Partisifasi Petani Teh Rakyat trhadap Pembinaan Operasi Pengabdian Pengembangan Perkebunan Teh Rakyat (Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunana XIII, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
f
I
,
jI
I
, I
I'"
"i
i .
terhセoa・ZーNivbn@
PARTISIFASI PETANI TEH RAKYAT
セ@
-
I
j
."
J,/
_f
_ i-Oj
•
'-
,;.,
,
OPERAS I PENGABDIAN PENGEMBANGANPERKEBUN'AN TEH RAKYAT
セ@
<
"f,
-
-
(Studi Kasus Perkebuuau Papaudayau PT. Perkebunan XIII,
Kecamatan Pakenjeng, Kabupateu Garut, Jawa Barat )
oleh
SAKTI HUTABARAT
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOG 0
19 S 6
R
-,
RINGKASAN
SAKTI HUTABARAT.
Partisipasi Petani Teh Rakyat Terhadap
Pembinaan Operasi Pengabdian Pengembangan Perkebunan Tsh
Rakyat, Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan
XIII di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat
(Oi bawah bimbingan
M. TAMSUR MARSE).
Tujuan Praktek Lapang ini adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembinaan meIaIui Operasi Pengabdian
telah dilaksanakan dan sejauh mana perubahan-perubahan
perilaku yang terjadi serta melihat bagaimana partisipasi
masyarakat, khususnya petani teh rakyat terhadap program
pembinaan tersebut.
Penelitian ini'terutama mengamati
masalah partisipasi dan ー・イュ。ウャGィセョ@
lain yang mungkin
timbul sehubungan dengan pola pembinaannya serta kendala
sasarannya, kemudian mencoba memecahkan permasalahan yang
ditemui dengan menggunakan teori-teori yang telah diperoIeh di bangku kuliah.
Praktek Lapang ini dilaksanakan di Wilayah Kerja
Unit Kebun Papandayan PT. Perkebunan XIII di Kecamatan
Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Metoda peneliti-
an adalah studi kasus.
Operasi Pengabdi&n merupakan suatu usaha pembinaan
dan pengembangan perkebunan rakyat yang berlokasi di sekitar areal perkebunan besar.
Bertujuan membina perkebunan
rakyat dengan sasaran petani-petani keeil dan buruh tani.
Pembinaan yang dilakukan pada hakekatnya bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani
dalam mengelola usahataninya dan usaha merubah sikap petani agar dapat menentukan alternatif yang lebih baik.
Me-
lalui Operasi Pengabdian diharapkan juga terjadinya alih
teknologi dari perkebunan besar ke perkebunan rakyat.
Praktek Lapang ini memilih dan mengambil petani contoh sebanyak 20 responden, terdiri dari 10 orang petani
teh rakyat dari desa Pakenjeng dan 10 orang petani teh
rakyat dari desa Pananjung.
Oari hasil pengamatan terhadap petani contoh diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan mereka sebagian besar (60.0 persen) rendah atau tidak tamat SO dan kebanyakan (65.0 persen) telah berumur lanjut (di atas 55 tahun)
serta kurang produktif lagi.
Di samping itu cara-cara ke-
hidupan dan kegiatan petani masih tradisional dengan pola
kebudayaan yang telah mendarah daging pada diri mereka seperti adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat.
Oengan luas lahan yang sempit (rata-rata kUrang dari 1.0
hektar) dan faktor-faktor di atas, diduga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani terhadap program pembinaan Operasi Pengabdian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani umumnya
agak lamban dalam menerima pengetahuan baru karena tingkat pendidikan mereka yang rendah.
Pengetahuan mengenai tanaman teh umumnya diperoleh berdasarkan pengalaman mereka yang secara turun menurun mengelola kebun tehnya.
Adanya pengaruh kehidupan kota menyebabkan banyak
dari mereka terutama kaum muda kurang/tidak tertarik lagi
akan pekerjaan sebagai petani teh.
8anyak di antaranya
yang bermigrasi ke kota-kota baik untuk melanjutkan sekolah maupun hanya mencoba mencari pekerjaan lain.
Akibat-
nya tidak sedikit kebun-kebun teh menjadi terlantar karena tidak digarap sebagaimana mestinya, karena yang tinggal hanya petani-petani tua yang tenaganya sudah berkurang
(tidak produktif lagi).
Keadaaan ini menjadikan petani-
petani itu tidak begitu tertarik lagi terhadap pembinaan
yang diberikan.
Ditinjau dari segi status sosial, ternyata hanya mereka yang berstatus sosial tinggi (umumnya pemuka/tnkoh
masyarakat baik formal maupun informal) yang sering berhubungan dengan petugas lapangan, dan golongan ini hanya
beberapa orang saja.
Ada kecenderungan meraka yang status
sosialnya rendah enggan untuk berhubungan dangan petugas
lapangan, bahkan juga dengan tokoh masyarakat.
Akibatnya
partisipasi mereka tidak begitu nyata dan banyak di antara mereka yang belum/tidak tersentuh pembinaan.
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa lahan yang
sempit sering dijadikan alasan untuk tidak berpartisipasi
dalam pembinaan.
Ternyata tanaman teh mereka kebanyakan
sudah berumur tua terutama tanaman sebelum perang.
Untuk
merehabilitasi atau meremajakan tanaman teh seperti yang
dianjurkan petugas diperlukan investasi yang tidak sedikit, dan ini berarti pula penghasilan mereka dari tanaman
teh akan terhenti untuk waktu yang cukup lama, sementara
keterampilan mereka untuk memberikan penghasilan di bidang lain tidak ada.
Dari pihak pembina sendiri masalah keterbatasan tenaga lapangan ternyata cukup sulit diatasi.
Operasi Pe-
ngabdian merupakan salah satu pengabdian perkebunan besar
terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama perkebunan
teh rakyat, sehingga pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat dilihat
bahwa di samping keterbatasan tenaga lapangan,
beberapa unsur-unsur sistem sosial sebagai ciri-ciri petani sasaran seperti tingkat pendidikan, tingkat umur,
luas pemilikan lahan dan status sosial, ternyata cukup
berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani peserta.
Sehubungan dengan unsur-unsur sistem sosial tersebut
penulis menyarankan agar pembinaan tidak nanya memperhatikan aspek tekntk budidaya teh semata-mata, tetapi memper¥
hatikan juga aspek sosia1 ekonomi petani peserta.
PARTISIPASI PETANI TEH RAKYAT TERHAOAP PEMBINAAN
OPERASI PENGABOIAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TEH RAKYAT
(Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII,
Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Oleh
SAKTI HUTABARAT
A 19 0102
Laporan Praktek Lapang
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOG 0 R
1 986
Judul Praktek Lapang:
PARTISIPASI PETAN! TEH RAKYAT
TERHADAP PEMBINAAN OPERASI PENGABDIAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TEH RAKYAT
(Studi Kasus di
Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa
Baret)
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Jurusan
:
SAKTI HUTABARAT
A 19 0102
.
Sosial Ekonomi Pertanian
Diset . .
Dosen
ng
\)
• Tamsu Marse
Ir
NIP. 130 937 431
Mengetahui
130 168 635
Tenggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 28 April 1964 di
Dumai, Propinsi Riau.
Ibu bernama Dameria Marpaung dan
ayah Sahala Viktor Hutabarat.
Pada tahun 1975 penulis lulus dari SO Negeri 39
Pekanbaru.
Lulus dari SMP Negeri IV
1979 dan SMA Negeri I
Pekanbaru tahun
Pekanbaru tahun 1982.
Penulis diterima di Institut Pertanian 8ogor tahun
1982 melalui Proyek Perintis II dan selanjutnya memilih
Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, fakultas
Pertanian pada tahun 1983.
KATA PENGANTAR
Perkebunan Rakyat mempunyai potensi yang cukup besar
dan bernilai strategis untuk dikembangkan.
Berbagai usa-
ha dilakukan oleh Pemerintah guna membina dan mengembangkan Perkebunan Rakyat.
Keberhasilan pembinaan sangat erat
hubungannya dengan tingkat partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan.
Masalah partisipasi petani pe-
serta yang rendah masih merupakan masalah utama yang perlu
dicarikan upaya pemecahannya.
Serangkaian studi dilakukan guna mengamati dan mempelajari partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan melalui Operasi Pengabdian, dan hasilnya dituangkan
dalam laporan Praktek Lapang
ゥョセ@
Laporan yang mengambil kasus di Perkebunan Papandayan
PT. Perkebunan XIII ini, merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian di Institut
Pertanian Bogar.
Penulis mengharapkan tulisan yang telah mengalami beberapa perubahan karena saran, kritik, dan bimbingan dari
dosen pembimbing serta dari hasil seminar, akan bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Bogor,
Desember 1986
Penulis
f
I
,
jI
I
, I
I'"
"i
i .
terhセoa・ZーNivbn@
PARTISIFASI PETANI TEH RAKYAT
セ@
-
I
j
."
J,/
_f
_ i-Oj
•
'-
,;.,
,
OPERAS I PENGABDIAN PENGEMBANGANPERKEBUN'AN TEH RAKYAT
セ@
<
"f,
-
-
(Studi Kasus Perkebuuau Papaudayau PT. Perkebunan XIII,
Kecamatan Pakenjeng, Kabupateu Garut, Jawa Barat )
oleh
SAKTI HUTABARAT
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOG 0
19 S 6
R
-,
RINGKASAN
SAKTI HUTABARAT.
Partisipasi Petani Teh Rakyat Terhadap
Pembinaan Operasi Pengabdian Pengembangan Perkebunan Tsh
Rakyat, Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan
XIII di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat
(Oi bawah bimbingan
M. TAMSUR MARSE).
Tujuan Praktek Lapang ini adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembinaan meIaIui Operasi Pengabdian
telah dilaksanakan dan sejauh mana perubahan-perubahan
perilaku yang terjadi serta melihat bagaimana partisipasi
masyarakat, khususnya petani teh rakyat terhadap program
pembinaan tersebut.
Penelitian ini'terutama mengamati
masalah partisipasi dan ー・イュ。ウャGィセョ@
lain yang mungkin
timbul sehubungan dengan pola pembinaannya serta kendala
sasarannya, kemudian mencoba memecahkan permasalahan yang
ditemui dengan menggunakan teori-teori yang telah diperoIeh di bangku kuliah.
Praktek Lapang ini dilaksanakan di Wilayah Kerja
Unit Kebun Papandayan PT. Perkebunan XIII di Kecamatan
Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Metoda peneliti-
an adalah studi kasus.
Operasi Pengabdi&n merupakan suatu usaha pembinaan
dan pengembangan perkebunan rakyat yang berlokasi di sekitar areal perkebunan besar.
Bertujuan membina perkebunan
rakyat dengan sasaran petani-petani keeil dan buruh tani.
Pembinaan yang dilakukan pada hakekatnya bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani
dalam mengelola usahataninya dan usaha merubah sikap petani agar dapat menentukan alternatif yang lebih baik.
Me-
lalui Operasi Pengabdian diharapkan juga terjadinya alih
teknologi dari perkebunan besar ke perkebunan rakyat.
Praktek Lapang ini memilih dan mengambil petani contoh sebanyak 20 responden, terdiri dari 10 orang petani
teh rakyat dari desa Pakenjeng dan 10 orang petani teh
rakyat dari desa Pananjung.
Oari hasil pengamatan terhadap petani contoh diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan mereka sebagian besar (60.0 persen) rendah atau tidak tamat SO dan kebanyakan (65.0 persen) telah berumur lanjut (di atas 55 tahun)
serta kurang produktif lagi.
Di samping itu cara-cara ke-
hidupan dan kegiatan petani masih tradisional dengan pola
kebudayaan yang telah mendarah daging pada diri mereka seperti adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat.
Oengan luas lahan yang sempit (rata-rata kUrang dari 1.0
hektar) dan faktor-faktor di atas, diduga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani terhadap program pembinaan Operasi Pengabdian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani umumnya
agak lamban dalam menerima pengetahuan baru karena tingkat pendidikan mereka yang rendah.
Pengetahuan mengenai tanaman teh umumnya diperoleh berdasarkan pengalaman mereka yang secara turun menurun mengelola kebun tehnya.
Adanya pengaruh kehidupan kota menyebabkan banyak
dari mereka terutama kaum muda kurang/tidak tertarik lagi
akan pekerjaan sebagai petani teh.
8anyak di antaranya
yang bermigrasi ke kota-kota baik untuk melanjutkan sekolah maupun hanya mencoba mencari pekerjaan lain.
Akibat-
nya tidak sedikit kebun-kebun teh menjadi terlantar karena tidak digarap sebagaimana mestinya, karena yang tinggal hanya petani-petani tua yang tenaganya sudah berkurang
(tidak produktif lagi).
Keadaaan ini menjadikan petani-
petani itu tidak begitu tertarik lagi terhadap pembinaan
yang diberikan.
Ditinjau dari segi status sosial, ternyata hanya mereka yang berstatus sosial tinggi (umumnya pemuka/tnkoh
masyarakat baik formal maupun informal) yang sering berhubungan dengan petugas lapangan, dan golongan ini hanya
beberapa orang saja.
Ada kecenderungan meraka yang status
sosialnya rendah enggan untuk berhubungan dangan petugas
lapangan, bahkan juga dengan tokoh masyarakat.
Akibatnya
partisipasi mereka tidak begitu nyata dan banyak di antara mereka yang belum/tidak tersentuh pembinaan.
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa lahan yang
sempit sering dijadikan alasan untuk tidak berpartisipasi
dalam pembinaan.
Ternyata tanaman teh mereka kebanyakan
sudah berumur tua terutama tanaman sebelum perang.
Untuk
merehabilitasi atau meremajakan tanaman teh seperti yang
dianjurkan petugas diperlukan investasi yang tidak sedikit, dan ini berarti pula penghasilan mereka dari tanaman
teh akan terhenti untuk waktu yang cukup lama, sementara
keterampilan mereka untuk memberikan penghasilan di bidang lain tidak ada.
Dari pihak pembina sendiri masalah keterbatasan tenaga lapangan ternyata cukup sulit diatasi.
Operasi Pe-
ngabdian merupakan salah satu pengabdian perkebunan besar
terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama perkebunan
teh rakyat, sehingga pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat dilihat
bahwa di samping keterbatasan tenaga lapangan,
beberapa unsur-unsur sistem sosial sebagai ciri-ciri petani sasaran seperti tingkat pendidikan, tingkat umur,
luas pemilikan lahan dan status sosial, ternyata cukup
berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani peserta.
Sehubungan dengan unsur-unsur sistem sosial tersebut
penulis menyarankan agar pembinaan tidak nanya memperhatikan aspek tekntk budidaya teh semata-mata, tetapi memper¥
hatikan juga aspek sosia1 ekonomi petani peserta.
PARTISIPASI PETANI TEH RAKYAT TERHAOAP PEMBINAAN
OPERASI PENGABOIAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TEH RAKYAT
(Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII,
Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Oleh
SAKTI HUTABARAT
A 19 0102
Laporan Praktek Lapang
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOG 0 R
1 986
Judul Praktek Lapang:
PARTISIPASI PETAN! TEH RAKYAT
TERHADAP PEMBINAAN OPERASI PENGABDIAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TEH RAKYAT
(Studi Kasus di
Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa
Baret)
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Jurusan
:
SAKTI HUTABARAT
A 19 0102
.
Sosial Ekonomi Pertanian
Diset . .
Dosen
ng
\)
• Tamsu Marse
Ir
NIP. 130 937 431
Mengetahui
130 168 635
Tenggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 28 April 1964 di
Dumai, Propinsi Riau.
Ibu bernama Dameria Marpaung dan
ayah Sahala Viktor Hutabarat.
Pada tahun 1975 penulis lulus dari SO Negeri 39
Pekanbaru.
Lulus dari SMP Negeri IV
1979 dan SMA Negeri I
Pekanbaru tahun
Pekanbaru tahun 1982.
Penulis diterima di Institut Pertanian 8ogor tahun
1982 melalui Proyek Perintis II dan selanjutnya memilih
Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, fakultas
Pertanian pada tahun 1983.
KATA PENGANTAR
Perkebunan Rakyat mempunyai potensi yang cukup besar
dan bernilai strategis untuk dikembangkan.
Berbagai usa-
ha dilakukan oleh Pemerintah guna membina dan mengembangkan Perkebunan Rakyat.
Keberhasilan pembinaan sangat erat
hubungannya dengan tingkat partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan.
Masalah partisipasi petani pe-
serta yang rendah masih merupakan masalah utama yang perlu
dicarikan upaya pemecahannya.
Serangkaian studi dilakukan guna mengamati dan mempelajari partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan melalui Operasi Pengabdian, dan hasilnya dituangkan
dalam laporan Praktek Lapang
ゥョセ@
Laporan yang mengambil kasus di Perkebunan Papandayan
PT. Perkebunan XIII ini, merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian di Institut
Pertanian Bogar.
Penulis mengharapkan tulisan yang telah mengalami beberapa perubahan karena saran, kritik, dan bimbingan dari
dosen pembimbing serta dari hasil seminar, akan bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Bogor,
Desember 1986
Penulis
I
,
jI
I
, I
I'"
"i
i .
terhセoa・ZーNivbn@
PARTISIFASI PETANI TEH RAKYAT
セ@
-
I
j
."
J,/
_f
_ i-Oj
•
'-
,;.,
,
OPERAS I PENGABDIAN PENGEMBANGANPERKEBUN'AN TEH RAKYAT
セ@
<
"f,
-
-
(Studi Kasus Perkebuuau Papaudayau PT. Perkebunan XIII,
Kecamatan Pakenjeng, Kabupateu Garut, Jawa Barat )
oleh
SAKTI HUTABARAT
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOG 0
19 S 6
R
-,
RINGKASAN
SAKTI HUTABARAT.
Partisipasi Petani Teh Rakyat Terhadap
Pembinaan Operasi Pengabdian Pengembangan Perkebunan Tsh
Rakyat, Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan
XIII di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat
(Oi bawah bimbingan
M. TAMSUR MARSE).
Tujuan Praktek Lapang ini adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembinaan meIaIui Operasi Pengabdian
telah dilaksanakan dan sejauh mana perubahan-perubahan
perilaku yang terjadi serta melihat bagaimana partisipasi
masyarakat, khususnya petani teh rakyat terhadap program
pembinaan tersebut.
Penelitian ini'terutama mengamati
masalah partisipasi dan ー・イュ。ウャGィセョ@
lain yang mungkin
timbul sehubungan dengan pola pembinaannya serta kendala
sasarannya, kemudian mencoba memecahkan permasalahan yang
ditemui dengan menggunakan teori-teori yang telah diperoIeh di bangku kuliah.
Praktek Lapang ini dilaksanakan di Wilayah Kerja
Unit Kebun Papandayan PT. Perkebunan XIII di Kecamatan
Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Metoda peneliti-
an adalah studi kasus.
Operasi Pengabdi&n merupakan suatu usaha pembinaan
dan pengembangan perkebunan rakyat yang berlokasi di sekitar areal perkebunan besar.
Bertujuan membina perkebunan
rakyat dengan sasaran petani-petani keeil dan buruh tani.
Pembinaan yang dilakukan pada hakekatnya bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani
dalam mengelola usahataninya dan usaha merubah sikap petani agar dapat menentukan alternatif yang lebih baik.
Me-
lalui Operasi Pengabdian diharapkan juga terjadinya alih
teknologi dari perkebunan besar ke perkebunan rakyat.
Praktek Lapang ini memilih dan mengambil petani contoh sebanyak 20 responden, terdiri dari 10 orang petani
teh rakyat dari desa Pakenjeng dan 10 orang petani teh
rakyat dari desa Pananjung.
Oari hasil pengamatan terhadap petani contoh diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan mereka sebagian besar (60.0 persen) rendah atau tidak tamat SO dan kebanyakan (65.0 persen) telah berumur lanjut (di atas 55 tahun)
serta kurang produktif lagi.
Di samping itu cara-cara ke-
hidupan dan kegiatan petani masih tradisional dengan pola
kebudayaan yang telah mendarah daging pada diri mereka seperti adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat.
Oengan luas lahan yang sempit (rata-rata kUrang dari 1.0
hektar) dan faktor-faktor di atas, diduga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani terhadap program pembinaan Operasi Pengabdian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani umumnya
agak lamban dalam menerima pengetahuan baru karena tingkat pendidikan mereka yang rendah.
Pengetahuan mengenai tanaman teh umumnya diperoleh berdasarkan pengalaman mereka yang secara turun menurun mengelola kebun tehnya.
Adanya pengaruh kehidupan kota menyebabkan banyak
dari mereka terutama kaum muda kurang/tidak tertarik lagi
akan pekerjaan sebagai petani teh.
8anyak di antaranya
yang bermigrasi ke kota-kota baik untuk melanjutkan sekolah maupun hanya mencoba mencari pekerjaan lain.
Akibat-
nya tidak sedikit kebun-kebun teh menjadi terlantar karena tidak digarap sebagaimana mestinya, karena yang tinggal hanya petani-petani tua yang tenaganya sudah berkurang
(tidak produktif lagi).
Keadaaan ini menjadikan petani-
petani itu tidak begitu tertarik lagi terhadap pembinaan
yang diberikan.
Ditinjau dari segi status sosial, ternyata hanya mereka yang berstatus sosial tinggi (umumnya pemuka/tnkoh
masyarakat baik formal maupun informal) yang sering berhubungan dengan petugas lapangan, dan golongan ini hanya
beberapa orang saja.
Ada kecenderungan meraka yang status
sosialnya rendah enggan untuk berhubungan dangan petugas
lapangan, bahkan juga dengan tokoh masyarakat.
Akibatnya
partisipasi mereka tidak begitu nyata dan banyak di antara mereka yang belum/tidak tersentuh pembinaan.
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa lahan yang
sempit sering dijadikan alasan untuk tidak berpartisipasi
dalam pembinaan.
Ternyata tanaman teh mereka kebanyakan
sudah berumur tua terutama tanaman sebelum perang.
Untuk
merehabilitasi atau meremajakan tanaman teh seperti yang
dianjurkan petugas diperlukan investasi yang tidak sedikit, dan ini berarti pula penghasilan mereka dari tanaman
teh akan terhenti untuk waktu yang cukup lama, sementara
keterampilan mereka untuk memberikan penghasilan di bidang lain tidak ada.
Dari pihak pembina sendiri masalah keterbatasan tenaga lapangan ternyata cukup sulit diatasi.
Operasi Pe-
ngabdian merupakan salah satu pengabdian perkebunan besar
terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama perkebunan
teh rakyat, sehingga pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat dilihat
bahwa di samping keterbatasan tenaga lapangan,
beberapa unsur-unsur sistem sosial sebagai ciri-ciri petani sasaran seperti tingkat pendidikan, tingkat umur,
luas pemilikan lahan dan status sosial, ternyata cukup
berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani peserta.
Sehubungan dengan unsur-unsur sistem sosial tersebut
penulis menyarankan agar pembinaan tidak nanya memperhatikan aspek tekntk budidaya teh semata-mata, tetapi memper¥
hatikan juga aspek sosia1 ekonomi petani peserta.
PARTISIPASI PETANI TEH RAKYAT TERHAOAP PEMBINAAN
OPERASI PENGABOIAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TEH RAKYAT
(Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII,
Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Oleh
SAKTI HUTABARAT
A 19 0102
Laporan Praktek Lapang
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOG 0 R
1 986
Judul Praktek Lapang:
PARTISIPASI PETAN! TEH RAKYAT
TERHADAP PEMBINAAN OPERASI PENGABDIAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TEH RAKYAT
(Studi Kasus di
Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa
Baret)
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Jurusan
:
SAKTI HUTABARAT
A 19 0102
.
Sosial Ekonomi Pertanian
Diset . .
Dosen
ng
\)
• Tamsu Marse
Ir
NIP. 130 937 431
Mengetahui
130 168 635
Tenggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 28 April 1964 di
Dumai, Propinsi Riau.
Ibu bernama Dameria Marpaung dan
ayah Sahala Viktor Hutabarat.
Pada tahun 1975 penulis lulus dari SO Negeri 39
Pekanbaru.
Lulus dari SMP Negeri IV
1979 dan SMA Negeri I
Pekanbaru tahun
Pekanbaru tahun 1982.
Penulis diterima di Institut Pertanian 8ogor tahun
1982 melalui Proyek Perintis II dan selanjutnya memilih
Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, fakultas
Pertanian pada tahun 1983.
KATA PENGANTAR
Perkebunan Rakyat mempunyai potensi yang cukup besar
dan bernilai strategis untuk dikembangkan.
Berbagai usa-
ha dilakukan oleh Pemerintah guna membina dan mengembangkan Perkebunan Rakyat.
Keberhasilan pembinaan sangat erat
hubungannya dengan tingkat partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan.
Masalah partisipasi petani pe-
serta yang rendah masih merupakan masalah utama yang perlu
dicarikan upaya pemecahannya.
Serangkaian studi dilakukan guna mengamati dan mempelajari partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan melalui Operasi Pengabdian, dan hasilnya dituangkan
dalam laporan Praktek Lapang
ゥョセ@
Laporan yang mengambil kasus di Perkebunan Papandayan
PT. Perkebunan XIII ini, merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian di Institut
Pertanian Bogar.
Penulis mengharapkan tulisan yang telah mengalami beberapa perubahan karena saran, kritik, dan bimbingan dari
dosen pembimbing serta dari hasil seminar, akan bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Bogor,
Desember 1986
Penulis
f
I
,
jI
I
, I
I'"
"i
i .
terhセoa・ZーNivbn@
PARTISIFASI PETANI TEH RAKYAT
セ@
-
I
j
."
J,/
_f
_ i-Oj
•
'-
,;.,
,
OPERAS I PENGABDIAN PENGEMBANGANPERKEBUN'AN TEH RAKYAT
セ@
<
"f,
-
-
(Studi Kasus Perkebuuau Papaudayau PT. Perkebunan XIII,
Kecamatan Pakenjeng, Kabupateu Garut, Jawa Barat )
oleh
SAKTI HUTABARAT
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOG 0
19 S 6
R
-,
RINGKASAN
SAKTI HUTABARAT.
Partisipasi Petani Teh Rakyat Terhadap
Pembinaan Operasi Pengabdian Pengembangan Perkebunan Tsh
Rakyat, Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan
XIII di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat
(Oi bawah bimbingan
M. TAMSUR MARSE).
Tujuan Praktek Lapang ini adalah untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembinaan meIaIui Operasi Pengabdian
telah dilaksanakan dan sejauh mana perubahan-perubahan
perilaku yang terjadi serta melihat bagaimana partisipasi
masyarakat, khususnya petani teh rakyat terhadap program
pembinaan tersebut.
Penelitian ini'terutama mengamati
masalah partisipasi dan ー・イュ。ウャGィセョ@
lain yang mungkin
timbul sehubungan dengan pola pembinaannya serta kendala
sasarannya, kemudian mencoba memecahkan permasalahan yang
ditemui dengan menggunakan teori-teori yang telah diperoIeh di bangku kuliah.
Praktek Lapang ini dilaksanakan di Wilayah Kerja
Unit Kebun Papandayan PT. Perkebunan XIII di Kecamatan
Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Metoda peneliti-
an adalah studi kasus.
Operasi Pengabdi&n merupakan suatu usaha pembinaan
dan pengembangan perkebunan rakyat yang berlokasi di sekitar areal perkebunan besar.
Bertujuan membina perkebunan
rakyat dengan sasaran petani-petani keeil dan buruh tani.
Pembinaan yang dilakukan pada hakekatnya bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani
dalam mengelola usahataninya dan usaha merubah sikap petani agar dapat menentukan alternatif yang lebih baik.
Me-
lalui Operasi Pengabdian diharapkan juga terjadinya alih
teknologi dari perkebunan besar ke perkebunan rakyat.
Praktek Lapang ini memilih dan mengambil petani contoh sebanyak 20 responden, terdiri dari 10 orang petani
teh rakyat dari desa Pakenjeng dan 10 orang petani teh
rakyat dari desa Pananjung.
Oari hasil pengamatan terhadap petani contoh diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan mereka sebagian besar (60.0 persen) rendah atau tidak tamat SO dan kebanyakan (65.0 persen) telah berumur lanjut (di atas 55 tahun)
serta kurang produktif lagi.
Di samping itu cara-cara ke-
hidupan dan kegiatan petani masih tradisional dengan pola
kebudayaan yang telah mendarah daging pada diri mereka seperti adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat.
Oengan luas lahan yang sempit (rata-rata kUrang dari 1.0
hektar) dan faktor-faktor di atas, diduga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani terhadap program pembinaan Operasi Pengabdian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani umumnya
agak lamban dalam menerima pengetahuan baru karena tingkat pendidikan mereka yang rendah.
Pengetahuan mengenai tanaman teh umumnya diperoleh berdasarkan pengalaman mereka yang secara turun menurun mengelola kebun tehnya.
Adanya pengaruh kehidupan kota menyebabkan banyak
dari mereka terutama kaum muda kurang/tidak tertarik lagi
akan pekerjaan sebagai petani teh.
8anyak di antaranya
yang bermigrasi ke kota-kota baik untuk melanjutkan sekolah maupun hanya mencoba mencari pekerjaan lain.
Akibat-
nya tidak sedikit kebun-kebun teh menjadi terlantar karena tidak digarap sebagaimana mestinya, karena yang tinggal hanya petani-petani tua yang tenaganya sudah berkurang
(tidak produktif lagi).
Keadaaan ini menjadikan petani-
petani itu tidak begitu tertarik lagi terhadap pembinaan
yang diberikan.
Ditinjau dari segi status sosial, ternyata hanya mereka yang berstatus sosial tinggi (umumnya pemuka/tnkoh
masyarakat baik formal maupun informal) yang sering berhubungan dengan petugas lapangan, dan golongan ini hanya
beberapa orang saja.
Ada kecenderungan meraka yang status
sosialnya rendah enggan untuk berhubungan dangan petugas
lapangan, bahkan juga dengan tokoh masyarakat.
Akibatnya
partisipasi mereka tidak begitu nyata dan banyak di antara mereka yang belum/tidak tersentuh pembinaan.
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa lahan yang
sempit sering dijadikan alasan untuk tidak berpartisipasi
dalam pembinaan.
Ternyata tanaman teh mereka kebanyakan
sudah berumur tua terutama tanaman sebelum perang.
Untuk
merehabilitasi atau meremajakan tanaman teh seperti yang
dianjurkan petugas diperlukan investasi yang tidak sedikit, dan ini berarti pula penghasilan mereka dari tanaman
teh akan terhenti untuk waktu yang cukup lama, sementara
keterampilan mereka untuk memberikan penghasilan di bidang lain tidak ada.
Dari pihak pembina sendiri masalah keterbatasan tenaga lapangan ternyata cukup sulit diatasi.
Operasi Pe-
ngabdian merupakan salah satu pengabdian perkebunan besar
terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama perkebunan
teh rakyat, sehingga pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat dilihat
bahwa di samping keterbatasan tenaga lapangan,
beberapa unsur-unsur sistem sosial sebagai ciri-ciri petani sasaran seperti tingkat pendidikan, tingkat umur,
luas pemilikan lahan dan status sosial, ternyata cukup
berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani peserta.
Sehubungan dengan unsur-unsur sistem sosial tersebut
penulis menyarankan agar pembinaan tidak nanya memperhatikan aspek tekntk budidaya teh semata-mata, tetapi memper¥
hatikan juga aspek sosia1 ekonomi petani peserta.
PARTISIPASI PETANI TEH RAKYAT TERHAOAP PEMBINAAN
OPERASI PENGABOIAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TEH RAKYAT
(Studi Kasus Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII,
Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Oleh
SAKTI HUTABARAT
A 19 0102
Laporan Praktek Lapang
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOG 0 R
1 986
Judul Praktek Lapang:
PARTISIPASI PETAN! TEH RAKYAT
TERHADAP PEMBINAAN OPERASI PENGABDIAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TEH RAKYAT
(Studi Kasus di
Perkebunan Papandayan PT. Perkebunan XIII, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa
Baret)
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Jurusan
:
SAKTI HUTABARAT
A 19 0102
.
Sosial Ekonomi Pertanian
Diset . .
Dosen
ng
\)
• Tamsu Marse
Ir
NIP. 130 937 431
Mengetahui
130 168 635
Tenggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 28 April 1964 di
Dumai, Propinsi Riau.
Ibu bernama Dameria Marpaung dan
ayah Sahala Viktor Hutabarat.
Pada tahun 1975 penulis lulus dari SO Negeri 39
Pekanbaru.
Lulus dari SMP Negeri IV
1979 dan SMA Negeri I
Pekanbaru tahun
Pekanbaru tahun 1982.
Penulis diterima di Institut Pertanian 8ogor tahun
1982 melalui Proyek Perintis II dan selanjutnya memilih
Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, fakultas
Pertanian pada tahun 1983.
KATA PENGANTAR
Perkebunan Rakyat mempunyai potensi yang cukup besar
dan bernilai strategis untuk dikembangkan.
Berbagai usa-
ha dilakukan oleh Pemerintah guna membina dan mengembangkan Perkebunan Rakyat.
Keberhasilan pembinaan sangat erat
hubungannya dengan tingkat partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan.
Masalah partisipasi petani pe-
serta yang rendah masih merupakan masalah utama yang perlu
dicarikan upaya pemecahannya.
Serangkaian studi dilakukan guna mengamati dan mempelajari partisipasi petani peserta terhadap program pembinaan melalui Operasi Pengabdian, dan hasilnya dituangkan
dalam laporan Praktek Lapang
ゥョセ@
Laporan yang mengambil kasus di Perkebunan Papandayan
PT. Perkebunan XIII ini, merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian di Institut
Pertanian Bogar.
Penulis mengharapkan tulisan yang telah mengalami beberapa perubahan karena saran, kritik, dan bimbingan dari
dosen pembimbing serta dari hasil seminar, akan bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Bogor,
Desember 1986
Penulis