PreviousPosting MODUL UU LALIN SD

(1)

1

Modul

Pembelajaran Lalu Lintas Tingkat SD / MI


(2)

PELINDUNG :

IRJENPOL Drs. NUR ALI (Kapolda Jateng)

PENASEHAT :

KOMBES POL Drs. BENYAMIN, M.M. (Dirlantas Polda Jateng)

PENANGGUNG JAWAB :

AKBP DHANI HERNANDO, S.I.K., M.H. (Wadirlantas Polda Jateng)

TIM PENYUSUN :

AKBP AGUNG ARISTYAWAN ADHI, S.H., S.I.K. (Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda Jateng) AKP PRAYUDHA WIDIATMOKO, S.I.K.

(Kasat Lantas Polres Semarang)

AKP M.TAAT RESDIANTO, S.H., M.TCP, S.I.K. (Kasat Lantas Polres Wonosobo)

KOMPOL NASIKUN, S.H., M.H.

(Kasi Dikmas Ditlantas Polda Jateng) AKP RACHMAWATI W, S.T.

(Kanit Sarang Ditlantas Polda Jateng)

OPERATOR :

ERWIN FATHULLAH HARIWIJAYA, A.Md.

DITERBITKAN OLEH :

DIREKTORAT LALU LINTAS POLDA JATENG Jalan Pahlawan No. 1 Semarang 50243 Tlp. 024 – 8455551 Fax 024 – 8455551

email : ditlantas_jateng@yahoo.com | dikyasapoldajateng@yahoo.co.id

2015 // DIREKTORAT LALU LINTAS POLDA JAWA TENGAH 2

Modul

Pembelajaran Lalu Lintas Tingkat SD / MI


(3)

3 Kutipan Pasal 72:

sanksi Pelanggaran Undang – undang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002)

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan penjara masing – masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mendengarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Copyright © 2015

Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah


(4)

SAMBUTAN

KEPALA KEPOLISIAN DAERAH JAWA TENGAH

Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi kita sekalian,

Pertama - tama marilah senantiasa kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME, Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya saat ini kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan dalam penerbitan buku Pendidikan Lalu lintas bagi anak didik di Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas.

Kompleksitas permasalahan bidang lalu lintas dan angkutan jalan di daerah Jawa Tengah memproyeksikan fenomena tantangan yang semakin dinamis dan memerlukan resolusi bersifat strategis, visioner yang berbasis pengetahuan pendidikan lalu lintas secara global kepada para pelajar seluruh Jawa Tengah.

Faktor pengetahuan terkait keselamatan lalu lintas menjadi sangat penting dan dominan dalam kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung pembangunan dan Integrasi Nasional, sehingga perkembangan sosial ekonomi masyarakat, dinamika politik, budaya dan kemajuan pendidikan dapat tercermin dari eksistensi ruang lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan serta sebagai simbol peradaban dan modernitas.

Dalam rangka mengimplemintasikan pendidikan lalu lintas dan pengetahuan lalu lintas di jalan guna menekan fatalitas korban kecelakaan lalu lintas, maka tepatlah kiranya saat ini Direktorat Lalu Lintas Polda Jateng


(5)

menerbitkan buku “Modul Pembelajaran Lalu Lintas” untuk tingkat SD / MI, tingkat SMP / MTs dan tingkat SMA / MA / SMK.

Semoga dengan terbitnya buku ini, kita senantiasa berkomitmen untuk menjadi Pelopor Keselamatan Berlalu lintas kapan saja dan dimana saja kita berada.

Demikian kata sambutan saya, semoga Allah SWT, Tuhan YME senantiasa melimpahkan taufik dan hidayahNya bagi kita sekalian dalam memberikan pengetahuan lalu lintas yang lebih berarti bagi para pelajar generasi muda yang berkualitas.

Sekian, terimakasih

Wassalamu’alaikum wr. wb.

5

Semarang April 2015

KEPALA KEPOLISIAN DAERAH JAWA TENGAH

Drs. NUR ALI


(6)

KATA PENGANTAR

DIREKTUR LALU LINTAS POLDA JATENG

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua,

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya naskah bahan hanjar atau buku modul Pendidikan Lalu Lintas untuk pelajar SD telah dapat diselesaikan. Penyiapan bahan ajar ini dimaksudkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pendidik dan peserta didik untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan pendidikan di sekolah, sehingga proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan lancar dan mencapai tujuan pendidikan yang sesuai harapan kita bersama.

Pentingnya pendidikan lalu lintas di sekolah perlu dilaksanaan sejak usia dini dan berkelanjutan, dengan dilandasi pada pertimbangan bahwa sebagian besar korban kecelakaan lalu lintas didominasi oleh pelajar yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran pelajar akan pentingnya keselamatan berlalu lintas. Terbukti bahwa pengetahuan akan keselamatan berkendaraan sangat dibutuhkan dalam rangka menanamkan pengetahuan dan disiplin berlalu lintas di lingkungan pelajar serta membekali pelajar dalam hal pengetahuan, sikap, etika dan perilaku berlalu lintas.

Penanaman kesadaran hukum dan ketaatan warga masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan khususnya dibidang lalu lintas perlu ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat dan diharapkan secara ”

6


(7)

snowball process ” akan tercetak aset bangsa yang disiplin patuh hukum dan terlindungi melalui penanaman disiplin berlalu lintas.

Dengan ini saya mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran dan keberhasilan terbitnya naskah bahan hanjar atau buku modul Pendidikan Lalu Lintas sebagai bentuk kerja sama serta komitmen yang berjalan sinergis dan berkelanjutan para pemangku kepentingan.

Semoga melalui modul pembelajaran lalu lintas ini bermanfaat bagi anak-anak didik kita sebagai generasi penerus bangsa yang berbudaya tertib berlalu lintas.

Sekian, terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, April 2015

DIREKTUR LALU LINTAS Drs. BENYAMIN, M.M.

KOMBES POL NRP. 66050545


(8)

Daftar Isi

I. Sambutan Kapolda Jawa Tengah... iv

II. Kata Pengantar Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah ...v

III. Daftar Isi ... vi

1. BAB I : Materi kelas IV ( Semester I ) ... 1

1.1 Kepolisian Negara Republik Indonesia ... 1

1.1.1... Pen gertian... 1

1.1.2... Tug as Pokok Polri ... 1

1.2 Struktur Organisasi Tingkat Polda ... 2

1.2.1Pengertian... 2

1.2.2Struktur Organisasi Tingkat Polda... 2

1.2.3Gambar Struktur Polda s/d Polsek ... 3

1.2.4Fungsi Teknis Polri ... 4

1) Lima Fungsi Teknis ... 4

1.2.5Polisi Lalu Lintas ... 6

1) Pengertian... 6

2) Tugas Pokok Polisi Lalu Lintas ... 6

2. BAB II : Materi Kelas IV ( Semester II ) ... 7

2.1 Struktur Organisasi Tingkat Mabes ... 7

2.1.1Pengertian ... 7

2.1.2Gambar Struktur Organisasi Tingkat Mabes ... 7


(9)

2.1.3Koorlantas Polri ... 8

2.2 Etika Berlalu Lintas ... 8

2.2.1Pengertian ... 8

2.2.2Contoh Etika Berlalu Lintas ... 8

2.2.312 Gerakan Lalu Lintas ... 8

2.3 Budaya Berlalu Lintas ... 9

2.3.1Pengertian ... 9

2.3.2Contoh Perilaku Budaya Keselamatan Berlalu Lintas ... ... 10 2.3.3Tata cara berlalu lintas ... 10

3. BAB III : Materi Kelas V ( Semester I ) ... 10

3.1 Kamseltibcarlantas ... 10

3.1.1Pengertian ... 10 3.1.2Peran Kamseltibcarlantas dalam

pembangunan Nasional

... ... 11

3.1.3Latar Belakang disusunnya UU No 22 / 2009 tentang Lalu - Lintas dan Angkutan jalan

... ... 11

3.1.4Instansi yang terkait di dalam pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan


(10)

jalan

... ... 11

4. BAB IV : Materi Kelas V ( Semester II ) ... 12

4.1 Organisasi dalam sekolah ... 12

4.2 Organisasi dalam masyarakat ... 12

4.3 Pengenalan peraturan lalu lintas ... 13

5. BAB V : Materi Kelas VI ( Semester I ) ... 13

5.1 Pengenalan Nilai Luhur Pancasila ... 13

5.1.1Mengenal Nilai – Nilai Luhur Pancasila dalam kehidupan sehari – hari ... ... 13 5.1.2Implementasi Nilai – Nilai Luhur Pancasila dalam berlalu lintas ... ... 13 5.1.3Penerapan Nilai Luhur Pancasila yang tertuang dalam sikap nyata ... ... 14 5.1.4Pengenalan Rambu dan Marka ... ... 14 1) Rambu Lalu Lintas ... 14

2) Marka ... 16


(11)

5.2 Sistem registrasi ... 19 5.2.1Contoh Sistem registrasi

... ... 19

5.2.2Kampanye Keselamtan Lalu Lintas ... ... 21

6. Lampiran ... 23 7. Daftar Pustaka ... 25


(12)

Materi

Pembelajaran Lalu Lintas Tingkat SD / MI


(13)

1.BAB I : MATERI KELAS IV ( SEMESTER I )

1.1. KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1.1.1. PENGERTIAN

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering disingkat dengan Polri dalam kaitannya dengan Pemerintahan adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia.

1.1.2. TUGAS POKOK POLRI

Adapun tugas pokok Polri sebagaimana tercantum di dalam Pasal 13 UU RI No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah :


(14)

- Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

- Menegakkan hokum;

- Melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat;

Contoh Lambang Polri dan seragam polri adalah sebagai berikut :

Gambar Polisi Lalu Lintas

Gambar Lambang Polri

Gambar Lambang Lalu


(15)

1.2. STRUKTUR ORGANISASI POLRI TINGKAT POLDA

1.2.1. PENGERTIAN

Dalam kaitannya dengan kehidupan bernegara Polri meruapakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeligharanya keamanan dalam negeri. agar dalam melaksanakan fungsi dan perannya diseluruh wilayah negera Republik Indonesia atau yang dianggap sebagai wilayah negara republik Indonesia tersebut dapat berjalan dengan efektif dan effisien, maka wilayah negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian Negra Republik Indonesia, sebagaimana yang ditentukan dalam Peaturan Pemerintah wilayah kepolisian dibagi secara berjenjang mulai tingkat pusat yang biasa disebut dengan Markas Besar Polri sampai dengan tingkat Desa atau


(16)

Kelurahan yang biasa disebut Pos Polisi sesuai kebutuhan menurut situasi dan kondisi daerahnya.

1.2.2. STRUKTUR ORGANISASI POLRI TINGKAT POLDA

Struktur organisasi Polri dari tingkat desa sampai dengan propinsi adalah sebagai berikut,

- Kepolisian Sub Sektor (Polsubsektor) adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian di wilayah tertentu yang berada di bawah Kapolsek (Pasal 1 angka 26 Perkap 23/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan Sektor) dan dipimpin oleh Kapolsubsektor.

- Kepolisian Sektor (Polsek) adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian di wilayah kecamatan yang berada di bawah Kapolres (Pasal 1 angka 25 Perkap 23/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan Sektor) dan dipimpin oleh Kapolsek.


(17)

- Kepolisian Resor (Polres) adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian di wilayah kabupaten/kota yang berada di bawah Kapolda (Pasal 1 angka 5 Perkap 23/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan Sektor) dan dipimpin oleh Kapolres.

- Kepolisian Daerah (Polda) adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian di wilayah propinsi yang berada di bawah Kapolri (Pasal 1 angka 4 Perkap 23/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan Sektor) dan dipimpin oleh Kapolda.


(18)

1.2.4. FUNGSI TEKNIS POLRI

Susunan organisasi dan tata kerja Polri disesuaikan dengan kepentingan pelaksanaan tugas dan wewenang. Kepolisian Negara Republik Indonesia. dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab fungsi kepolisian Kapolri menetapkan, menyelenggarakan, dan mengendalikan kebijakan teknis kepolisian, antara lain menentukan dan menetapkan:


(19)

 penyelengaraan kegiatan operasional

kepolisian dalam rangka pelaksanaan tugas kepolisian negara Republik Indonesia;

 penyelenggaraan pembinaan

kemampuan Kepolisian Negera Republik Indonesia.

5 ( LIMA ) FUNGSI TEKNIS

Lima Fungsi Teknis dalam Polri terdiri dari : a. LANTAS : bertugas menyelenggarakan

kegiatan lalu lintas yang meliputi Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmaslantas), penegakan hukum di bidang lalu lintas, pengkajian masalah lalu lintas, administrasi Regident pengemudi dan kendaraan bermotor, melaksanakan patroli jalan raya antar wilayah, serta mensosialisasikan Kamseltibcarlantas.

Beberapa contoh kegiatan Satuan Lalu Lintas : Mengadakan penyuluhan, Memberikan masukan tentang kondisi Lalu lintas kepada pemerintah , Menangani Kecelakaan Lalu lintas,


(20)

Melaksanakan Pengawalan dan pengaturan lalu lintas.

b. RESERSE : dengan tugas pokok menyelenggarakan penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana umum, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium forensik lapangan

c. INTEL :

 membina dan menyelenggarakan

kegiatan intelijen dalam bidang keamanan, termasuk persandian dan produk intelijen, pembentukan dan pembinaan jaringan intelijen kepolisian baik sebagai bagian dari kegiatan satuan-satuan atas maupun sebagai bahan masukan penyusunan rencana kegiatan operasional, dan peringatan dini (Early Warning);

 memberikan pelayanan administrasi

dan pengawasan senjata api atau bahan peledak, orang asing, dan kegiatan sosial atau politik


(21)

masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

 mengumpulkan dan mengolah data

serta menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan Ditintelkam. d. SABHARA : bertugas

menyelenggarakan kegiatan Turjawali, bantuan satwa, pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa.

e. BINMAS bertugas menyelenggarakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Polmas, ketertiban masyarakat dan kegiatan koordinasi, pengawasan dan pembinaan terhadap bentuk pengamanan swakarsa, Kepolisian Khusus (Polsus), serta kegiatan kerja sama dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

1.2.5. POLISI LALU LINTAS 1) PENGERTIAN

Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas menyelenggarakan tugas kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli, pendidikan


(22)

masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi atau kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

2) TUGAS POKOK POLISI LALU LINTAS Tugas pokok polisi lalu lintas adalah :

- Pendidikan masyarakat di bidang lalu lintas;

( Melaksanakan penyuluhan tentang pengetahuan ber lalu lintas)

- Penegakan hukum di bidang Lalu lintas;

( Menyelenggarakan penanganan kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas) - Rekayasa lalu lintas;

( Melakukan perubahan arus, Melaksanakan Pengaturan Lalu lintas , Melakukan penyetopan arus)


(23)

- Registrasi dan identifikasi;

( Melaksanakan pengechekan dan pencatatan terhadap kendaraan yang beroperasi di jalan, Penerbitan STNK ( Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan BPKB ( Buku Pemilik Kendaraan Bermotor)

- Manajemen operasional lalu lintas. ( Melaksanakan Pengamanan, Penjagaan , Pengaturan dan Pengawalan Lalu lintas )

2.BAB II : MATERI KELAS IV ( SEMESTER II )

2.1. STRUKTUR ORGANISASI POLRI TINGKAT MABES

2.1.1 PENGERTIAN

Organisasi Polri disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan. Organisasi Polri Tingkat Pusat disebut Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri); sedang organisasi Polri Tingkat Kewilayahan disebut Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda). Unsur pimpinan Mabes Polri adalah


(24)

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia(Kapolri).

Kapolri adalah Pimpinan Polri yang berada dibawah dan bertanggung jawab pada Presiden. Kapolri dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Wakil Kapolri (Wakapolri)


(25)

2.1.3 KOORLANTAS POLRI

Korps Lalu Lintas Polri yang selanjutnya disingkat Korlantas Polri adalah unsur pelaksana tugas pokok Polri bidang keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas pada tingkat Mabes Polri yang berada di bawah Kapolri

2.2. ETIKA BERLALU LINTAS

2.2.1 PENGERTIAN

Etika berlalu lintas adalah tingkah laku para pemakai jalan dalam melaksanakan Undang-undang dan peraturan-peraturan lalu lintas serta norma-norma sopan santun antara sesama pemakai jalan.

Setiap orang yang menggunakan Jalan wajib: a. Berperilaku tertib; dan/atau b. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan Jalan.

2.2.2 CONTOH ETIKA BERLALU LINTAS - Mematuhi aturan lalu lintas - Jenis rambu lalu lintas


(26)

- Mentaati perintah petugas dalam pengaturan lalu lintas

2.2.3 12 GERAKAN LALU LINTAS :

Gerakan 1 Berhenti semua

jurusan

Gerakan 2 Berhenti satu arah

tertentu

Gerakan 3 Pengaturan jalan

dari kanan

pengatur lalu lintas

Gerakan 4

Pengaturan jalan dari kiri pengatur lalu lintas


(27)

Gerakan 5 Berhenti arah

depan

Gerakan 6 Berhenti arah belakang

Gerakan 7 Percepat kanan pengatur lalu lintas

Gerakan 8

Percepat kiri pengatur lalu lintas

Gerakan 9 Berhenti dari

depan dan belakang

Gerakan 10

Pengaturan jalan dari kanan dan kiri

Gerakan 11 Perlambat dari kanan pengatur

lalu lintas

Gerakan 12 Perlambat dari kiri pengatur lalu lintas


(28)

2.3.1 PENGERTIAN

Lalu lintas adalah cermin budaya bangsa, dalam konteks ini yang dipahami kebudayaan sebagai fungsi, dengan demikian perilaku

berlalu lintas merupakan cermin dari apa yang diyakini, nilai – nilai dan pengetahuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat bahkan suatu bangsa.

2.3.2 CONTOH PERILAKU BUDAYA KESELAMATAN BERLALU LINTAS :

 Mengutamakan keselamatan berlalu lintas;  Mengutamakan pejalan kaki;

 Bersepeda tidak membawa beban yang

berat;

 Memeriksa kondisi sepeda;

 Menggunakan kelengkapan keselamatan

bersepeda;

 Memperhatikan kondisi jalan dan

lingkungan;

 Tidak bergurau saat berjalan di trotoar.

2.3.3 TATA CARA BERLALU LINTAS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :


(29)

 Berjalan harus di trotoar;

 Menyeberang harus di jembatan

penyeberangan/zebra cross;

 Bersepeda harus di lajur paling kiri dan

menggunakan helm;

 Naik sepeda motor harus menggunakan

helm pada saat diboncengkan;

 Menggunakan sabuk keselamatan pada saat

naik mobil.

3.BAB III : MATERI KELAS V ( SEMESTER I ) 3.1 KAMSELTIBCARLANTAS

3.1.1PENGERTIAN

Kamseltibcarlantas adalah Keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran Lalu lintas yang artinya :

Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

adalah suatu keadaan terbebasnya setiap orang, barang, dan/atau Kendaraan dari gangguan perbuatan melawan hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas.

Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama


(30)

berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan.

Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

adalah suatu keadaan berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan kewajiban setiap Pengguna Jalan.

Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

adalah suatu keadaan berlalu lintas dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan dan kemacetan di Jalan.

3.1.2PERAN KAMSELTIBCARLANTAS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL.

Bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung


(31)

pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah;

Bahwa perkembangan lingkungan strategis nasional dan internasional menuntut penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan Negara.

3.1.3 LATAR BELAKANG DISUSUNNYA UU NO. 22/2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Terselenggaranya Lalu lintas yang aman, selamat, tertib dan lancar memerlukan sebuah aturan yang dapat menyamakan persepsi seluruh pengguna jalan supaya memiliki pemikiran yang sama dalam menggunakan jalan, sehingga tidak terjadi kesemrawutan jalan yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Oleh karenanya dibentuklah suatu Undang-undang yang mengatur hal tersebut yaitu UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan jalan yang terdiri dari 326 pasal.


(32)

3.1.4 INSTANSI-INSTANSI YANG TERKAIT DI DALAM PENGELOLAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN :

Instansi yang terkait di dalam pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan:

1) Kementerian Pekerjaan Umum

bertanggung jawab terhadap ketersediaan jalan yang berkeselamatan;

2) Kementerian Perhubungan bertanggung jawab terhadap ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung jalan;

3) Kementerian Perindustrian bertanggung jawab sebagai sarana kontrol terhadap produksi kendaraan yang beroperasi di Jalan;

4) Kementerian Riset dan Teknologi

bertanggung jawab dalam pengembangan teknologi yang dapat mendukung terciptanya keselamatan di jalan;

5) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

bertanggung jawab dalam terselenggaranya pendidikan lalu lintas terhadap masyarakat; 6) Kementerian Kesehatan bertanggung

jawab terhadap kesehatan para pengguna jalan;


(33)

7) Kepolisian Negara Republik Indonesia

bertanggung jawab dalam menciptakan Keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran Lalu lintas.

4.BAB IV : MATERI KELAS V /( SEMESTER II ) 4.1 ORGANISASI DALAM SEKOLAH

Dalam tatanan masyarakat kita mengenal sebuah sistem organisasi yang ada dalam masyarakat. Dalam menciptakan kamseltibcarlantas diperlukan adanya kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat.

Contoh organisasi di lingkungan sekolah dalam mendukung terciptanya kamseltibcar lantas :

 Pramuka Saka Bhayangkara;  Patroli Keamanan Sekolah;  Polisi Cilik.


(34)

4.2 ORGANISASI DALAM MASYARAKAT

Pengenalan dan peran organisasi di lingkungan masyarakat dalam menciptakan kamseltibcarlantas :

 Klub otomotif;

 Organisasi Radio Republik Indonesia (ORARI) /

Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI);

 Organisasi Angkutan Daerah (Organda);  Paguyuban Awak Angkutan;

 Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas).

4.3 PENGENALAN PERATURAN LINTAS INSTANSI

Inpres No.4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan adalah contoh dari Peraturan Lintas Instansi

Instansi yang terlibat di dalam program dekade aksi keselamatan jalan

 Bappenas;

 Kementerian Pekerjaan Umum;  Kementerian Perindustrian;  Polri;


(35)

Bentuk-bentuk kerjasama di dalam pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan.

 Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;  Samsat.

5.BAB V : MATERI KELAS VI ( SEMESTER I ) 5.1 PENGENALAN NILAI LUHUR PANCASILA

5.1.1 MENGENAL NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA DI DALAM KEHIDUPAN BERLALU LINTAS.

1) Nilai Ketuhanan; 2) Nilai Kemanusiaan;

3) Nilai Persatuan Indonesia; 4) Nilai Permusyawaratan; 5) Nilai Keadilan Sosial.

5.1.2 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA DI DALAM KEHIDUPAN BERLALU LINTAS.


(36)

 Berdoa sebelum bepergian;

 Menolong korban kecelakaan lalu lintas;  Saling menghormati sesama pengguna

jalan;

 Mematuhi peraturan lalu lintas;

 Membayar pajak kendaraan tepat waktu.

5.1.3 PENERAPAN NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA YANG TERTUANG DALAM SIKAP NYATA YAITU DENGAN CARA :

- Senantiasa mematuhi peraturan lalu lintas; - Menggunakan sabuk keselamatan;

- Mengenal peraturan Lalu Lintas; - Mematuhi rambu dan marka jalan.

5.1.4 PENGENALAN RAMBU DAN MARKA

1)RAMBU LALU LINTAS

Rambu lalu lintas adalah bagian dari perlengkapan jalan yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan sebagai peringatan, perintah dan larangan bagi pengguna jalan raya.

Jenis – jenis Rambu Lalu Lintas terdiri dari :

a. Rambu Peringatan adalah Rambu yang digunakan untuk menyatakan peringatan


(37)

bahaya atau tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan, dengan warna dasar kuning;

Contoh rambu peringatan :

Rambu peringatan Traffic Light

Rambu peringatan tanah mudah longsor

Rambu peringatan tikungan ke kanan

b. Rambu Larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan, dengan warna dasar merah;


(38)

Rambu larangan masuk

Rambu larangan parkir

Rambu larangan berbelok ke kiri

c.Rambu Perintah adalah Rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan, dengan warna dasar biru;

Contoh rambu perintah :

Rambu perintah arah yang diwajibkan (kanan)


(39)

Rambu perintah arah yang diwajibkan (kiri)

Rambu perintah khusus

kendaraan tidak bermotor (becak)

d. Rambu Petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan, dengan warna dasar biru.

Contoh rambu petunjuk:

Rambu petunjuk kota tertentu

Rambu petunjuk berbalik arah


(40)

Rambu petunjuk tempat makan / rest area

2) MARKA

Marka adalah tanda di atas

permukaan jalan dan atau bahu jalan, terdiri dari garis memanjang dan melintang, termasuk simbol, huruf, dan gambar

Jenis – jenis marka adalah :

a. Marka Membujur

- Marka membujur tidak terputus tanda larangan lewat dan tanda tepi jalan;

- Marka membujur terputus-putus berfungsi mengarahkan lalu lintas, peringatan ada marks di depan dan pembatas lajur / jalur jalan;

- Marka membujur berupa garis ganda

terdiri dari kombinasi fungsi garis utuh dan putus – putus.

Contoh marka membujur :

- Marka putus – putus


(41)

- Marka putus – putus dan garis utuh

b. Marka Melintang

- Garis utuh tanda batas berhenti kendaraan terhadap rambu larangan.

- Garis ganda terputus batas berhenti sewaktu mendahulukan kendaraan lain yang diwajibkan oleh rambu larangan, bila tidak dilengkapi rambu larangan maka marka harus didahului.

Contoh marka melintang :

c. Marka Serong

Garis utuh yang berarti daerah dimana marka itu dibuat/dilarang untuk dilintasi kendaraan kecuali kendaraan petugas atau instansi berwenang.

Fungsi Marka Serong:


(42)

- Yang dibatasi dengan rangka garis utuh berarti daerah tidak boleh dimasuki kendaraan;

- Yang dibatasi dengan garis putus – putus digunakakn untuk menyatakan kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut sampai mendapat kepastian selamat.

Contoh marka serong :

terdapat persimpanga

dari dua arus jalan menjadi

biasa di jalan tol, disiapkan


(43)

n dua arah arus jalan dari satu arus jalan. satu arus jalan. area khusus untuk mobil yang bermasalah, di tengahnya kadang disiapkan juga drum berisi air

untuk air radiator

d. Marka Lambang

Bentuk Marka Lambang berupa: panah, segitiga atau tulisan yang dipergunakan untuk mengulangi maksud rambu – rambu lalu lintas atau untuk memberitahu pemakai jalan yang tidak dinyatakan dengan rambu. Fungsi Marka Lambang:

- Menyatakan tempat perhentian bus; - Menyatakan pemisahan arus lalu lintas

sebelum mendekati persimpangan yang tanda lambangnya berbentuk panah;

- Marka garis berbiku – biku kuning artinya dilarang Parkir;

- Marka garis utuh kuning pada bingkai jalan artinya dilarang berhenti / garis putus – putus diluar bingkai jalan.


(44)

Contoh – contoh marka lambang :

Marka Lambang

panah

Marka Lambang sepeda

Marka Tulisan

e. Marka lainnya

- Zebra Cross;


(45)

5.2 SISTEM REGISTRASI

5.2.1 CONTOH SISTEM REGISTRASI

Polri menyelenggarakan sebuah sistem registrasi kendaraan bermotor melalui sebuah sistem penomoran kendaraan melalui Penerbitan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).

 Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)

wajib terpasang pada kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan;

 Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

wajib dibawa pada saat berkendara di jalan;


(46)

 Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)

wajib dimiliki oleh pemilik kendaraan bermotor.

Dalam menciptakan keselamatan berlalu lintas salah satu faktor pendukung yang ada adalah manusia yang berkeselamatan :

a. Manusia yang berkeselamatan dalam berkendara salah satunya ditunjukkan dalam kemahiran mengendarai

kendaraan yang ditunjukkan dengan kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM). b. Surat Izin Mengemudi (SIM) diterbitkan

oleh Polri dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang harus dimiliki

pengendara kendaraan dan melalui serangkaian test yang harus dijalani.


(47)

c. Surat Izin Mengemudi (SIM) sesuai dengan kegunaannya :

 SIM A, berlaku untuk mengemudikan

mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram;

 SIM B1, berlaku untuk mengemudikan

mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram;

 SIM B2, berlaku untuk mengemudikan

Kendaraan alat berat, Kendaraan menarik, atau Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 (seribu) kilogram;

 SIM C, berlaku untuk mengemudikan

Sepeda Motor; dan

 SIM D, berlaku untuk mengemudikan

kendaraan khusus bagi penyandang cacat.


(48)

(Pasal 80 UU. RI 22 Th 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)

Contoh SIM :

5.2.2 KAMPANYE KESELAMATAN LALU LINTAS

Polri dan jajaran dari tingkat pusat sampai ke daerah berupaya mewujudkan tugas dan tanggung jawabnya dalam menciptakan Keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran Lalu lintas melalui penggeloraan pragram-program yang mendukung aksi Menuju Indonesia Tertib, Bersatu, Keselamatan Nomor 1.

Salah satu wujudnya yaitu dengan memberikan pembelajaran kepada anak-anak usia dini tentang keselamatan berlalu lintas melalui Bus Zebra Cendekia.


(49)

(50)

Lampiran

MARKA JALAN

UNTUK MENGARAHKAN ARUS LALU LINTAS

DAN

MEMBATASI DAERAH KEPENTINGAN LALU

LINTAS


(51)

(52)

Daftar Pustaka

1. Undang – undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

2. Undang – undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

3. Undang – Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

4. Undang – Undang Republik Indonesia No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 5. Undang – Undang Republik Indonesia No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6. Instruksi Presiden (Inpres) No 5 tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi

7. Instruksi Presiden (Inpres) No 4 tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan adalah contoh dari peraturan laintas Instansi

8. Perkap 22/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Polda;

9. Perkap 23/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan Sektor)


(53)

10. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

12. Permendiknas RI No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

13. Komisi Pemberantasan Korupsi (2006), Modul pendidikan Anti Korupsi untuk SD kelas VI, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.

14. Komisi Pemberantasan Korupsi (2006), Memahami untuk membasmi : Buku Saku Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta : Komisi Pemberantasan Korupsi

15. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Mata Pelajaran PKn SD Kelas VI

16. Bahan Pengajaran Pendidikan Etika dan Budaya Berlalu Lintas untuk SD


(1)

(Pasal 80 UU. RI 22 Th 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)

Contoh SIM :

5.2.2 KAMPANYE KESELAMATAN LALU LINTAS

Polri dan jajaran dari tingkat pusat sampai ke daerah berupaya mewujudkan tugas dan tanggung jawabnya dalam menciptakan Keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran Lalu lintas melalui penggeloraan pragram-program yang mendukung aksi Menuju Indonesia Tertib, Bersatu, Keselamatan Nomor 1.

Salah satu wujudnya yaitu dengan memberikan pembelajaran kepada anak-anak usia dini tentang keselamatan berlalu lintas melalui Bus Zebra Cendekia.


(2)

(3)

Lampiran

MARKA JALAN

UNTUK MENGARAHKAN ARUS LALU LINTAS

DAN

MEMBATASI DAERAH KEPENTINGAN LALU

LINTAS


(4)

(5)

Daftar Pustaka

1. Undang – undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

2. Undang – undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

3. Undang – Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

4. Undang – Undang Republik Indonesia No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 5. Undang – Undang Republik Indonesia No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6. Instruksi Presiden (Inpres) No 5 tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi

7. Instruksi Presiden (Inpres) No 4 tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan adalah contoh dari peraturan laintas Instansi

8. Perkap 22/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Polda;

9. Perkap 23/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan Sektor)


(6)

10. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

12. Permendiknas RI No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

13. Komisi Pemberantasan Korupsi (2006), Modul pendidikan Anti Korupsi untuk SD kelas VI, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.

14. Komisi Pemberantasan Korupsi (2006), Memahami untuk membasmi : Buku Saku Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta : Komisi Pemberantasan Korupsi

15. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Mata Pelajaran PKn SD Kelas VI

16. Bahan Pengajaran Pendidikan Etika dan Budaya Berlalu Lintas untuk SD