Proses Pemasanganperakitan Proses Finishing

73 penyambungan pintu pada rangka utama menggunakan sambungan engsel kupu-kupu pada bagian depan dan engsel jantan-betina pada bagian pintu belakang. 4. Penyambungan kaca pada bagian pintu Proses penyambungan kaca pada pintu menggunakan lem silikon. 5. Penyambungan kaca acrilyc bagian APK. Proses penyambungan kaca acrilyc pada pintu APK menggunakan paku rivet. 6. Penyambungan komponen-komponen alat di dalam lemari pengering penyambungan komponen alat seperti APK, kondensor, kipas kondensor dan evaporator dengan mengngunakan sambungan baut- mur. 7. Penyambungan roda dengan tempat dudukan lemari pengering Proses penyambungan roda dengan tempat dudukan lemari pengering adalah dengan menggunakan las listrik.

4.4.3 Proses Pemasanganperakitan

Dalam proses pemasanganperakitan komponen-komponen pada mesin pengering pakaian sistem pompa kalor dengan APK adalah dengan menggunakan paku rivet dan baut-mur. 1. Pemasangan dinding Dalam proses pemasangan keseluruhan dinding pada alat pengering ini menggunakan paku rivet dengan diameter 5 mm. 2. Pemasangan komponen-komponen di dalam lemari pengering Pemasangan komponen-komponen seperti kondensor, kipas, APK dan juga evaporator dengan menggunakan baut-mur M8. 3. Pemasangan isolator rockwool Pemasangan rockwool pada dinding ruang pengering .

4.4.4 Proses Finishing

Selanjutnya proses finishing yang dilakukan adalah pengecatan rangka utama maupun dudukan lemari pengering, pengecatan ruang evaporator, pengecatan ruang kondensor, pengecatan ruang evaporator, Universitas Sumatera Utara 74 dan pengecatan ruang APK yang telah selesai dibuat seperti pada Gambar 4.13 dan gambar 4.14. Gambar 4.13 Tampak Depan Gambar 4.14 Tampak Belakang Universitas Sumatera Utara 75 Gambar 4.15 Tampak Kanan Gambar 4.16Tampak Kiri Universitas Sumatera Utara 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Berdasarkan dari hasil rancang bangun dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Telah dirancang bangun sebuah alat pengering pakaian sistem pompa kalor dengan APK pelat datar yang dapat dilihat pada gambar 4.3 dan 4.4 dengan dimensi ruang pengering PxLxT 1000 mm x 1000 mm x 1100 mm, ruang evaporator PxLxT 750 mm x 700 mm x 290 mm, ruang Kondensor PxLxT 750 mm x 700 mm x 290 mm, ruang APK PxLxT 770 mm x 770 mm x 420 mm, dan dimensi APK PxLxT 400 mm x 400 mm x 400 mm. 2. Dari hasil perhitungan termodinamika pompa kalor diperoleh nilai Coeffisien of performance COP 5,034, nilai laju aliran massa ṁ ref 0,0092 kgs, nilai kalor yang dikeluarkan kondensor Q K 1,6405 kW, nilai daya kompressor W C 0,325 kW, dan total performansi TP 7,79 kW. 3. Temperatur udara pengeringan untuk kecepatan udara 0,3 ms diperoleh pada ruang pengering T 1 50 o C, keluar ruang pengeringmasuk APK T 2 48,89 o C, keluarAPKmasuk evaporator T 3 26,56 o C, keluar evaporatormasuk APK T 4 16 o C dan keluar APKmasuk kondensor T 5 29,60 o C. Pada kecepatan udara 0,5 ms diperoleh pada ruang pengering T 1 50 o C, keluar ruang pengeringmasuk APK T 2 48,89 o C, keluar APKmasuk evaporator T 3 26,56 o C, keluar evaporatormasuk APK T 4 16 o C dan keluar APKmasuk kondensor T 5 37,84 o C. Pada kecepatan udara 0,7 ms diperoleh pada ruang pengering T 1 50 o C, keluar ruang pengeringmasuk APK T 2 48,98 o C, keluar APKmasuk evaporator T 3 23,53 o C, keluar evaporatormasuk APK T 4 16 o C dan keluar APKmasuk kondensor T 5 41,33 o C. Universitas Sumatera Utara