Pembangunan software as a service (SAAS) pada sistem core banking koperasi serba usaha (KSU) syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis cloud computing di CV.Linggar Arta media Nusantara (LAMN)

(1)

LAMPIRAN E

SURAT HAK EKSLUSIF


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

1. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Eka Andriana Nama Panggilan : Eka

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : Kuningan, 27 Maret 1989

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum kawin

Anak ke : Dua dari dua bersaudara

Alamat : Jl. Sindangjawa-Ciangir RT. 04/02 Desa Sindangjawa Kec. Cibingbin Kab. Kuningan 45587

Telepon : +6285 220 220 260

e-mail : eka.andriana.89@gmail.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar : SD Negeri 2 Sindangjawa Tahun Ajaran 1997-2002 2. Sekolah Menengah Pertama : MTs Negeri 1 Cibingbin


(10)

3. Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 1 Cibingbin Tahun Ajaran 2005-2008 4. Perguruan Tinggi : FTIK Unikom Bandung

Tahun Ajaran 2008-2012

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Bandung,


(11)

(LAMN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Sarjana Program Studi S1 Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

EKA ANDRIANA

10108245

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(12)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr.,Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya dan karena izin-Nya juga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi akhir zaman, Nabi besar Muhammad SAW, kepada para keluarga, sahabat dan tidak lupa kepada kita selaku penganut ajarannya. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dari Ujian Sidang Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Skripsi ini berjudul: “PEMBANGUNAN SOFTWARE AS A SERVICE (SAAS) PADA SISTEM CORE BANKING KOPERASI SERBA USAHA (KSU) SYARIAH SEBAGAI PENDUKUNG E-KSU BERBASIS CLOUD COMPUTING DI. CV

LINGGAR ARTA MEDIA NUSANTARA (LAMN)”.

Sehubungan dengan telah selesainya penyusunan Skripsi ini, peneliti mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan terima kasih yang mendalam serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Keluarga (Mama, Bapak, Nenek, Ibu, Kakek, Teteh Ecih, A Aan, Adinda

Tiara Anindyta, Mang Momon, Bi I’ah, Bapak Essa, Ibu Essa, Adinda Essa

dan Siti Maesaroh) tercinta yang tidak pernah putus memberikan doa, kasih sayang, perhatian, kesabaran dan motivasi.

2. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia dan Penguji I, terima kasih atas bimbingan dan arahannya.

3. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., selaku dosen wali IF-5 yang sudah meluangkan waktu, pikiran serta arahannya.


(13)

iv

bimbingan dan arahannya.

6. Seluruh Dosen Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia.

7. Seluruh staf tata usaha jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

8. Pihak CV. Linggar Arta Media Nusantara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

9. Bapak A. Somantri, AAAI-J Direktur Utama KBMT Mutiara Insani atas kerja samanya dalam penelitian.

10. Bapak Drs. H. Enoh, Penanggungjawab BMT Arraudoh atas kerja samanya dalam penelitian.

11. Bapak Aep, Ketua Umum KBMT Dana Akhirat atas kerja samanya dalam penelitian.

12. Sahabat-sahabatku (Agista Yuandhika, Ahmad Munib, Arifin Nurahman, Arif Hikmatyar, Agung Prasetyo Nugroho, Bagus Adi Prabowo, Bobby Prihandoko, Dewi Jayanti, Diyar Azana, Cece Budiman, Dede Patmawati, Dede Supriyatna, Jajang Apriansyah dan Robby Ariesa Perdana) dan anak-anak seperjuangan (Deni Bachtiar, Teh Linda, Teh Didi, Melly Suryani, Echi, Devi, Wina dan Anggis Y.) terimakasih atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis.

13. Teman-teman Teknik Informatika angkatan 2008, khususnya untuk kelas IF-5 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya. 14. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya saran dan kritik guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan serta demi peningkatan kemampuan dan pengetahuan dimasa yang akan datang.


(14)

Sebagai penutup penulis berharap semoga penyusunan skripsi ini berguna, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi kita semua.

Wassalamu alaikum, Wr., Wb.

Bandung, 25 Februari 2013


(15)

vi

DAFTAR ISI

ASBTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 2

I.3 Maksud dan Tujuan ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Metodologi Penelitian ... 4

I.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 4

I.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 5

I.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

II.1 Profil Perusahaan ... 9

II.1.1 Sejarah ... 9

II.1.2 Visi dan Misi ... 9


(16)

II.1.4 Badan Hukum ... 11

II.1.5 Struktur Organisasi ... 11

II.1.6 Tugas dan Fungsi Perusahaan ... 11

II.2 Pengertian Koperasi... 12

II.2.1 Landasan Koperasi ... 12

II.2.2 Asas Koperasi ... 13

II.2.3 Tujuan Koperasi ... 13

II.2.4 Pengurus Koperasi ... 13

II.2.5 Koperasi Serba Usaha ... 14

II.2.6 Definisi Core Banking... 14

II.2.7 Aplikasi Core Banking Sistem ... 15

II.3 Definisi Cloud Computing ... 15

II.3.1 Sifat Cloud Computing ... 15

II.3.2 Media Layanan IT Cloud Computing ... 16

II.3.3 Fitur dan Keuntungan Cloud Computing ... 17

II.3.4 Tantangan Cloud Computing ... 20

II.3.5 Model Pengembangan Cloud Computing ... 21

II.4 Konsep Dasar Sistem ... 23

II.5 Konsep Dasar Informasi ... 23

II.6 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 24

II.7 Sistem Informasi ... 24

II.7.1 Komponen Sistem Informasi ... 24

II.7.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 26

II.7.3 Pemodelan Data ... 26


(17)

viii

III.1 Analisis Sistem ... 29

III.1.1 Analisis Masalah ... 29

III.1.2 Analisis Prosedur Berjalan ... 33

III.1.3 Solusi yang Ditawarkan ... 46

III.1.4 Analisis Sistem yang Akan Dikembangkan ... 47

III.1.5 Analisis Arsitektur Cloud ... 48

III.1.6 Alur Sistem yang Dikembangkan ... 49

III.1.7 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 50

III.1.8 Analisis Pengkodean ... 51

III.1.9 Analisis Proses Bisnis ... 52

III.1.10 Analisis Perangkat Keras (Hardware) ... 54

III.1.11 Analisis Perangkat Lunak (Software)... 56

III.1.12 Analisis Pengguna (User) ... 58

III.1.13 Analisis Basis Data (Database) ... 59

III.1.14 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 62

III.1.15 Diagram Konteks ... 63

III.1.16 Data Flow Diagram (DFD) ... 63

III.1.17 Spesifikasi Proses ... 82

III.1.18 Kamus Data ... 105

III.2 Perancangan Sistem ... 122

III.2.1 Perancangan Basis Data ... 122

III.2.2 Perancangan Struktur Menu ... 127

III.2.3 Perancangan Antarmuka ... 129

III.2.4 Perancangan Pesan ... 149


(18)

III.2.6 Perancangan Jaringan Semantik ... 158

BAB IVIMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 161

IV.1 Implementasi Sistem ... 161

IV.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 161

IV.1.2 Imlplementasi Basis Data ... 162

IV.1.3 Implementasi Antarmuka ... 166

IV.2 Pengujian Sistem ... 168

IV.2.1 Rencana Pengujian ... 168

IV.2.2 Pengujian Black Box ... 169

IV.2.3 Pengujian Beta ... 186

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 195

V.1. Kesimpulan ... 195

V.2. Saran ... 196


(19)

197

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ian Sommerville, "Software Engineering," pp. 29-31, 2011.

[2] Jogiyanto Hartono, Pengenalan Komputer. Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1999.

[3] Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1997. [4] Hernita P, Kupas Tuntas Bermacam Aplikasi Generasi Cloud Computing.

Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2011.

[5] Rosa A.S M. Shalahudin, Modeul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Modula, 2011.


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) merupakan sebuah perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang layanan jasa bagi perseorangan atau badan usaha. Salah satu layanan yang telah dibangun CV. LAMN adalah Payment Point Online Bank (PPOB) yaitu bisnis pembayaran Multibiller Online untuk menyediakan jasa pembayaran listrik, telepon, speedy dan lain-lain kepada seluruh masyarakat.

CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) ingin berperan aktif dalam memberikan pelayanan untuk Koperasi Serba Usaha (KSU) dimana dikhususkan untuk KSU Syariah yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan ekonomi seperti bidang produksi, konsumsi, perkreditan dan jasa. Salah satu yang menjadi tujuan CV. LAMN adalah ingin membangun sistem keuangan yang dapat dipakai di berbagai KSU Syariah sehingga dapat menyeragamkan sistem keuangan yang akan dibangun tersebut. Namun untuk merealisasikannya CV. LAMN merasa kesulitan karena kurangnya sumber daya yang mendukung untuk keperluan sistem dan sulitnya mencari tenaga ahli untuk membuat banyak sistem keuangan untuk keperluan KSU Syariah tersebut. Konsep keuangan yang dibutuhkan adalah konsep yang biasa digunakan perbankan dalam mengolah keuangan maupun memberikan pelayanan terhadap nasabahnya. Konsep yang dimaksud adalah dengan menerapkan sistem Core Banking kedalam sistem keuangan KSU Syariah. Pemanfaatan teknologi cloud computing dirasa cukup membantu dalam membangun sistem keuangan KSU Syariah karena teknologi ini merupakan modal komputasi dimana kapabilitas yang terkait dengan teknologi informasi yang disajikan sebagai sebuah layanan, sehingga pengguna mengakses data melalui internet tanpa pengetahuan tentang teknologi tersebut dan memberikan kemampuan untuk mengendalikan infrastruktur teknologi yang membantu,


(21)

sehingga cloud computing digunakan sebagai infarastruktur untuk menyimpan banyak sistem informasi.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka dibutuhkan penelitian di berbagai Koperasi Serba Usaha Syariah untuk mengumpulkan berbagai bentuk kebutuhan yang diperlukan. Selain itu sistem yang dibangun harus menekan semua kendala tersebut dan memiliki manfaat baik bagi CV. LAMN maupun bagi KSU Syariah secara berkelanjutan. Gagasan yang diajukan adalah membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem Core Banking Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis Cloud Computing di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN).

Oleh karena itu CV. LAMN ingin membangun aplikasi elektronik koperasi serba usaha syariah (e-ksu) yang didalamnya memberikan pelayanan sistem keuangan agar mampu memberikan kemudahan, kecepatan dan keseragaman untuk semua KSU Syariah, aplikasi yang dimaksud adalah dengan membangun e-ksu berbasis cloud computing.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang sub bab I.1 maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana cara membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem Core Banking Koperasi Serba Usaha Syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis Cloud Computing di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN).

I.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan laporan TA/Skripsi adalah untuk merancang dan membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem Core Banking Koperasi Serba Usaha Syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis Cloud Computing di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN).

Tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan sistem Core Banking e-KSU ini adalah sebagai berikut:


(22)

3

1. Menyediakan sebuah sistem keuangan untuk Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah yang diharapkan dapat memberikan timbal balik bagi CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) yang berkelanjutan.

2. Menyeragamkan sistem keuangan diberbagai Koperasi Serba Usaha Syariah. 3. Mampu menerapkan konsep core banking kedalam sistem keuangan KSU

Syariah.

4. Memberikan fitur-fitur siap pakai yang dibutuhkan KSU Syariah untuk mengolah data keuangan.

5. Mempermudah KSU Syariah untuk melihat perkembangan keuangan yang ada dengan bantuan neraca core banking.

6. Sebagai salah satu tempat penyimpanan data anggota, data tabungan, data pembiayaan dan neraca core banking.

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem core banking Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis cloud computing di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) adalah sebagai berikut:

1. Media layanan cloud computing yang dibangun adalah Software as a Service (SaaS).

2. Fungsi dari core banking adalah sebagai sistem keuangan yang dikhususkan untuk Koperasi Serba Usaha Syariah.

3. Aplikasi core banking digunakan sebagai media simpan pinjam, transaksi dan jasa keuangan yang dilakukan oleh anggota dari KSU Syariah tersebut. 4. Data yang akan diproses di core banking adalah data-data yang biasa

digunakan di KSU Syariah, diantaranya: a. Data Anggota: pendaftaran anggota.

b. Data Tabungan: simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan transaksi penarikan/debet.

c. Data Pembiayaan: pinjaman bagi hasil, pinjaman qordhul hasan, pinjaman jual beli dan angsuran pembiayaan.


(23)

d. Neraca core banking.

5. Bahasa Pemrograman untuk membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem core banking Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis cloud computing di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) adalah PHP.

6. Studi kasus pertama yang telah dijalankan adalah di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) sebagai perusahaan penyedia layanan cloud computing. Sedangkan implementasi dari core banking telah dijalankan di Koperasi Baitul Mal Tanwil (KBMT) Mutiara Insani, KBMT Dana Akhirat dan BMT Arraudoh.

I.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan adalah:

I.5.1 Metode Pengumpulan Data

Hal pertama yang dilakukan dalam analisis sistem adalah melakukan pengumpulan data. Ada tiga metode dalam melakukan pengumpulan data untuk membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem core banking Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis cloud computing di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan Komisaris Utama yaitu, Bapak L. Yudi Firmansyah Putra dan Departemen terkait di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN).

2. Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berdasarkan pengamatan secara langsung ke CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) yang beralamat di Jl. Adipatikertamanah No.94A Baleendah Telp. (022) 5944498 Bandung 40375. Serta melakukan pengamatan lain ke Koperasi Serba Usaha Syariah diantaranya:

a. Koperasi Baitul Mal Tanwil (KBMT) Mutiara Insani, yang beralamat di Jl. Adipati Kertamanah No.94A Baleendah-Bandung 40375.


(24)

5

b. KBMT Dana Akhirat, yang beralamat di Jl. Arjasari RT. 03/06 Kec. Arjasari-Bandung 40379.

c. BMT Arraudoh, yang beralamat di Jl. Babakan Asem RT. 01/03 Desa Linggar Kec. Rancaekek-Bandung 40394 (022) 7798726.

3. Studi Literatur

Studi literatur adalah metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data melalui literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul TA/skripsi. Selain itu juga proses yang dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan segala bentuk informasi untuk membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem core banking Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis cloud computing yang bersumber dari internet.

I.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Model yang digunankan dalam membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem core banking Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis cloud computing di CV Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) ini mengadopsi model waterfall. Adapun tahap-tahap Model Waterfall dapat dilihat pada Gambar I.1.

1. Requirements definition (Mendefinisikan kebutuhan)

Pada tahap ini mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.

2. System and software design (Desain sistem dan perangkat lunak)

Pada tahap ini desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai didefinisikan secara lengkap. Desain sistem merupakan perancangan sistem yang dilakukan berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya.

3. Implementaton and unit testing (Implementasi dan pengujian perangkat lunak)

Implementasi dan pengujian perangkat lunak dilakukan dengan cara mengimplementasikan hasil dari perancangan perangkat lunak ke dalam kode


(25)

program yang dimengerti oleh bahasa mesin. Pengujian perangkat lunak yaitu memfokuskan pada logika internal dari perangkat lunak, fungsi eksternal, dan mencari segala kemungkinan kesalahan, memeriksa apakah input sesuai dengan hasil yang diinginkan setelah proses.

4. Integration and system testing (Pengujian integrasi dan sistem)

Pengujian perangkat lunak yaitu memfokuskan pada logika internal dari perangkat lunak, fungsi eksternal, dan mencari segala kemungkinan kesalahan, memeriksa apakah input sesuai dengan hasil yang diinginkan setelah proses. Pengujian sistem merupakan penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing).

5. Operation and Maintenance (Operasi dan Pemeliharaan)

Pemeliharaan yaitu penerapan secara keseluruhan disertai pemeliharaan jika terjadi perubahan struktur baik dari segi software maupun hardware.

Model waterfall dalam membangun software as a service (saas) pada sistem core banking koperasi serba usaha (KSU) syariah sebagai pendukung e-ksu berbasis cloud computing dapat dilihat pada Gambar I.1.


(26)

7

I.6 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang dasar-dasar pemikiran meliputi latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan tentang profil perusahaan yang menjadi tempat penelitian yakni CV. LAMN (Linggar Arta Media Nusantara) dan teori-teori yang menunjang dalam pembuatan dan perancangan serta sebagai acuan dalam pembuatan sistem, sehingga perancangan tersebut sesuai dengan teori yang sudah ada.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Memaparkan analisis yang dilakukan pada sistem yang sedang berjalan dan perancangan dari sistem yang akan dibangun.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Menjelaskan hasil dari pembangunan aplikasi yang telah dilakukan dan menguji dengan beberapa cara yang telah ditentukan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan hasil analisis dan memberikan masukan atau saran bagi perbaikan sistem guna memperoleh kesempurnaan dalam menjalankan sistem yang telah dibuat.


(27)

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Profil Perusahaan

Linggar Arta Media Nusantara atau biasa disingkat LAMN adalah suatu Perseroan Commanditere (CV) yang bergerak di bidang penyediaan layanan pembayaran multibiller dan penyediaan aplikasi outlet dan sistem switching transaksi online. LAMN yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 001 dibuat oleh dan dihadapan Nurlistiyah, S.H, Notaris di Bandung dalam hal ini diwakili oleh Asep Somantri, (Direktur Utama) dan L. Yudi Firmansyah Putra sebagai Komisioner CV LAMN. LAMN berkedudukan di Gedung Mutiara Insani, Jalan Adipati Kertamanah No. 94 Baleendah-Bandung 40375.

II.1.1 Sejarah

CV. LAMN (Linggar Arta Media Nusantara) didirikan oleh 2 orang yaitu oleh Asep Somantri dan L. Yudi Firmansyah Putra pada 07 November 2009. Landasan awal yang mendorong di dirikannya CV. LAMN ini adalah mengingat perlunya sebuah lembaga pelaksana dari kegiatan penyalur bisnis biller dari bank ke loket yang dimiliki lembaga keuangan mikro (LKM) sejenis koperasi yang dimiliki oleh masyarakat khususnya untuk produk-produk seperti Payment Poin Online Banking (PPOB) milik PT. PLN Persero.

II.1.2 Visi dan Misi

CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi


(29)

2. Misi

Menjadi Perusahaan layanan multipayment berbasis Distribusi Online System dan menciptakan pola pusat distribusi pada komunitas yang dibangun dan dimiliki masyarakat.

II.1.3 Logo Perusahaan

Gambar II.1 Logo CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN)

Logo dari Gambar II.1 diatas merupakan logo CV. Linggar Arta Media Nusantara saat ini. Logo tersebut digunakan dari sejak CV. LAMN didirikan. Adapun arti dari simbol-simbol dan nama pada logo tersebut adalah sebagai berikut:

1. Linggar

Senjata khas jawa barat tempo dulu sebagai lambang kebesaran kerajaan yang mencerminkan cita-cita perusahaan untuk menjadi perusahaan layanan multi payment berbasis Distribusi Online System terbesar.

2. Arta-Media

Media peredaran dan perputaran uang.

3. Nusantara

Tanah Air.

4. 3 Huruf A


(30)

11

5. Globe

Mencerminkan adanya kehidupan.

6. Petir/Halilintar

Kekuatan sekaligus provider utama CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) adalah PT. PLN Persero.

II.1.4 Badan Hukum

CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 001 dibuat oleh dan dihadapan Nurlistiyah, S.H., Notaris di Bandung.

II.1.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja dalam organisasi. Struktur organisasi yang terjadi di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) sesuai dengan Gambar II.2.

RAT

Badan Pengurus

Dewan Pengawas Syariah Badan Pengawas

Manajer

Bagian Operasional

Bagian Marketing Bagian Keuangan Bagian SDM & Umum

Account Officer Admin Simpanan

Admin Pembiayaan

Legal Marketing Simpanan

SDM

Umum Akunting

Kasir

Customer Service

Teller

Badan Pengurus

Ketua :

Sekretaris : Bendahara :

Dewan Pengawas Syariah

Ketua :

Anggota :

Badan Pengawas

Ketua :

Anggota :


(31)

II.1.6 Tugas dan Fungsi Perusahaan

1. Dewan Pengawas Syariah (KOMISIONER)

Mengawasi dan penggagas jalannya usaha sehingga bisa berkelanjutan dan sesuai dengan rencananya.

2. Direktur

Pemimpin pelaksana dari usaha yang dijalankan bersama yang tertuang dalam AD & ART LAMN. Direktur dijabat oleh Asep Somantri.

3. Manager

Memiliki tugas lebih spesifik yang tidak disebutkan.

II.2 Pengertian Koperasi

Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berikut adalah dua pengertian koperasi sebagai pegangan untuk mengenal koperasi lebuh jauh:

1. Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan. (Hatta, 1954).

2. Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1966 dari Edilius dan Sudarsono, 1993).

II.2.1 Landasan Koperasi

Landasan Koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan Koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 25/1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, Koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut:


(32)

13

1. Landasan Idiil

Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1992, landasan idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila. Penempatan Pancasila sebagai landasan Koperasi Indonesia ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia.

2. Landasan Strukturil

Sebagai salah satu bentuk organisasi ekonomi yang hidup di Indonesia, maka penempatan UUD 1945 sebagai landasan strukturil Koperasi Indonesia ini adalah sesuatu yang wajar. Lebih-lebih, sehubungan dengan masalah perekonomian, ayat 1 pasal 33 UUD 1945 telah dengan tegas menggariskan bahwa perekonomian yang hendak disusun di Indonesia adalah suatu perekonomian "usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan."

II.2.2 Asas Koperasi

UU No. 25/1992, pasal 2, menetapkan kekeluargaan sebagai asas Koperasi. Di satu pihak, hal itu sejalan dengan penegasan ayat 1 pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya sebagaimana telah dikemukakan di atas. Sejauh bentuk-bentuk perusahaan lainnya tidak dibangun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, semangat kekeluargaan ini merupakan pembeda utama antara Koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya.

II.2.3 Tujuan Koperasi

Pernyataan mengenai tujuan Koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No. 25/1992. Menurut pasal itu tujuan Koperasi Indonesia adalah sebagai berikut: "Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945."

Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu, dapat disaksikan bahwa tujuan Koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut:


(33)

1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya; 2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat; dan 3. Turut serta membangun tatanan perekonimian nasional.

II.2.4 Pengurus Koperasi

Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Ada kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan anggota sendiri. Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangan-kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin koperasi yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialah mereka yang bukan anggota atau belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota).

II.2.5 Koperasi Serba Usaha

Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya di berbagai segi ekonomi, seperti bidang produksi, komsumsi, perkreditan, dan jasa.

1. Fungsi Koperasi Serba Usaha

a. Perkreditan.

b. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi dan keperluan sehari-hari. c. Pengelolaan serta pemasaran hasil.

2. Tujuan Koperasi Serba Usaha

a. Mensejahterakan anggota koperasi serba usaha pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

b. Dapat membangun tatanan perekonomian untuk mewujudkan masyarakat maju, adil, dan makmur.

c. Dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi. d. Memberikan pelayanan pinjaman dengan bunga murah, tepat dan cepat

serta mendidik anggota untuk dapat menggunakan uangdengan bijaksana dan produktif.


(34)

15

II.2.6 Definisi Core Banking

Core banking didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh sebuah lembaga perbankan dengan pelanggan ritel dan bisnis kecil. Banyak bank memperlakukan pelanggan sebagai pelanggan ritel perbankan inti mereka, dan memiliki baris terpisah dari bisnis untuk mengelola usaha kecil. Bisnis yang lebih besar dikelola melalui divisi perbankan korporasi lembaga. Core banking pada dasarnya adalah penyetoran dan pinjaman uang.

II.2.7 Aplikasi Core Banking Sistem

Saat ini, kebanyakan bank menggunakan aplikasi inti perbankan untuk mendukung operasi mereka di mana CORE singkatan “pertukaran terpusat online real-time”. Ini pada dasarnya berarti bahwa semua cabang bank mengakses aplikasi dari pusat data terpusat. Ini berarti bahwa deposito dapat tercermin langsung pada server bank dan pelanggan dapat menarik uang disimpan dari salah satu cabang bank di seluruh dunia. Aplikasi ini kini juga memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan korporat, memberikan solusi perbankan yang komprehensif.

II.3 Definisi Cloud Computing

Cloud computing adalah perkembangan terkini dari client server. Menurut aplikasi cloud computing, aplikasi dan file disimpan di “awan”. Awan tersebut terdiri dari ratusan bahkan ribuan komputer yang terhubung bersama-sama dan bisa diakses via internet.


(35)

II.3.1 Sifat Cloud Computing

1. Infrastruktur di sharing, beberapa klien bisa berbagi platform teknologi dan bahkan satu instance aplikasi.

2. Service atau layanan diakses on demand, saat diperlukan saja. Jadi layanannya bervariasi dari segi pengguna, kapasitas, transaksi, atau kombinasinya.

3. Service bisa diatur skalanya, tidak ada batas untuk perkembangannya.

4. Jika ada biaya biasanya berdasarkan konsumsi servisnya. Jadi bukan biaya fix yang tidak berubah. Ada yang menggunakan variabel waktu, data dan sebagainya.

5. Service bisa diakses dari area manapun di dunia dengan menggunakan berbagai perangkat yang berbeda. Teknik cloud biasanya ada dua yaitu private dan public. Cloud public biasanya yang menawarkan layanan teknologi ke semua pelanggan via internet sedangkan cloud private hanya menyediakan layanan ke kelompok tertentu dengan akses via internet atau via jaringan private. Ada juga cloud internal dan eksternal. Cloud internal adalah bagian dari cloud private sedangkan cloud eksternal adalah cloud yang memberi layanan ke perusahaan lainnya.

II.3.2 Media Layanan IT Cloud Computing

Layanan IT yang disediakan melalui cloud biasanya dikelompokkan menurut beberapa kategori, yaitu:

1. Infrastructure as a service (IaaS)

IaaS menyediakan lingkungan pemrosesan (server, storage, load balancer dan firewall). Layanan ini bisa diimplementasikan untuk beberapa perusahaan. Contohnya adalah virtualisasi tetapi ada juga implementasi yang menggunakan teknologi grid atau cluster.

2. Platform as a service (PaaS)

PaaS menyediakan lingkungan untuk mengembangkan dan menjalankan aplikasi. Otentifikasi, autorisasi, manajemen session dan meta data termasuk bagian dari layanan ini.


(36)

17

3. Software as a service (SaaS)

SaaS merupakan model cloud yang paling kompleks. SaaS ini menyediakan fungsionalitas yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tertentu. Beberapa contoh solusi yang menggunakan SaaS misalnya business intelligence, web conference, e-mail, office automation dan force automation (SFA).

II.3.3 Fitur dan Keuntungan Cloud Computing

Fitur dari cloud computing adalah accessibility (kemampuan diakses), availability (kemampuan dijalankan) dan scalability (kemampuan ditingkatkan). Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari cloud computing.

1. Biaya lebih murah

Dengan biaya komputasi yang lebih murah, bisa menjalankan aplikasi cloud dengan komputer yang memiliki harddisk lebih kecil, memory lebih sedikit, prosesornya lebih efisien dan sebagainya. Jika perlu bisa menggunakan komputer yang tidak punya drive CD atau DVD karena tidak perlu menginstal software dan tidak ada file dokumen yang perlu disimpan karena penyimpanan dilakukan di dalam cloud.

2. Performa lebih baik

Performa cloud computing akan ringan karena tidak seperti desktop PC yang menjalankan banyak software sehingga sumber daya yang digunakan tidak membebani komputer. Pengguna akan melihat peningkatan performa pada komputer dimana komputer akan berjalan, booting dan menjalankan program dengan lebih cepat. Semua karena program yang disimpan di memori diproses lebih ringkas.

3. Biaya infrastruktur lebih hemat

Dalam suatu organisasi, bagian IT selalu memakan anggaran yang tidak sedikit untuk operasionalnya. Biaya operasional yang besar ini biasanya digunakan untuk upgrade hardware, software maupun maintenance. Dengan cloud computing, biaya operasional bisa ditekan karena tuntutan hardware dan software PC yang perlu digunakan untuk cloud computing tidak terlalu tinggi sehingga bisa lebih hemat.


(37)

4. Biaya software lebih irit

Sepertinya telah menjadi rahasia umum bahwa software yang banyak dipakai di perkantoran adalah software yang berbayar dan harganya pun tidak bisa dibilang murah. Dengan cloud beberapa software adalah gratis. Seandainya berbayar pun biasanya biaya pengguna akan lebih murah karena instalasi hanya satu kali yaitu dibagian cloud yang kadang tidak dilakukan staf IT. Bahkan seandainya biayanya sama seperti software desktop, biaya maintenance dan update-nya akan lebih murah. Beberapa pengembangan software ini menyewakan layanannya dengan biaya tertentu. Namun biasanya layanan ini akan diberi harga lebih rendah dibandingkan dengan layanan desktop bahkan banyak yang gratis seperti berbagai layanan Google.

5. Update software lebih mudah

Keuntungan lain dari cloud computing ditinjau dari segi manajemen software adalah pengguna tidak perlu meng-update software secara manual menggunakan download patch atau lainnya karena software terletak di cloud dan di-update secara periodik oleh pengembangnya. Update program berbasis web ini biasanya langsung dilakukan dan bisa diterapkan seketika. Ketika mengakses aplikasi web maka akan memperoleh versi terakhir. Bahkan ketika login akan langsung memperoleh versi terakhir tanpa harus membayar.

6. Keamanan data meningkat

Data yang disimpan di cloud akan bertahan di cloud, di sebuah tempat yang relatif aman. Tidak seperti komputasi desktop dimana kerusakan harddisk bisa menyebabkan data hilang, komputer crash di cloud tidak menyebabkan data rusak karena cloud akan otomatis menduplikasi data.


(38)

19

Gambar II.4 Prinsip cloud storage untuk meningkatkan keamanan data 7. Kompatibilitas sistem operasi meningkat

Jika yang pernah memakai berbagai jenis sistem operasi, tentu tahu betapa sulitnya membuat komputer yang berlainan jenis sistem operasi untuk berhubungan dan bertukar data, misalnya antara Linux dengan Windows dengan SAMBA dan Windows ke Mac. Walaupun sekarang sudah banyak software untuk mempermudah, tetap saja tidak semua orang bisa melakukannya.

Gambar II.5 Kompatibilitas sistem tidak berpengaruh di cloud computing

Tapi ini tidak sama dengan cloud computing. Di dalam cloud bisa digunakan sistem operasi apapun. Bisa menghubungkan komputer Windows dengan cloud dan berbagi dokumen dengan komputer yang menjalankan sistem operasi apapun seperti Mac OS, Linux atau Unix.

8. Kompatibilitas dokumen meningkat

Seseorang tidak perlu khawatir dengan dokumen yang dibuat di komputer apakah akan kompatibel dengan aplikasi lain atau tidak. Misalnya di komputer biasa, seseorang harus memikirkan kompatibilitas apakah file dokumen yang


(39)

dibuat di Word 2007 akan masih kompatibel dengan Word 2003 atau dengan Open Office, Wordpad dan sebagainya. Di dalam cloud tidak ada yang tidak kompatibel antar format. Seseorang bisa berbagi dokumen dalam bentuk file flash ataupun dokumen terbuka yang bisa diakses oleh setiap jenis browser apapun. 9. Kolaborasi lebih mudah

Kemudian untuk sharing dokumen akan berkonsekuensi pada kemudahan berkolaborasi. Ini merupakan salah satu keunggulan utama dari cloud computing di mana pengguna akan mudah untuk saling berkolaborasi pada satu dokumen atau proyek. Dengan menggunakan cloud, orang yang ada disuatu tempat yang berbeda bisa berkolaborasi atau jarak yang sangat jauh sekalipun. Jarak tidak lagi jadi masalah asalkan semuanya terkoneksi ke internet.

10. Akses yang lebih mudah ke dokumen

Cloud computing menawarkan fasilitas kemudahan diakses dari mana saja dan kapan saja karena bisa dengan mudah meletakkan file di cloud kemudian mengaksesnya dari klien.

II.3.4 Tantangan Cloud Computing

Ada banyak alasan yang membuat cloud computing tidak cocok untuk semua orang dan berikut adalah penjelasannya.

1. Memerlukan koneksi internet yang konstan

Sangat jelas bahwa cloud computing tidak mungkin diakses jika tidak punya akses internet karena cloud computing membutuhkan koneksi internet untuk berhubungan dengan aplikasi dan dokumen. Jika tidak memiliki koneksi internet, seseorang tidak bisa mengakses apapun bahkan dokumen sendiri. Jika koneksi internet mati artinya tidak bisa bekerja. Jadi di lokasi yang koneksi internetnya tidak stabil atau ada tapi tidak bisa diandalkan maka cloud computing akan menjadi sulit untuk diterapkan.

2. Tidak bisa dijalankan jika koneksi internet pelan

Koneksi dengan kecepatan yang pelan seperti dial up yang tidak broadband membuat cloud computing sulit untuk diterapkan. Jika koneksi internet sedang pelan maka bandwidth yang ada terbatas sehingga dokumen dan aplikasi


(40)

21

ukuran besar tidak akan bisa diterapkan. Ini karena web server membutuhkan banyak bandwidth untuk mengunduh.

3. Bisa menjadi lambat

Sekalipun koneksi internet yang cepat, aplikasi berbasis web bisa berjalan pelan seperti software di PC. Ini karena data harus dikirim ke server, kemudian di download kembali. Jika cloud server sedang down atau performanya tidak optimal maka akses akan terasa sangat lambat tidak seperti aplikasi desktop. 4. Fiturnya terbatas

Tantangan ini memang cenderung bisa berubah di masa depan tapi pada dasarnya aplikasi web memang mempunyai fitur yang terbatas dibandingkan aplikasi desktop. Karena antarmuka web lebih tipis atau sering disebut sebagai thin client. Contohnya bisa membandingkan fasilitas Google Presentation dengan Microsoft PowerPoint. Pada Microsoft PowerPoint sebagai kontrol di desktop lebih lengkap dibandingkan dengan kontrol-kontrol pada Google Presentation. Namun karena teknologi web terus berkembang maka kemungkinan ke depan aplikasi web akan lebih canggih. Misalnya Google Docs dan Spreadsheet, kini mulai punya fitur yang banyak dan makin mirip dengan Microsoft Word dan Microsoft Excel.

5. Data yang disimpan belum tentu secure

Cloud computing intinya semua data disimpan di cloud. Pada umumnya proses ini akan normal dan tidak ada masalah. Tapi sebenarnya ada juga ancamannya yaitu pengguna yang tidak berhak bisa mendapatkan akses ke datanya. Jadi perlu memperhatikan beberapa hal agar data bisa aman karena keamanan data umumnya berhubungan dengan cara berkomputer yang sehat. 6. Kehilangan data di cloud

Secara teoritis data yang disimpan di cloud sangat aman karena direplikasi di berbagai komputer. Tapi tetap saja ada kemungkinan data hilang jika tidak pernah men-downloadfile di cloud ke komputer. Jadi mengandalkan cloud umumnya ama, tapi jika ada kerusakan data bisa hilang tak berbekas.


(41)

II.3.5 Model Pengembangan Cloud Computing

Dalam penerapannya, ada beberapa tipe model pengembangan cloud computing. Model pengembangan ini ditinjau dari cakupan dan ruang lingkupnya.

Gambar II.6 Model konseptual pengembangan cloud computing

1. Public

Model pengembangan pertama adalah public cloud atau external cloud. Ini adalah cloud computing dalam bentuk tradisional dimana sumber daya diatur secara dinamis melalui internet via aplikasi web dan web service.

2. Komunitas

Cloud komunitas adalah cloud yang didirikan oleh beberapa organisasi yang membutuhkan beberapa infrastruktur dan persyaratan yang sama sehingga mereka bisa saling berbagi sumber daya dan memanfaatkan keuntungan cloud computing. Karena biaya untuk cloud computing ini ditanggung oleh beberapa pihak dan bukan oleh publik maka pilihan ini lebih mahal dibandingkan pilihan publik tapi pilihan ini akan membuat privasi data lebih baik. Ditinjau dari segi keamanan, cloud komunitas juga lebih baik. Contohnya adalah Gov Cloud milik Google.

3. Private

Private cloud atau internal cloud adalah layanan cloud computing yang ditawarkan untuk jaringan privasi. Produknya antara lain otomatisasi virtualisasi. Private cloud akan memberikan keuntungan komputasi bersama seperti biaya hardware menjadi lebih murah, lebih mudah recovery jika ada crash dan error serta memiliki kemungkinan untuk melakukan peningkatan skala baik ke lebih


(42)

23

besar atau kecil tergantung pada permintaan. Private cloud ini biayanya tidak semurah publik karena perusahaan tetap harus melakukan manajemen sendiri sehingga kurang efisien.

4. Hybrid

Hybrid adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penggabungan lebih dari satu tipe cloud, misalnya public cloud dengan private, internal atau external. Bisa juga mengacu pada pengelompokan cloud virtualisasi di server yang bekerja dengan hardware fisik. Kedua fisik virtualisasi dan hardware fisik ini nantinya akan digunakan untuk menjalankan sebuah servis dan inilah yang disebut dengan combined cloud.

Sebuah cloud hybrid biasanya terdiri dari satu atau lebih provider eksternal. Dengan menghubungkan lebih dari satu tipe hybrid ini akan memudahkan transisi ke public cloud. Hybrid juga bisa diterapkan dalam hybrid web hosting dimana infrastruktur hosting ini adalah berupa penggabungan antara cloud hosting dan managed dedicated server. Ini sangat sering terlihat sebagai bagian dari hardware fisik dan sebagian lainnya dijalankan di instance dari server cloud virtual. Contoh penerapannya misalnya pada hybrid storage dimana media simpan ini merupakan penggabungan dari storagepublic ke private. Storage hybrid ini sangat berguna untuk melakukan fungsi pengarsipan dan backup sehingga data lokal bisa direplikasi ke cloud public.

II.4 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan suatu kumpulan atau himpunan ari unsur, komponen atau variable yang terorganisir yang saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Dari pengertian ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu:

1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.


(43)

3. Unsur sistem tersebut bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan sistem.

4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

II.5 Konsep Dasar Informasi

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

II.6 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

II.7 Sistem Informasi

Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai: suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

II.7.1 Komponen Sistem Informasi

Komponen dari sistem informasi terdiri dari blok masukan (input blok), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi


(44)

25

(technology block), blok basis data (database block) dan blok kendali (control block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapainya suatu sasaran.

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan tool-box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi. Misalnya teknisi adalah operator komputer, programmer, operator pengolah kata, spesialis telekomunikasi, analis sistem, penyimpan data dan lain sebagainya.

5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu


(45)

disimpan dalam basis data untuk keperluan penyedia informasi lebih lanjut. Data dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management Systems).

6. Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem inforamsi, seperti misalnya bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

II.7.2 Data Flow Diagram (DFD)

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat, dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya harddisk, tape dan lain sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur.

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat, dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya harddisk, tape dan lain sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur.

II.7.3 Pemodelan Data

Pemodelan data adalah kumpulan konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data, hubungan antara data dan batasan-batasan data dalam suatu


(46)

27

organisasi. Fungsi dari sebuah model data untuk merepresentasikan data sehingga data tersebut mudah dipahami.

1. Entity Relationship Model (ERD)

Model entity relationship memungkinkan penggambaran data yang telibat dalam suatu organisasi sebagai kumpulan obyek-obyek dan hubungan antar tahap awal desain/perancangan basis data. Berikut adalah gambar model entity relationship:

Menggambarkan himpunan antar entitas

Menggambarkan hubungan antara himpunan entitas

Menggambarkan atribut-atribut entitas

Yang menghubungkan antar objek dalam diagram E-R

Gambar II.7 Model Entity-Relationship 1. Kunci Super (Super Key)

Kumpulan atribut yang dapat mengidentifikasi unik entitas-entitas tapi tak harus minimal.

2. Kunci Calon (Candidate Key)

Kumpulan atribut yang dapat mengidentifikasi unik entitas-entitas dan harus minimal.

3. Kunci Primer (Primary Key)

Salah satu kunci calon yang dipilih sebagai identifying attribut. 4. Kunci Tamu (Foreign Key)

Kumpulan atribut yang mengacu ke kumpulan atribut kunci pada tabel yang lain. Ini digunakan untuk kunci perelasian.


(47)

Kunci calon yang tidak dipilih sebagai kunci primer.

Semua atribut yang berperan sebagai kunci tidak boleh kosong (null). Khusus untuk kunci tamu, selain tak boleh kosong, nilainya juga harus sudah ada dalam atribut kunci tabel yang diacu.

2. Model Relasional (Relational Model)

Dalam relational model suatu database dipandang sebagai kumpulan satu atau lebih relasi/tabel, dimana setiap relasi adalah berupa sebuah tabel dua dimensi yang terdiri atas baris-baris dan kolom-kolom. Kelebihan utama model relasional dibanding model data lainnya adalah kesederhanaan representasi dan kemudahannya dimana dengan kesederhanaannya ini query yang kompleks pun bisa diformulasikan.

3. Bahasa Query (Query Language)

Bahasa query (Query Language) lebih ditekankan pada aspek pencarian data dari dalam tabel. Aspek pencarian ini sedemikian penting karena merupakan inti dari upaya untuk pengelolaan data.

4. Struktur Query Language (SQL)

Struktur Query Language terdiri dari 2 unsur, yaitu: a. Data Definition Language (DDL)

Data Definition Language (DDL) adalah perintah yang dipergunakan untuk melakukan manipulasi pada struktur basis data, baik pembuatan ataupun perubahan (domain, integrity constraints, security). Contoh: CREATE, DROP, ALTER, GRANT.

b. Dana Manipulation Language (DML)

Data Manipulation Languge (DML) adalah perintah yang digunakan untuk memanipulasi data di dalam basis data. Contoh: INSERT, DELETE, SELECT,


(48)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

III.1 Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi kedalam bagian-bagian komponennya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Dalam sub bab ini akan diuraikan proses analisis sistem core banking yang diterapkan dengan konsep cloud computing dan sebagai layanan Software as a Service (SaaS), dimana pengguna dapat memanfaatkan sumber daya perangkat lunak dengan cara berlangganan dan hanya membayar sesuai dengan yang dibutuhkan. Sehingga kedepannya dapat membantu dalam menekankan biaya operasional.

III.1.1 Analisis Masalah

Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.

Berdasarkan hasil observasi dan interview dengan pihak CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN), bahwa permasalahan yang mereka hadapi adalah bagaimana cara membangun sistem keuangan yang dapat dipakai diberbagai KSU Syariah sehingga dapat menyeragamkan sistem keuangan yang akan dibangun tersebut dan dalam pelaksanaannya mereka mempunyai kerjasama dengan KSU Syariah setempat diantaranya KBMT Mutiara Insani, KBMT Dana Akhirat dan


(49)

BMT Arraudoh untuk lebih mengenal sistem KSU Syariah tersebut. Sehingga CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) mempunyai beberapa perbandingan inventori yang ada di KSU Syariah tersebut, diantaranya sebagai berikut:

Tabel III.1 Perbandingan Inventori KSU Syariah

No Inventori

Nama KSU Syariah

KBMT Mutiara Insani

KBMT Dana

Akhirat BMT Arraudoh

1

Pendaftaran Anggota

Anggota yang daftar wajib mengisi formulir dan diharuskan melakukan

pemotoan ditempat dengan alat yang sudah disediakan.

Anggota yang daftar wajib mengisi formulir dan membawa pas photo ukuran 4x6 untuk di scan.

Anggota yang daftar wajib mengisi formulir dan tidak diharuskan

melakukan pemotoan. 2 Kartu

Anggota

Tidak diharuskan ada kartu anggota.

Harus ada kartu anggota.

Harus ada kartu anggota.

3

Buku Tabungan

Koperasi

menyediakan 3 buku tabungan dalam kurun waktu 1 tahun untuk anggota yang kehilangan buku tabungannya dengan syarat menyertakan surat kehilangan.

Anggota yang kehilangan buku tabungan akan diganti dengan buku tabungan baru dengan syarat menyertakan surat kehilangan.

Anggota dan koperasi memiliki kesepakatan diawal, apabila buku tabungan hilang di tangan anggota berarti anggota wajib menyertakan surat kehilangan, tapi apabila hilang disaat melakukan transaksi di koperasi, maka koperasi akan menggantinya.

4

Simpanan Pokok

Jumlah simpanan pokok yang harus dibayarkan sebesar Rp. 200.000,- sampai Rp. 250.000,-.

Jumlah simpanan pokok yang harus dibayarkan tidak terbatas.

Jumlah simpanan pokok yang harus dibayarkan tidak terbatas.

5

Simpanan Wajib

Jumlah simpanan wajib minimal sebesar Rp. 15.000 dan maksimal tidak terbatas

pembayaran

dilakukan setiap bulan. Bisa diambil

Jumlah simpanan wajib minimal sebesar Rp. 15.000 dan maksimal tidak terbatas

pembayaran

dilakukan setiap bulan. Bisa diambil

Jumlah simpanan wajib minimal sebesar Rp. 15.000 dan maksimal tidak terbatas pembayaran dilakukan setiap bulan. Bisa


(50)

31

setiap RAT (Rapat Anggota Tahunan).

setiap RAT (Rapat Anggota Tahunan).

diambil setiap RAT (Rapat Anggota

Tahunan).

6

Simpanan Sukarela

Jumlah simpanan sukarela tidak terbatas, proses penyimpanan dan penarikan bisa dilakukan kapan saja.

Jumlah simpanan sukarela tidak terbatas, proses penyimpanan dan penarikan bisa dilakukan kapan saja.

Jumlah simpanan sukarela tidak terbatas, proses penyimpanan dan penarikan bisa dilakukan kapan saja.

7

Pinjaman Bagi Hasil

- Dana yang disediakan koperasi sebesar Rp. 5.000.000,-. - Anggota bisa

melakukan jenis pinjaman yang berbeda secara bersamaan, tapi tidak bisa melakukan pinjaman yang sama lebih dari satu kali sebelum melunasi

pinjaman tersebut.

- Angsuran pokok yaitu besar pinjaman dibagi dengan lama pinjaman.

- Angsuran margin yaitu jumlah bagi hasil yang disepakati diawal.

- Dana yang disediakan koperasi sebesar Rp. 5.000.000,-. - Angsuran pokok

yaitu besar pinjaman dibagi dengan lama pinjaman.

- Angsuran margin yaitu jumlah bagi hasil yang disepakati diawal. - Anggota bisa melakukan jenis pinjaman yang berbeda secara bersamaan, tapi tidak bisa melakukan pinjaman yang sama lebih dari satu kali sebelum melunasi

pinjaman tersebut.

- Dana yang disediakan koperasi sebesar Rp. 5.000.000,-. - Angsuran pokok

yaitu besar pinjaman dibagi dengan lama pinjaman. - Angsuran margin

yaitu jumlah bagi hasil yang disepakati diawal.

- Anggota bisa melakukan jenis pinjaman yang berbeda secara bersamaan, tapi tidak bisa melakukan pinjaman yang sama lebih dari satu kali sebelum melunasi pinjaman 8 Pinjaman Qordhul Hasan

- Dana yang disediakan koperasi sebesar Rp. 5.000.000,-. - Angsuran pokok

yaitu besar pinjaman dibagi dengan lama pinjaman.

- Angsuran margin yaitu angsuran pokok dibagi dengan infaq

- Dana yang disediakan koperasi sebesar Rp. 5.000.000,-. - Angsuran pokok

yaitu besar pinjaman dibagi dengan lama pinjaman.

- Angsuran margin yaitu angsuran pokok dibagi dengan infaq

- Dana yang disediakan koperasi sebesar Rp. 5.000.000,-. - Angsuran pokok

yaitu besar pinjaman dibagi dengan lama pinjaman. - Angsuran

margin yaitu angsuran pokok dibagi dengan


(51)

2,5%.

- Anggota bisa melakukan jenis pinjaman yang berbeda secara bersamaan, tapi tidak bisa melakukan pinjaman yang sama lebih dari satu kali sebelum melunasi

pinjaman tersebut.

2,5%.

- Anggota bisa melakukan jenis pinjaman yang berbeda secara bersamaan, tapi tidak bisa melakukan pinjaman yang sama lebih dari satu kali sebelum melunasi

pinjaman tersebut.

infaq 2,5%. - Anggota bisa

melakukan jenis pinjaman yang berbeda secara bersamaan, tapi tidak bisa melakukan pinjaman yang sama lebih dari satu kali sebelum melunasi pinjaman tersebut. 9 Pinjaman Jual Beli - Koperasi menyediakan barang untuk dijual ke pihak anggota.

- Harga ditentukan oleh pihak koperasi.

- Angsuran pokok yaitu besar pinjaman dibagi dengan lama pinjaman.

- Angsuran margin yaitu angsuran pokok dibagi dengan infaq 2.5% ditambah jumlah angsuran dan transportasi. - Anggota bisa

melakukan jenis pinjaman yang berbeda secara bersamaan, tapi tidak bisa melakukan pinjaman yang sama lebih dari satu kali sebelum melunasi

pinjaman tersebut.

- Koperasi menyediakan barang untuk dijual ke pihak anggota.

- Harga ditentukan oleh pihak koperasi.

- Angsuran pokok yaitu besar pinjaman dibagi dengan lama pinjaman.

- Angsuran margin yaitu angsuran pokok dibagi dengan infaq 2.5% ditambah jumlah angsuran dan transportasi. - Anggota bisa

melakukan jenis pinjaman yang berbeda secara bersamaan, tapi tidak bisa melakukan pinjaman yang sama lebih dari satu kali sebelum melunasi

pinjaman tersebut.

- Koperasi menyediakan barang untuk dijual ke pihak anggota.

- Harga

ditentukan oleh pihak koperasi. - Angsuran pokok

yaitu besar pinjaman dibagi dengan lama pinjaman. - Angsuran

margin yaitu angsuran pokok dibagi dengan infaq 2.5% ditambah jumlah angsuran dan transportasi. - Anggota bisa

melakukan jenis pinjaman yang berbeda secara bersamaan, tapi tidak bisa melakukan pinjaman yang sama lebih dari satu kali sebelum

melunasi pinjaman tersebut.


(52)

33

III.1.2 Analisis Prosedur Berjalan

Sistem yang sedang berjalan diartikan sebagai sistem yang sedang dipakai, sedangkan analisis yang sedang berjalan diartikan sebagai cara untuk memahami terlebih dahulu masalah yang dihadapi oleh sistem, seperti mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan fungsional dari sistem sehingga dapat diketahui apa saja kebutuhan-kebutuhan pemakai yang belum terpenuhi oleh sistem yang sedang berjalan tersebut.

Berikut ini adalah analisis yang sedang berjalan yang terjadi diberbagai KSU Syariah secara umum:

1. Prosedur Pendaftaran Anggota

Pendaftaran anggota adalah tahap awal dalam melakukan proses administrasi maupun jasa keuangan lainnya. Untuk mendaftarkan diri menjadi anggota koperasi maka setiap calon anggota wajib menyertakan beberapa syarat diantaranya Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Pas Foto 4x6, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai salah satu jaminan disaat anggota tidak bertanggung jawab, serta melunasi tabungan simpanan pokok yang telah disepakati oleh KSU Syariah tersebut. Prosedur pendaftaran anggota terdiri dari beberapa proses, antara lain bisa dilihat di Gambar III.1 berikut:

a. Calon anggota datang ke KSU Syariah untuk melakukan pendaftaran atau registrasi menjadi anggota koperasi.

b. Bagian keuangan memberikan formulir pendaftaran anggota dan mencatat data calon anggota kedalam buku keanggotaan.

c. Bagian keuangan menyiapkan buku tabungan untuk calon anggota.

d. Calon anggota mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan KTP, KK dan Foto ukuran 4x6 ke bagian keuangan.

e. Bagian keuangan memberikan no urut pemotoan ke pihak anggota.

f. Calon anggota menyerahkan no urut pemotoan ke petugas pemotoan untuk dilakukan pemotoan.


(53)

h. Bagian keuangan mengecek kelengkapan formulir calon anggota, apabila belum lengkap formulir akan dikembalikan kepada calon anggota. Tapi jika formulir sudah lengkap, maka bagian keuangan memberikan buku tabungan ke calon anggota.

i. Bagian keuangan merekap data calon anggota dan memberikan berkas tentang tata tertib yang ada di KSU Syariah kepada calon anggota.

j. Bagian keuangan memberikan kartu keanggotaan kepada calon anggota sebagai tanda bukti bahwa anggota tersebut sudah merupakan bagian dari KSU Syariah tersebut.


(54)

35

Pendaftaran Anggota

Anggota Petugas Pemotoan Bagian Keuangan Formulir Pendaftaran Kosong Mengisi Formulir Buku keanggotaan koperasi Buku Tabungan Formulir pendaftaran anggota sudah diisi No urut pemotoan Foto calon anggota Lengkap? Formulir pendaftaran belum lengkap Formulir pendaftaran sudah lengkap Merekap data anggota

Rekap data dan tata tertib koperasi Kartu keanggotaan koperasi Formulir pendaftaran anggota sudah diisi No urut pemotoan No urut pemotoan Foto calon anggota Formulir Pendaftaran Kosong Kartu keanggotaan koperasi Tidak Lengkap Buku Tabungan


(55)

2. Prosedur Penyimpanan Tabungan

Penyimpanan tabungan atau yang sering disebut “kredit” merupakan kegiatan yang dilakukan anggota KSU Syariah untuk menyimpan jumlah tabungan dan menambahnya dalam jumlah yang besar. Adapun urutan proses yang terjadi sesuai dengan Gambar III.2.

a. Anggota datang ke KSU Syariah untuk melakukan penyimpanan tabungan. b. Anggota memberikan buku tabungan ke bagian keuangan.

c. Bagian keuangan memeriksa identitas dari buku tabungan anggota dan menyesuaikannya dengan buku keanggotaan koperasi.

d. Apabila identitas buku tabungan anggota tidak sesuai dengan buku keanggotaan koperasi, maka buku tabungan dikembalikan lagi ke pihak anggota. Tapi jika identitas buku tabungan anggota sama, maka bagian keuangan memasukkan data tabungan kedalam buku besar tabungan anggota. e. Bagian keuangan memberikan cap pada buku tabungan anggota dan

mengembalikan lagi buku tabungan tersebut ke pihak anggota. f. Anggota selesai melakukan penyimpanan tabungan.


(56)

37

Penyimpanan Tabungan

Bagian Keuangan Anggota

Buku Tabungan Buku Tabungan

Sesuai buku keanggotaan koperasi?

Buku Tabungan tidak sesuai

Memasuk kan data tabungan Buku Tabungan

sesuai Tidak Sesuai

Buku Tabungan dicap Buku Tabungan

dicap

Buku besar tabungan

anggota

Gambar III.2 Prosedur Penyimpanan Tabungan

3. Prosedur Penarikan Tabungan

Penarikan tabungan atau istilah “debet” merupakan hal yang tidak asing lagi buat anggota koperasi khususnya untuk KSU Syariah. Dimana proses ini terjadi karena anggota koperasi mempunyai tabungan yang harus mereka ambil disaat mereka membutuhkannya. Adapun urutan prose yang terjadi sesuai dengan Gambar III.3.


(57)

a. Anggota datang ke KSU Syariah untuk melakukan penarikan tabungan. b. Anggota memberikan buku tabungan ke bagian keuangan.

c. Bagian keuangan memberikan formulir penarikan tabungan ke pihak anggota. d. Anggota mengisi formulir penarikan tabungan dan menyesuaikan jenis

tabungan yang akan ditarik.

e. Anggota memberikan formulir penarikan tabungan yang sudah diisi ke bagian keuangan.

f. Bagian keuangan mengecek formulir penarikan tabungan, apabila formulir penarikan belum lengkap dikembalikan ke pihak anggota. Tapi jika sudah lengkap bagian keuangan akan memasukkan data penarikan kedalam buku penarikan tabungan.

g. Bagian keuangan mengecap buku tabungan dan memberikan jumlah penarikan tabungan ke pihak anggota.


(58)

39

Penarikan Tabungan

Bagian Keuangan Anggota

Buku Tabungan Buku Tabungan

Formulir penarikan tabungan kosong Formulir

penarikan tabungan kosong

Mengisi Formulir

Formulir penarikan tabungan sudah

diisi

Formulir penarikan tabungan sudah

diisi

Lengkap?

Formulir penarikan tabungan belum

lengkap

Formulir penarikan tabungan lengkap

Buku penarikan tabungan

Buku Tabungan dicap Buku Tabungan

dicap

Tidak Lengkap

Memasukk an kedalam

buku penarikan tabungan


(59)

4. Prosedur Peminjaman

Peminjaman atau yang disebut sebagai pembiayaan jenis pinjaman merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh anggota KSU Syariah sebagai salah satu bukti bahwa anggota yang bersangkutan mempunyai hak dan kewajiban dalam melaksanakan keanggotaannya. Adapun urutan proses yang terjadi sesuai dengan Gambar III.4..

a. Anggota datang ke KSU Syariah untuk melakukan pinjaman.

b. Bagian keuangan memberikan formulir akad pinjaman ke pihak anggota. c. Anggota mengisi formulir akad pinjaman.

d. Anggota memberikan formulir akad pinjaman yang sudah diisi ke bagian keuangan.

e. Bagian keuangan mengecek ulang formulir akad pinjaman, apabila belum lengkap formulir akad pinjaman dikembalikan ke pihak anggota. Tapi jika sudah lengkap, maka bagian keuangan melakukan rekap data pinjaman kedalam buku pinjaman anggota.

f. Bagian keuangan mencetak buku angsuran dan akad pinjaman yang sudah disepakati antara anggota dengan pihak koperasi.

g. Bagian keuangan memberikan akad pinjaman dan buku angsuran anggota ke pihak anggota.

h. Anggota menandatangani kesepakatan akad pinjaman.

i. Anggota memberikan akad pinjaman bersama surat jaminan ke bagian keuangan.

j. Bagian keuangan memisahkan akad pinjaman dengan surat jaminan.

k. Bagian keuangan mengecek keaslian surat jaminan dan menyesuaikan dengan identitas anggota. Apabila terdapat kejanggalan dari surat jaminan, maka surat jaminan dikembalikan ke pihak anggota.

l. Kemudian anggota menggantinya dengan surat jaminan yang lain dan diserahkan kembali ke pihak bagian keuangan.

m. Tetapi jika surat jaminan sudah terjamin keasliannya maka bagian keuangan mengecap akad pinjaman tersebut.


(60)

41

n. Bagian keuangan memberikan akad pinjaman yang sudah ditandatangani dan diberi cap koperasi ke pihak anggota.


(61)

Peminjaman Anggota Bagian Keuangan Formulir akad pinjaman kosong Mengisi Formulir Lengkap? Formulir akad pinjaman sudah diisi Formulir akad pinjaman sudah diisi Formulir akad pinjaman belum lengkap Rekap data pinjaman Buku Pinjaman anggota Mencetak akad pinjaman dan buku angsuran Akad pinjaman dan buku angsuran Akad pinjaman dan buku angsuran Menandat angani akad pinjaman Akad pinjaman yang ditandatangani anggota dan surat

jaminan Akad pinjaman

yang ditandatangani anggota dan surat

jaminan Memisahk an akad dengan surat jaminan Surat jaminan Cek keaslian? Formulir akad pinjaman kosong Kejanggalan surat jaminan Surat jaminan asli Kejanggalan surat jaminan Mengeca p akad pinjaman Akad pinjaman yang dicap dan ditandatangani pihak koperasi

Akad pinjaman yang dicap dan ditandatangani pihak koperasi Tidak Lengkap Formulir akad pinjaman lengkap Tidak Asli Mengga nti surat jaminan Surat jaminan


(62)

43

5. Prosedur Pengunduran Diri Anggota

Anggota yang berada di suatu koperasi tidak selamanya akan menjadi anggota yang utuh, bisa jadi anggota tersebut ingin mengundurkan diri atau sudah tidak nyaman dengan aturan suatu koperasi. Hal itu pun yang terjadi di KSU Syariah sehingga proses pengunduran diri bisa terjadi kapan saja. Adapun urutan proses yang terjadi sesuai dengan Gambar III.5.

a. Anggota datang ke KSU Syariah untuk melakukan pengunduran diri.

b. Bagian keuangan memberikan formulir pengunduran diri anggota ke pihak anggota.

c. Anggota mengisi formulir pengunduran diri.

d. Anggota memberikan formulir pengunduran diri yang sudah diisi ke bagian keuangan.

e. Bagian keuangan mengecek ulang formulir pengunduran diri anggota, apabila belum lengkap formulir pengunduran diri dikembalikan lagi ke pihak anggota. Tapi jika sudah lengkap bagian keuangan akan memasukkan kedalam buku pengunduran diri anggota.

f. Bagian keuangan mencetak dan memberikan surat pengunduran diri anggota ke pihak anggota untuk ditandatangani.

g. Anggota mendatangani surat pengunduran diri dan menyerahkan kembali ke bagian keuangan.

h. Bagian keuangan menyimpan sementara surat pengunduran diri anggota. i. Bagian keuangan mengecek tunggakan anggota kedalam buku pinjaman

anggota, apabila anggota masih mempunyai tunggakan maka bagian keuangan akan membuat surat keterangan tunggakan dan mengembalikan surat pengunduran yang sudah ditandatangani pihak anggota.

j. Kemudian anggota harus melunasi tunggakan tersebut dan mengajukan surat keterangan lunas untuk diserahkan ke bagian keuangan bersama surat pengunduran diri yang sudah ditandatangani.

k. Tetapi jika sudah lunas maka bagian keuangan mengesahkan surat pengunduran diri anggota.


(63)

l. Bagian keuangan memberikan surat pengunduran diri yang sudah disahkan ke pihak anggota.


(64)

45

Pengunduran Diri Anggota

Anggota Bagian Keuangan Lengkap? Formulir pengunduran diri kosong Formulir pengunduran diri kosong Mengisi Formulir Formulir pengunduran diri sudah diisi Formulir

pengunduran diri sudah diisi

Formulir pengunduran diri belum lengkap Formulir pengunduran diri lengkap Memasuk kan data pengundu ran diri Mencetak surat pengundu ran diri Surat pengunduran diri untuk ditandatangani Menandat angani surat pengundu ran diri Surat pengunduran diri untuk ditandatangani Surat pengunduran diri sudah ditandatangani Surat pengunduran diri sudah ditandatangani Buku pinjaman anggota Melihat tunggakan dibuku pinjaman anggota Cek tunggakan anggota? Tidak Lengkap Buku pengunduran diri anggota

Masih ada tunggakan

Surat pengunduran diri disahkan Tunggakan lunas Mengajuka n surat keterangan lunas Surat pengunduran diri disahkan Surat keterangan tunggakan Surat keterangan tunggakan Surat keterangan pelunasan tunggakan


(65)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN), maka didapatkan objek inti dari penilitian masalah dalam membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem core banking KSU Syariah berbasis cloud computing. Berikut ini adalah analisis dari alur sistem yang akan dibangun:

1. Pihak CV LAMN ingin memberikan layanan terhadap KSU Syariah. 2. Layanan tersebut disebut dengan layanan e-KSU.

3. Pihak CV LAMN memberikan intruksi kepada tenaga ahli/ engineer untuk membangun sebuah layanan e-KSU.

4. Layanan yang dimaksud adalah layanan sistem keuangan KSU Syariah yang menerapkan konsep core banking.

5. Fasilitas dari core banking digunakan sebagai alat untuk mengolah data anggota, data tabungan, data pinjaman dan neraca core banking.

6. Tenaga ahli/ engineer merancang untuk membangun layanan e-KSU. 7. Layanan e-KSU berhasil dibangun.

Gambar III.6 Alur sistem yang akan dibangun

III.1.3 Solusi yang Ditawarkan

Dengan melihat masalah dan sistem kerja yang ada terutama dalam membangun e-KSU, solusi yang akan diberikan adalah menyediakan layanan


(66)

e-47

KSU dengan konsep cloud computing yang mempunyai fasilitas distribusi dan core banking. Namun yang lebih difokuskan dalam hal ini adalah membangun fasilitas core banking sebagai Software as a Service (SaaS) dari e-KSU dimana fasilitas dari core banking ini akan dihubungkan dengan infrastruktur yang ada didalam layanan e-KSU tersebut.

Berikut adalah gambaran solusi yang ditawarkan untuk sistem yang sudah ada dalam layanan e-KSU:

Gambar III.7 Solusi yang ditawarkan

Gambar III.7 diatas merupakan konsep layanan yang ditawarkan dalam pengembangan sistem e-KSU. Dimana Software as a Service (SaaS) yang merupakan core banking di integrasikan dengan infrastruktur yang berada dalam satu cloud computing itu sendiri.

III.1.4 Analisis Sistem yang Akan Dikembangkan

Implementasi dari Software as a Service (SaaS) yang terintegrasi dengan layanan cloud computing merupakan sebuah aplikasi yang semua datanya akan disimpan di cloud (awan). Untuk dapat dikatakan sebagai Software as a Service (SaaS), maka aplikasi ini harus memenuhi beberapa karakteristik, diantaranya: 1. Berbasis internet, perangkat lunak yang akan dibangun bisa digunakan oleh


(67)

2. Proses penyimpanan datanya terpusat, jadi hanya ada satu tempat penyimpanan yang akan dikelola oleh core banking.

3. Aplikasi yang dikembangkan bersifat multitenant.

III.1.5 Analisis Arsitektur Cloud 1. Arsitektur Awal

Arsitektur awal merupakan gambaran/ konsep yang terjadi sebelum adanya sistem baru yang akan dibangun, sehingga dalam arsitektur awal ini layanan yang dibangun masih bersifat lokal dan masing-masing layanan hanya berkomunikasi dalam satu ruang lingkup yang ada. Adapun arsitektur awal yang terjadi di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN) dapat dilihat sesuai dengan Gambar III.8 dibawah ini.

Gambar III.8 Arsitektur Awal 2. Arsitektur Baru

Arsitektur baru adalah model yang sudah dikembangkan dan merupakan perubahan yang terjadi di CV. Linggar Arta Media Nusantara (LAMN), sehingga layanan yang ada bisa diakses melalui media internet. Adapun model dari arsitektur baru dapat dilihat pada Gambar III.9 dibawah ini.


(68)

49

Gambar III.9 Analisis Cloud CV. LAMN

III.1.6 Alur Sistem yang Dikembangkan

Berikut adalah alur sistem yang akan dikembangkan dalam membangun Software as a Service (SaaS) pada sistem Core Banking Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah sebagai pendukung e-KSU berbasis cloud computing, adapun sistemnya sebagai berikut:

1. Pengguna diharuskan registrasi terlebih dahulu untuk berlangganan layanan yang disediakan. Ketika melakukan registrasi, pengguna harus menentukan paket mana yang disediakan dilayanan tersebut. Karena setiap paket menyediakan fasilitas yang berbeda. Setiap pengguna tidak hanya melakukan registrasi dan memilih paket layanan, tapi masih ada langkah-langkah lain seperti melakukan perndaftaran koperasi, konfirmasi pendaftaran koperasi melalui e-mail, melakukan pembayaran dan konfirmasi pembayaran. Semua itu terjadi dibagian infrastruktur cloud computing.

2. Setelah semuanya dilakukan, pengguna baru bisa mengakses fasilitas yang tersedia dilayanan cloud computing seperti fasilitas distribusi dan core banking.

3. Pengguna bisa menggunakan beberapa fitur yang ada dibagian core banking, seperti pengolahan data anggota, data tabungan, data pembiayaan dan neraca core banking.

4. Semua data dari fasilitas core banking mempunyai karakteritik yang berbeda, diantaranya:


(69)

a. Data anggota adalah calon anggota koperasi yang akan didaftarkan oleh pihak koperasi.

b. Data tabungan meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan transaksi penarikan.

c. Data pembiayaan meliputi data pinjaman bagi hasil, pinjaman qordhul hasan, pinjaman jual beli dan angsuran pembiayaan.

d. Neraca core baking adalah neraca yang di persentasekan dari setiap tahun yang dihitung dari jumlah data tabungan, data pembiayaan dan angsuran pembiayaan.

5. Setelah pengguna selesai mengolah data dari fasilitas core banking, maka pengguna bisa keluar dari aplikasi tersebut.

Sistem core banking yang akan dikembangkan yaitu sebagai layanan Software as a Service (SaaS). Adapun alur sistem yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar III.10 berikut:

Gambar III.10 Alur Sistem yang dikembangkan

III.1.7 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional

Analisis kebutuhan non-fungsional merupakan analisis yang dibutuhkan untuk menentukan spesifikasi kebutuhan sistem. Spesifikasi ini juga meliputi elemen atau komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun sampai dengan sistem tersebut diimplementasikan. Selain itu


(70)

51

analisis kebutuhan juga menentukan spesifikasi masukan yang diperlukan sistem, keluaran yang akan dihasilkan sistem dan proses yang dibutuhkan untuk mengolah masukan sehingga menghasilkan suatu keluaran yang diinginkan.

Adapun penjelasan spesifikasi kebutuhan non-fungsional adalah sebagai berikut:

III.1.8 Analisis Pengkodean

Analsis pengkodean bertujuan membahas pengkodean yang ada di Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah, yaitu KBMT Mutiara Insani, KBMT Dana Akhirat dan BMT Arraudoh yang menjadi salah satu tempat penelitian. Pengkodean yang ada dibeberapa KSU Syariah terdiri dari pengkodean id anggota dan jenis tabungan. Adapun penjelasan dari pengkodean tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengkodean Id Anggota

Id anggota adalah awal proses dimasukkannya data anggota kedalam sistem keuangan, dimana id anggota merupakan nomor identitas yang berbeda untuk setiap anggotanya, id anggota yang ada diberbagai KSU Syariah pada umumnya adalah sebagai berikut:

X X 9 9 9

No urut anggota

Nama Koperasi

Gambar III.11 Analisis Pengkodean untuk Id Anggota Koperasi

Penjelasan kode: XX adalah kepanjangan dari nama KSU Syariah sedangkan 999 adalah nomor urut anggota yang disesuaikan dengan pendaftaran anggota.


(71)

2. Pengkodean Tabungan

Tabungan merupakan simpanan yang ada di KSU Syariah, biasanya jenis tabungan yang ada memiliki perbedaan dalam pengkodeannya. Berikut ini adalah jenis pengkodean pada tabungan yang ada dibeberapa KSU Syariah pada umumnya:

1 : 2 :

Tabungan Simpanan Wajib Tabungan Simpanan Sukarela

Gambar III.12 Pengkodean Tabungan

Penjelasan kode: berdasarkan gambar diatas jenis tabungan yang ada dibeberapa KSU Syariah memiliki 2 jenis tabungan, dimana angka 1 sebagai kode dari tabungan simpanan wajib dan angka 2 sebagai kode dari tabungan simpanan sukarela.

III.1.9 Analisis Proses Bisnis

Analisis proses bisnis adalah beberapa ketentuan yang terjadi di Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah, yaitu KBMT Mutiara Insani, KBMT Dana Akhirat dan BMT Arraudoh yang sedang menjadi salah satu tempat penelitian. Proses bisnis yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Pilihan paket yang terdapat dilayanan e-ksu ada dua macam, diantaranya paket promo dan paket hemat.

2. Paket promo dan paket hemat terbagi menjadi 3 pilihan, diantaranya paket promo 1, promo 2, promo 3 dan paket hemat 1, hemat 2 serta hemat 3.

3. Sistem core banking merupakan bagian dari paket promo 2, promo 3, hemat 2 dan hemat 3.

4. Sedangkan neraca core banking termasuk kedalam pilihan paket promo 3 dan hemat 3.

5. Simpanan Pokok

a. Simpanan pokok adalah syarat wajib untuk menjadi anggota koperasi. b. Simpanan pokok bisa dilakukan penarikan setelah anggota koperasi


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)