sebesar 64,98 pada periode 2001-2003, bahkan pada tahun 2004 pertumbuhannya mencapai 80,56 . Dari sisi ekspansi untuk pembiayaan
meningkat sebesar 101,08 dengan pertumbuhan dana yang dihimpun dari pihak ketiga sebesar 85,33.
Berdasarkan perhitungan Bank Indonesia sampai akhir November 2004 rasio antara pembiayaan dan penghimpunan dana financing to deposit
ratioFDR mencapai 104,81 dan ini merupakan angka tertinggi bila dibandingkan dengan semua perbankan syariah di negara-negara lain.
Angka LDR Loan Deposit Ratio mencapai tingkat yang lebih tinggi dibanding perbankan konvensional Indonesia yang mencapai rata-rata
sebesar 48.
2.1.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
Bank umum menerapkan dua cara dalam menjalankan usahanya
dibidang jasa perbankan,yaitu:
a. Bank konvensional, mayoritas bank yang berkembang di Indonesia
merupakan bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlihat dari sejarah bangsa indonesia, dimana asal mula bank
indonesia oleh bangsa Belanda. b.
Bank berdasarkan prinsip syariah, bank yang berdasarkan prinsip syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dana mengenakan atas dasar prinsip Syariah.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Bank Syariah Bank Konvensional
melakukan investasi yang halal saja.
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa.
Profit dan Falah Oriented. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan. Penghimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.
Invetasi halal dan haram. Memakai perangkat bunga.
Profit oriented. Hubungan dengan nasabah bank
hubungan debitur-kreditur. Tidak terdapat dewan sejenis.
Sumber : Antonio 2001:34
Dari perbedaan-perbedaan diatas, hal yang paling mendasar yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah dalam
manajemen keuangan, yaitu konsep bagi hasil yang merupakan sebuah solusi dari system bunga yang selama ini diterapkan pada bank-bank konvensional.
Dengan tegas bank syariah menolak konsep bunga karena menurut Fiqih Islam konsep bunga termasuk riba, sedangkan riba itu hukumnya haram.
2.1.3 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga pada Bank Syariah dan Konvensional
Tidak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa bagi hasil tidak ada bedanya
dengan pemberianpengambilan
bunga sehingga
mereka beranggapan bahwa bank syariah dengan bank konvensional sama saja yang
membedakan hanya istilah saja. Tingkat pemahaman terhadap bank syariah termasuk dalam operasionalnya masil relatif kurang. Menurut Machmud,
Amir. Rukmana:2010:10. Untuk dapat memahami perbedaaan yang sangat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mendasar antara bagi hasil dan tingkat suku bunga terlebih dahulu harus dipahami hal-hal berikut yaitu:
1. Dasar perniagaan adalah untuk mencari keuntungan sehingga setiap pemilik
modal mengharapkan setiap uang yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan.
Hal ini
sesuai dengan
kaidah fikih,
yaitu: pembayaranpembiayaan dibalasa dengan ganjaran. Oleh karena itu, Islam
menggalakkan umatnya untuk berdagang. 2.
Dalam pandangan Islam, uang yang disimpan tanpa digunakan tidak akan bertambah, justru jumlahnya semakin menurun dari tahun ke tahun karena ia
wajib membayar zakat sebanyak 2,5 per tahun hingga sampai di bawa nisab batas minimal jumlah harta yang harus dikeluarkan. Islam mengakui konsep
bunga yang diperoleh seseorang jika menyimpan uangnya di bank dan dianggap sesuatu yang riba, kecuali jika bank itu diberikan kekuasaan untuk
memakai uang tersebut. Lalu jika bank mendapat keuntungan, keuntungan tersebut dibagi dengan orang tersebut berdasarkan persentase keuntungan
yang didapat, bukan persentase uang yang disimpan. Oleh karena itu, jumlah yang diterima dari bank itu dianggap sebagi keuntungan.
3. Islam tidak mengakui bunga dalam pembayaran utang, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW, yaitu setiap utang yang membawa keuntungan material bagi si pemberi utang adalah riba.
4. Tujuan Islam mengaharamkan riba adalah selain karena mengandung unsur
penindasan, riba juga merupakan sistem yang hanya mengutamakan kepentingan individu saja tanpa memerhatikan kepentingan masyarakat,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
padahal islam lebih mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu. Perbedaan sistem bagi hasil dengan sistem bunga dapat juga dilihat
dari tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga
Bagi Hasil Bunga
Penentuan bagi hasil dibuat sewaktu
perjanjian dengan
berdasarkan kepada untungrugi Jumlah nisbah bagi hasil
berdasarkan jumlah keuntungan yang teah dicapai.
Bagi hasil tergantung pada hasil proyek.
Jika proyek
tidak mendapat
keuntungan atau
mengalami kerugian, risikonya ditanggung kedua belah pihak.
Jumlah pemberian
hasil keuntungan meninggkat sesuai
dengan peningkatan keuntungan yang didapat.
Penerimaanpembagian keuntungan adalah halal
Penentuan bunga
dibuat sewaktu
perjanjian tanpa
berdasarkan untungrugi Jumlah
persen bunga
berdasarkan jumlah
uang modal yang ada.
Pembayaran bunga tetap seperti perjanjian
tanpa diambil
pertimbangan apakah proyek yang dilaksanakan pihak kedua
untung atau rugi. Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat walaupun jumlah keuntungan berlipat ganda.
Pengambilanpembayaran bunga adalah haram.
Sumber: Machmud dan Rukmana 2010:10
2.2 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank