commit to user
xx
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan, dan saran untuk penelitian berikutnya.
B A B I I L A N D A S A N T E O R I D A N T I N J A U A N P U S T A K A
A. Landasan Teori
1.
Teori Agensi
Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami isu corporate governance. Teori agensi menjelaskan
bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih
principal mempekerjakan orang lain agen untuk memberikan suatu
jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agen tersebut Jensen dan Meckling, 1976.
Sebagai pengelola perusahaan, manajer akan lebih banyak
commit to user
xxi mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dibandingkan
pemilik pemegang saham.
Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan
pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung
menimbulkan konflik keagenen diantara principal dan agen. Jensen
dan Meckling 1976, menyatakan bahwa laporan keuangan yang
dibuat dengan
angka-angka akuntansi
diharapkan dapat
meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan.
Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai
pertanggung jawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur
dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja untuk
meningkatkan kesejahteraannya dan serta sebagai dasar pemberian
kompensasi kepada agen.
Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan
pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk 7
commit to user
xxii memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima
return atas dana yang mereka investasikan. Corporate governance
berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa manajer akan
memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer tidak
akan menggelapkan atau menginvestasikan kedalam proyek-proyek
yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana yang telah
ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para
investor mengendalikan para manajer Shleifer dan Vishny, 1997.
Dari beberapa contoh kasus tersebut di atas, maka sangat
relevan bila ditarik suatu pertanyaan tentang bagaimana efektivitas
penerapan corporate governance. Corporate governance merupakan
salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis,
yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan,
dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya.
Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang
commit to user
xxiii memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan
sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja
Darmawati, Khomsiyah dan Rahayu, 2004.
2.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan
kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang
harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja
merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan
pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan
tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa
commit to user
xxiv kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam
anggaran Hakim, 2006.
Menurut Wardani 2008 pengertian kinerja adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program
atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi. Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban
untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas
dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan. Jadi kinerja
keuangan berdasar uraian diatas adalah kemampuan kerja
manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kinerjanya.
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.
Efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Efisiensi diartikan sebagai rasio perbandingan antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh
keluaran yang optimal. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu
commit to user
xxv usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien
dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Hanafi, 2000: 69.
Pengukuran kinerja berasal dari penentuan secara periodik tentang aktivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya Mulyadi, 1997: 419. Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah
informasi keuangan yang dihasilkan sudah dapat bermanfaat untuk memprediksi harga atau return
saham di pasar modal, termasuk kondisi keuangan perusahaan di masa depan, adalah dengan cara melakukan
analisis rasio keuangan. Seperangkat laporan keuangan utama dalam bentuk neraca, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas belum
dapat memberikan manfaat maksimal sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut dalam bentuk analisis rasio keuangan Penman,
1991. Pengukuran kinerja juga merupakan analisis data serta
pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan
mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan
commit to user
xxvi kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum
bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik Munawir, 1995: 85. Ukuran umum yang digunakan para investor dalam menilai kinerja
perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan informasi keuangan perusahaan yang dapat
digunakan untuk memprediksi return saham. Rasio keuangan yang dapat
dipakai untuk memprediksi return saham antara lain Return On Assets
ROA. ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas
operasi perusahaan
dengan tujuan
menghasilkan laba
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio yang
terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada. Semakin besar ROA atau ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat
pengembalian yang semakin besar Ang, 1997.
3.
Pentingnya Kinerja Perusahaan
Menurut Sari 2008, kinerja perusahaan adalah produktivitas perusahaan dalam melakukan kegiatan untuk menghasilkan suatu produk
yang dapat memberikan sebuah nilai terhadap perusahaan. Setiap perusahaan sangat berkepentingan dengan pengukuran prestasi, baik
perusahaan besar, perusahaan kecil, perusahaan swasta maupun
commit to user
xxvii perusahaan Negara. Dalam pelaksanaan pengukuran dan penilaian
terhadap bagian perusahaan, perlu ditetapkan pernyataan yang jelas mengenai tujuan yang hendak dicapai, sehingga dapat melakukannya
dengan benar dan sesuai dengan hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja menjadi sangat penting bagi perusahaan yang
telah go publi c
, karena perusahaan yang telah go publi c
adalah perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat sehingga dituntut untuk selalu
meningkatkan kinerjanya. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan perilaku manusia
dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi. Penilaian kinerja dilakukan bertujuan untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan
dan hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah dan pihak lain yang
berkepentingan. Dengan mendeteksi kinerja keuangan perusahaan, kita dapat mengidentifikasi kondisi perusahaan Sari, 2008.
Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan
tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga kinerja dapat meningkatkan nilai perusahaan.
commit to user
xxviii 4.
Corporate Governance
Good corporate governance GCG menurut Komite Nasional
Kebijakan Governance KNKG adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance
berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim
usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya
GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk
menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah
dalam menegakkan good corpor ate governance
pada umumnya di Indonesia. Saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan good
corporate governance dalam birokrasinya dalam rangka menciptakan
Pemerintah yang bersih dan berwibawa. Corporate governance
didefinisikan oleh IICG Indone sian
institute of Corporate Governance
sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders
yang lain.
Corporate governance
juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.
Menurut YPPMI 2002, Good Corporate Governance adalah
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
commit to user
xxix pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan. Good Corporate
Governance didefinisikan sebagai seperangkat
aturan dan
prinsip-prinsip antara
lain fairness,
transparency, accountability dan responsibility,
yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajemen, perusahaan direksi dan komisaris,
kreditur, karyawan serta stakeholde rs
lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak FCGI, 2001.
Dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk mencapai kinerja bisnis
yang optimal.
Dalam perkembangannya, good corporate governance semakin
penting bagi perusahaan, yakni sebagai alat control manajemen dalam
meningkatkan kinerja perusahaan dan upaya menciptakan perusahaan yang sehat. Good corporate governance
dalam penerapannya akan mengatur hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang
saham dan kelompok-kelompok kepentingan stakeholders yang lain. Dan
commit to user
xxx kemudian, akan dimanifestasikan dalam bentuk kerangka kerja yang
diperlukan untuk menentukan tujuan perusahaan dan cara pencapaian tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan. Dimana sebagian besar
dari perusahaan-perusahaan multinasional tersebut memiliki karakteristik pemisahan fungsi kepemilikan perusahaan dan manajemen pengelolaan
perusahaan Widuri dan Paramita 2008.
Menurut Moeljono 2005, ada 5 karakteristik dari Good Corporate Governance
yaitu sebagai berikut ini.
a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
b. Kemandirian, yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
professional, tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak mana pun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
c. Akuntabilitas, yaitu
kejelasan fungsi,
pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ
sehingga pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif.
d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat. e. Kewajaran, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi
commit to user
xxxi
yang sehat.
Sedangkan tujuan dari good corporate governance adalah
untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan stakeholders. Secara teoritis, pelaksanaan good
corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan,
dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko
yang mungkin dilakukan oleh dewan komisaris dengan keputusan-
keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan umumnya good
corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor
Tjager, et al., 2003.
Pelaksanaan good corporate governance diharapkan dapat
memberikan beberapa manfaat berikut ini FCGI, 2001.
a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah
commit to user
xxxii sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value.
Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
c. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value
dan dividen. Penelitian mengenai
corporate governance menghasilkan
berbagai mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa
tindakan manajemen selaras dengan kepentingan pemegang
saham. Mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua
kelompok: 1 berupa mekanisme internal seperti komposisi dewan
direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi
eksekutif. 2 mekanisme eksternal seperti pengendalian oleh pasar
dan level debt financing Barnhart Rosentein, 1998.
Dalam penelitian
ini praktek
corporate governance
diproksikan dengan komisaris independen, dan kepemilikan
institusional.
a.
Komisaris Independen
commit to user
xxxiii Dewan komisaris bertanggung jawab dan mempunyai
kewenangan untuk mengawasi kebijakan dan kegiatan yang
dilakukan direksi dan manajemen atas pengelolaan sumber daya
perusahaan agar dapat berjalan secara efektif, efisien, dan
ekonomis dalam rangka mencapai tujuan organisasi, serta
memberikan nasihat bilamana diperlukan.
Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan
internal perusahaan,
memiliki peranan
terhadap aktivitas
pengawasan. Vafeas 2000 mengatakan bahwa selain kepemilikan
manajerial, peranan dewan komisaris juga diharapkan dapat
meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen
laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Fungsi
monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh
jumlah atau ukuran dewan komisaris.
commit to user
xxxiv Keberadaan
komisaris
independen diatur dalam ketentuan
Peraturan Pencatatan Efek Bursa Efek Indonesia BEI Nomor I-A
tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di
Bursa yang berlaku sejak tanggal 1 Juli 2000. Perusahaan yang
tercatat di BEI wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya
secara proposional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki
oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah
komisaris independen 30 dari jumlah seluruh anggota komisaris.
Dalam menjalankan tugasnya, dewan komisaris biasanya
mengadakan pertemuan rutin baik itu intenal maupun eksternal
dengan pihak lain. Dewan komisaris harus mengadakan rapat
minimal sebanyak 4 kali dalam setahun. Hal ini bertujuan agar
kelangsungan perusahaan dapat terjaga corporate govenance
guidelines, 2007 dalam Cety dan Suhardjanto, 2009.
commit to user
xxxv Penelitian Beasley 1996 menguji hubungan antara proporsi
dewan komisaris dengan kecurangan pelaporan keuangan. Dengan
membandingkan perusahaan yang melakukan kecurangan dengan
perusahaan yang
tidak melakukan
kecuarangan, mereka
menemukan bahwa perusahaan yang melakukan kecurangan
memiliki persentase dewan komisaris eksternal yang secara
signifikan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak melakukan kecurangan.
b.
Kepemilikan Institusional
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain struktur kepemilikan kepemilikan manajerial dan institusional.
Investor institusional merupakan pemegang saham yang memiliki
pengaruh besar terhadap perusahaan karena kepemilikan
sahamnya yang besar. Dalam hubungannya dengan fungsi monitor,
investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor
commit to user
xxxvi tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual
Fidyati, 2004. Menurut Lee et al., dalam Fidyati, 2004
menyebutkan dua perbedaan pendapat mengenai investor
institusional. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan
bahwa investor institusional adalah pemilik sementara transfer
owner sehingga hanya terfokus pada laba sekarang current
earnings. Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi
keputusan investor institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan
menguntungkan oleh investor, maka investor dapat melikuidasi
sahamnya. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa investor
institusional biasanya memiliki saham dengan jumlah besar,
sehingga jika mereka melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi
nilai saham secara keseluruhan. Untuk menghindari tindakan
likuidasi dari investor, manajer akan melakukan earnings
management.
commit to user
xxxvii Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai
investor yang berpengalaman sophisticated. Menurut pendapat
ini, investor lebih terfokus pada laba masa datang future earnings
yang lebih besar relatif dari laba sekarang. Investor institusional
menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis
investasi dan mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu
mahal perolehannya bagi investor lain. Investor institusional akan
melakukan monitoring secara efektif dan tidak akan mudah
diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.
Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat
kontrol eksternal terhadap perusahaan. Adanya kepemilikan oleh
investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan
yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen perusahaan,
sehingga kinerja perusahaan akan meningkat Rachmawati dan
Triatmoko, 2007.
commit to user
xxxviii Kinerja perusahaan juga dapat meningkat jika institusi
mampu menjadi alat monitoring yang efektif, karena semakin tinggi
kepemilikan institusional maka akan semakin meningkatkan
pengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan. Semakin besar
kepemilikan oleh institusi keuangan maka akan semakin besar
kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk mengawasi
manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih
besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja
perusahaan juga akan meningkat.
Cornet et al., 2006 menyimpulkan bahwa tindakan
pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat
mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya
terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku
opportunistic atau mementingkan diri sendiri.
commit to user
xxxix 5.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga
saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka
semakin tinggi kemakmuran pemegang saham Nurlela dan
Islahuddin, 2008.
Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai
buku perusahaan. Selain itu, nilai pasar bisa menjadi ukuran nilai
perusahaan. Penilaian terhadap perusahaan tidak hanya mengacu
pada nilai nominal.
Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai
perusahaan adalah dengan menggunakan Price Book Value PBV
yang merupakan nilai yang diberikan pasar keuangan kepada
commit to user
xl manajemen
dan organisasi
perusahaan sebagai
sebuah
perusahaan yang terus tumbuh Triatmoko dan Rachmawati, 2007.
6.
Corporate Governance dan Nilai Perusahaan
Dalam perspektif teori agensi, agen yang risk adverse dan
cenderung mementingkan dirinya sendiri akan mengalokasikan
resources berinvestasi dari investasi yang tidak meningkatkan
nilai perusahaan ke alternatif investasi yang lebih menguntungkan.
Permasalahan agensi
akan mengindikasikan
bahwa nilai
perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa
mengendalikan perilaku manajemen agar tidak menghamburkan
resources perusahaan. Corporate Governance merupakan suatu
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
commit to user
xli diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan
kepada para pemegang saham. Dengan demikian, penerapan
Good Corporate Governance dipercaya dapat meningkatkan nilai
perusahaan Herawaty, 2008.
Silveira dan Barros 2006 meneliti pengaruh kualitas CG
terhadap nilai pasar atas 154 perusahaan Brazil yang terdaftar di
bursa efek pada tahun 2002. Mereka membuat suatu governance
index sebagai ukuran atas kualitas CG. Sedangkan ukuran untuk
market value perusahaan adalah dengan menggunakan dua
variabel yaitu Tobin’s Q dan PBV. Temuan yang diperoleh
menunjukkan adanya pengaruh kualitas CG yang positif dan
signifikan terhadap nilai pasar perusahaan.
Black, Jang, and Kim 2005 membuktikan bahwa CG index
secara keseluruhan merupakan hal penting dan menjadi salah satu
faktor penyebab yang dapat menjelaskan nilai pasar bagi
commit to user
xlii perusahaan-perusahaan independen di Korea. Johnson dkk 2000
memberikan bukti bahwa rendahnya kualitas Corporate Governace
dalam suatu negara berdampak negatif pada pasar saham dan nilai
tukar mata uang negara bersangkutan pada masa krisis di Asia.
Klapper dan Love 2002 menemukan adanya hubungan positif
antara Corporate Governance dengan kinerja perusahaan yang
diukur dengan return on asets ROA dan Tobin’s Q.
Penemuan penting lainnya adalah bahwa penerapan
corporate governance di tingkat perusahaan lebih memiliki arti
dalam negara berkembang dibandingkan dalam negara maju. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan
corporate governance yang baik akan memperoleh manfaat yang
lebih besar di negara-negara yang lingkungan hukumnya buruk.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki nilai yang baik jika
kinerja perusahaannya juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin
commit to user
xliii dari harga sahamnya. Jika nilai perusahaan tinggi maka dapat
disimpulkan bahwa nilai perusahaan tersebut juga baik. Tujuan
utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham
Brigham, 1996.
Corporate governance merupakan suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat
memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para
pemegang saham. Dengan demikian penerapan good corporate
governance dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Jensen dan Mecking 1976 menformalisasi hubungan antara nilai
perusahaan dan kepemilikan managerial. Corporate insider
memiliki dorongan untuk menggunakan investasi dan keputusan
keuangan yang bersifat lebih menguntungkan mereka. Penerapan
dari proyek optimal dan konsumsi akan mengurangi nilai
commit to user
xliv perusahaan dan oleh karena itu variasi dari nilai perusahaan
berhubungan langsung dengan kepemilikan saham oleh corporate
insider.
B. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis