38 diberikan kewenangan untuk menyelesaikan sengketa perbankan syariah
termasuk juga sengketa ekonomi syariah;
[3.22] Menimbang bahwa dengan merujuk sengketa yang dialami oleh
Pemohon dan praktik dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariah sebagaimana diuraikan di atas, menurut Mahkamah, hukum sudah seharusnya memberikan
kepastian bagi nasabah dan juga unit usaha syariah dalam penyelesaian sengketa perbankan syariah. Apabila kepastian dalam penyelesaian sengketa perbankan
syariah tidak dapat diwujudkan oleh lembaga yang benar-benar kompeten menangani sengketa perbankan syariah, maka pada akhirnya kepastian hukum
sebagaimana dijamin dalam Pasal 28D ayat 1 UUD 1945 juga tidak akan pernah terwujud;
Menurut Mahkamah, adalah hak nasabah dan juga unit usaha syariah untuk mendapatkan kepastian hukum sebagaimana ditentukan dalam Pasal 28D
ayat 1 UUD 1945. Mahkamah menilai ketentuan Penjelasan Pasal 55 ayat 2 Undang-Undang a quo tidak memberi kepastian hukum. Berdasarkan kenyataan
yang demikian, walaupun Mahkamah tidak mengadili perkara konkrit, telah cukup bukti bahwa ketentuan Penjelasan pasal a quo telah menimbulkan ketidakpastian
hukum yang adil dan hilangnya hak konstitusional nasabah untuk mendapatkan kepastian hukum yang adil dalam penyelesaian sengketa perbankan syariah [vide
Pasal 28D ayat 1 UUD 1945] yang bertentangan dengan prinsip-prinsip konstitusi;
[3.23] Menimbang bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan hukum tersebut
di atas, Mahkamah berpendapat dalil permohonan Pemohon beralasan menurut hukum untuk sebagian;
4. KONKLUSI
Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan:
[4.1]
Mahkamah berwenang untuk mengadili permohonan a quo;
[4.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum legal standing untuk mengajukan
permohonan a quo;
[4.3] Dalil permohonan Pemohon beralasan menurut hukum untuk sebagian;
39 Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945,Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226, dan Undang- Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076;
5. AMAR PUTUSAN Mengadili,
Menyatakan:
1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian; 1.1 Penjelasan Pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4867 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
1.2 Penjelasan Pasal 55 ayat 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
2. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya;
3. Menolak permohonan Pemohon untuk selain dan selebihnya.
Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim Konstitusi yaitu Moh. Mahfud, MD., selaku Ketua merangkap
Anggota, Achmad Sodiki, Muhammad Alim, Harjono, Ahmad Fadlil Sumadi, Hamdan Zoelva, M. Akil Mochtar, Maria Farida Indrati, dan Anwar Usman, masing-
masing sebagai Anggota, pada hari
Kamis, tanggal dua puluh delapan, bulan
40
Maret, tahun dua ribu tiga belas, dan diucapkan dalam Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi terbuka untuk umum pada hari
Kamis, tanggal dua puluh sembilan,
bulan Agustus, tahun dua ribu tiga belas, selesai diucapkan pukul 09.41 WIB,
oleh delapan Hakim Konstitusi yaitu M. Akil Mochtar, selaku Ketua merangkap Anggota, Hamdan Zoelva, Muhammad Alim, Ahmad Fadlil Sumadi, Anwar Usman,
Maria Farida Indrati, Arief Hidayat, dan Patrialis Akbar, masing-masing sebagai Anggota, dengan didampingi oleh Hani Adhani sebagai Panitera Pengganti,
dihadiri oleh Pemohon atau kuasanya dan Pemerintah atau yang mewakili, tanpa dihadiri Dewan Perwakilan Rakyat atau yang mewakili. Terhadap putusan
Mahkamah ini, Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva, Hakim Konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi memiliki alasan berbeda concurring opinion dan Hakim Konstitusi
Muhammad Alim memiliki pendapat berbeda dissenting opinion;
KETUA,
ttd. M. Akil Mochtar
ANGGOTA-ANGGOTA, ttd.
td Hamdan Zoelva
ttd. Muhammad Alim
ttd. Ahmad Fadlil Sumadi
ttd. Anwar Usman
ttd. Maria Farida Indrati
ttd. Arief Hidayat
41
ttd. Patrialis Akbar
Terhadap putusan Mahkamah ini, Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva, Hakim Konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi memiliki alasan berbeda concurring opinion dan
Hakim Konstitusi Muhammad Alim memiliki pendapat berbeda dissenting opinion, sebagai berikut:
6. ALASAN BERBEDA