Pengaruh Penambahan PEG-400 dan Lilin Lebah terhadap Karakteristik Film Edibel dari Campuran Metilselulos-Karboksimetilselulosa-Susu Bungkil Kedelai
PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP
KARAKTERISTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOSKARBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKIL KEDELAI
Oleh:
MEDINOVA
F31.0011
1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Medi Nova F 31.0011. Pengaruh Penambahan P E G 4 0 0 dan Lilin Lebah
Terhadap Karakteristik Film Edibel dari Campuran Metil SelulosaKarboksilmetilselulosa-Susu Bungkil Kedelai. Di bawah bimbingan Prof Dr. Ir.
Dedi Fardiaz, MSc. dan Dr. Ir. Adil Basuki Ahza, MS.
Kemasan dewasa ini sering menjadi beban lingkungan karena sulit di daur
ulang. Film edibel sebagai kemasan yang langsung kontak dengan makanan dan
terbuat dari "jood grade", ramah lingkungan dan cukup ekonomis diproduksi dalam
skala besar merupakan pilihan yang tepat sebagai kemasan pengganti. Film edibel
diietakkan di atas maupun di antara komponen makanan untuk menghambat migrasi
uap air, oksigen, karbondioksida, aroma dan lipid, juga sebagai pembawa antioksidan,
antimikroba dan flavor dan meningkatkan kemudahan penanganan.
Penelitian ini memproduksi film edibel dari campuran metilselulosa (MC),
karboksimetilselulosa (CMC), susu bungkil kedelai, lilin lebah dan polietilen glikol
(PEG-400) sebagai plasticizer dengan karakteristik yang baik dan pengaruhnya
terhadap sifat fisik dan kimia film edibel serta aplikasinya sebagai pembungkus mi
instan. Konsentrasi total CMC dan MC adalah 1.25% dengan perbandingan
CMC : MC adalah 6: 4, konsentrasi PEG-400 adalah 0.2% dan 0.3% serta konsentrasi
lilin lebah adalah 0.4% dan 0.5%.
Dalam ha1 ini pembuatan film edibel terdiri atas tiga tahap yaitu pembuatan
susu btingkil kedelai, pembuatan film edibel dan pengeringannya. Ekstraksi protein
bungkil kedelai dilakukan dengan perendaman dalam air penangas bersuhu 65
OC
selama satu jam. Setelah diririskan, bungkil kedelai dan air mendidih dengan empat
bagian pada tahap I dan dua bagian pada tahap I1 dihancurkan dengan waring blender.
Pemasakan derigan suhu 95
-
98
OC
selama sepuluh menit, serta penyaringan dan
pemusingan merupakan tahap akhir pembuatan susu bungkil kedelai.
Tahap pertama pembuatan bungkil kedelai adalah pendispersian CMC dan
MC dalam etanol 95%. Penambahan air menyebabkan larutan ini tergelasi dan
disempurnakan dengan pemanasan pada suhu 70 - 80 OC. Tahap kedua adalah
pendenaturasian protein bungkil kedelai di dalam etanol. Selanjutnya pencampuran
gel CMC-MC dengan protein terdenaturasi sambil dipanaskan.
PEG-400 dilakukan pada suhu 55
OC,
pada suhu 65
OC
Penambaban
ditambahkan lilin lebah dan
dipertahankan selama sepuluh menit sampai larutan homogen.
Penghilangan gas
terlarut dilakukan dengan pompa vakum. Selanjutnya penuangan larutan ke atas
lempeng kaca, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 75 OC selam 5 - 6 jam.
Karakteristik film edibel yang dianalisa meliputi ketebalan, laju transmisi uap
air, laju transmisi oksigen, kekuatan tarik dan persen pemanjangan. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan konsentrasi lilin lebah, interaksi lilin lebah dan PEG-400
tidak akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketebalan, kuat tarik, persen
pemanjangan, transmisi uap air dan transmisi oksigen. Sedangkan peningkatan
PEG-400 akan memberikan perbedaan yang nyata terhadap transmisi uap air tetapi
terhadap ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan dan transmisi oksigen tidak
berbeda nyata. Ketebalan film berkisar antara 36.00
44.12 i
+
2,67 pm sampai
0.64 pm, nilai kuat tarik berkisar antara 138.66 _+ 19.20 kgi7cm2 sampai
.
190.80 t. 21.41 kgflcm 2 , 'nilai
persen pemanjangan berkisar antara 17.18
sampai 39.00 _+ 3.15 %, nilai transmisi uap air berkisar antara
g/m2/24jam sampai 356.13
+ 3.40 %
243.66 2 27.30
+ 27.36 g/m2/24jam sedangkan nilai transmisi oksigen
berkisar antara 3.98 t. 1.21 cc/m2/24jam sampai 8.22 & 3.15 cc/m2/24jam.
Film edibel diaplikasikan sebagai pengemas bumbu mi instan yang disimpan
dalam mi instan dan kemasannya. Untuk mengetahui perubahan
film edibel dan
bumbu selarna penyimpanan maka diukur kadar air, persen penurunan berat kantung
film dan bumbu mi instan dan kelarutan film edibel. Selama penyimpanan kadar air
film edibel pada awalnya menurun kemudian akan konstan terus sampai akhir
penyimpanan, tetapi persen penurunan berat bumbu selama penyimpanan akan tidak
menunjukkan kecenderungan yang sama. Kelarutan film edibel dalam air dingin
(25
OC)
dan air hangat (50 - 60 OC) disebabkan MC yang larut dalam air dingin dan
CMC yang larut dalam air panas dan air dingin. Waktu pecah film edibel dalam air
dingin berkisar antara 20
waktu 120 - 230 detik.
-
40 detik sedangkan untuk
melarutkannya diperlukan
PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP
KARAKTEXUSTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOS$
IL4RBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKU, KEDELAI
Oleh:
MEDI NOVA
F 31.0011
SKRlPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJ AN A TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor.
1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAMAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR.
BOGOR
PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP
KARAKTERISTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOSKARBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKIL KEDELAI
Oleh:
MEDINOVA
F31.0011
1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Medi Nova F 31.0011. Pengaruh Penambahan P E G 4 0 0 dan Lilin Lebah
Terhadap Karakteristik Film Edibel dari Campuran Metil SelulosaKarboksilmetilselulosa-Susu Bungkil Kedelai. Di bawah bimbingan Prof Dr. Ir.
Dedi Fardiaz, MSc. dan Dr. Ir. Adil Basuki Ahza, MS.
Kemasan dewasa ini sering menjadi beban lingkungan karena sulit di daur
ulang. Film edibel sebagai kemasan yang langsung kontak dengan makanan dan
terbuat dari "jood grade", ramah lingkungan dan cukup ekonomis diproduksi dalam
skala besar merupakan pilihan yang tepat sebagai kemasan pengganti. Film edibel
diietakkan di atas maupun di antara komponen makanan untuk menghambat migrasi
uap air, oksigen, karbondioksida, aroma dan lipid, juga sebagai pembawa antioksidan,
antimikroba dan flavor dan meningkatkan kemudahan penanganan.
Penelitian ini memproduksi film edibel dari campuran metilselulosa (MC),
karboksimetilselulosa (CMC), susu bungkil kedelai, lilin lebah dan polietilen glikol
(PEG-400) sebagai plasticizer dengan karakteristik yang baik dan pengaruhnya
terhadap sifat fisik dan kimia film edibel serta aplikasinya sebagai pembungkus mi
instan. Konsentrasi total CMC dan MC adalah 1.25% dengan perbandingan
CMC : MC adalah 6: 4, konsentrasi PEG-400 adalah 0.2% dan 0.3% serta konsentrasi
lilin lebah adalah 0.4% dan 0.5%.
Dalam ha1 ini pembuatan film edibel terdiri atas tiga tahap yaitu pembuatan
susu btingkil kedelai, pembuatan film edibel dan pengeringannya. Ekstraksi protein
bungkil kedelai dilakukan dengan perendaman dalam air penangas bersuhu 65
OC
selama satu jam. Setelah diririskan, bungkil kedelai dan air mendidih dengan empat
bagian pada tahap I dan dua bagian pada tahap I1 dihancurkan dengan waring blender.
Pemasakan derigan suhu 95
-
98
OC
selama sepuluh menit, serta penyaringan dan
pemusingan merupakan tahap akhir pembuatan susu bungkil kedelai.
Tahap pertama pembuatan bungkil kedelai adalah pendispersian CMC dan
MC dalam etanol 95%. Penambahan air menyebabkan larutan ini tergelasi dan
disempurnakan dengan pemanasan pada suhu 70 - 80 OC. Tahap kedua adalah
pendenaturasian protein bungkil kedelai di dalam etanol. Selanjutnya pencampuran
gel CMC-MC dengan protein terdenaturasi sambil dipanaskan.
PEG-400 dilakukan pada suhu 55
OC,
pada suhu 65
OC
Penambaban
ditambahkan lilin lebah dan
dipertahankan selama sepuluh menit sampai larutan homogen.
Penghilangan gas
terlarut dilakukan dengan pompa vakum. Selanjutnya penuangan larutan ke atas
lempeng kaca, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 75 OC selam 5 - 6 jam.
Karakteristik film edibel yang dianalisa meliputi ketebalan, laju transmisi uap
air, laju transmisi oksigen, kekuatan tarik dan persen pemanjangan. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan konsentrasi lilin lebah, interaksi lilin lebah dan PEG-400
tidak akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketebalan, kuat tarik, persen
pemanjangan, transmisi uap air dan transmisi oksigen. Sedangkan peningkatan
PEG-400 akan memberikan perbedaan yang nyata terhadap transmisi uap air tetapi
terhadap ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan dan transmisi oksigen tidak
berbeda nyata. Ketebalan film berkisar antara 36.00
44.12 i
+
2,67 pm sampai
0.64 pm, nilai kuat tarik berkisar antara 138.66 _+ 19.20 kgi7cm2 sampai
.
190.80 t. 21.41 kgflcm 2 , 'nilai
persen pemanjangan berkisar antara 17.18
sampai 39.00 _+ 3.15 %, nilai transmisi uap air berkisar antara
g/m2/24jam sampai 356.13
+ 3.40 %
243.66 2 27.30
+ 27.36 g/m2/24jam sedangkan nilai transmisi oksigen
berkisar antara 3.98 t. 1.21 cc/m2/24jam sampai 8.22 & 3.15 cc/m2/24jam.
Film edibel diaplikasikan sebagai pengemas bumbu mi instan yang disimpan
dalam mi instan dan kemasannya. Untuk mengetahui perubahan
film edibel dan
bumbu selarna penyimpanan maka diukur kadar air, persen penurunan berat kantung
film dan bumbu mi instan dan kelarutan film edibel. Selama penyimpanan kadar air
film edibel pada awalnya menurun kemudian akan konstan terus sampai akhir
penyimpanan, tetapi persen penurunan berat bumbu selama penyimpanan akan tidak
menunjukkan kecenderungan yang sama. Kelarutan film edibel dalam air dingin
(25
OC)
dan air hangat (50 - 60 OC) disebabkan MC yang larut dalam air dingin dan
CMC yang larut dalam air panas dan air dingin. Waktu pecah film edibel dalam air
dingin berkisar antara 20
waktu 120 - 230 detik.
-
40 detik sedangkan untuk
melarutkannya diperlukan
PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP
KARAKTEXUSTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOS$
IL4RBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKU, KEDELAI
Oleh:
MEDI NOVA
F 31.0011
SKRlPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJ AN A TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor.
1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAMAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR.
BOGOR
KARAKTERISTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOSKARBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKIL KEDELAI
Oleh:
MEDINOVA
F31.0011
1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Medi Nova F 31.0011. Pengaruh Penambahan P E G 4 0 0 dan Lilin Lebah
Terhadap Karakteristik Film Edibel dari Campuran Metil SelulosaKarboksilmetilselulosa-Susu Bungkil Kedelai. Di bawah bimbingan Prof Dr. Ir.
Dedi Fardiaz, MSc. dan Dr. Ir. Adil Basuki Ahza, MS.
Kemasan dewasa ini sering menjadi beban lingkungan karena sulit di daur
ulang. Film edibel sebagai kemasan yang langsung kontak dengan makanan dan
terbuat dari "jood grade", ramah lingkungan dan cukup ekonomis diproduksi dalam
skala besar merupakan pilihan yang tepat sebagai kemasan pengganti. Film edibel
diietakkan di atas maupun di antara komponen makanan untuk menghambat migrasi
uap air, oksigen, karbondioksida, aroma dan lipid, juga sebagai pembawa antioksidan,
antimikroba dan flavor dan meningkatkan kemudahan penanganan.
Penelitian ini memproduksi film edibel dari campuran metilselulosa (MC),
karboksimetilselulosa (CMC), susu bungkil kedelai, lilin lebah dan polietilen glikol
(PEG-400) sebagai plasticizer dengan karakteristik yang baik dan pengaruhnya
terhadap sifat fisik dan kimia film edibel serta aplikasinya sebagai pembungkus mi
instan. Konsentrasi total CMC dan MC adalah 1.25% dengan perbandingan
CMC : MC adalah 6: 4, konsentrasi PEG-400 adalah 0.2% dan 0.3% serta konsentrasi
lilin lebah adalah 0.4% dan 0.5%.
Dalam ha1 ini pembuatan film edibel terdiri atas tiga tahap yaitu pembuatan
susu btingkil kedelai, pembuatan film edibel dan pengeringannya. Ekstraksi protein
bungkil kedelai dilakukan dengan perendaman dalam air penangas bersuhu 65
OC
selama satu jam. Setelah diririskan, bungkil kedelai dan air mendidih dengan empat
bagian pada tahap I dan dua bagian pada tahap I1 dihancurkan dengan waring blender.
Pemasakan derigan suhu 95
-
98
OC
selama sepuluh menit, serta penyaringan dan
pemusingan merupakan tahap akhir pembuatan susu bungkil kedelai.
Tahap pertama pembuatan bungkil kedelai adalah pendispersian CMC dan
MC dalam etanol 95%. Penambahan air menyebabkan larutan ini tergelasi dan
disempurnakan dengan pemanasan pada suhu 70 - 80 OC. Tahap kedua adalah
pendenaturasian protein bungkil kedelai di dalam etanol. Selanjutnya pencampuran
gel CMC-MC dengan protein terdenaturasi sambil dipanaskan.
PEG-400 dilakukan pada suhu 55
OC,
pada suhu 65
OC
Penambaban
ditambahkan lilin lebah dan
dipertahankan selama sepuluh menit sampai larutan homogen.
Penghilangan gas
terlarut dilakukan dengan pompa vakum. Selanjutnya penuangan larutan ke atas
lempeng kaca, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 75 OC selam 5 - 6 jam.
Karakteristik film edibel yang dianalisa meliputi ketebalan, laju transmisi uap
air, laju transmisi oksigen, kekuatan tarik dan persen pemanjangan. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan konsentrasi lilin lebah, interaksi lilin lebah dan PEG-400
tidak akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketebalan, kuat tarik, persen
pemanjangan, transmisi uap air dan transmisi oksigen. Sedangkan peningkatan
PEG-400 akan memberikan perbedaan yang nyata terhadap transmisi uap air tetapi
terhadap ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan dan transmisi oksigen tidak
berbeda nyata. Ketebalan film berkisar antara 36.00
44.12 i
+
2,67 pm sampai
0.64 pm, nilai kuat tarik berkisar antara 138.66 _+ 19.20 kgi7cm2 sampai
.
190.80 t. 21.41 kgflcm 2 , 'nilai
persen pemanjangan berkisar antara 17.18
sampai 39.00 _+ 3.15 %, nilai transmisi uap air berkisar antara
g/m2/24jam sampai 356.13
+ 3.40 %
243.66 2 27.30
+ 27.36 g/m2/24jam sedangkan nilai transmisi oksigen
berkisar antara 3.98 t. 1.21 cc/m2/24jam sampai 8.22 & 3.15 cc/m2/24jam.
Film edibel diaplikasikan sebagai pengemas bumbu mi instan yang disimpan
dalam mi instan dan kemasannya. Untuk mengetahui perubahan
film edibel dan
bumbu selarna penyimpanan maka diukur kadar air, persen penurunan berat kantung
film dan bumbu mi instan dan kelarutan film edibel. Selama penyimpanan kadar air
film edibel pada awalnya menurun kemudian akan konstan terus sampai akhir
penyimpanan, tetapi persen penurunan berat bumbu selama penyimpanan akan tidak
menunjukkan kecenderungan yang sama. Kelarutan film edibel dalam air dingin
(25
OC)
dan air hangat (50 - 60 OC) disebabkan MC yang larut dalam air dingin dan
CMC yang larut dalam air panas dan air dingin. Waktu pecah film edibel dalam air
dingin berkisar antara 20
waktu 120 - 230 detik.
-
40 detik sedangkan untuk
melarutkannya diperlukan
PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP
KARAKTEXUSTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOS$
IL4RBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKU, KEDELAI
Oleh:
MEDI NOVA
F 31.0011
SKRlPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJ AN A TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor.
1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAMAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR.
BOGOR
PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP
KARAKTERISTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOSKARBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKIL KEDELAI
Oleh:
MEDINOVA
F31.0011
1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Medi Nova F 31.0011. Pengaruh Penambahan P E G 4 0 0 dan Lilin Lebah
Terhadap Karakteristik Film Edibel dari Campuran Metil SelulosaKarboksilmetilselulosa-Susu Bungkil Kedelai. Di bawah bimbingan Prof Dr. Ir.
Dedi Fardiaz, MSc. dan Dr. Ir. Adil Basuki Ahza, MS.
Kemasan dewasa ini sering menjadi beban lingkungan karena sulit di daur
ulang. Film edibel sebagai kemasan yang langsung kontak dengan makanan dan
terbuat dari "jood grade", ramah lingkungan dan cukup ekonomis diproduksi dalam
skala besar merupakan pilihan yang tepat sebagai kemasan pengganti. Film edibel
diietakkan di atas maupun di antara komponen makanan untuk menghambat migrasi
uap air, oksigen, karbondioksida, aroma dan lipid, juga sebagai pembawa antioksidan,
antimikroba dan flavor dan meningkatkan kemudahan penanganan.
Penelitian ini memproduksi film edibel dari campuran metilselulosa (MC),
karboksimetilselulosa (CMC), susu bungkil kedelai, lilin lebah dan polietilen glikol
(PEG-400) sebagai plasticizer dengan karakteristik yang baik dan pengaruhnya
terhadap sifat fisik dan kimia film edibel serta aplikasinya sebagai pembungkus mi
instan. Konsentrasi total CMC dan MC adalah 1.25% dengan perbandingan
CMC : MC adalah 6: 4, konsentrasi PEG-400 adalah 0.2% dan 0.3% serta konsentrasi
lilin lebah adalah 0.4% dan 0.5%.
Dalam ha1 ini pembuatan film edibel terdiri atas tiga tahap yaitu pembuatan
susu btingkil kedelai, pembuatan film edibel dan pengeringannya. Ekstraksi protein
bungkil kedelai dilakukan dengan perendaman dalam air penangas bersuhu 65
OC
selama satu jam. Setelah diririskan, bungkil kedelai dan air mendidih dengan empat
bagian pada tahap I dan dua bagian pada tahap I1 dihancurkan dengan waring blender.
Pemasakan derigan suhu 95
-
98
OC
selama sepuluh menit, serta penyaringan dan
pemusingan merupakan tahap akhir pembuatan susu bungkil kedelai.
Tahap pertama pembuatan bungkil kedelai adalah pendispersian CMC dan
MC dalam etanol 95%. Penambahan air menyebabkan larutan ini tergelasi dan
disempurnakan dengan pemanasan pada suhu 70 - 80 OC. Tahap kedua adalah
pendenaturasian protein bungkil kedelai di dalam etanol. Selanjutnya pencampuran
gel CMC-MC dengan protein terdenaturasi sambil dipanaskan.
PEG-400 dilakukan pada suhu 55
OC,
pada suhu 65
OC
Penambaban
ditambahkan lilin lebah dan
dipertahankan selama sepuluh menit sampai larutan homogen.
Penghilangan gas
terlarut dilakukan dengan pompa vakum. Selanjutnya penuangan larutan ke atas
lempeng kaca, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 75 OC selam 5 - 6 jam.
Karakteristik film edibel yang dianalisa meliputi ketebalan, laju transmisi uap
air, laju transmisi oksigen, kekuatan tarik dan persen pemanjangan. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan konsentrasi lilin lebah, interaksi lilin lebah dan PEG-400
tidak akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketebalan, kuat tarik, persen
pemanjangan, transmisi uap air dan transmisi oksigen. Sedangkan peningkatan
PEG-400 akan memberikan perbedaan yang nyata terhadap transmisi uap air tetapi
terhadap ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan dan transmisi oksigen tidak
berbeda nyata. Ketebalan film berkisar antara 36.00
44.12 i
+
2,67 pm sampai
0.64 pm, nilai kuat tarik berkisar antara 138.66 _+ 19.20 kgi7cm2 sampai
.
190.80 t. 21.41 kgflcm 2 , 'nilai
persen pemanjangan berkisar antara 17.18
sampai 39.00 _+ 3.15 %, nilai transmisi uap air berkisar antara
g/m2/24jam sampai 356.13
+ 3.40 %
243.66 2 27.30
+ 27.36 g/m2/24jam sedangkan nilai transmisi oksigen
berkisar antara 3.98 t. 1.21 cc/m2/24jam sampai 8.22 & 3.15 cc/m2/24jam.
Film edibel diaplikasikan sebagai pengemas bumbu mi instan yang disimpan
dalam mi instan dan kemasannya. Untuk mengetahui perubahan
film edibel dan
bumbu selarna penyimpanan maka diukur kadar air, persen penurunan berat kantung
film dan bumbu mi instan dan kelarutan film edibel. Selama penyimpanan kadar air
film edibel pada awalnya menurun kemudian akan konstan terus sampai akhir
penyimpanan, tetapi persen penurunan berat bumbu selama penyimpanan akan tidak
menunjukkan kecenderungan yang sama. Kelarutan film edibel dalam air dingin
(25
OC)
dan air hangat (50 - 60 OC) disebabkan MC yang larut dalam air dingin dan
CMC yang larut dalam air panas dan air dingin. Waktu pecah film edibel dalam air
dingin berkisar antara 20
waktu 120 - 230 detik.
-
40 detik sedangkan untuk
melarutkannya diperlukan
PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP
KARAKTEXUSTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOS$
IL4RBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKU, KEDELAI
Oleh:
MEDI NOVA
F 31.0011
SKRlPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJ AN A TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor.
1998
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAMAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR.
BOGOR