3. PERANPERGURUAN TINGGI
Konsep dasar yang digunakan dalam membangun kerangka tridharma dan peran perguruan tinggi mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
Tentang Pendidikan Tinggi. Pertama, pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan
pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan. Dalam konteks memantapkan Indonesia sebagai negara maritim yang tangguh,
beberapa kata kunci yang dapat diekstraksi dari konsep dasar pertama terkait peran perguruan tinggi, meliputi: 1 mencerdaskan kehidupan bangsa yang
mendukung pembangunan negara maritim; serta 2 memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kemaritiman. Kata kunci 3 menghendaki adanya
penerapan nilai-nilai humaniora yang berorientasi kemaritiman, pembudayaan sistem kemaritiman, dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan
berbasis sektor maritim. Kedua
, untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang, diperlukan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan intelektual, ilmuwan, danatau profesional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis,
berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa.
Konsep dasar kedua mengisyaratkan adanya peningkatan daya saing Indonesia pada sektor kemaritiman yang mampu menghadapi era glomalisasi. Untuk
mendukungnya, dua hal penting yang harus diperankan oleh perguruan tinggi adalah: 1 pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kemaritiman dan
yang mendukung dinamika pembangunan sektor maritim; serta 2 menghasilkan intelektual, ilmuwan, danatau profesional pada sektor maritim
dan yang mendukung dinamika pembangunan sektor maritim. Ketiga
, untuk mewujudkan keterjangkauan dan pemerataan yang berkeadilan dalam memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan dengan
kepentingan masyarakat bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan, diperlukan penataan pendidikan tinggi secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan dengan memperhatikan aspek demografis dan geografis Konsep ini saya kira merupakan nilai etika pencerdasan bangsa yang mampu
mendukung pembangunan negara maritim. Peningkatan akses bangsa dalam menjangkau pendidikan kemaritiman yang dapat menjawab kebutuhan
pembangunan negara maritim melalui peningkatan partisipasi masyarakat kepulauan. Pada tataran ini, output yang diharapkan dapat dihasilkan oleh
perguruan tinggi adalah kemajuan di sektor maritim, kemandirian sektor maritim, dan kesejahteraan masyarakat kepulauan berbasis sektor maritim.
Untuk mendukung peran perguruan tinggi dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim berbasis kepulauan, maka tiga aspek pembangkit
dinamika peran perguruan tinggi yang harus dikedepankan sebagai pioner antara lain: ilmu pengetahuan, teknologi dan humaniora.
Pertama, Ilmu Pengetahuan Ip adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan
tertentu, yang dilandasi oleh metodologi ilmiah untuk menerangkan gejala alam danatau fenomena kemasyarakatan tertentu.
Bahwa peran perguruan tinggi yang diharapkan berjalan dengan baik agar mampu mendukung pemantapan Indonesia sebagai negara maritim yang
tangguh adalah ilmu-ilmu dasar dan terapan tentang kemaritiman dan yang mendukung sektor maritim harus dikembangkan dengan pendekatan adaptif
dan terstruktur secara metodologis sehingga dapat memberikan jastifikasi tentang berbagai gejala lingkungan dan sumberdaya maritim dan fenomena
sosial, budaya dan ekonomi masyarakat kepulauan. Kedua
, Teknologi Tek adalah penerapan dan pemanfaatan berbagai cabang Ilmu Pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan dan
kelangsungan hidup, serta peningkatan mutu kehidupan manusia. Peran perguruan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat kepulauan dan kebutuhan
negara maritim melalui penerapan dan pemanfaatan teknologi kemaritiman merupakan langkah strategis dalam meningkatkan dinamika pembangunan
suatu negara maritim. Ketiga
, Humaniora Hum adalah disiplin akademik yang mengkaji nilai intrinsik kemanusiaan. Aspek pembangkit ketiga ini menghendaki perguruan tinggi
mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan pada masyarakat kepulauan melalui suatu displin akademik yang diakomodir kebijakan negara maritim.
1.
Kerangka Peran Berbasis Tridharma
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi memberikan rumusan Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma
adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan Pnd, penelitian Pnl, dan pengabdian kepada masyarakat Pkm. Sesuai dengan
rumusan ini, maka Model Dasar Kerangka Peran Perguruan Tinggi Kppt berbasis Tridharma Perguruan Tinggi dapat diekspresikan dalam konteks fungsi
sebagai berikut:
.......................................................................................... 2 Kerangka Peran Berbasis Tridharma = kppt =kerangka peran perguruan tinggi
Pertama , Pendidikan Pnd adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dharma pertama
memberikan implikasi peranan perguruan tinggi dalam pemantapan Indonesia sebagai negara maritim melalui: 1 penguatan pembelajaran ilmu-ilmu
kemaritiman dan terkait kemaritiman; serta 2 pengembangan potensi diri pendidik dan peserta didik yang mendalami ilmu-ilmu kemaritiman dan terkait
kemaritiman. Kedua
, Penelitian Pnl adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan
keterangan yang berkaitan dengan pemahaman danatau pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dharma kedua memberikan
konsekuensi kepada suatu perguruan tinggi berperan dalam: 1 penerapan kaidah dan metode ilmiah dalam lingkup kemaritiman; serta 2 peningkatan
pemahaman dan pengujian ilmu pengetahuan dan teknologi kemaritiman. Ketiga
, Pengabdian kepada masyarakat Pkm adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dharma ketiga mensyaratkan peran perguruan tinggi dalam: 1 peningkatan inovasi,
pemanfaatan, dan desiminasi ilmu pengetahuan dan teknologi kemaritiman; 2 peningkatan kesejahteraan masyarakat kepulauan; serta 3 pencerdasan
kehidupan bangsa yang beorientasi pada pembangunan sektor maritim. 2.
Model Internalisasi Aspek Pembangkit Dalam Kerangka Peran
Saya kira Jastifikasi tentang aspek-aspek pembangkit dan perumusan kerangka peran yang mendukung perguruan tinggi dalam pemantapan Indonesia sebagai
negara maritim menghadirkan model yang integratif. Model integratif yang dimaksudkan adalah internalisasi aspek-aspek pembangkit dinamika peran ke
dalam kerangka peran perguruan tinggi.
Secara fungsional, model integratif yang disebut dengan “Model Internalisasi Aspek P
embangkit Dalam Kerangka Peran Perguruan Tinggi”atau Model yang diperluas Extended Model menunjukkan bahwa setiap aspek pembangkit
disubtitusi dalam setiap kerangka peran dharma, dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
..........................................................................3a ............................................................................ 3b
....................................................................... 3c
Jika persamaan 3a, 3b dan 3c disubtitusi ke dalam persamaan 2, maka Extended Model
Internalisasi Aspek Pembangkit Dalam Kerangka Peran Perguruan Tinggi, dapat dinyatakan sebagai berikut:
................................ 4 Kerangka Peran Berbasis Tridharma
Model ini menunjukkan bahwa Kerangka Peran Perguruan Tinggi Kppt merupakan salah satu sistem yang mengakomodasi tiga sub sistem. Sistem yang
terbangun sesuai konsep dasar dan rumusan kerangkan peran perguruan tinggi, menjadi basis untuk dikoneksikan dengan karakter kepulauan, sebagaimana
dikembangkan dalam gagasan akademik berikut ini.
4. PENDEKATAN KESISTEMAN