9
2.3.1. Fungsi Pakaian
Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas pakaian menyediakan perlindungan dari terbakar
sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya yang lebih penting.
Pakaian melindungi bagan tubuh yang tidak terlihat. Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, antara lain hujan, panas, angin
dan kondisi cuaca lainnya serta matahari. Pakaian juga mengurangi tingkat resiko selama kegiatan, seperti bekerja atau berolah raga, dan juga dari bahaya lingkungan
seperti serangga, bahan kimia berbahaya, senjata dan kontak dengan zat abrasif.
2.3.2. Jenis dan Bahan Pakaian
Pada awalnya, manusia memanfaatkan kulit pepohonan dan kulit hewan sebagai bahan pakaian. Kemudian dengan perkembangan zaman, memanfaatkan
benang yang dipintal dari kapas, bulu domba serta sutera yang dijadikan kain sebagai bahan dasar pakaian. Kini dikenal berbagai macam bahan pakaian antara lain:
a.Kain Katun Cotton
Kain katun adalah jenis kain rajut knitting yang berbahan dasar serat kapas. Terdapat jenis kain yang mirip dengan kain katun yaitu kain PE. Cara
mudah membedakannya adalah apabila kain katun dibakar maka baunya seperti kertas atau kayu dibakar, akan menjadi abu, dan jalannya api lambat.
Keunggulan: Tidak luntur untuk bahan berwarna
Universitas Sumatera Utara
10
Mudah Ticodak kisut apabila dicuci disablon
Menyerap keringat Tidak berbulu
Kelemahan: Bahan terasa dingin dan sedikit kaku
Mudah kusut Pakaian kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen
Rentan terhadap jamur
Contoh kain berbahan katun dapat dilihat pada Gambar2.1
Gambar 2.1 Jenis Kain Berbahan KatunCotton sumber : www.bahankain.com
b.Katun Kombed Combed Cotton Adalah jenis kain katun yang diproduksi dengan finishing disisir
combed dengan tujuan agar serat-serat kapas halus dapat dipisahkan sehingga kain yang dihasilkan lebih halus dan tidak berbulu serat Benang
lebih halus, hasil rajutan dan penampilan lebih rata. Kain katun kombed
Universitas Sumatera Utara
11
tersedia dalam dua ukuran yaitu 20s dan 30s. Kain jenis ini biasa digunakan untuk bahan kaos distro-distro bandung. Katun Kombed 20s
adalah kain katun kombed yang terbuat dari Benang yang berukuran 20s. Katun Kombed 30s adalah kain katun kombed yang terbuat dari Benang
yang berukuran 30s. Kain katun kombed 20s lebih tebal daripada 30s. Sehingga kain katun 30s lebih lemas daripada kain katun 20s. Contoh kain
berbahan Katun Kombed dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Jenis Kain Katun Kombed Combed Cotton sumber : www.bahankain.com
c. Linen,
Yaitu serat dari sejenis alang-alang. Linen adalah jenis kain yang pertama kali dibuat oleh manusia mulai zaman prasejarah 500-1000SM. Jenis
kain linen cenderung kaku dan tebal dan sering digunakan sebagai kain sprei, serbet, tirai, terpal. Bahan kain ini digunakan pada zaman Mesir Kuno untuk
membungkus mumi karena dianggap sebagai lambang kesucian dan cahaya. Saat ini penggunaan bahan linen sering digantikan dengan jenis kain bahan
katun karena lebih mudah didapatkan. Contoh kain berbahan linen dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Universitas Sumatera Utara
12
Gambar 2.3. Jenis Kain Berbahan Linen sumber : www.fitinline.com
d. Wool
Serat wol berasal dari bulu – bulu binatang seperti domba atau biri –
biri. Serat ini biasa digunakan untuk pembuatan baju hangat karena sifatnya yang dapat menghangatkan karena serat wol memiliki daya kelenturan yang
tinggi. Serat wol dapat merenggang 35 dari panjang asalnya. Penggunan serat wol telah dilakukan sejak jaman perunggu 2500-3000 SM. serat wol
bersisik dan keriting. Wol mengandung protein dan juga belerang. Serat wol banyak digunakan ditempat yang dingin. Serat wol dapat menyerap uap air
dengan baik serta tidak mudah kusut tetapi serat wol mudah terserang ngengat. Contoh kain berbahan wool dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Universitas Sumatera Utara
13
Gambar 2.4. Jenis Kain Berbahan Wool e.
Denim Denim biasa digunakan untuk celana jeans sehingga banyak orang
mengasosiasikan denim adalah jeans, padahal denim adalah jenis kain sedangkan jeans adalah salah satu merk celana yang tenar. Bahan denim
banyak dipakai untuk celana, rok, dan jaket. Sifat denim: - daya serap yang baik
- bahan tebal dan tahan lama Tips:
Semakin gelap warna denim maka semakin mudah mencari padanannya. Denim berwarna gelap terkesan lebih rapi dan formal. Warna usang dapat
diwarnai kembali agar terlihat baru. Contoh kain berbahan Denin dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Universitas Sumatera Utara
14
Gambar 2.5. Jenis Kain Berbahan Denim
Sifat fisik, termal, dan penyerapan tekstil sangat penting dalam menghitung penggunaan energi pengeringan, pemodelan proses pengeringan termal, dan
menentukan kondisi operasi pengering. Sifat fisik dan termal dari beberapa jenis bahan pakaian tekstil diperlihatkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Sifat fisik dan termal fibers
Material Density
gcm
3
Specific Heat
JkgK Thermal
Conductivity WmK
Thermal Diffusivity
cm
2
s
Natural Fiber Cotton
1.52 1250
0.07 0.000368
Cotton bats 0.08
1300 0.06
0.00577 Wool
1.34 1340
- -
Wool bats 0.5
500 0.054
0.00216 Synthetic Fibers
Nylon 6, 66 1.14
1419 0.25
0.001545 Polyethylene
0.97 1855
0.24 0.001334
Polyethylene terephthalate
1.37 1103
0.14 0.000926
Polypropylene 0.93
1789 0.12
0.000721 Polyacrylonitrile
1.18 1286
- -
Others Carbon fiber
1.8 – 2.1
710 05 - 500
0.10 – 3.97
Sumber: From Warner, S.B., inFiber Science, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1995. With permission .
Universitas Sumatera Utara
15
Pada Tabel 2.2 diperlihatkan keseimbangan kandungan air kering moisture regain dan kelembaban relatif untuk proses absorpsi dan desorpsi dari beberapa
bahan pakaian. Kandungan air dari benangkain ialah perbandingan antara berat uap air yang terkandung di dalam benangkain dengan berat benangkainnya sendiri,
dinyatakan dalam persen . Bila berat uap air tadi dibandingkan dengan berat benangkain dalam keadaan kering maka disebut kandungan air kering atau moisture
regain .
2.3.3 Standar perawatan bahan pakaian sesuai label pada pakaian Asosiasi internasional untuk pelabelan petunjuk perawatan tekstil bernama
Ginetex yang merupakan sebuah badan dunia yang mengatur label petunjuk perawatan sejak tahun 1975. Negara-negara anggota Ginetex adalah Belgia, Perancis,
Jerman, Inggris, Belanda, Israel, Austria, Swiss, dan Spanyol. Labelsimbol perawatan yang diatur oleh Ginetex telah menjadi standar Internasional dan standar
Eropa yaitu ISOEN 3758 . Di Indonesia, petunjuk perawatan tekstil diatur dalam SNI 08-0336-2005 dengan judul Label pemeliharaan tekstil dan produk tekstil
menggunakan lambang. SNI ini direvisi oleh SNI ISO 3758:2013 yang menetapkan 5 simbol pokok yang menggambarkan 5 jenis kegiatan yaitu simbol bak cuci, segitiga,
segiempat, setrika, dan lingkaran. Sesuai dengan aturan Ginetex, 5 simbol dasar yang digunakan dalam sistem pelabelan petunjuk perawatan Standar Internasional
diperlihatkan pada Gambar 2.6, Gambar 27, dan Gambar 28.
Universitas Sumatera Utara
16
Pakaian Berbahan cotton 100
Berikut ini label yang terdapat pada pakaian berbahan cotton 100 :
1 2 3 4
Gambar 2.6 Label perawatan pakaian berbahan cotton 100 Dari gambar keempat diatas kita dapat mengetahui simbol perawatan pakaian.
Adapun arti dari gambaar keempat tanda diatas adalah: 1.
Pada gambar pertama artinya adalah pakaian bisa di cuci menggunakan mesin cuci dengan suhu air maksimal 30°C.
2. Pada gambar kedua artinya adalah pakaian tidak boleh diberi pemutih.
3. Pada gambar ketiga artinya adalah pakaian bisa dikeringkan menggunakan
mesin pengering dengan suhu rendah yaitu tidak lebih dari 50 C.
4. Pada gambar keempat artinya adalah pakaian boleh disetrika dengan suhu
sedang medium yaitu suhu setrika maksimum 150 C.
Pakaian Berbahan Polyester 100
Berikut ini label yang terdapat pada pakaian berbahan Polyester 100:
1 2
3 4
5 Gambar 2.7 Label perawatan pakaian berbahan Polyester 100
Dari gambar kelima diatas kita dapat mengetahui simbol perawatan pakaian. Adapun arti dari gambaar keempat tanda diatas adalah :
Universitas Sumatera Utara
17
1. Pada gambar pertama artinya adalah pakaian bisa di cuci menggunakan mesin
cuci dengan suhu air maksimal 40°C. 2.
Pada gambar kedua artinya adalah pakaian tidak boleh diberi pemutih. 3.
Pada gambar ketiga artinya adalah pakaian bisa dikeringkan menggunakan mesin pengering dengan suhu rendah yaitu tidak lebih dari 50
C. 4.
Pada gambar keempat artinya adalah pakaian tidak boleh disetrika dengan suhu sedang medium yaitu suhu setrika maksimum 110
C. 5.
Pada gambar kelima artinya adalah pakaian tidak boleh dicuci kering Do not dry-clean
Pakaian Berbahan Denim 100.
Berikut ini label yang terdapat pada pakaian berbahan Denim 100 :
1 2
3 4
5 Gambar 2.8 Label perawatan pakaian berbahan Denim 100
Dari gambar kelima diatas kita dapat mengetahui simbol perawatan pakaian. Adapun arti dari gambar keempat tanda diatas adalah :
1. Pada gambar pertama artinya adalah pakaian bisa di cuci menggunakan mesin
cuci dengan suhu air maksimal 40°C. 2.
Pada gambar kedua artinya adalah pakaian tidak boleh diberi pemutih. 3.
Pada gambar ketiga artinya adalah pakaian bisa dikeringkan menggunakan mesin pengering dengan suhu rendah yaitu tidak lebih dari 50
C.
Universitas Sumatera Utara
18
4. Pada gambar keempat artinya adalah pakaian boleh disetrika dengan suhu
sedang medium yaitu suhu setrika maksimum 150 C.
5. Pada gambar kelima artinya adalah pakaian dapat di cuci kering profesional
dalam tetrakloro-ethana.
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 2.2. Moisture Regain of Fibers for Moisture Absorption and Desorption at 21˚C
Fiber Relative Humidity
10 20
30 40
50 60
70 80
90 95
Cellulose acetate 0.52
a
0.80 0.872.70 1.674.47
2.735.40 3.536.50
4.277.81 5.718.83
6.6710.59 7.9613.54
9.1214.01 Cotton
1.402.28 2.084.38
3.725.67 4.866.06
5.867.61 6.958.36
7.909.71 9.4511.72
11.0413.90 12.7414.12 Kevlar aramid
0.881.45 1.732.69
1.983.01 2.583.96
3.585.38 3.825.55
4.126.15 4.686.73
5.516.97 5.497.14
Nomex aramid 1.152.66
2.343.88 2.664.48
3.275.01 4.385.68
4.705.76 5.006.03
5.486.27 6.156.75
6.456.80 Nylon 66
0.440.70 0.781.77
1.492.36 2.172.69
2.703.33 2.703.87
3.774.40 4.455.30
5.015.53 5.476.02
Polyethylene terephthalate 0.020.04
0.070.14 0.120.20
0.280.29 0.340.36
0.390.43 0.430.47
0.500.55 0.530.55
0.530.55 Silk
1.143.45 3.256.20
5.207.70 6.769.72
7.9111.71 8.1111.51
10.6712.26 11.9614.85 13.5417.36 15.7420.97 Viscose rayon
2.383.96 4.878.28 7.0310.62 8.7612.42 10.4513.65 12.2014.67 14.3916.13 16.2218.32 18.3620.57 20.6525.00
Wool 2.143.68
3.588.13 6.6710.80 8.2812.60 10.0214.78 12.3916.08 13.6217.71 15.3319.33 17.2620.20 19.3421.09
a
First number is for moisture absorption and second number is for moisture desorption. Sumber: From Fuzek, J.F., Ind. Eng. Chem. Prod. Res. Dev., 24, 140
–144, 1985. With permission .
Universitas Sumatera Utara
20
2.4. Pompa Kalor Heat Pump