Adanya  fenomena  penting  dalam  perekonomian  dan  bisnis  nasional maupun global seperti perkembangan pasar modal yang sangat pesat, disahkannya
Undang-Undang  Perbankan  dan  Undang-Undang  Dana  Pensiun,  reformasi peraturan perundangan perpajakan Indonesia, timbulnya kasus bank krisis dan isu
kredit  macet,  serta  ditandatanganinya  perjanjian  baru  GATT  maka  IAI menanggapi  dengan  segera  dikembangkannya  PAI  dengan
International Accounting  Standard.
Sejalan  dengan  hal  tersebut,  nama  PAI  kemudian  diganti menjadi  Standar  Akuntansi  Keuangan  SAK  pada  Desember  1994.  Saat  itu,
profesi  akuntan  Indonesia  sudah  memiliki  Kerangka  Dasar  Penyusunan  dan Penyajian  Laporan  Keuangan  dan  35  PSAK  yang  setaraf  standar  akuntansi
internasional. Dalam  perkembangannya,  standar  akuntansi  keuangan  terus  direvisi
secara  berkesinambungan,  baik  berupa  berupa  penyempurnaan  maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan delapan
kali, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007 dan 1 Juli 2009. Revisi terakhir dilakukan 1
Juni 2012.
2.3 Perkembangan  Standar  Akuntansi  Keuangan  untuk  Instrumen
Keuangan di Indonesia
Sebelum mengadopsi
International Accounting Standards
IAS 32 dan 39 2009 dan
International Financial Reporting Standards
IFRS 7 2009, PSAK terkait instrumen keuangan yaitu PSAK 50 1998 dan PSAK 55 1999 mengacu
pada  SFAS  115  tentang
Accounting  for  Certain  Investment  in  Debt  and  Equity
Securities
dan  SFAS  133  tentang
Accounting  for  Derivative  Instrument  and Hedging  Activities
.  PSAK  50  1998  tentang  Akuntansi  Investasi  Efek  Tertentu dan  PSAK  55  1999  tentang  Akuntansi  Derivatif  dan  Aktivitas  Lindung  Nilai
mulai berlaku efektif 1 Januari 1999. Pada  tahun  2006,  IAI  menerbitkan  PSAK  50  revisi  2006  tentang
penyajian dan pengungkapan dan PSAK 55 revisi 2006 tentang pengakuan dan pengukuran sebagai bentuk tanggapan atas perubahan tentang isntrumen keuangan
sehubungan dengan diterbitkannya IAS 2005:
Financial Instrument: Disclosure and  Presentation
dan  IAS  39  2005:
Financial  Instrument:  Recognition  and Measurement
. PSAK 50 dan 55 2006 ini berlaku efektif per 1 Januari 2010. Sehubungan dengan adanya perkembangan instrumen keuangan, maka IAI
menerbitkan PSAK 50 revisi 2010 tentang penyajian untuk menggantikan PSAK 50  revisi  2006  dan  menerbitkan  PSAK  60  2010  yang  membahas  tentang
pengungkapan.  PSAK  50  2010  merupakan  adopsi  dari  IAS  32  2009, sedangkan  PSAK  60  2010  merupakan  adopsi  dari  IFRS  7  dan  berlaku  efektif
pada  1  Januari  2012.  Kemudian  pada  tahun  2011,  dalam  rangka  penyempurnaan adopsi  IAS  39  2009  maka  IAI  menerbitkan  PSAK  55  revisi  2011  untuk
menggantikan  PSAK  55  revisi  2006  dan  berlaku  efektif  pada  tanggal  1  januari 2012.
Pada tahun 2014, IAI kembali melakukan revisi terhadap PSAK instrumen keuangan  sehubungan  dengan  dikeluarkannya  IAS  32  dan  IAS  39  2013  dan
IFRS 7 2013. IAI menerbitkan PSAK 50 revisi 2014 menggantikan PSAK 50 revisi 2010, PSAK 55 revisi 2014 menggantikan  PSAK 55 revisi 2011, dan
PSAK  60  revisi  2014  untuk  menggantikan  PSAK  60  2010.  Ketiga  PSAK  ini berlaku efektif pada 1 Januari 2015. Tahun berlaku efektif 1 Januari 2015 belum
dapat  dijadikan  penelitian  yang  cukup  akurat  karena  sampai  saat  penelitian  ini dilakukan, entitas belum mengeluarkan laporan keuangan tahunan
audited
2015.
2.4 Manajemen Laba