jawaban yang seimbang antara setuju dan kurang ataupun tidak setuju namun jawaban responden lebih cenderung menyatakan bahwa bank
syariah lebih sehat dari bank konvensional. 3.
Aspek Historis merupakan bagian dari faktor pendorong masyarakat untuk tidak menabung di bank syariah dikawasan Kabupaten Deli serdang dapat
dilihat dari hasil penelitan yang menunjukkan, responden menyetujui bahwa bank syariah terlambat muncul daripada bank konvensional dan
jaringan nya jauh lebih besar daripada bank syariah. Dan juga masyarakat telah terbiasa dengan sistem bunga dibandingkan sistem bagi hasil yang
relatif masih Baru
5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan bank syariah di
Kabupaten Deli Serdang, diharapkan pihak perbankan meningkatkan dan memperluas jaringan di setiap daerah khususnya di daerah Kabupaten Deli
serdang. Dikarenakan kurang lebih 78,2 masyarakat Kabupaten Deli Serdang adalah kaum Muslimin yang berpotensi meningkatkan
pertumbuhan perbankan syariah di kawasan tersebut 2.
Mengingat bahwa tabungan masyarakat bukan hanya dalam bentuk simpanan masyarakat, tetapi juga investasi. Maka untuk meningkatkan
proporsi tabungan masyarakat diperlukan perhatian lagi bagi pihak perbankan dan juga pihak pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Yaitu
dibutuhkan nya sosialisasi yang lebih besar dari biasa nya, peningkatan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sumber daya manusia di bidang perbankan syariah agar dapat berkompeten dengan bank
– bank konvensional.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Definisi ini menunjukkan bahwa objek aktivitas utama bank adalah masyarakat luas karena
dana yang terhimpun dari masyarakat akhirnya akan disalurkan kepada masyarakat dari masyarakat juga termasuk individu Lubis,2010:5.
Bank umum merupakan salah satu institusi keuangan yang sangat berperan dalam perekonomian setiap negara. Walaupun eksistensinya sangat bergantung
kepada kepercayaan masyarakat, namun saat ini Bank Umum hampir mempengaruhi semua aspek kehidupan. Berbagai jasa dan fasilitas yang
disediakan oleh Bank Umum sangat menentukan kelancaran produksi, distribusi dan konsumsi di tengah masyarakat. Sama hal nya dengan bank umum ada juga
bank syariah yang merupakan satu lembaga intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh aktifitas nya di jalankan berdasarkan
etika dan prinsip-prinsip Islam sehingga bebas dari unsur riba bunga, bebas dari kegiatan spekulatif non produktif seperti perjudian masyir, bebas dari kegiatan
yang meragukan gharar, bebas dari perkara yang tidak sah bathil dan hanya membiayai usaha-usaha yang halal.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
UU No.101998 memuat ketentuan baru mengenai pengelolaan bank berdasarkan hukum Islam, yang disebut dengan prinsip syariah adalah aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan syariah. Jadi pengertian bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
2.1.1 Sejarah Perkembangan Bank Berdasarkan Prinsip Operasi a Bank Konvensional
Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah perbankan pun tidak lepas dari pengaruh
negara yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Pada 1958, pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik
Belanda mulai dengan Nationale Handelsbank NHB selanjutnya pada tahun 1959 yang diubah menjadi Bank Umum Negara BUNEG kemudian
menjadi Bank Bumi Daya selanjutnya pada 1960 secara berturut-turut Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara BDN dan Nederlandsche
Handelsmaatschappij NHM menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN dan kemudian menjadi Bank Expor Impor Indonesia BEII.
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Bank Sentral Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia BI berdasarkan UU
No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23 Tahun 1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang di
nasionalkan pada tahun 1951. Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkskrediet Bank, kemudian dilebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia
BNI Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor impor exim, dipisahkan lagi menjadi:
1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU
No 21 Tahun 1968. 2.
Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi Bank Expor Impor Indonesia.
Bank Negara Indonesia BNI 46 Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah
menjadi Bank Negara Indonesia 46. Bank Dagang Negara BDN
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP No 13 Tahun 1960, namun PP Peraturan Pemerintah ini dicabut dengan
diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada di luar Bank
Negara Indonesia Unit.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Bank Bumi Daya BBD BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handelsbank, kemudian menjadi Nationale Handelsbank,
selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Pembangunan Indonesia Bapindo Bank Pembangunan Daerah BPD
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13 Tahun 1962.
Bank Tabungan Negara BTN BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20
Tahun 1968. Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya BBD, Bank Dagang Negara BDN, Bank Pembangunan Indonesia Bapindo
dan Bank Expor Impor Indonesia Bank Exim. Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.
a Bank Syariah
Di Indonesia perbankan syariah baru muncul pertama pada tahun 1991 dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh
Majelis Ulama IndonesiaMUI dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha muslim.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Bank Muamalat sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90- an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal.
Kamudian, IDB memberikan suntikan dana sehingga pada periode 1999- 2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.
Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang- undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan serta lebih spesifiknya pada Peraturan Pemerintah N0 72 tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Sampai
saat ini, pada tahun 2007, terdapat setidaknya 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah. Sementara bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah
adalah 19 bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia Persero dan Bank Rakyat Indonesia Persero. Sistem syariah
juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 104 BPR Syariah. Hanya saja, aset perbankan syariah periode
Maret 2006 baru tercatat 1,40 persen dari total aset perbankan. Sedangkan untuk pertumbuhan asetnya, sistem perbankan Islam telah mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat sebesar 74 per tahun selama kurun waktu 1998 sampai 2002 nominal dari Rp. 479 milyar pada tahun 1998 menjadi
2.718 milyar pada tahun 2001. Dana pihak ketiga telah meningkat dari Rp. 392 Milyar menjadi
1.806 milyar. Volume usaha mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sebesar 64,98 pada periode 2001-2003, bahkan pada tahun 2004 pertumbuhannya mencapai 80,56 . Dari sisi ekspansi untuk pembiayaan
meningkat sebesar 101,08 dengan pertumbuhan dana yang dihimpun dari pihak ketiga sebesar 85,33.
Berdasarkan perhitungan Bank Indonesia sampai akhir November 2004 rasio antara pembiayaan dan penghimpunan dana financing to deposit
ratioFDR mencapai 104,81 dan ini merupakan angka tertinggi bila dibandingkan dengan semua perbankan syariah di negara-negara lain.
Angka LDR Loan Deposit Ratio mencapai tingkat yang lebih tinggi dibanding perbankan konvensional Indonesia yang mencapai rata-rata
sebesar 48.
2.1.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
Bank umum menerapkan dua cara dalam menjalankan usahanya
dibidang jasa perbankan,yaitu:
a. Bank konvensional, mayoritas bank yang berkembang di Indonesia
merupakan bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlihat dari sejarah bangsa indonesia, dimana asal mula bank
indonesia oleh bangsa Belanda. b.
Bank berdasarkan prinsip syariah, bank yang berdasarkan prinsip syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dana mengenakan atas dasar prinsip Syariah.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Bank Syariah Bank Konvensional
melakukan investasi yang halal saja.
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa.
Profit dan Falah Oriented. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan. Penghimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.
Invetasi halal dan haram. Memakai perangkat bunga.
Profit oriented. Hubungan dengan nasabah bank
hubungan debitur-kreditur. Tidak terdapat dewan sejenis.
Sumber : Antonio 2001:34
Dari perbedaan-perbedaan diatas, hal yang paling mendasar yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah dalam
manajemen keuangan, yaitu konsep bagi hasil yang merupakan sebuah solusi dari system bunga yang selama ini diterapkan pada bank-bank konvensional.
Dengan tegas bank syariah menolak konsep bunga karena menurut Fiqih Islam konsep bunga termasuk riba, sedangkan riba itu hukumnya haram.
2.1.3 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga pada Bank Syariah dan Konvensional
Tidak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa bagi hasil tidak ada bedanya
dengan pemberianpengambilan
bunga sehingga
mereka beranggapan bahwa bank syariah dengan bank konvensional sama saja yang
membedakan hanya istilah saja. Tingkat pemahaman terhadap bank syariah termasuk dalam operasionalnya masil relatif kurang. Menurut Machmud,
Amir. Rukmana:2010:10. Untuk dapat memahami perbedaaan yang sangat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mendasar antara bagi hasil dan tingkat suku bunga terlebih dahulu harus dipahami hal-hal berikut yaitu:
1. Dasar perniagaan adalah untuk mencari keuntungan sehingga setiap pemilik
modal mengharapkan setiap uang yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan.
Hal ini
sesuai dengan
kaidah fikih,
yaitu: pembayaranpembiayaan dibalasa dengan ganjaran. Oleh karena itu, Islam
menggalakkan umatnya untuk berdagang. 2.
Dalam pandangan Islam, uang yang disimpan tanpa digunakan tidak akan bertambah, justru jumlahnya semakin menurun dari tahun ke tahun karena ia
wajib membayar zakat sebanyak 2,5 per tahun hingga sampai di bawa nisab batas minimal jumlah harta yang harus dikeluarkan. Islam mengakui konsep
bunga yang diperoleh seseorang jika menyimpan uangnya di bank dan dianggap sesuatu yang riba, kecuali jika bank itu diberikan kekuasaan untuk
memakai uang tersebut. Lalu jika bank mendapat keuntungan, keuntungan tersebut dibagi dengan orang tersebut berdasarkan persentase keuntungan
yang didapat, bukan persentase uang yang disimpan. Oleh karena itu, jumlah yang diterima dari bank itu dianggap sebagi keuntungan.
3. Islam tidak mengakui bunga dalam pembayaran utang, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW, yaitu setiap utang yang membawa keuntungan material bagi si pemberi utang adalah riba.
4. Tujuan Islam mengaharamkan riba adalah selain karena mengandung unsur
penindasan, riba juga merupakan sistem yang hanya mengutamakan kepentingan individu saja tanpa memerhatikan kepentingan masyarakat,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
padahal islam lebih mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu. Perbedaan sistem bagi hasil dengan sistem bunga dapat juga dilihat
dari tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga
Bagi Hasil Bunga
Penentuan bagi hasil dibuat sewaktu
perjanjian dengan
berdasarkan kepada untungrugi Jumlah nisbah bagi hasil
berdasarkan jumlah keuntungan yang teah dicapai.
Bagi hasil tergantung pada hasil proyek.
Jika proyek
tidak mendapat
keuntungan atau
mengalami kerugian, risikonya ditanggung kedua belah pihak.
Jumlah pemberian
hasil keuntungan meninggkat sesuai
dengan peningkatan keuntungan yang didapat.
Penerimaanpembagian keuntungan adalah halal
Penentuan bunga
dibuat sewaktu
perjanjian tanpa
berdasarkan untungrugi Jumlah
persen bunga
berdasarkan jumlah
uang modal yang ada.
Pembayaran bunga tetap seperti perjanjian
tanpa diambil
pertimbangan apakah proyek yang dilaksanakan pihak kedua
untung atau rugi. Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat walaupun jumlah keuntungan berlipat ganda.
Pengambilanpembayaran bunga adalah haram.
Sumber: Machmud dan Rukmana 2010:10
2.2 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Menurut Kasmir 2002 : 185-186 , salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Unsur-unsur penilaian dalam
analisis CAMEL adalah sebagai berikut : 1.
Capital Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu
Bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR Capital Adequacy
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Rasio yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko ATMR.
2. Assets
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki Bank. Rasio yang diukur ada 2 macam yaitu :
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif b.
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan.
3. Management
Penilaian didasarkan kepada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan manajemen
umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan. 4.
Earning Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yaitu melihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada 2 macam yaitu :
a. Rasio laba terhadap total asset Return on Assets
b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional BOPO.
5. Liquidity Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank
didasarkan kepada 2 macam rasio yaitu :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
a. LDR Loan to Deposit Ratio. Rasio ini digunakan untuk menilai
likuiditas suatu bank. Jumlah kredit yang diberikan adalah kredit yang diberikan bank yang sudah dicairkan. Dana pihak ketiga meliputi
simpanan yang berupa giro, tabungan, dan berbagai jenis deposito. Sedangkan KLBI asalah volume pemberian pinjaman kredit yang
diberikan bank Indonesia kepada pihak yang bersangkutan. Nilai kredit LDR dihitung sebagai berikut:
Untuk rasio LDR sebesar 110 atau lebih, nilai kredit = 0 Untuk rasio LDR dibawah 110, nilai kredit = 100
Selanjutnya, nilai kredit tersebut dikalikan dengan bobot CAMEL untuk LDR 5 sehingga diperoleh nilai CAMEL untuk komponen
LDR. b.
Rasio Net Call Money Net Call Money merupakan selisih antara volume transaksi call money
yang diberikan pleh suatu bank umum kepada bank lain dengan volume transaksi call money yang diterima oleh bank lain.
Menurut Lukman 2009 : 143, tata cara penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3 Penilaian Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode CAMEL
Uraian Yang dinilai
Rasio Nilai
Kredit Bobot
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Capital Kecukupan modal
CAR O
sd 100
25
Asset Kualitas
aktiva produktif
BDR CAD
Max 100 Max 100
25 5
Management Kualitas
manajemen Manajemen modal
Manajemen aktiva Manajemen umum
Manajemen Rentabilitas Manajemen Liquiditas
Total max 100
25
Earning Kemampuan
mengahsilkan laba ROA
BOPO Max 100
Max 100 10
Liquidity Kemampuan
menjamin LDR
NCMCA Max 100
Max 100 10
Sumber : Lukman, 2009:149 CAR
= Capital Adequacy Ratio BDR
= Bad Debt Ratio CAD
= Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan ROA
= Return On Assets BOPO
= Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional LDR
= Loan to Deposit Ratio NCM-CA
= Net Call Money to Current Assets
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.3 Penelitian Terdahulu