Investasi Ekspor-Impor data RKPD

III-6 PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 perumahan di Kepulauan Riau, serta didukung pula oleh realisasi sejumlah proyek pemerintah.

b. Investasi

Investasi Kepulauan Riau tumbuh melambat, dengan angka pertumbuhan secara kumulatif taun 2013 tercatat sebesar 11,33 jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 11,65. Perlambatan investasi ini disebabkan penurunan signifikan pada penanaman modal asing PMA. Berdasarkan dari badan koordinasi penanaman modal BKPM secara kumulatif, PMA tahun 2013 senilai 316 juta USD atau tumbuh negatif 41,22, jauh lebih rendah dibanding pertumbuhan 2012 sebesar 144,43. Beberapa faktor penghambat investasi di Kepulauan Riau diantaranya yaitu kenaikan upah minimum kota UMK yang berubah-ubah setiap tahun, dimana hal tersebut dinilai investor memberikan ketidakpastian usaha, serta industri elektronik yang sebagian besar menghasilkan produk yang sudah kurang sesuai lagi dengan permintaan pasar. Gambar 3.2. Grafik Perkembangan PMA di Kepulauan Riau Tahun 2010-2013 III-7 PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 Di sisi lain, penanaman modal dalam negeri PMDN menguat signifikan, namun nilai PMDN yang jauh lebih kecil dibanding PMA menyebabkan total nilai investasi Kepulauan Riau tetap menurun. Secara kumulatif tahun 2013, pertumbuhan PMDN sebesar 860,76, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan tahun 2012 sebesar negatif 96,83. Penguatan investasi dalam negeri antara lain dipengaruhi oleh berbagai pembangunan secara fisik oleh pemerintah Kota Batam maupun pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebagai persiapan MTQ Nasional di Kota Batam pada bulan juni 2014. Daerah investasi di Kepulauan Riau masih di dominasi oleh Kota Batam, dimana sebagai kawasan FTZ sedikit diuntungkan oleh kesiapan infra strukturnya. Perlambatan pertumbuhan nilai investasi baik PMA dan PMDN di Kepulauan Riau sedikit banyaknya juga dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi di Kota Batam. Gambar 3.3. Grafik Perkembangan PMDN di Kepulauan Riau Tahun 2010-2013 III-8 PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015

c. Ekspor-Impor

Ekspor Pada tahun 2013, nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau meningkat pada triwulan ke IV-2013, dimana ekspor meningkat cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan ekspor pada triwulan sebelumnya Triwulan III-2013. Jika dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 2012, nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 secara kumulaitf juga mengalami kenaikan sebesar 3,24 atau meningkat darai US 16.248,40 juta menjadi US 16.775,50 juta. Naiknya nilai ekspor tahun 2013 disebabkan oleh naiknya ekspor komoditi non-migas sebesar 12,75, sementara ekspor migas turun sebesar 10,43.berikut gambaran perutmbuhan niali ekspor di Provinsi Kepulauan Riau. Gambar 3.4. Perkembangan Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Desember 2012, November 2013, dan Desember 2013 Sumber : BPS Kepulauan Riau angka sementara Kegiatan ekspor Provinsi Kepulauan Riau angka sementara pada Januari 2014 dibanding Desember 2013 turun sebesar 24,36 , yaitu dari US1.990,63 juta menjadi US1.505,75 juta. Turunnya nilai ekspor Januari 2014 disebabkan oleh turunnya ekspor komoditi migas dan non-migas masing-masing sebesar 49,67 dan 1,19 Penguatan pertumbuhan ekspor terutama ditopang oleh ekspor luar negeri, dengan porsi 97,33 dari total ekspor. Pertumbuhan ekspor terutama terjadi pada III-9 PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 sektor industri pengolahan terutama subsektor industri logam dasar besi dan baja. Di sisi lain, pelemahan nilai tukar rupiah juga mendorong sejumlah perusahaan untuk memaksimalkan ekspor, terutama untuk produk yang menggunakan bahan baku lokal, diantaranya yang berkontribusi cukup sigifikan terhadap total ekspor Kepulauan Riau yaitu produk turunan CPO. Kondisi tersebut tercermin dari peningkatan ekspor komoditas lemaknabati Kepulauan Riau sebesar 41,66, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar negatif 39,33 Sumber : Bank Indonesia. Gambar 3.5. Pertumbuhan Persentase Ekspor Luar Negeri dan Antar Daerah Impor Seiring dengan penguatan ekspor, nilai impor juga turut menguat pada Januari 2014. Peningkatan nilai impor ini antara lain karena ketergantungan industri pengolahan terhadap bahan baku impor yang masih tinggi. Nilai impor Provinsi Kepulauan Riau angka sementara selama Januari 2014 mencapai US853,62 juta, terdiri dari impor migas sebesar US104,46 juta dan impor non- migas sebesar US749,16 juta. Nilai impor Kepulauan Riau selama Januari 2014 mengalami penurunan sebesar 16,69 persen dibanding impor Desember 2013. Turunnya impor disebabkan oleh turunnya impor komoditi migas sebesar 63,04, sementara impor komoditi non-migas naik sebesar 0,97 III-10 PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 Gambar 3.6. Perkembangan Impor Provinsi Kepulauan Riau Januari 2013, Desember 2013 dan Januari 2014 Sumber : BPS Kepulauan Riau angka sementara Seperti yang telah disebut diatas, penguatan impor tersebut terjadi karena kebutuhan bahan baku yang meningkat sejalan denganpenguatan ekspor, tercermin dari komoditas utama impor yang tidak jauh berbeda dengan komoditas ekspor, antara lain mesin elektronik, produk daeri besi dan baja. Seperti halnya ekspor, impor juga didominasi impor luar negeri sebesar 98,83 dari total impor, sementara porsi impor antar daerah hanya sebesar1,17.

d. Perekembangan Harga Inflasi