Metode Pengukuran nilai perusahaan Tobin’s q

15 yang ada. Pertumbuhan perusahaan bukan hanya sekedar mampu bertahan namun mampu mengembangkan berbagai aset dan potensi perusahaan secara maksimal sehingga nilai perusahaan bias meningkat. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga yang sedia dibayar apabila perusahaan dijual pada saat tersebut. Untuk perusahaan yang sudah go public, maka nilai perusahaan dapat diwakili oleh harga saham. Tujuan dari perusahaan sendiri adalah untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham Gultom dan Shariff 2008 dalam Aditya 2012 Rasio- rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Di dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan Tobin’s q sebagai proxy dari nilai perusahaan.

2.2.3.1 Metode Pengukuran nilai perusahaan Tobin’s q

Pengukuran nilai perusahaan menggunakan rasio tobin’s q. Tobin’s q dikenalkan oleh James Tobin Tobin 1969,1978 dalam Bambang dan Elen 2010. Secara sederhana, tobin’s q adalah pengukuran kinerja dengan membandingkan dua penilaian dari asset yang sama. Berdasarkan pemikiran Tobin, bahwa insentif untuk membuat modal investasi baru adalah tinggi ketika surat berharga saham 16 memberikan keuntungan di masa depan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari biaya investasinya Fiakas, 2005 dalam Bambang dan Elen 2010 Rasio Tobin’s q dalam penelitian ini digunakan sebagai indikator penilaian perusahaan. Tobin’s Q menjadi indikator karena dapat menilai pasar dimana dicerminkan dari harga saham. Dimana kondisi pasar sangat berpotensi mempengaruhi naik turunya nilai Tobin’s Q sebagai pengukur nilai perusahaan, karena kondisi pasar yang baik akan berpotensi meningkatkan harga pasar saham. Penilaian dengan harga saham dianggap memiliki keuntungan antara lain: 1. harga saham secara penuh menunjukkan semua aspek kinerja perusahaan 2. harga saham melaporkan tidak secara objektif, tetapi juga mudah tersedia untuk perusahaan dagang umum 3. harga saham dapat membantu upaya manajer untuk memanipulasi nilai laporan akuntansi 4. harga saham hanya dapat disesuaikan untuk pergerakan umum pasar, inflasi, dan resiko pasar perusahaan 5. harga saham memberikan basis untuk evaluasi pemikiran investor dari dampak keputusan manajer. Lubatkin dan Shrieves dalam Bharadwaj dan Konsynski 1999 Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap investasi incremental. Rumusnya sebagai berikut: 17 ܶ݋ܾ݅݊ ᇱ ݏ ݍ = ெ௏ாା௉ௌା஽ா஻் ்஺ dimana: MVE = market value of all outstanding stock PS = liquidating value of the firm’s outstanding preferred stock DEBT = current liabilities-current assets+book value of inventories + long term debt TA = Firm’s assets Market value of all outstanding share MVE merupakan nilai pasar saham yang diperoleh dari perkalian jumlah saham yang beredar dengan harga saham Outstanding Share Stock Price.Debt merupakan besarnyanilai pasar hutang, dimana nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan: Debt = current liabilities-current assets + book value of inventories+ long term debt Current liabilities = short term Debt + Taxes payble Current asset = cash + Account Receiveble + inventories Long term debt = utang jangka panjang Skor Interpretasi: Tobin’s q 1 Menggambarkan bahwa saham dalam kondisi undervalued berarti:  Manajemen telah gagal dalam mengelola aktiva perusahaan  Potensi pertumbuhan investasi rendah Tobin’s q = 1menggambarkan bahwa saham dalam kondisi average 18  Manajemen berhasil dalam mengelola aktiva perusahaan  Potensi pertumbuhan investasi tinggi. Jika rasio-q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba memberikan nilai lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio-q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik Weston dan Copeland 2008. Jadi rasio-q merupakan ukuran tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Pada penelitian Copeland 2002, Lindenberg dan Ross 1981, menunjukkan bagaimana rasio-q dapat diterapkan pada masing-masing perusahaan. Mereka menemukan bahwa beberapa perusahaan dapat mempertahankan rasio-q yang lebih besar dari satu. Teori ekonomi mengatakan bahwa rasio-q yang lebih besar dari satu akan menarik arus sumberdaya dan kompetisi baru sampai rasio-q mendekati satu. Seringkali sukar untuk menentukan apakah rasio-q yang tinggi mencerminkan superioritas manajemen atau keuntungan dari dimilikinnya hak paten. Pada dasarnya teori Tobin’s q menjelaskan mengenai peranan pasar saham dalam perekonomian. Naiknya nilai q merefleksikan optimisme investor terhadap current dan future profitability of capital. Naiknya nilai q akan menyebabkan naiknya investasi yang selanjutnya mendorong peningkatan permintaan agregat. 19 Dalam penjelasan diatas, maka investor yang mengejar capital gain dapat mengambil keputusan untuk membeli, menahan atau menjual saham yang dimilikinya. Menurut Smithers dan Wright 2007 keunggulan Tobin’s q adalah: a Tobin’s q mencerminkan aset perusahaan secara keseluruhan, b Tobin’s q mencerminkan sentimen pasar, misalnya analisis dilihat dari prospek perusahaan atau spekulasi, c Tobin’s q mencerminkan modal intelektual perusahaan, d Tobin’s q dapat mengatasi masalah dalam memperkirakan tingkat keuntungan atau biaya marjinal. Menurut Smithers dan Wright 2007 kelemahan tobin’s q adalah dapat menyesatkan dalam pengukuran kekuatan pasar karena sulitnya memperkirakan biaya pergantian, pengeluaran untuk iklan dan penelitian serta pengembangan aset tidak berwujud. Tobin’s q didasarkan pada pandangan bahwa nilai pasar modal merupakan nilai keseluruhan modal terpasang dan insentif yang diinvestasikan. Penelitian terbaru tentang kesalahan pengukuran menunjukkan bahwa ukuran q mungkin tidak dihitung dengan benar jika ada “gelembung” pada penilaian pasar modal yang terus menerus dari waktu ke waktu dan yang berhubungan dengan nilai fundamental Fiakas,2005.Walaupun Tobin’s q biasanya berkolerasi dengan investasi dalam studi 20 empiris, peneliti menemukan bahwa hubungan ini kadang-kadang lemah dan sering didominasi oleh pengaruh langsung aliran kas terhadap investasi. Temuan data di Amerika Serikat menunjukkan tentang pentingnya persamaan investasi tobin’s q dapat dihubungkan dengan kegagalan Tobin’s q untuk menangkap semua informasi yang relevan tentang profitabilitas yang diharapkan dari arus kas investasi saat ini Fiakas, 2005. Ekonom di Northwestern University menyimpulkan bahwa tobin’s q relatif terlalu memandang kedepan terhadap keputusan investasi. Tobin’s q memiliki informasi kedepan secara berlebihan dalam memprediksi teknologi dan cara tersebut merupakan alat prediksi yang lebih baik untuk investasi jangka panjang daripada investasi jangka pendek. Dengan perbedaan arus kas yang mencerminkan permintaan dan teknologi saat ini. Jadi investasi jangka pendek lebih baik diprediksi dengan menggunakan aliran kas.

2.3 Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

2.3.1 IT Spending dan nilai perusahaan

Perusahaan harus membuat keputusan yang tepat berhubungan denganinvestasi IT IT Spending. Penempatan dan keputusan yang tepat pada nilai investasi yang benar dapat meningkatkan efisiensi, meningkatkan customer service, meningkatkan kualitas produk, kecepatan, produksi, logistik, dan keputusan pemasaran Santhanam dan Hartono, 2003. Menurut penelitian Ravichandran dan Chalermsak 2005 dalam Muhanna dan Stoel 2010 menemukan bahwa IT spending

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

13 104 77

Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2014)

0 7 1

PENGARUH LEVERAGE, GROWTH, DAN SIZE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013)

3 34 80

PENGARUH IT SPENDING TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK SELURUH ASIA TENGGARA PADA TAHUN 2009-2011.

1 6 16

PENGARUH IT SPENDING TERHADAP KINERJA PERUSAHAANPADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI PENGARUH IT SPENDING TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK SELURUH ASIA TENGGARA PADA TAHUN 2009-2011.

0 5 16

PENDAHULUAN PENGARUH IT SPENDING TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK SELURUH ASIA TENGGARA PADA TAHUN 2009-2011.

0 4 6

PENUTUP PENGARUH IT SPENDING TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK SELURUH ASIA TENGGARA PADA TAHUN 2009-2011.

0 7 19

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2007-2009).

0 1 12

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2009 - 2011.

3 12 59

TESIS S431208012 LINTANG KURNIAWATI

0 0 96