2.3.1 PENGERTIAN
Lalu lintas adalah cermin budaya bangsa, dalam konteks ini yang dipahami kebudayaan
sebagai fungsi, dengan demikian perilaku
berlalu lintas merupakan cermin dari apa yang diyakini, nilai – nilai dan pengetahuan yang
dimiliki oleh suatu masyarakat bahkan suatu bangsa.
2.3.2 CONTOH PERILAKU BUDAYA KESELAMATAN BERLALU LINTAS :
Mengutamakan keselamatan berlalu lintas;
Mengutamakan pejalan kaki;
Bersepeda tidak membawa beban yang
berat;
Memeriksa kondisi sepeda;
Menggunakan kelengkapan keselamatan bersepeda;
Memperhatikan kondisi jalan dan
lingkungan;
Tidak bergurau saat berjalan di trotoar.
2.3.3 TATA CARA BERLALU LINTAS DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI :
Berjalan harus di trotoar;
Menyeberang harus di jembatan
penyeberanganzebra cross;
Bersepeda harus di lajur paling kiri dan menggunakan helm;
Naik sepeda motor harus menggunakan
helm pada saat diboncengkan;
Menggunakan sabuk keselamatan pada saat naik mobil.
3.BAB III : MATERI KELAS V SEMESTER I 3.1
KAMSELTIBCARLANTAS 3.1.1PENGERTIAN
Kamseltibcarlantas adalah Keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran Lalu lintas
yang artinya :
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
adalah suatu keadaan terbebasnya setiap orang, barang, danatau Kendaraan dari
gangguan perbuatan melawan hukum,
danatau rasa takut dalam berlalu lintas.
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan terhindarnya
setiap orang dari resiko kecelakaan selama
berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, danatau
lingkungan.
Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan berlalu lintas yang
berlangsung secara teratur sesuai dengan
hak dan kewajiban setiap Pengguna Jalan.
Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan berlalu lintas dan
penggunaan angkutan yang bebas dari
hambatan dan kemacetan di Jalan. 3.1.2PERAN KAMSELTIBCARLANTAS DALAM
PEMBANGUNAN NASIONAL. Bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai
bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional
harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung
pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah;
Bahwa perkembangan lingkungan strategis nasional dan internasional menuntut
penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan Negara.
3.1.3 LATAR BELAKANG DISUSUNNYA UU NO. 222009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Terselenggaranya Lalu lintas yang aman, selamat, tertib dan lancar memerlukan sebuah
aturan yang dapat menyamakan persepsi seluruh pengguna jalan supaya memiliki
pemikiran yang sama dalam menggunakan jalan, sehingga tidak terjadi kesemrawutan
jalan yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Oleh karenanya dibentuklah suatu Undang- undang yang mengatur hal tersebut yaitu UU
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan jalan yang terdiri dari 326 pasal.
3.1.4 INSTANSI-INSTANSI YANG TERKAIT DI DALAM PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN : Instansi yang terkait di dalam pengelolaan lalu
lintas dan angkutan jalan: 1
Kementerian Pekerjaan
Umum bertanggung jawab terhadap ketersediaan
jalan yang berkeselamatan;
2 Kementerian Perhubungan bertanggung
jawab terhadap ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung jalan;
3 Kementerian Perindustrian bertanggung
jawab sebagai sarana kontrol terhadap produksi kendaraan yang beroperasi di
Jalan; 4
Kementerian Riset dan Teknologi bertanggung jawab dalam pengembangan
teknologi yang dapat mendukung
terciptanya keselamatan di jalan; 5
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertanggung jawab dalam terselenggaranya
pendidikan lalu lintas terhadap masyarakat;
6 Kementerian Kesehatan
bertanggung jawab terhadap kesehatan para pengguna
jalan;
7 Kepolisian Negara Republik Indonesia
bertanggung jawab dalam menciptakan Keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran Lalu lintas.
4.BAB IV : MATERI KELAS V SEMESTER II 4.1 ORGANISASI DALAM SEKOLAH
Dalam tatanan masyarakat kita mengenal sebuah sistem organisasi yang ada dalam
masyarakat. Dalam menciptakan kamseltibcarlantas diperlukan adanya kerjasama dari seluruh lapisan
masyarakat. Contoh organisasi di lingkungan sekolah dalam
mendukung terciptanya kamseltibcar lantas :
Pramuka Saka Bhayangkara;
Patroli Keamanan Sekolah;
Polisi Cilik.
4.2 ORGANISASI DALAM MASYARAKAT