KERANGKA KARAKTER KEPULAUAN 6C2. MAKALAH PROF. THOMAS PENTURY

2. KERANGKA KARAKTER KEPULAUAN

Inisiatif pengembangan konsep “Memantapkan Indonesia Sebagai Negara Maritim Yang Tangguh Gagasan Akademisi, Teknokrat dan Praktisi Demi NKRI ” merupakan ide “brilian” yang harus didukung dalam berbagai perspektif. Pada bagian ini, pertanyaan mendasar yang kemudian harus dijawab adalah “Apa saja substansi karakter kepulauan yang menjadi basis perwujudan negara maritim ?”. Pertanyaan ini menjadi penting untuk membangun kerangka karakter kepulauan sebagai arahan dalam pendekatan sistem pada pembangunan kemaritiman di Indonesia. Dikursus tentang karakter kepulauan menghasilkan beberapa kata kunci, antara lain: 1 keterpencilan; 2 rentanitas pulau, termasuk sumberdaya dan lingkungan; 3 orientasi dan ketergantungan kegiatan produktif pada sumberdaya dan lingkungan pesisir dan laut; 4 keanekaragaman sumberdaya alam dan manusia; 5 eksistensi institusi lokal; 6 persoalan keamanan wilayah; 7 potensi pangan lokal; 8 keterbatasan teknologi; dan 9 kemiskinan. Sembilan kata kunci ini merupakan basis pengembangan kerangka karakter kepulauan yang menjadi tujuan integrasi pembangunan maritim secara berkelanjutan di Indonesia. Pertama , keterpencilan wilayah kepulauan mengindikasikan lemahnya akses. Olehnya itu, karakter kepulauan pertama harus menjadi tujuan pembangunan maritim di Indonesia adalah “Akses yang Kuat” Ak. Akses yang kuat untuk: 1 memanfaatkan sumberdaya alam di sekitarnya; 2 mendistribusikan produksi ke luar wilayah; 3 mengakses informasi; 4 mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi; 5 menarik investasi ke dalam wilayah. Kedua , rentanitas pulau termasuk sumberdaya dan lingkungannya menunjukkan wilayah kepulauan harus memiliki karakter “Perlindungan” Pl. Pembangunan maritim di Indonesia harus mempertimbangkan kesesuaian dan daya dukung wilayah, daya dukung pulau, daya dukung sumberdaya dan linkungannya. Ketiga , orientasi dan ketergantungan kegiatan ekonomi produktif yang dikembangkan masyarakat di negara maritim kepulauan ini masih banyak yang difokuskan pada ekonomi daratan. Walaupun diversifikasi usaha harusnya dikembangkan di suatu wilayah, namun hendaknya fokus orientasi diarahkan pada pemanfataan sumberdaya dan lingkungan pesisir dan laut. Dengan demikian kegiatan “ekonomi produktif kepulauan” Epk harusnya berbasis pada wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan sustainable coastal and marine economic based yang kemudian ditetapkan sebagai salah satu karakter kepulauan. Karakter ketiga sangat ditentukan oleh kata kunci keempat, unggulan keanekaragaman sumberdaya, baik alam maupun manusia. Faktor ini menjadi dasar untuk membentuk karakter “optimalisasi dan diversifikasi” Od pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya. Kelima , eksistensi institusi yang terkait dengan kehidupan masyarakat, dan pelaku usaha maritim dan penentu kebijakan maritim. Hal ini menjadi kekuatan dalam mendukung pembangunan maritim secara berkelanjutan. Secara konseptual, institusional haruslah dicermati dari dua perspektif: 1 sistem nilai; dan 2 organisasi. Oleh sebab itu, “kekuatan institusi” Ins menjadi karakter kepulauan yang potensial untuk mendukung kebutuhan pembangunan kelautan dan perikanan berbasis kearifan lokal. Keenam , persoalan keamanan negara kepulauan yang menjadi kebutuhan pembangunan negara secara berkelanjutan. Dalam konteks ini, karakter “kedaulatan negara” Kn menjadi basis keamanan penyelenggaraan pembangunan maritim di Indonesia. Ketujuh , potensi pangan lokal menjadi dasar untuk mendukung diversifikasi pangan daerah dan nasional. Potensi pangan lokal juga merupakan sumber ekonomi negara kepulauan apabila dikembangkan dalam konteks peningkatan nilai tambah. Dengan demikian dapat ditetapkan karakter kepulauan dari aspek pangan ini adalah “ketahanan pangan nasional” Kpn. Kedelapan , keterbatasan teknologi menjadi masalah yang paling urgent untuk negara kepulauan, terutama dalam mendukung optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya dan lingkungannya. Dengan demikian kebutuhan mendasar untuk mendukung dinamika pembangunan maritim di negara kepulauan adalah “inovasi Ino ilmu pengetahuan dan teknologi alternatif, akomodatif dan adaptif ”. Kesembilan , kemiskinan merupakan masalah umum di negara kepulauan yang harus dientas. Dukungan terhadap pengentasan kemiskinan adalah pengembangan kegiatan ekonomi produktif yang disesuaikan dengan potensi lokal. Kebutuhan terhadap upaya peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat kepulauan menjadi kerangka dasar karakter kepulauan. Oleh sebab itu, rumusan karakter kepulauan yang terkait dengan masalah ini adalah “kapasitas dan kelayakan ekonomi” Kke masyarakat kepulauan. Model kerangka Karakter Kepulauan Kk yang dapat dirumuskan secara matematis dengan fungsional sesuai justifikasi tersebut, adalah: .................................................... 1 Model karakter kepulauan ini menunjukkan bahwa secara “spasial” maupun “temporal”, terdapat potensi terjadinya disparitas pada setiap komponen antar wilayah di dalam negara kepulauan. Langkah strategis untuk mereduksi disparitas di negara kepulauan adalah membangun interaksi antar komponen sistem dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Konsep dasar untuk mereduksi disparitas adalah “integrasi”.

3. PERANPERGURUAN TINGGI