorganisme bersel
satu yang berukuran 5-20 mikron, bentuknya
oval, atau bulat tak beraturan. Khamir dapat
diisolasi dari manusia atau hewan berdarah
panas, namun yang utama diisolasi dari tanah,
air laut, produk fermentasi, hewan berdarah
dingin, dan sebagainya. Sel khamir memiliki
beberapa organel seperti badan Golgi, inti sel,
mitokondria,
vakuola
sebagai
tempat
menyimpan cadangan nutrisi, sitoplasma,
dinding sel yang mengandung glukan dan
manan serta terdapat kitin dan protein, dan
membran sel yang terdiri atas lipid dan protein

Radikal bebas merupakan senyawa kimia
yang sangat reaktif karena memiliki satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan.
Radikal bebas di dalam tubuh merupakan
produk normal dari proses metabolisme
makanan untuk menghasilkan energi. Radikal
bebas
berfungsi
untuk
memberikan
perlindungan tubuh terhadap serangan bakteri
dan parasit, namun tidak menyerang sasaran
spesifik, sehingga akan menyerang asam
lemak tidak jenuh ganda dari membran sel,
struktur sel, dan DNA (Hariyatmi 2004).
Spesies oksigen reaktif dan turunan radikal
lainnya
akan
menginduksi
terjadinya
peroksidasi lipid yang akan merusak jaringan
sebagai awal patogenesis penyakit (Tukozkan
et al. 2006).
Secara umum, peroksidasi lipid dibagi
tiga tahap reaksi yaitu tahap inisiasi,
propagasi, dan terminasi (Murray et al. 2001)
(Gambar 3). Reaksi peroksidasi lipid diawali
melalui pengambilan sebuah atom hidrogen
pada
dari
gugus
metilena
(-CH2-)
polyunsaturated fatty acid (PUFA) oleh
radikal bebas menghasilkan radikal bebas
lipid. Hal ini disebabkan adanya ikatan
rangkap pada asam lemak yang dapat
melemahkan ikatan antara atom C dan H
yang berdekatan dengan ikatan rangkap,

3

sehingga atom H mudah diambil oleh radikal
bebas. Setelah itu, terjadi proses propagasi
dengan adanya penataan ulang untuk
menstabilkan
radikal
bebas
dengan
membentuk diena terkonjugasi. Diena
terkonjugasi jika bereaksi dengan O2 akan
membentuk radikal lipid peroksil yang akan
mengambil atom hidrogen pada rantai lipid
selanjutnya
sehingga
terbentuk
lipid
hidroperoksida yang stabil pada suhu
fisiologis atau suhu tubuh. Namun, lipid
hidroperoksida akan dikatalisis oleh logam
besi (Fe) dan tembaga (Cu) yang terdapat di
dalam tubuh membentuk senyawa berbahaya
seperti epoksida, keton, asam, dan aldehid.
Senyawa aldehid yang dihasilkan dari
peruraian
hidroperoksida
adalah
malonaldehida (MDA), akrolein, dan 4hidroksinonenal (Perrone et al. 2008).
Senyawa aldehid tersebut akan menyerang
protein terutama pada gugus tiol (-SH) dan
gugus amin (-NH2), sehingga enzim-enzim
yang
membutuhkan
senyawa-senyawa
tersebut untuk aktivitasnya akan terhambat.
Selain itu, jalur lainnya yang ditempuh oleh
lipid hidroperoksida yaitu membentuk
peroksida siklik yang disebut endoperoksida.
Tahap terakhir yaitu tahap terminasi yang
terjadi ketika radikal lipid peroksida bereaksi
dengan radikal bebas yang lain seperti
senyawa antioksidan atau senyawa biologi
yang lain.
Konsentrasi lipid peroksida salah satunya
dapat
diukur
melalui
konsentrasi
malondialdehida (MDA) sebagai produk akhir
reaksi tersebut (Gambar 4). Menurut
Tukozkan et al.
(2006), MDA adalah
senyawa dialdehida atau berkarbon tiga yang
reaktif yang dihasilkan dari peroksidasi lipid
pada membran sel (Gambar 5). MDA dalam
material hayati terdapat dalam bentuk bebas
atau membentuk ikatan silang dengan
berbagai molekul dan merupakan penanda
toksisitas sel, mutagenesis, dan penguraian
lipid pada membran sel (Risnawati 2007).
Konsentrasi MDA yang terakumulasi secara
in vivo di dalam organ dan partikel subseluler
dapat di ukur menggunakan uji asam 2tiobarbiturat (Uji TBA) (Ohkawa 1978).
Metode ini telah lama digunakan untuk
menguji kerusakan organ akibat peroksidasi
lipid (Tukozkan et al. 2006). Metode TBA
dimulai sejak Berneheim et al. (1948) dan
Wilbur et al. (1949) menemukan adanya
reaksi hasil oksidasi PUFA dengan TBA
membentuk kompleks warna merah muda
(Ohkawa et al. 1978). MDA akan bereaksi
melalui penambahan nukleofilik karbon 1

MDA dengan karbon 5 TBA membentuk
senyawa kompleks MDA-(TBA)2 yang
berwarna merah muda dan diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang
532 nm.
Warna merah yang terukur
sebanding dengan tingkat peroksidasi lipid
oleh radikal lipid, radikal lpid peroksil, dan
radikal hidroksil (Tukozkan et al. 2006).
Metode pengukuran kompleks MDA(TBA)2 dengan spektrofotometer sangat
sederhana dan mudah diulang (reproducible),
namun kurang spesifik karena TBA dapat
bereaksi dengan senyawa berkarbonil lainnya
seperti 2-alkenals, 2,4-alkenadials, dan 2,4hidroxyalkenals serta senyawa-senyawa non
lipid lainnya seperti gula, asam amino, urea,
biliverdin, glioksal, dan furfural aldehid
(Nelsen et al. 1997

Gambar

Gambar 4

3

Mekanisme
peroksida.

pembentukan

lipid

Reaksi pembentukan MDA dari
PUFA’S teroksidasi

Gambar 5 Struktur kimia kompleks MDA-(TBA)2
(Wikipedia 2008).

4

Saat ini, metode uji TBA dikombinasikan
dengan
high
performance
liquid
chromatography (HPLC) sehingga adanya
metode HPLC-TBA assay. Metode ini dapat
meningkatkan spesifikasi dan akurasi
pengukuran konsentrasi kompleks MDA(TBA)2 (Lykkesfeldt 2001). Sensitifitas
metode HPLC-TBA assay sudah dilaporkan
oleh Young et al. (1991) dan Richard et al.
(1992). Selain itu, pernyataan Tukozkan et al.
(2006) yang menyatakan bahwa metode
HPLC-TBA assay dengan derivatisasi 2.4(DNPH)
dinitrophenylhydrazine
menghasilkan pengukuran yang lebih akurat
dibandingkan
metode
konvensional
spektrofotometri (TBA assay).

unsur sel hati yang berikatan secara kovalen
dengan radikal bebas yang mendorong
terjadinya peroksidasi lipid sebagai awal
terjadinya cidera sel sampai kematian sel atau
nekrosis (Gambar 7). Pernyataan tersebut
sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh
Kapiotis et al. (1997), parasetamol akan
membentuk radikal bebas apabila berikatan
dengan enzim atau H2O2
(Gambar 8).

Gambar 6 Struktur parasetamol (Gonzalez 2005)

Parasetamol
Salah satu obat yang bersifat hepatotoksik
adalan parasetamol. Senyawa ini merupakan
kelompok obat para amino fenol yang
berfungsi sebagai analgesik dan antipiretik
(Gambar 6). Parasetamol memberikan efek
yang sangat baik dan aman jika digunakan
dalam dosis pengobatan yang tepat.
Parasetamol diabsorbsi oleh tubuh dengan
cepat dan hampir sempurna di saluran cerna.
Setelah pemberian oral kadar puncak dalam
plasma dicapai dalam 10-60 menit. Distribusi
parasetamol terjadi dengan cepat dan merata
ke hampir seluruh tubuh. Sekitar 25%
parasetamol dalam darah terikat oleh protein
plasma dan mempunyai waktu paruh
1,25-3 jam (Ganiswara 1995, diacu dalam
Risnawati 2007).
Parasetamol dimetabolisme di hati oleh
sistem enzim mikrosomal. Jalur utama
metabolisme parasetamol adalah melalui
konjugasi dengan asam glukoronat (60%),
asam sulfat (35%) dan sistein (3%).
Sedangkan sebagian kecil melalui jalur
lainnya yakni oleh sistem enzim mikrosom
sitokrom P-450, parasetamol dimetabolisme
menjadi metabolit reaktif antara yaitu Nasetil-p-benzokuinonimin
(NAPQI).
Pemakaian parasetamol dosis lazim, metabolit
reaktif terbentuk dalam jumlah kecil dan
diinaktivasi melalui konjugasi dengan
glutation dan selanjutnya diekskresi dalam
urin sebagai asam merkapturat. Namun,
penggunaan parasetamol dosis tinggi atau
toksik, jalur utama metabolisme parasetamol
terlampaui, sehingga metabolisme jalur lain
meningkat. Akibatnya glutation habis terpakai
untuk menetralkan NAPQI yang terbentuk
dalam jumlah berlebihan. Selanjutnya NAPQI
akan berikatan dengan makromolekul unsur-

Gambar 7 Pembentukan metabolit reaktif NAPQ1
hasil metabolisme parasetamol oleh
enzim sitokrom P-450 (Gonzalez
2005).
OH

O
H

Enzim/H 2 O2

*

NH
O

NH

C
O
CH 3

C
CH3

Parasetamol
Free Radical

Parasetamol

Gambar 8 Mekanisme pembentukan radikal bebas
dari
struktur
parasetamol
oleh
enzim/H2O2 (Kapiotis et al. 1997).

Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang
dapat
menunda,
memperlambat,
atau
mencegah terjadinya autooksidasi oleh radikal
bebas. Antioksidan terdiri atas enzim
antioksidan dan mikronutrien antioksidan..
Enzim antioksidan dibentuk dalam tubuh,
yaitu superoksida dismutase (SOD), glutation

5

peroksidase, katalase, dan glutation reduktase.
Sedangkan
mikronutrien
antioksidan
diantaranya betakaroten, vitamin C dan
vitamin E. B-karoten merupakan scavenger
(penyapu) oksigen tunggal, vitamin C
pemulung superoksid dan radikal bebas yang
lain, sedangkan vitamin E merupakan
pemutus rantai peroksida lemak pada
membran dan low density lipoprotein (LDL) (
Marks et al. 2000).
Senyawa
fenolik
telah
diketahui
mempunyai aktivitas dalam menangkap
radikal bebas. Senyawa fenolik diantaranya
flavonoid, asam fenolat, stilbenes, lignan,
lignin, dan tanin (Hsu et al. 2007). Flavonoid
merupakan salah satu dari sekian banyak
senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan
oleh tanaman yang berperan sebagai
antioksidan, yang bisa dijumpai pada bagian
daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga dan
biji. Flavonoid merupakan senyawa turunan
dari
heterosiklik
2-fenil-1,4-benzopiron
(Gambar 9). Cincin benzena (cincin A)
dihubungkan dengan cincin karbon hetero
siklik (cincin C) dan karbon C-2 yang
membawa gugus fenil (cincin B) sebagai
substitusi (Cotelle 2001).
Flavonoid di alam terdapat dalam dua
bentuk, yaitu flavonoid glikosida (dengan gula
terikat) dan flavonoid aglikon (flavonoid
tanpa gula terikat). Flavonoid glikosida
umumnya lebih larut dalam air, sebaliknya
flavonoid aglikon lebih mudah larut dalam
pelarut seperti eter dan kloroform. Senyawa
flavonoid tidak stabil terhadap pengaruh
cahaya, oksidasi, dan perubahan kimia,
sehingga apabila teroksidasi strukturnya akan
berubah dan keaktifannya menurun bahkan
hilang. Gugus 3’,4’-dihidroksi pada cincin B
merupakan target radikal bebas yang
berfungsi sebagai antioksidan yang didukung
oleh ikatan ganda karbon C-2 dan C-3 yang
berkonjugasi dengan gugus 4-keto. Sedangkan
gugus 7,8-dihidroksi pada cincin A akan
menurunkan aktivitas radikal bebas. Senyawa
ini juga bertindak sebagai penampung baik
radikal hidroksi dan superoksida, dengan
demikian mampu melindingi lipid membran
terhadap reaksi yang merusak (Robinson
1995).
B
O

A

C

O

Gambar 9 Struktur dasar flavonoid (Cotelle 2001).

Vitamin C
Vitamin C merupakan nutrien dan vitamin
yang larut dalam air yang mempunyai sifat
sebagai pereduksi (reducing agent). Vitamin
C memegang peranan penting dalam sintesis
hormon dan neurotransmiter serta sebagai
kofaktor untuk beberapa enzim tubuh
(Hambly 2000). Vitamin C merupakan
antioksidan hidrofilik sehingga sangat
berperan dalam sitoplasma sel. Vitamin ini
menerima elekron tunggal dari superoksida,
hidrogen peroksida, radikal peroksil, dan
radikal hidroksil. Vitamin C juga berperan
dalam memperbaiki
radikal vitamin E
menjadi vitamin E stabil. Nama kimianya
yaitu asam l-askorbat (C6H8O6). Vitamin C
diperoleh dari buah beri, buah-buahan sitrus,
dan sayuran hijau (Hardesty 1998).
Sifat antioksidan vitamin C disebabkan
karena kemampuannya dalam mempengaruhi
reaksi redoks-potensial reduksi zat-zat yang
larut dalam air di dalam dan di luar sel dalam
sistem biologis. Vitamin C yang larut dalam
air dapat menangkap radikal bebas hasil
samping proses oksidasi sehingga kerusakan
jaringan dapat dicegah (Linder 1992). Asam
askorbat mudah dioksidasi menghasilkan
bentuk dehidro-asam askorbat dengan
melepaskan dua atom hidrogen. Bentuk
normal dan hasil oksidasinya di dalam tubuh
berada dalam keadaan seimbang, namun
aktivitas bentuk dehidronya kurang stabil
didalam cairan tubuh. Vitamin C sangat
sebsitif terhadap cahaya, panas, dan adanya
ion logam (Hardesty 1998). Vitamin C dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
menjaga kekuatan jaringan ikat (yang
berfungsi mempercepat penyembuhan luka,
luka bakar, serta patah tulang), memperkuat
elastisitas jaringan ikat dan tulang rawan pada
sela-sela sendi di tulang belakang (sehingga
mencegah terjadinya nyeri punggung dan
cedera akibat olahraga), meningkatkan
penyerapan kalsium untuk pembentukan
tulang, mempengaruhi pembentukan sel-sel
darah merah pada sumsum tulang belakang,
bahkan menghambat terbentuknya nitrosamin
yang
merupakan
bahan
yang
bisa
menyebabkan kanker (Hardesty 1998).
Vitamin C pada kadar yang tinggi dapat
bersifat racun bagi tubuh, sehingga menurut
Julian (1969), Vitamin C dapat berfungsi
sebagai antioksidan jika kadarnya dalam
serum sebesar 5 mg/mL. Sedangkan pada
konsentrasi maksimum 50 mg/mL, vitamin C
berfungsi sebagai prooksidan sehingga dapat
membunuh sel kanker, tetapi dapat juga
membunuh sel normal (Yomes 2000).

6

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah buah salak
Bongkok yang diperoleh dari perkebunan
masyarakat di desa Bongkok, kecamatan
Conggeang, Sumedang, Jawa Barat; biakan
khamir Candida sp. Y390 dari koleksi Balai
Penelitian dan Pengembangan Bidang
Mikrobiologi, Puslit Biologi, LIPI; Vitamin C
dan parasetamol dari PT Kimia Farma, bakto
pepton, ekstrak khamir, bakto agar,
KH2PO4.3H2O, K2HPO4.3H2O, MgSO4.7H2O,
ZnSO4.7H2O, MnSO4.H2O, CuSO4, glukosa,
Metanol, gliserol, akuades steril, asam
trikloroasetat
(TCA)
75%,
asam-2tiobarbiturat (TBA) 0.67%, dan 1,1,3,3,tetrametoksipropana (TMP) 0.1 mM sebagai
larutan standar.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah alat-alat gelas, shaker, autoklaf,
laminar air flow hood, vortex, spatula segi
empat, inkubator, penangas air, termometer,
filter Whatman milipore 0.45?m, evaporator,
mikropipet, neraca analitik, neraca kasar,
sentrifus, tabung sentrifus, dan HPLC.
Metode
Ekstraksi Buah Salak Bongkok (Harbone
1987)
Daging buah salak Bongkok diekstraksi
menggunakan metode Harbone (1987) yang
telah dimodifikasi. Daging buah salak
Bongkok dibersihkan, dipotong kecil dan
tipis, dikeringkan udara lalu dioven pada suhu
40-60ºC dan dibuat serbuk. Sebanyak 20 gram
serbuk daging buah salak Bongkok diekstraksi
menggunakan pelarut etanol 70% secara
maserasi dengan perbandingan 1:5 (Raflizar
2006) selama 24 jam pada suhu ruang,
maserasi dilakukan triplo atau sampai pelarut
jernih. Hasil maserasi disaring untuk
memisahkan filtrat dan ampas. Filtrat
dipekatkan dengan evaporator vakum 40oC
dan dilarutkan dengan etil asetat lalu
dipekatkan kembali dengan evaporator vakum
40oC. Filtrat ekstrak kasar
dikeringkan
dengan oven pada suhu 40-60ºC. Ekstrak
kasar daging buah salak Bongkok disimpan
dalam lemari pendingin sampai digunakan
untuk perlakuan.
Uji Fitokimia Ekstrak Buah Salak Bongkok
(Harbone 1987)
Analisis fitokimia dilakukan secara
kualitatif untuk mengetahui senyawa-senyawa

aktif yang terkandung dalam ekstrak daging
buah salak Bongkok berdasarkan metode
Harborne (1987). Senyawa yang diidentifikasi
adalah alkaloid, saponin, flavonoid, senyawa
fenolik, dan tanin.
Uji Akaloid. Sebanyak 0.1 gram ekstrak
daging buah salak ditambahkan 5 mL
kloroform dan 3 tetes amoniak. Fraksi
kloroform dipisahkan dan diasamkan dengan
2 tetes H2SO4 2M. Fraksi asam dibagi menjadi
tiga tabung kemudian masing-masing
ditambahkan pereaksi Dradedorf, Meyer dan
Wagner. Adanya alkaloid ditandai dengan
terbentuknya endapan putih pada pereaksi
Meyer, endapan merah pada perekasi
Dragendorf, dan endapan coklat pada pereaksi
Wagner.
Uji Saponin. Sebanyak 0.1 gram ekstrak
daging buah salak ditambahkan 5 mL akuades
lalu dipanaskan selama 5 menit. Kemudian
dikocok selama 5 menit. Busa yang terbentuk
setinggi kurang lebih 1 cm dan tetap stabil
setelah didiamkan selama 15 menit
menunjukkan adanya saponin.
Uji Flavonoid dan Senyawa Fenolik.
Sebanyak 0.1 gram ekstrak daging buah salak
ditambahkan dengan 5 metanol 30%
kemudian dipanaskan selama 5 menit. Filtrat
ditambahkan dengan H2SO4, terbentuknya
warna merah karena penambahan H2SO4
menunjukkan adanya senyawa flavonoid., dan
terbentuknya
warna
merah
dengan
penambahan NaOH menunjukkan adanya
senyawa fenolik.
Uji Tanin. Sebanyak 0.1 gram ekstrak
daging buah salak
ditambahkan 5 mL
akuades kemudian dididihkan selama 5 menit.
Kemudian disaring dan filtratnya ditambahkan
dengan 5 tetes FeCl3 1% (b/v). Warna biru tua
atau hitam kehijauan yang terbentuk
menunjukkan adanya tanin.
Pembuatan Media
Media cair gliserol dibuat dalam gelas
piala 1000 mL dengan komposisi 2.4 mL
gliserol, 1.3 g K2HPO4.3H2O, 0.15 g
MgSO4.7H2O, 3.0 g ekstrak khamir, 4.0 g
bakto pepton, dan 10 mL larutan X (5.0 g
ZnSO4.7H2O, 3.0 g MnSO4.H2O, 2.8 g
CuSO4, dan 250 mL akuades), dilarutkan ke
dalam 1 L akuades. Kemudian sebanyak 100
mL media dipindahkan ke dalam labu
Erlenmeyer 250 mL, dan disterilisasi dengan
autoklaf pada suhu 121oC dan tekanan 1 atm
selama 15 menit.
Media yeast malt agar (YMA) dibuat
dalam labu Elenmeyer 1 L dengan komposisi
3.0 g ekstrak khamir, 5.0 g bakto pepton, 20.0

7

g bakto agar, 10.0 glukosa, dan Ekstrak malt 3
g, kemudian dilarutkan dengan akuades
sampai tepat 1 L sambil dipanaskan. Setelah
itu, media YMA di simpan dalam labu
Erlenmeyer 300 mL kurang lebih 200 mL dan
disterilisasi selama 15 menit pada suhu 121oC,
1 atm. Dalam keadaan cukup hangat, sekitar
10-15 mL media dituang ke dalam cawan petri
steril secara aseptis.
Pembuatan Stok Kultur Sel Khamir
Sel khamir Candida sp. Y 390 dari media
agar miring (stok isolat) diinokulasikan secara
aseptis sebanyak 2 Ose ke dalam media cair
gliserol, lalu diinkubasi goyang dengan
kecepatan 100 rpm selama 2 hari. Peremajaan
kultur sel khamir dilakukan inokulasi ke
dalam media gliserol baru setiap empat hari
sekali sebanyak 1 mL.
Pembuatan Kurva Pertumbuhan
Khamir Candida sp. Y390

Sel

Kurva pertumbuhan sel khamir Candida
sp. dibuat dari biakan Candida sp. umur 4 hari
dengan cara sebanyak 1 mL biakan
diinokulasikan ke dalam media gliserol cair
yang baru, lalu dikocok. Sebelum diinkubasi
goyang pada kecepatan 100 rpm, dihitung
kepadatan sel khamir hari ke-0 dengan cara
sebanyak 0.1 mL biakan khamir dari gliserol
yang baru diencerkan dengan 0.9 mL akuades
steril sampai pengenceran 10-5. Setelah itu,
sebanyak 0.1 mL hasil pengenceran 10-3,10-4,
dan 10-5 ditumbuhkan masing-masing dalam
cawan petri yang berisi media YMA,
diinkubasi pada suhu 35oC selama 2 hari.
Jumlah koloni dihitung pada hari ketiga
setelah ditumbuhkan. Media gliserol yang
baru lalu inkubasi goyang pada kecepatan
100 rpm dan setiap hari dihitung kepadatan sel
khamirnya untuk hari ke-1, 2, 3 dan 4.
Kepadatan hari ke-1 ditumbuhkan hasil
pengenceran 10-4, 10-5, 10-6, dan kepadatan
hari ke-2, 3 dan 4 ditumbuhkan hasil
pengenceran 10-5,10-6, dan 10-7. Semua seri
pengenceran
dilakukan
triplo.
Kurva
pertumbuhan dibuat berdasarkan rataan
kepadatan populasi sel khamir pada hari ke-0,
1, 2, 3, dan 4.
Pengukuran Peroksidasi Lipid Sel Khamir
(Li et al. 2004)
Peroksidasi lipid sel khamir diukur
berdasarkan konsentrasi MDA yang diukur
dengan HPLC mengacu pada metode Li et al.
(2004) yang telah dimodifikasi. Spesifikasi

HPLC yang digunakan yaitu HPLC shim-pack
CLC – Kolom C8, ukuran kolom 6.0 mm ID x
150 mm, lampu UV panjang gelombang 532
nm, detektor seri SPD-20AV, fase gerak
potasium fosfat (0.025 mol/L, pH 6.2) dan
metanol dengan perbandingan 58% : 42%
(v/v). Waktu alirnya yaitu 0.8 mL/menit.
Larutan buffer potasium fosfat dibuat dengan
cara melarutkan 3.4 gram KH2PO4 dengan
800 mL air akuabides steril dan ditepatkan
pHnya dengan pH meter sampai 6.2. Setelah
itu, larutan ditepatkan sampai 1 Liter dengan
akuabides steril. Persiapan yang dilakukan
sebelum sampel diukur dengan HPLC yaitu
penyaringan larutan fase gerak dan sampel
menggunakan penyaring Whatman 0.45 µm
(Li et al. 2004).
Penelitian ini terdiri dari penelitian
pendahuluan
dan
penelitian
utama.
Konsentrasi uji ekstrak daging buah salak
Bongkok yang dibuat yaitu konsentrasi 50,
100 ppm, 200 ppm, 1200 ppm, dan 2000 ppm.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk
menentukan konsentrasi uji ekstrak daging
buah salak Bongkok yang mempunyai
paling rendah.
aktivitas prooksidasi
Penelitian utama dilakukan untuk mengukur
aktivitas antioksidasi ekstrak salak Bongkok
berdasarkan penghambatan peroksidasi lipid
sel khamir