Marketing Communication Mix Effectiveness of Wong Solo Restaurant, Kalimalang, East Jakarta

EFEKTIVITAS BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN
RUMAH MAKAN WONG SOLO KALIMALANG
JAKARTA TIMUR

SKRIPSI
ANNI KHALIDAH

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN
ANNI KHALIDAH. D34104081. 2009. Efektivitas Bauran Komunikasi
Pemasaran Rumah Makan Wong Solo Kalimalang Jakarta Timur. Skripsi.
Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Sutisna Riyanto, MS.
Pembimbing Anggota : Ir. Lucia Cyrilla ENSD, MSi.
Sektor bisnis kuliner adalah salah satu alternatif kesempatan kerja yang
mampu menampung kelebihan tenaga kerja karena umumnya sektor ini tidak terlalu

membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan
khusus. Rumah Makan Wong Solo merupakan salah satu bentuk sektor bisnis
kuliner, saat ini telah memilki banyak cabang yang telah tersebar di beberapa
wilayah Indonesia. Pengembangan rumah makan ini dimasa yang akan datang
membutuhkan strategi pemasaran yang baik untuk dapat meningkatkan citra dan
menarik pembeli. Salah satu strategi pemasaran adalah strategi promosi. Bauran
komunikasi pemasaran merupakan salah satu bentuk promosi yang mempunyai
peranan penting dalam perumusan strategi pemasaran. Bauran komunikasi
pemasaran adalah usaha-usaha yang yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan produknya dengtan berdasarkan pada lima alat
komunikasi utama yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat,
penjualan pribadi dan pemasaran langsung.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan karakteristik konsumen
terhadap bauran komunikasi yang telah diterapkan Rumah Makan Wong Solo, (2)
Mendeskripsikan dan menganalisis efektifitas bauran komunikasi pamasaran yang
telah dilaksanakan Rumah Makan Wong Solo, (3) Menganalisis hubungan
karakteristik konsumen dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang
digunakan Rumah Makan Wong Solo, (4) Menganalisis hubungan karakteristik
konsumen dengan persepsi terhadap atribut tambahan RM Wong Solo.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2008. Data diperoleh

dengan melakukan wawancara langsung dengan konsumen RM Wong Solo
berdasarkan pertanyaan yang telah dipersiapkan dalam bentuk kuisioner. Metode
analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, frekuensi distribusi dan
menganalisis hubungan dengan prosedur Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan konsumen Wong Solo sebagian besar berusia
muda, berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan tinggi, bekerja sebagai
pegawai swasta serta memiliki pendapatan rata-rata diatas Rp. 3.500.000, dan berasal
dari etnis Jawa.
Bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan Rumah Makan Wong Solo
dinilai cukup efektif. Bauran komunikasi tersebut cukup mendedah konsumen
meskipun persepsi konsumen belum cukup baik terhadap upaya-upaya tersebut.

Karakter konsumen secara umum tidak berhubungan dengan efektivitas
bauran komunikasi pemasaran, hanya pada tingkat pendapatan, jenis kelamin dan
pekerjaan yang terdapat hubungan nyata dalam bentuk bauran presentasi, pameran,
bingkisan, serta tidak terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik konsumen
terhadap ataribut tambahan yang ada pada rumah makan Wong Solo.
Kata-kata kunci: bauran komunikasi pemasaran, karakteristik, konsumen

ABSTRACT

Marketing Communication Mix Effectiveness of Wong Solo Restaurant,
Kalimalang, East Jakarta
Khalidah, A. S. Riyanto dan L. Cyrilla
Prospect of small industry such as restaurant had enough opportunity. It
showed by the progress of total restaurant in town every year. Restaurant‟s marketing
strategy should be developing until the goal of the company had achieved, those
were to increase sale rate, to satisfy the consumers, indeed to get benefit. The
objective of this research were to define consumer‟s characteristic based on
communication viewpoint, to analyst the effectiveness of marketing communication,
and also to analyst of the interaction between consumer‟s characteristic and the
effectiveness of marketing communication which determined Wong Solo Kalimalang
Restaurant. A large part of the consumers of Wong Solo Kalimalang Restaurant
were young class, high level education, private official, had income above 3.5
million rupiah per month and mostly from Java‟s ethnic. The consumers dominated
by female gender. The marketing strategy of Wong Solo Kalimalang Restaurant had
well evaluated by the consumers, but lack of consumers known the marketing
communication of Wong Solo Kalimalang Restaurant. The consumer‟s characteristic
which related with the effectiveness of marketing communication of Wong Solo
Kalimalang Restaurant was the income aspect.
Key Words: effectiveness, marketing communication, customer‟s characteristic


EFEKTIVITAS BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN
RUMAH MAKAN WONG SOLO KALIMALANG
JAKARTA TIMUR

ANNI KHALIDAH
D34104081

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

EFEKTIVITAS BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN
RUMAH MAKAN WONG SOLO KALIMALANG

JAKARTA TIMUR

Oleh
ANNI KHALIDAH
D34104081

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan
Komisi Ujian Lisan pada Tanggal 23 Maret 2009

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Ir. Sutisna Riyanto, MS
NIP. 131 779 500

Ir. Lucia Cyrilla ENSD., MSi.
NIP. 131 760 916

Mengetahui,

Dekan Fakultas Peternakan

Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Agr.Sc.
NIP. 131 955 531

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 29 April 1985 di Jakarta, dari pasangan bapak
Mawardi (Alm.) dan ibu Dirham. Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama di Madrasah
Al-Wathoniyah 1A, Jakarta tahun 1992-2000, dan melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMAN 44 Jakarta Timur pada tahun 2000-2003. Penulis diterima
di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB pada Program Studi Sosial Ekonomi
Industri Peternakan dan memilih minat Komunikasi dan Penyuluhan pada tahun
2004.
Selama pendidikan, penulis aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan
baik intra ataupun ekstra kampus diantaranya penulis pernah aktif sebagai anggota
divisi perekonomian Al-Hurriyah tahun 2004, Sekretaris Departemen Human
Research Development Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan (BEM-D)
tahun 2005, anggota Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan

(HIMASEIP) tahun 2006 dan Senior Residence Asrama TPB IPB tahun 2006-2009.
Penulis juga aktif sebagai asisten pendidikan agama Islam tahun 2006-2007,
Pembina beastudi Etos Bogor tahun 2009 sampai sekarang. Penulis juga aktif di
berbagai kegiatan kepanitiaan seperti Pekan Raya BEM-D, Seminar kewirausahaan
pada tahun 2005 dan event organizer program Insidental Asrama TPB IPB tahun
2006-2009.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hanya terucap untuk Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya mengijinkan penulis menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Efektivitas
Bauran Komunikasi Pemasaran Rumah Makan Wong Solo Kalimalang Jakarta
Timur” untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Sosial
Ekonomi Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Komunikasi pemasaran dalam setiap usaha memiliki peranan penting, untuk
mengembangkan suatu usaha diperlukan strategi pemasaran yang baik. Strategi
pemasaran yang baik dari suatu usaha dapat membuka peluang untuk terus
berkembang sehingga
penjualan,

dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan


memuaskan konsumen dan mendapatkan keuntungan,

sehingga

mempunyai andil penting juga dalam memajukan perekonomian negara. Rumah
makan juga merupakan salah satu sektor yang banyak menyerap tenaga kerja,
umumnya sektor ini tidak begitu membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat
pendidikan dan keterampilan pekerja.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan tugas
akhir ini. Semoga seluruh hasil yang tertuang dalam tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, 16 Maret 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .................................................................................................


i

ABSTRAK .......................................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................

v

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang .....................................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................

Tujuan Penelitian .................................................................................
Kegunaan Penelitian ............................................................................

1
2
3
3

KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6
Restoran ............................................................................................... 6
Komunikasi Pemasaran ........................................................................ 8
Bauran Komunikasi Pemasaran ............................................................ 8
Karakteristik Konsumen........................................................................... 10
Atribut...................................................................................................... 11
Mutu dan Pelayanan Produk.................................................................... 12
Persepsi Konsumen ................................................................. ............... 13
Efektivitas Komunikasi ……………………………………………. ..... 14
Harapan dan Kepuasan Pelanggan......................................................... 14
METODE PENELITIAN .............................................................................. 16

Tempat dan Waktu ................................................................................ 16
Desain Penelitian ................................................................................. 16
Populasi dan Sampel ............................................................................ 16
Data dan Instrumentasi ......................................................................... 17
Definisi Operasional ............................................................................ 17
Analisis Data ....................................................................................... 19
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................................ 20
Sejarah Rumah Makan Wong Solo……………………………………. 20
Perkembangan Usaha………………………………………………….. 20

Manajemen Perusahaan………………………………………………… 21
Proses Pengadaan Bahan Baku dan Pengelolaan Ayam Bakar………… 22
Produk Wong Solo…………………………………………………….. 22
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 24
Karakteristik Konsumen ....................................................................... 24
Efektivitas Bauran Komunikasi Pemasaran Wong Solo ......................... 26
Keterdedahan Konsumen terhadap Bauran Komunikasi Pemasaran
Rumah Makan Wong Solo .................................................................... 26
Persepsi Konsumen terhadap Bauran Komunikasi Pemasaran Rumah
Makan Wong Solo............................................................. ..................... 29
Hubungan Karakteristik dan Keterdedahan Konsumen terhadap Bauran
Komunikasi Pemasaran Wong Solo ...................................................... 32
Hubungan Karakteristik dan Persepsi Konsumen terhadap Bauran
Komunikasi Pemasaran .........................................................................34
Persepsi Konsumen terhadap Atribut Tambahan Bauran Komunikasi
Pemasaran Wong Solo .......................................................................... 35
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 37
Kesimpulan........................................................................................... 37
Saran .................................................................................................... 37
UCAPAN TERIMAKASIH ........................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40
LAMPIRAN.................................................................................................... 42

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Daftar Menu Rumah Makan Wong solo ...................................

23

2. Karakteristik Konsumen Rumah Makan Wong Solo.......... ........

24

3. Rataan Skor Keterdedahan Konsumen terhadap Bauran
Komunikasi Pemasaran Rumah Makan Wong Solo.....................

27

4. Rataan Skor Bauran Komunikasi terhadap Persepsi Konsumen .

30

5. Hubungan Karakteristik dengan Keterdedahan Konsumen
Terhadap Bauran Komunikasi Pemasaran Wong Solo...................

33

6. Hubungan Karakteristik dengan Persepsi Konsumen Terhadap
Bauran Komunikasi Pemasaran Wong Solo.............................

34

7. Hubungan Karakteristik dengan persepsi konsumen terhadap
Atribut Tambahan Bauran Komunikasi
Pemasaran Rumah
Makan Wong Solo.........................................................................

35

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Kerangka Pemikiran penelitian Efektivitas Bauran Komunikasi
Pemasaran ...............................................................................

5

2. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................

21

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Kuisioner Penelitian ..................................................................

40

2. Gambar Lokasi Penelitian............................................................

44

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda negara Indonesia sejak pertengahan tahun 1997
telah menimbulkan dampak negatif bagi kondisi perekonomian rakyat. Kondisi
perekonomian negara yang semakin tidak menentu juga mengakibatkan banyak
perusahaan yang bangkrut. Banyaknya perusahaan yang bangkrut tentu saja akan
meningkatkan jumlah pengangguran, baik pengangguran yang terjadi karena
Pemutusan Hukuman Kerja (PHK) maupun angkatan kerja yang belum mendapatkan
pekerjaan.
Meningkatnya jumlah pengangguran dari tahun ke tahun menandakan bahwa
peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang bersifat formal semakin kecil oleh
karena itu dibutuhkan suatu alternatif pekerjaan yang bersifat informal. Munculnya
sektor informal merupakan salah satu alternatif kesempatan kerja yang mampu
menampung kelebihan tenaga kerja karena umumnya sektor ini tidak begitu
membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan
pekerja.
Sektor informal yang terbukti mampu membantu mengurangi terjadinya
pengangguran adalah usaha kecil. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi
khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel
karena dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal dan meningkatkan
sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh.
Prospek usaha kecil seperti restoran cukup menjanjikan, hal ini terlihat dari
meningkatnya jumlah restoran tiap tahunnya. Variasi menu, cita rasa, harga yang
sesuai, tempat strategis, dan pelayanan yang baik merupakan penentu keberhasilan
suatu usaha untuk dapat bersaing dalam bisnis restoran. Banyaknya pesaing yang
ada, maka setiap restoran yang berada dalam industri akan berusaha untuk tetap
bertahan dan jika mungkin mengembangkan usaha.
Pengembangan usaha dengan menerapkan sistem waralaba dalam situasi
ekonomi Indonesia saat ini, dirasakan dapat memberikan keuntungan finansial bagi
pelaku usaha restoran. Sistem tersebut telah mendorong perluasan jaringan suatu
usaha tanpa harus menambah modal investasi yang besar, sehingga hal tersebut dapat

memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha, khususnya para pelaku usaha
restoran (Nugraha, 2004).
Hadirnya warung-warung tenda di kota Jakarta secara langsung maupun tidak
akan ikut mempengaruhi turunnya jumlah keuntungan bagi restoran yang ada. Hal ini
tentu saja menjadi pemicu bagi restoran-restoran lain untuk meningkatkan kualitas
serta pelayanannya untuk dapat mempertahankan konsumen. Kondisi persaingan
restoran waralaba yang semakin ketat dan tingginya tuntutan konsumen, mendorong
pihak manajemen untuk membuat strategi yang efektif untuk mengatasi perubahanperubahan yang terjadi pada usahanya. Strategi pemasaran yang baik dari suatu
restoran dapat membuka peluang untuk terus berkembang sehingga dapat mencapai
tujuan perusahaan yaitu meningkatkan penjualan, memuaskan konsumen dan
mendapatkan keuntungan.
RM Wong Solo merupakan salah satu rumah makan yang berhasil dalam
menerpkan strategi pemasaran. Produk utama RM Wong Solo adalah Ayam, oleh
karena itu, membutuhkan ayam setiap harinya. Sehingga hal tersebut merupakan
peluang bagi usaha peternakan untuk dapat menyediakan ayam yang sehat dan
berkualitas untuk kebutuhan konsumennya.

Perumusan Masalah
Perusahaan harus membuat suatu strategi usaha yang efektif, untuk dapat
bertahan dalam persaingan yang ketat dalam suatu industri. Salah satu strategi yang
dapat digunakan adalah strategi komunikasi pemasaran. Perumusan strategi yang
efektif dirancang dengan memperhatikan kepuasan yang dapat diberikan kepada
konsumen. Strategi komunikasi pemasaran yang dibuat oleh perusahaan harus dapat
memposisikan diri berhadapan dengan pesaing agar dapat memperoleh keunggulan
bersaing.
Persaingan yang semakin ketat yang terjadi di kota Jakarta cenderung
membuat setiap restoran harus

mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka

dengan ini pihak manajemen Rumah Makan (RM) Wong Solo harus membuat suatu
strategi pemasaran yang tepat untuk menciptakan posisi yang baik dan bernilai sesuai
dengan keinginan konsumen.

Keberhasilan strategi komunikasi pemasaran

merupakan kunci bagi pengembangan usahanya. Berdasarkan uraian diatas, beberapa
permasalahan yang perlu dikaji dalam penelitian adalah :
1. Bagaimana karakteristik konsumen RM Wong Solo?
2. Bagaimanakah bauran komunikasi pemasaran yang telah diterapkan oleh RM
Wong Solo dan efektivitas dari bauran tersebut?
3. Bagaimana hubungan karakteristik konsumen dengan efektivitas bauran
komunikasi pemasaran yang digunakan RM Wong Solo.
4. Bagaimana hubungan karakteristik konsumen terhadap persepsi atribut
tambahan RM Wong Solo

Tujuan Penelitian
Berdasarkan hasil perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan karakteristik konsumen RM Wong Solo.
2. Mendeskripsikan

serta

menganalisis

efektivitas

bauran

komunikasi

pamasaran yang telah dilaksanakan RM Wong Solo.
3. Menganalisis hubungan karakteristik konsumen dengan efektivitas bauran
komunikasi pemasaran yang digunakan RM Wong Solo.
4. Menganalisis hubungan karakteristik konsumen dengan penilaian terhadap
atribut tambahan RM Wong Solo.

Kegunaan Penelitian
Penelitian analisis strategi komunikasi pemasaran ini diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi RM Wong Solo dalam pengambilan
keputusan strategi komunikasi pemasaran yang akan dijalankan dan
diharapkan dapat memberikan informasi dalam mengembangkan pemasaran
produk RM Wong Solo.
2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai bahan rujukan untuk penelitian
selanjutnya

KERANGKA PEMIKIRAN
Rumah Makan Wong Solo merupakan salah satu restoran waralaba lokal
yang memiliki peluang pasar yang baik dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat
pada umumnya. Saat ini Rumah Makan Wong Solo telah memiliki 30 cabang yang
tersebar di beberapa wilayah yang ada di Indonesia.
Untuk mempertahankan hal ini maka langkah yang harus diambil adalah
menyusun strategi komunikasi pemasaran serta mempertahankan konsumen dan
meningkatkan kembali usahanya.
Setiap memasarkan produknya, pihak restoran mempertimbangkan peubah
yang saling berhubungan dalam bauran komunikasi pemasaran, yaitu terdiri dari
pendekatan personal dan impersonal. Pendekatan personal itu sendiri terdiri atas
pemasaran personal (personal selling) dan promosi penjualan (sales promotion),
sedangkan untuk pendekatan impersonal terdiri dari periklanan (advertising) dan
publisitas.
Efektifitas dari bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan dapat diketahui
melalui penilaian konsumen terhadap bauran komunikasi pemasaran dan atribut
tambahan yang telah diterapkan oleh rumah makan ini. Setelah itu penilaian
konsumen terhadap atribut RM Wong Solo di perlukan untuk mempertahankan citra
RM Wong Solo sebagai rumah makan yang mampu menciptakan kenyamanan bagi
konsumen yang datang dan makan di rumah makan tersebut.
Bauran

komunikasi

pemasaran

merupakan

alat

pemasaran

untuk

mengkomunikasikan keberadaan produk atau nilai yang dapat diberikan untuk target
konsumen. Konsumen itu sendiri memiliki karakteristik yang dapat menjadi faktor
yang mempengaruhi bauran tersebut. Oleh sebab itu Rumah Makan Wong Solo perlu
mempertimbangkan karakteristik konsumen dalam melakukan pendekatan dalam
rangka bauran pemasaran.

Karakteristik Konsumen
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Pendapatan
6. Etnis

Efektivitas Komunikasi Pemasaran
1. Keterdedahan konsumen terhadap
bauran komunikasi pemasaran.
2. Persepsi konsumen terhadap bauran
komunikasi pemasaran
3. Keterdedahan konsumen terhadap
atribut tambahan Rumah Makan
Wong Solo
4. Persepsi konsumen terhadap atribut
tambahan Rumah Makan Wong Solo
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Efektivitas Bauran Komunikasi
Pemasaran

TINJAUAN PUSTAKA
Restoran
Pengertian restoran berasal dari kata present participle bahasa Perancis
restaurer yang berarti tempat yang menyediakan makanan. Restoran dari makna
aslinya menyediakan ragam makanan lengkap, mulai dari makanan pembuka,
makanan utama sampai pencuci mulut. Musik hanya berfungsi sebagai musik latar
agar pengunjung dapat berkonsentrasi menikmati aktifitas makannya.
Menurut Fardiaz (1994) industri yang bergerak dalam pengelolaan dan
penyajian makanan siap santap disebut industri jasa boga. Restoran adalah salah satu
jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen
yang dilengkapi peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan
dan penjualan makanan serta minuman bagi umum di tempat usahanya (Departemen
Kesehatan, 1995).
Jenis-jenis Restoran
Berdasarkan pada tujuan utama pendiriannya, lokasi, pasar sasaran dekorasi
tempat serta jenis menu makanan dan minuman yang disajikan, Torsina (2000)
membagi restoran ke dalam sepuluh jenis yaitu :
1. Family Conventional
Restoran ini di dirikan berdasarkan pada tradisi keluarga. Prioritas utama restoran
ini adalah menu makanan dan minuman yang enak, suasana yang nyaman, dan
harga yang bersahabat/terjangkau. Pelayanan dan dekorasi yang ditawarkan
rumah makan ini cukup sederhana.
2. Fast Food
Restoran jenis ini lebih menekankan pada kecepatan penyajian dan turnover
pengunjung yang tinggi. Jenis menu yang ditawarkan relatif terbatas dengan
harga yang relatif tidak mahal. Dekorasi restoran jenis ini mengutamakan warnawarna utama dan terang.
3. Speciality Restaurants
Restoran jenis ini menyajikan menu yang khas, berkualitas dan menarik
perhatian. Lokasi restoran biasanya jauh dari pusat keramaian dengan suasana
yang khas dan unik. Harga yang ditetapkan restoran ini relatif mahal.

4. Kafetaria
Restoran jenis ini biasanya terletak di derah perkantoran, pusat perbelanjaan,
sekolah dan pabrik-pabrik. Konsumen yang menjadi target utama disesuaikan
dengan lingkungan tempatnya berada. Menu yang ditawarkan relatif terbatas dan
berganti-ganti dengan harga yang relatif murah.
5. Coffee Shop
Restoran jenis ini memiliki turnover pengunjung yang tinggi dan kecepatan
penyajian pesanan. Lokasi restoran ini berada di sekitar gedung perkantoran,
pabrik-pabrik, dan pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi serta
suasana ruangan yang tidak formal. Menu utama yang ditawarkan ditujukan
untuk coffee break.
6. Gourmet
Restoran ini di cirikan oleh suasananya yang nyaman dan dekorasinya yang
artistik. Restoran jenis ini tergolong restoran berkelas yang membidik target
pasar yang mengutamakan standar pelayanan yang berkualitas tinggi dan
bergengsi. Disamping makanan

juga disajikan minuman seperti wines dan

liquors.
7. Etnik
Restoran ini menyajikan menu yang berasal dari daerah atau negara tertentu yang
spesifik. Dekorasi tempat dan seragam pelayan disesuaikan dengan asal daerah
makanan dan minuman yang disajikan.
8. Snack Bar
Restoran ini ditujukan bagi orang yang menyukai makanan kecil. Restoran ini
mengutamakan pesanan take-out (dibawa keluar) sehingga dekorasi ruangan
dibuat sederhana dengan ukuran yang kecil.
9. Buffet
Ciri utama dari restoran jenis ini adalah harga pemberlakuan satu harga untuk
makan sepuasnya pada menu yang disajikan dengan menu minuman berupa wine,
bir, dan liquor yang dapat dipesan secara khusus. Display makanan peranan
penting dalam promosi restoran jenis ini.

10. Drive In Thru or Parking
Restoran jenis ini melakukan pelayanan pembelian dengan mengantarnya hingga
ke mobil pelanggan untuk eat-in (sementara parkir) atau take away dengan
kemasan produk yang praktis. Jenis makanan harus bisa dikemas secara praktis.
Lokasi tertentu harus sesuai untuk tempat parkir mobil atau motor.
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah proses dimana pemasar mengembangkan dan
mempresentasikan kesatuan stimuli yang tepat, khalayak sasaran yang jelas dengan
tujuan untuk memperoleh kesatuan tanggapan yang diharapkan oleh pemasar
(Yessin, 1999). Selanjutnya Burnett and Morriarty (1998) menjelaskan bahwa
komunikasi pemasaran adalah proses dimana informasi atau ide-ide dikomunikasikan
kepada khalayak sasaran. Khalayak sasaran adalah sekelompok orang yang
menerima pesan-pesan pemasaran dan potensial dalam menangkap pesan-pesan yang
dikomunikasikan tersebut.
Komunikasi semakin penting perannya, karena adanya lingkungan kompetitif
dan sumber daya yang semakin besar diperlukan untuk bersaing dalam lingkungan
perdagangan saat ini (Engel, et al. 1999).
Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah salah satu dari
empat elemen

besar dari bauran pemasaran (marketing mix) yang dimiliki

perusahaan. Pemasar harus mengetahui bagaimana menggunakan alat pemasaran
untuk mengkomunikasikan keberadaan produk atau nilai yang diberikan untuk target
konsumen.
Bauran Komunikasi Pemasaran
Bauran komunikasi pemasaran merupakan salah satu bentuk strategi dalam
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Bauran komunikasi
pemasaran atau biasa disebut dengan bauran promosi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perumusan strategi promosi.
Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara yang merupakan alat
pemasaran yaitu periklanan (advertising), pemasaran langsung (direct marketing),
promosi penjualan (sales promotion), public relation dan penjualan personal
(personal selling).

Marketing tools tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh
pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya agar menjadi tertarik, senang,
kemudian membeli dan akhirnya puas akan produk yang dipasarkan.
Kotler (1997) mendefinisikan bauran promosi ke dalam lima elemen, yaitu:
1. Advertising
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa
secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. Pengiklan tidak hanya mencakup perusahaan bisnis tetapi juga
musium, organisasi amal dan lembaga pemerintah yang memasang iklan
untuk berbagai sasaran. Iklan merupakan cara yang efektif guna menyebarkan
pesan, untuk membangun preferensi merek. Periklanan merupakan elemen
penting dari bauran komunikasi pemasaran.
2. Direct Marketing
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan beberapa
respon yang terukur dan transaksi di sembarang lokasi. Komunikasi promosi
dalam direct marketing ditujukan langsung kepada konsumen individual, baik
melalui telepon, pos, atau dengan datang langsung ke tempat pemasar.
Melalui pemasaran langsung konsumen memperoleh manfaat berupa
penghematan waktu dalam berbelanja.
3. Sales Promotion
Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru,
mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong
pelanggan untuk membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi
pesaing, meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya (impulse
buying).
4. Public Relation
Public relation (PR) merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap

berbagai kelompok terhadap perusahan tersebut. PR mengkomunikasikan
banyak tujuan antara organisasi dengan publik yang bertujuan menghasilkan
kebaikan. PR proaktif dan berorientasi masa depan, memiliki tujuan dan
menjaga persepsi yang positif tentang organisasi di mata publik.
5. Personal Selling
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon pembeli untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pembeli
dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk tersebut sehingga
mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
Karakteristik Konsumen
Pengambilan keputusan mengkonsumsi yang dilakukan konsumen berkaitan
dengan persepsi konsumen tentang mutu produk. Selain itu pengambilan keputusan
mengkonsumsi juga berkaitan dengan karakteristik konsumen.
Umur
Umur konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda umur akan
mengkonsumsi barang yang berbeda. Kotler (1997) menyebutkan bahwa umur akan
mempengaruhi selera seseorang terhadap barang dan jasa. Terdapat kecenderungan
semakin lanjut usia seseorang, pemilihan produk lebih mempertimbangkan pada
peningkatan kualitas hidupnya. Konsumsi pangan tidak lagi bertujuan asal kenyang.
Jenis Kelamin
Saptari dan Holzner dalam Eviyanti (2006) menyatakan bahwa jenis kelamin
adalah perbedaan laki-laki dan perempuan karena adanya bentukan sosial budaya
yang ada di suatu sistem sosial budaya di suatu masyarakat lebih tinggi.
Jenis kelamin diduga berhubungan dengan persepsi tentang mutu produk dan
juga pengambilan keputusan mengkonsumsi suatu produk. Hal ini terkait dengan
perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang dapat dilihat dari salah satu
contoh yaitu besar porsi dalam mengkonsumsi makanan antara laki-laki dan
perempuan yang pasti berbeda.
Pendidikan
Menurut Mardiyanti (2005), tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap
perilaku konsumsi seseorang yang disebabkan oleh pola pikir dan pengalamannya.

Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
cenderung akan memilih pangan yang lebih baik kualitasnya daripada yang
berpendidikan rendah. Selain melihat dari sisi kualitas pangan yang dikonsumsinya,
konsumen dengan pendidikan yang lebih tinggi juga akan melihat lebih jauh terhadap
keburukan dan resiko dalam mengkonsumsi pangan, serta cenderung berperilaku
lebih kritis dalam pembelian dan pemilihan suatu produk.
Penghasilan
Penghasilan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang dari pekerjaan
yang dilakukannya. Penghasilan pada umumnya diterima dalam bentuk uang. Jumlah
penghasilan akan menggambarkan daya beli seseorang, yang selanjutnya akan
mempengaruhi pola konsumsinya. Daya beli sebuah rumah tangga bukan hanya
ditentukan oleh penghasilan dari satu orang saja, tetapi dari seluruh anggota rumah
tangga yang bekerja (Sumarwan, 2002). Seseorang yang memiliki penghasilan yang
rendah atau termasuk dalam golongan ekonomi lemah memiliki perbedaan persepsi
harga produk dengan golongan ekonomi tinggi. Bagi golongan ekonomi lemah,
mereka akan memilih harga yang murah yang mampu mereka beli. Golongan ini
lebih menitikberatkan pada harga yang terjangkau dan pada pertimbangan lainnya.
Bagi golongan ekonomi yang lebih tinggi lebih memilih produk dengan
mempertimbangkan kualitas dan selera dengan tidak mempermasalahkan harga.
Atribut
Dalam menggunakan analisis multi atribut

untuk mengukur perilaku

konsumen, maka persoalan pertama yang muncul adalah atribut apa saja yang
dianggap sah untuk suatu objek perilaku konsumen. Menurut Simamora (2001) objek
perilaku konsumen merupakan merek atau kategori produk, sehingga dari sini dapat
diberikan dua pengertian untuk atribut, yaitu pertama, atribut sebagai karakteristik
yang membedakan merek atau produk dari yang lain.
Kedua, faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil
keputusan tentang pembelian suatu merek atau kategori produk yang melekat pada
produk atau menjadi bagian produk itu sendiri. Dari pengertian ini dapat diartikan
atribut selain meliputi dimensi-dimensi yang terkait produk atau merek, tetapi juga
menyangkut apa saja yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk

membeli, menonton, memperhatikan suatu produk, seperti harga, ketersediaan suatu
produk, merek, layanan setelah penjualan dan lain-lain.
Mutu Pelayanan dan Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan
atau keinginan (Kotler, 1993). Stanson dalam Putri (2006) juga menerangkan definisi
produk sebagai kumpulan atribut yang nyata sudah tercakup warna, harga, keemasan,
prestise produsen, prestise pengecer dan pelayanan dari produsen serta pengecer
yang mungkin dapat diterima oleh konsumen sebagai sesuatu yang bisa memuaskan
keinginannya. Dalam mengevaluasi kualitas pelayanan dan produk, konsumen akan
menilai berbagai atribut diantaranya aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan,
jenis dan besar porsi (Putri, 2006).
Aroma
Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh sebuah makanan yang dapat
memebrikan informasi tentang nilai makanan. Aroma merupakan salah satu
parameter yang mempengaruhi daya terima konsumen terhadap makanan.
Citarasa
Citarasa adalah kesan yang diterima saat mengkonsumsi suatu makanan yang
meliputi enak maupun tidak enak. Rasa dari makanan dideteksi dengan kuncup rasa
pada lidah yang dapat mendeteksi rasa asin, asam, pahit dan manis.
Penyajian
Menyajikan merupakan kegiatan setelah makanan diproses. Jika fase ini
mengecewakan, berarti penyelenggaraan makanan tersebut mengalami kegagalan.
Hidangan yang lezat dan bermutu harus ditunjang dengan cara penyajian yang
menarik, sehingga dapat memuaskan pelanggan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyajian makanan meliputi tempat, alat makan, kerapihan mengatur makanan
di meja dan lain-lain.
Harga
Menurut Sumarwan (2002), harga adalah atribut produk dan jasa yang paling
sering digunakan oleh sebagian konsumen untuk mengevaluasi produk. Harga sering
menjadi faktor utama untuk mempertimbangkan pemilihan produk maupun jasa.
Kotler (1997) mengatakan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan sesuatu produk
atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau

menggunakan produk atau jasa. Harga juga dapat didefinisikan sebagai nilai yang
harus diberikan oleh konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ingin
digunakan. Pentingnya harga tergantung karakteristik konsumen.
Pelayanan
Pelayanan bukan saja terbatas pada proses pelaksanaan jasa oleh yang
melayani kepada yang melayani. Menyediakan informasi yang membuat konsumen
dipermudah dan nyaman untuk mengkonsumsi produk menjadi bagian dari
keseluruhan makna pelayanan.
Cara-cara pelayanan yang baik di setiap tempat penjualan atau outlet
merupakan salah satu penentu kepuasan pelanggan karena pelanggan tidak hanya
terpuaskan oleh kualitas barang saja, mereka juga menginginkan kepuasan dari cara
dan saat mereka memperolehnya (Barata, 2003).
Persepsi Konsumen
Persepsi merupakan proses individu dalam memilih, mengorganisasikan dan
menafsirkan masukan-masukan informasi, sehingga menimbulkan preferensi
terhadap produk dan merk tertentu dan tercermin dalam perilaku pembeliannya
(Firbani, 2006). Mullen dan Johnson (1995) dalam Firbani (2006) mengungkapkan
bahwa persepsi merupakan suatu proses psikologis dari informasi yang diterima oleh
panca indera dan hasil persepsi ini adalah kesadaran tentang suatu produk atau
atribut produk tertentu. Persepsi juga dikemukakan sebagai suatu tanggapan atau
pendapat yang didalamya terkandung unsur penilaian seseorang terhadap objek dan
berdasarkan atas pengalaman dan wawasan yang dimiliki (Sudjana dalam Nuh,
2004).
Persepsi dalam konsep pemasaran adalah proses seseorang dalam melihat,
mengorganisasikan,

dan

menginterpretasikan

informasi

untuk

mendapatkan

gambaran yang berarti mengenai stimulus berupa bentuk fisik, produk, kemasan,
harga, pelayanan, kemudahan memperolehnya, serta berbagai usaha bauran
pemasaran lainnya (Kotler, 2000). Persepsi dalam konsep perilaku konsumen dari
suatu objek yang sama dapat diartikan berbeda-beda, karena pada dasarnya manusia
memahami objek tersebut melalui proses perasaan, pendengaran, penciuman,
sentuhan, dan rasa (Engel, et. al. 1995). Persepsi yang telah mengendap dam melekat
di dalam pikiran akan menjadi preferensi.

Efektivitas Komunikasi
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tercapai keberhasilan yang
telah ditetapkan. Menurut Sugandha (1988) prinsip efektif itu adalah kemampuan
untuk mencapai sasaran dan tujuan akhir melalui kerjasama orang-orang dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang ada seefisien mungkin. Komunikasi dikatakan
efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau
sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh
penerima.
Tubbs dan Moss (2000) menyatakan ada lima hal yang menjadi ukuran
komunikasi yang efektif, yaitu: (1) pemahaman, arti pokok pemahaman adalah
penerimaan yang cermat atas kandungan pesan seperti yang dimaksud oleh pengirim
pesan (komunikator), dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang
cermat atas pesan yang disampaikan, (2) kesenangan, komunikasi tidak semua
ditujukan untuk maksud tertentu, adakalanya komunikasi hanya sekedar bertegur
sapa dan menimbulkan kebahagiaan bersama. (3) mempengaruhi sikap, tindakan
mempengaruhi orang lain dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita
adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. (4) memperbaiki hubungan, komunikasi
yang dilakukan dalam suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan akan
sangat membantu terciptanya komunikasi yang efektif. (5) tindakan, mendorong
orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang diinginkan
merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi. Lebih mudah
mengusahakan agar pesan dapat dipahami orang lain daripada mengusahakan agar
pesan tersebut disetujui, tindakan merupakan feed back komunikasi paling tinggi
yang diharapkan pemberi pesan.
Harapan dan Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu
alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan (Engel, et al.
1997). Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi kesan atas kinerja dan harapan. Jika
kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak merasa puas. Jika kinerja
memenuhi harapan, pelanggan merasa puas. Pada umumnya harapan pelanggan
merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya

bila ia membeli atau mengkonsumsi produk. Pada sisi lain, kinerja yang dirasakan
adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi suatu
produk yang dibelinya. Kotler (2000) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapanharapannya. Harapan pelanggan dibentuk berdasarkan pada beberapa faktor
diantaranya adalah pengalaman berbelanja di masa lalu, opini teman atau kerabat
serta informasi dan janji-janji perusahaan dan pesaing. Loyalitas pelanggan
didefinisikan sebagai seberapa besar kemungkinan pelanggan akan membeli lagi
produk atau jasa kita yang biasanya diukur dengan pertanyaan ”jika anda
membutuhkan produk ini, apakah anda akan membeli produk ini lagi?”.
Mengukur kepuasan pelanggan adalah hal yang sangat diperlukan bagi
kelangsungan sebuah usaha yang berorientasi pada konsumen. Menurut Rangkuti
(2002) mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam
rangka mengevaluasi perusahaan saat ini dibandingkan pesaing dan pengguna akhir,
serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan. Pemahaman atas
kepuasan pelanggan akan dapat memenuhi customer expectations yang langsung
mempengaruhi kinerja penjualan. Kemampuan merespon secara cepat akan
menciptakan retensi pelanggan yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan
menciptakan penjualan dan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Rumah Makan Wong Solo di Jl. Raya Kalimalang
Blok A2 No. 8/9 Pondok Kelapa Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara secara sengaja dengan pertimbangan bahwa rumah makan tersebut
merupakan salah satu cabang Rumah Makan Wong Solo yang masih bertahan di
wilayah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2008.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei
deskriptif korelasional. Penelitian ini dirancang untuk memberikan gambaran tentang
hubungan antara karakteristik konsumen dengan bauran komunikasi yang digunakan
oleh pihak perusahaan. Peubah bebas yang diteliti adalah karakteristik konsumen
yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan etnis.
Sedangkan peubah terikat yang diteliti adalah keterdedahan dan persepsi konsumen
terhadap bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan RM Wong Solo, baik yang
bersifat pendekatan personal maupun impersonal. Peubah terikat yang lainnya adalah
penilaian konsumen terhadap atribut tambahan RM Wong Solo yang meliputi atribut
fisik dan atribut produk.
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah pemilik dan konsumen Rumah Makan
Wong Solo cabang Kalimalang Jakarta Timur. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara accidental sampling, yaitu mewawancarai konsumen yang sedang
berkunjung dan bersedia untuk diwawancarai.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, dengan kriteria responden
dapat berkomunikasi dengan baik dan berusia 17 tahun ke atas serta mempunyai hak
penuh mengatur pengeluarannya.

Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian
dilapangan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari rujukan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian, dari catatancatatan dan dokumentasi pada RM Wong Solo.
Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa
kuesioner. Kuesioner disusun terdiri dari tiga bagian besar. Bagian pertama berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang beberapa karakteristik individu, bagian kedua berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang bauran komunikasi pemasaran yang telah diterapkan
oleh RM Wong Solo dan bagian ketiga berisi pertanyaan-pertanyaan tentang persepsi
konsumen terhadap RM Wong Solo.
Definisi Operasional
1. Karakteristik individu adalah ciri-ciri yang melekat pada diri konsumen yang
berhubungan dengan keefektifan terhadap bauran komunikasi, yang diukur
dengan beberapa peubah sebagai berikut :
a) Umur, adalah usia responden pada saat wawancara, yang dibulatkan ke ulang
tahun terdekat, dan diukur dengan skala rasio berdasarkan pertanyaan
terbuka.
b) Pendidikan responden, yaitu pendidikan formal tertinggi yang pernah
ditempuh responden dan diukur dengan skala nominal.
c) Pekerjaan responden dibagi dua yaitu pekerja tetap dan tidak tetap.
d) Pendapatan responden merupakan tingkat penghasilan responden setiap
bulannya, diukur dengan skala rasio.
e) Jenis kelamin responden yang dikategorikan atas laki-laki dan perempuan,
diukur dengan skala nominal.
f) Etnis adalah asal responden yang diukur dengan skala nominal
2. Efektivitas bauran komunikasi pemasaran merupakan tingkatan sampai sejauh
mana aktivitas bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan Rumah Makan
Wong Solo cabang Kalimalang Jakarta Timur dapat diterima oleh khalayak yang
dituju dan menimbulkan atau memunculkan pendapat sesuai yang diharapkan.
Efektivitas bauran komunikasi pemasaran ini diukur berdasarkan pengetahuan

konsumen terhadap bauran komunikasi pemasaran dan persepsi konsumen
terhadap bauran tersebut.
3. Bauran komunikasi adalah seperangkat alat komunikasi pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai tujuannya yang terdiri dari :
1) Penjualan personal yaitu komunikasi dua arah yang dilakukan pihak
perusahaan kepada konsumen, mencakup presentasi penjualan, pameran
dagang dan promosi insentif.
2) Promosi penjualan yaitu insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa. Promosi meliputi
bingkisan, diskon, kupon belanja, dan pemasangan iklan khusus.
3) Periklanan yaitu setiap bentuk presentasi dan promosi non personal yang
memerlukan biaya tentang gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas.
Periklanan meliputi iklan media massa yang ada, atau iklan luar ruangan
seperti pemasangan billboard, spanduk dan poster.
4) Hubungan masyarakat yaitu membangun hubungan dengan publik untuk
membangun atau bahkan meningkatkan image baik perusahaan. Ikut serta
atau mengadakan acara-acara tertentu yang sifatnya tidak murni profit
oriented dengan instansi lain, misalkan dengan menggelar acara malam bakti
sosial atau penggalangan dana.
5) Perangkat tambahan :
a) Atribut

pelayanan,

meliputi

keramahan

pelayanan,

penampilan

pelayanan, kecepatan penyajian produk, kecepatan transaksi.
b) Atribut produk, meliputi variasi jenis makanan dan minuman, jumlah
porsi makanan dan minuman, aroma produk, rasa, higienis dan kemasan
bawa pulang dan daftar menu.
c) Atribut ruangan, meliputi lokasi, tempat parkir, kebersihan, dekorasi
ruangan, keharuman ruangan dan musik.

4. Persepsi tentang efektivitas bauran komunikasi yaitu penilaian konsumen
terhadap produk dan merk perusahaan yang menimbulkan preferensi terhadap
produk dan merek tersebut dan tercermin dalam perilaku pembeliannya, meliputi:

a) Frekuensi pembelian yaitu periode kunjungan konsumen pada Rumah
Makan Wong Solo.
b) Jumlah porsi pembelian yaitu jumlah porsi dan jenis makanan yang dibeli
konsumen.
c) Alasan pembelian yaitu yang menjadi dorongan konsumen untuk
membeli ke Rumah Makan Wong Solo.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan program
komputer Microsoft Excel 2003 dan untuk pengujian korelasi menggunakan program
komputer SPSS (Statistic Product and Service Solution) 13.0 for windows. Data
analisis dengan menggunakan statistik deskriptif, berupa rataan, frekuensi, presentase
dan rataan skor. Hubungan efektifitas bauran komunikasi dengan persepsi responden
digunakan uji korelasi Rank Spearman :

Keterangan :
rs
= Koefisien korelasi rank Spearman
di
= Perbedaan ranking dari keterdedahan konsumen
bauran komunikasi pemasaran
N
= jumlah pasang antar peubah
1 dan 6
= bilangan konstanta

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Rumah Makan Wong Solo
Rumah makan Wong Solo didirikan pada tanggal 15 April 1998. RM Wong
Solo Kalimalang merupakan cabang yang ke lima belas dari 30 cabang yang ada.
RM Wong Solo berlokasi di Jl. Raya Kali Malang Blok A2 8/9 Pondok Kelapa,
Jakarta Timur.
Sejarah RM Wong Solo Kalimalang tidak bisa dilepaskan dari sejarah
perusahaan induknya. RM Ayam Bakar Wong Solo didirikan oleh Puspo Wardoyo
pada tahun 1991, dengan membuka tenda ayam bakar Kaki Lima pertama kali di Jl
SMA 2 Padang Golf Polonia Medan. Keseriusan menjalankan bisnis ini, akhirnya
berkembang pada pertengahan 1993. Bank BNI menawarkan bantuan pinjaman tanpa
agunan (bantuan pengusaha golongan lemah dan koperasi). RM Ayam Bakar Wong
Solo menggunakan pinjaman Bank BNI untuk peningkatan efisiensi bagian dan
akhirnya rumah makan Ayam Bakar menjadi mitra Bank BNI. Melihat prospek
bisnis yang cukup bagus, pada tahun 1997, lembaga keuangan non-Bank, yaitu PT
Sarana Sumatera Utara Ventura (PT SSUV), tertarik untuk mengembangkan RM
Ayam Bakar Wong Solo Go Nasional. Bersama PT SSUV, RM Ayam Bakar Wong
Solo mulai mengawali program Go Nasional dengan membuka cabangnya di
Sumatera (Medan, Pekan Baru), Jawa (Surabaya, Semarang, Solo, Ungaran,
Yogyakarta dan Malang), sedangkan di Bali bekerjasama dengan PT. Sarana Bali
Ventura (PT. SBV).
Perkembangan Usaha
Memasuki tahun 2002 RM Ayam Bakar Wong Solo mulai memasuki ibukota
Jakarta dengan pogram “kepung Jakarta” artinya RM Ayam Bakar Wong Solo
memasuki Jakarta dimulai dari daerah pinggiran Jakarta. Program tersebut menjadi
tekad untuk menguasai pasar ibukota (makanan tradisional). Be