DIAGNOSIS PENGOBATAN TINDAKAN MEDIS

xxii

3. DIAGNOSIS

Faktor predisposisi yang dapat mengembangkan sinusitis, antara lain: alergi; masalah struktural seperti deviasi septum atau ostium sinus yang kecil; merokok; polip hidung; membawa gen fibrosis kistik.Beberapa prediksi sudah dikembangkan untuk diagnosa berdasar fisik dan riwayat penyakit, prediktor terbaik yaitu adanya cairan hidung yang kental Simel, 1992. Pemeriksaan yang dilakukan didapat nyeri tekan pada pipi kanan kiri atau dua-duanya, terkadang nyeri tekan di atas hidung. Pemeriksaan lain misalnya: Transiluminasi, Rinoskopi, Sinoskopi, pemeriksaan foto rontgen sinus paranasal foto waters, PA, lateral, pemeriksaan Naso-endoskopi, CT Scan, tentu juga pemeriksaan kultur kuman Erawati, 2001

4. PENGOBATAN

Didapatkan beberapa obat yang dapat melegakan gejala yang menyertai sinusitis, seperti sakit kepala, nyeri maupun kelelahan.Biasanya dapat dikombinasikan antara jenis obat antihistamin bersamaan dengan decongestan atau pelega nyeri.Bila sinusitis tidak membaik pada 48 jam, atau menyebabkan nyeri berarti, dapat diberikan antibiotik Amoxicillin yang paling umum.Flouroquinolone untuk pasien dengan alergi penicillin Samsa, 1992. Antibiotik dosis penuh untuk 10 - 14 hari,obat dekongestan lokal berupa tetes hidung dengan waktu terbatas 5 – 10 hari Erawati, 2001

5. TINDAKAN MEDIS

Penderita dengan sinusitis kronis, diindikasikan untuk mendapatkan pembedahan hidung, atau biasa disebut FESS Functional Endoscopic Sinus xxiii Surgery dimana mengembalikan fungsi normal sinus dengan menghilangkan bagian-bagian baik yang normal maupun patologis yang menyebabkan sumbatan pada sinus Ian, 2007. Pencucian hidung : Apabila dengan pengobatan tidak banyak menolong, maka mungkin pencucian hidung diperlukan. Dilakukan dengan Anestesi lokal, di mana trokar dan kanula dimasukkan melalui meatus inferior dan ditusukkan menembus dinding naso antral dan kemudian di drainase. Setiap pus yang didapatkan dibuat pemeriksaan biakannya. Apabila setelah 2- 3 kali pencucian, infeksi belum sirna, maka mungkin diperlukan tindakan Antrostomi intranasal. Namun perlu diketahui, jarang dibutuhkan terapi pembedahan pada sinusitis akut. Antrostomi yaitu membuat hubungan lubang di bawah pangkal konka inferior, sehingga ada hubungan langsung antara sinus maxilaris dengan cavum nasi supaya pengaliran lendirsekret lebihbaik. Bila pengobatan konservatif tidak berhasil maka dilakukan tindakan radikal berupa: Operasi Cadwell-Luc. Selain itu tindakan operasi dengan menggunakan endosop disebut Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Sejumlah komplikasi sinusitis yang mungkin timbul adalah infeksi tulang Osteomielitis dan abses periostal biasanya pada anak-anak, kelainan Orbita ruangan tempat bola mata, kelainan dalam kepala intrakranial, kelainan paru. Sementara jumlah pencucian sinus tergantung dengan kondisi penyakitnya. Jarak waktu pencucian kurang lebih dua minggu setelah pencucian pertama. Untuk menghindari kambuh, upayakan agar aliran silia mukosa sinus tidak rusak. Bila tidak rusak, kemungkinan kambuh sangat kecil Erawati, 2001. xxiv

6. PEMERIKSAAN SINUS PARANASALIS

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Jumlah Leukosit Dengan Prognostik Stroke Iskemik Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Jumlah Leukosit Dengan Prognostik Stroke Iskemik Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 3 10

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN FREKUENSI KEJANG PADA PASIEN EPILEPSI DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Frekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA MUSIM DENGAN KEJADIAN DERMATITISVENENATA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Musim Dengan Kejadian Dermatitis Venenatadi RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode 2010-2012.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PARTUS PREMATUR DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Partus Prematur di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Stroke Iskemik Dengan Penurunan Fungsi Kognitif Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 0 17

Pasien yang melakukan USG abdomen di Instalasi Radiologi RSUD dr. Moewardi pada bulan Juni 2012.

0 0 4

Hubungan Antara Sinusitis Maksilaris Kronik Terhadap Kualitas Hidup di RSUD DR. Moewardi Surakarta

0 0 60

Continual Improvement Kinerja Instalasi Farmasi Rsud Dr. Moewardi Surakarta

0 1 127

Hubungan antara obesitas dengan asma di RSUD dr. Moewardi Surakarta

0 0 43