BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Dengan
Menggunakan Metode Risk Capital Basic dan Trend Analysis yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada Bab IV, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Cash Ratio, LDR
berpengaruh secara signifikan terhadap Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional di Indonesia dengan hasil perhitungan nilai F sebesar 3,701
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010. 2.
Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR dan LDR berpengaruh signifikan terhadap EVA Asuransi Syariah dan Asurasi
Konvensional di Indonesia..
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang peneliti sampaikan bagi pihak peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih menambah variabel pada
asuransi syariah dan asuransi konvensional.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambah tahun pengamatan
lagi, sehingga hasil yang diperoleh dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan manajemen.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Tinjauan Umum Lembaga Keuangan Non Bank 2.1.1.1Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank
Lembaga keuangan non bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung,
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif.
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No, KEP- 38MKIV1972, Lembaga Keuangan Bukan Bank LKKB adalah semua
lembaga badan yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-
surat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan-perusahaan.
2.1.1.2 Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Non Bank
Lembaga keuangan non bank memiliki jenis-jenis yang berbeda menurut Latumaerissa 2011,antara lain :
1. Pasar Modal Capital Market
Universitas Sumatera Utara
Pasar modal adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal
untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan akhirnya meningkatkan kegiatan perekonomian.
2. Pasar Uang dan Pasar Valas
Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak di mana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang
membutuhkannya, baik secara langsung maupun secara perantara. Sedangkan yang dimaksud dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari
perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjual belikan di dalam pasar uang Pandji Anoraga
dan Piji Pakarti 2001:2. 3.
Sewa Guna Usaha Leasing Surat keputusan bersama mentri-mentri perdagangan, keuangan, dan
perindustrian pada tahun 1974 mendefinisikan usaha leasing sebagai kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal
untuk digunakan oleh suatu perusahaan penyewa selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan
hak pilih bagi perusahaan untuk membeli barang modal yang bersangkutan. 4.
Anjak Piutang Factoring Perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan
dalam bentuk pembelian danatau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam
Universitas Sumatera Utara
dan luar negeri KepMenkeu No. 1251 KMK. 013 1988 tanggal 20 Desember 1998.
5. Modal Ventura
Modal ventura sesuai SK. Menteri Keuangan No. 1251 KMK. 013 1988 adalah suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha investment company untuk jangka waktu tertentu, paling lama 10 tahun.
6. Asuransi
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang menanggung atau mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu KUHD Pasal 246. 7.
Pegadaian Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan lainnya yang sudah lama
beroperasi di Indonesia.Lembaga ini dimaksudkan untuk memberikan pinjaman-pinjaman kepada perorangan.Tujuan lembaga ini adalah mencegah
rakyat kecil yang membutuhkan pinjaman agar tidak terjatuh ketangan pelepas uang yang dalam pemberiaanya memberikan bunga yang sangat
tinggi dan berlipat ganda rentenir. 8.
Dana Pensiun Dana pensiun adalah lembaga badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun Pasal 1 butir 1
Universitas Sumatera Utara
UU.No. 111992. Tujuan pokoknya adalah sebagai jaminan hidup bagi peserta dan keluarganya untuk masa yang akan datang.
2.1.2 Tinjauan Umum Asuransi 2.1.2.1 Pengertian Asuransi
Di Indonesia pengertian asuransi menurut UU No. 1 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut,“Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.Sedangkan menurut KUHD pasal 246,“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan
mana seseorang menanggung atau mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena
suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu.”
Definisi asuransi lainnya dapat ditemukan dalam berbagai literatur yang dikemukakan oleh para pakar.Abbas SalimJulius, 2011:447, asuransi adalah
suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil yang sudah pasti sebagai pengganti kerugian-kerugian yang besar yang belum pasti.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang memiliki peran sangat penting dalam
kehidupan ekonomi dan sebagai salah satu pertimbangan dalam pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa unsur dalam asuransi berdasarkan UU No. 2 tahun
1992, yaitu:
1. Tertanggung : tertanggung atau badan hukum yang memiliki atau
kepentingan atas harta benda. 2.
Penanggung : pihak yang menerima premi asuransi dari tertanggung dan menanggung risiko atas kerugianmusibah yang menimpa harta benda yang
diasuransikan. 3.
Suatu peristiwa accident yang tidak tentu atau pasti tidak diketahui sebelumnya.
4. Kepentingan interest yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa tak tertentu.
2.1.2.2 Jenis-Jenis Usaha Asuransi
Secara garis besar, usaha asuransi terbagi atas 3 kegiatan usaha yang terpisah penyelenggaraannya yaitu kegiatan usaha asuransi kerugian umum,
asuransi jiwa, dan asuransi sosial. 1.
Asuransi kerugianumum general insurance Jenis asuransi yang memberikan jaminan bagi berbagai risiko yang
mengancam harta benda dan berbagai kepentingan. 2.
Asuransi jiwa life insurance
Universitas Sumatera Utara
Jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap kehilangan jiwa seseorang. Fungsi asuransi jiwa secara umum dapat dikelompokkan menjadi
beberapa unsur antar lain: -
Membantu pihak yang kecelakaan. -
Membayar santunan bagi pihak yang tertanggung. -
Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya pejabat kunci perusahaan.
- Menghimpun dana untuk persiapan pensiun; dan
- Menunda atau menghindari pajak pendapatan
3. Asuransi sosial
Sebenarnya sama dengan kedua jenis yang telah disebutkan di atas asuransi kerugian dan asuransi jiwa, tetapi penyelenggaraannya didasarkan pada
peraturan perundangan tersendiri yang bersifat wajib serta di dalamnya terkandung tujuan tertentu dari pemerintah untuk memberikan perlindungan
bagi masyarakat atau sebagian anggota masyarakat.
2.1.3 Asuransi Syariah 2.1.3.1 Pengertian Asuransi Syariah
Asuransi syariahTa’min, Takaful, Tadhamun adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orangpihak melalui
investasi dalam bentuk assets dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad perikatan yang
sesuai syariah Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FISS, 2004:30. Sebagai sebuah asuransi yang didirikan dengan prinsip dan nilai islam,
Universitas Sumatera Utara
maka asuransi syariah memiliki karakteristik atau ciri-ciri antara lain : Janwari, 2005:21
1. Akad yang dilakukan adalah akad takafuli
2. Selain tabungan peserta dibuat pula tabungan dermatabarru’
3. Merealisir prinsip bagi hasil
2.1.3.2 Tujuan Asuransi Syariah
Meminimalisir risiko financial dalam asuransi syariah biasanya berasal dari dua sumber, yaitu tabungan premi yang disetor, dan tabarru’ yang berasal
dari peserta asuransi lainnya. Dilihat dari cara meminimalisir risiko, maka tujuan dari pendirian asuransi syariah, khusus di Indonesia adalah : Janwari, 2005:13
1. menjaga konsistensi pelaksanaan syariah di bidang keuangan, mengandung
pengertian bahwa pendirian asuransi syariah merupakan wujud implementasi dari nilai-nilai syariah yang terkandung dalam Al-Quran dan
Al-Sunnah.
2. Antisipasi terhadap makin meningkatnya kemakmuran bangsa, mengandung
arti bahwa dalam masyarakat bangsa yang telah maju, karakter individualistik lebih menonjol dibandingkan dengan karakter kolektifistik.
3. Turut meningkatkan kemakmuran bangsa dalam hal kesadaran akan
pentingnya berasuransi, khususnya masyarakat islam. 4.
Menumbuhkan kemampuan umat islam di bidang pengelolaan industri asuransi, mengandung arti bahwa adanya kehadiran asuransi syariah
diharapkan bisa menjadi satu peluang bagi umat islam Indonesia dalam
Universitas Sumatera Utara
melibatkan diri sacara langsung untuk mengelola dan mengembangkan industri asuransi yang terlepas dari unsur-unsur yang tidak dibenarkan sara.
2.1.3.3 Fungsi Asuransi Syariah
Seiring dengan adanya tujuan asuransi, maka secara otomatis asuransi syariah memiliki fungsi tersendiri, antara lain : Janwari, 2005:16
1. Fungsi dari segi pelaksana syariat Islam
Asuransi syariah merupakan realisasi dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam syariat islam itu sendiri. Hal ini berarti bahwa prinsip oprasional
yang digunakan asuransi syariah mengacu pada syari’at islam, bukan pada sistem ekonomi kapitalis atau system ekonomi yang selama ini menjadi
dasar pikiran asuransi konvensional. 2.
Fungsi segi pembangunan nasional Kehadiran asuransi syariah memiliki fungsi untuk mensejahterakan dan
menentramkan kehidupan rakyat ketika tertimpa musibah atau bencana. 3.
Fungsi dari segi pengelolaan dan pendayagunaan ekonomi umat Kehadiran asuransi syariah sebagai sebuah lembaga keuangan syariah bisa
lebih mengelola dan mendayagunakan potensi ekonomi umat islam secara maksimal.
2.1.3.4 Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah
Para ulama dan ahli ekonomi islam mengemukakan bahwa asuransi syariah atau asuransi takaful ditegakkan atas tiga prinsip utama, yaitu :
http:www.takafulmulia.com 1.
Saling bertanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
Para peserta asuransi takaful memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk saling membantu dan menolong peserta lain yang mengalami musibah atau
kerugian dengan niat ikhlas, karena memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas adalah ibadah.
2. Saling bekerja sama atau saling membantu
Peserta asuransi takaful yang satu dengan yang lain saling bekerja sama dan saling tolong menolong dalam mengatasi kesulitan yang dialami karena
sebab musibah yang diderita. 3.
Saling melindungi penderitaan satu sama lain Peserta asuransi takaful akan berperan sebagai pelindung bagi peserta lain
yang mengalami gangguan keselamatan berupa musibah yang dideritanya.
2.1.3.5 Produk Asuransi Syariah
Dilihat dari sisi dana, produk asuransi syariah terbagi dalam dua jenis, yaitu : Pertama, produk yang memiliki unsur tabungan, ada yang diperuntukkan
untuk peroranganindividu, ada juga untuk kelompok. Kedua, produk yang tidak memilikiunsur tabungan Khoiril Anwar, 2007:33.
Mekanisme pengelolaan dana yang memiliki unsur tabungan adalah setiap premi yang dibayarkan peserta akan dimasukkan kedalam dua rekening.
1. Rekening tabungan
Rekening milik peserta untuk menampung seluruh tabungan dan hasil keuntungnan yang menjadi hak milik peserta.Rekening tabungan ini dapat
diambil peserta jika perjanjiaan berakhir, peserta mengundurkan diri, atau peserta meninggal dunia.
Universitas Sumatera Utara
2. Rekening khusus
Rekening yang akan menampung seluruh dana tabarru’ iuran kebajikan yang telah diniatkan peserta untuk dana tolong menolong manakala ada
peserta lain yang tertimpa musibah.
2.1.4 Asuransi Konvensional 2.1.4.1 Pengertian Asuransi Konvensional
Menurut kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUH Dagang, asuransi merupakan suatu perjanjian, dengan mana seseorang menanggung atau
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu Pasal 246 KUH Dagang.
Dengan demikin, elemen-elemen dari suatu asuransi adalah sebagai berikut : Munir Fuady, 2008:249
1. Adanya pihak tertanggung.
2. Adanya pihak penanggung.
3. Adanya kontrak asuransi.
4. Adanya kerugian.
5. Adanya peristiwa tertentu yang akan memungkinkan akan terjadi.
6. Adanya uang premi yang dibayar oleh penaggung kepada tertanggung.
Di Indonesia pengertian asuransi menurut UU No. 1 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut, “Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri
Universitas Sumatera Utara
kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.
2.1.4.2 Tujuan Asuransi Konvensional
Pada asuransi konvensional tujuannya adalah transfer of risk memindahkan risiko, inilah hakekat tujuan utama orang berasuransi.Abbas
Salim mengatakan bahwa tujuan asuransi konvensional adalah transfer of risk pemindahan risiko individu kepada perusahaan asuransi.Karena itu, tujuan
pertanggungan terutama untuk mengurangi risiko-risiko yang kita temu pada masyarakat Muhammad Syakir Sula, 2004:304.
Dalam pandangan ekonomi, asuransi suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan atau transfer of risk dan mengkombinasikan
ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan financial. Jadi, berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkenaan dengan pemindahan dan
mengkombinasikan risiko.
2.1.4.3 Manfaat Asuransi Konvensional
Kebutuhan asuransi semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari baik perorangan, maupun dunia usaha. Maka asuransi mempunyai banyak
manfaat, antara lain : Darmawati, 2000:4
Universitas Sumatera Utara
1. Asuransi melindungi risiko investasi
Kemampuan untuk menanggung risiko merupakan unsur fundamental dalam perekonomian bebas.Bilamana suatu perusahaan berusaha untuk
memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran risiko dan ketidakpastian tidak dapat dihindari.
2. Asuransi sebagai sumber dana investasi
Pembangunan ekonomi memerluka dukungan investasi dalam jumlah memadai yang pelaksanaannya berdasarkan kemampuan sendiri.
Perusahaan-perusahaan asuransi mampu menghimpun dana dalam bentuk premi asuransi dalam jumlah yang tidak kecil. Penginvestasian kembali
dana tersebut nerupakan sumber modal yang sangat berarti dalam mempercepat laju perkembangan ekonomi.
3. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit
Kreditor lebih percaya pada perusahaan yang risiko kegiatan usahanya diasuransikan. Pemberi kredit tidak hanya tertarik dengan keadaan
perusahaan serta kekayaan yang ada pada saat ini, tetapi juga sejauh mana perusahaan tersebut telah melindungi diri dari kejadian-kejadian yang tidak
terduga di masa depan.
4. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran
Perusahaan asuransi tidak kuasa mencegah terjadinya kerugian-kerugian yang tidak terduga.Fungsi utama asuransi adalah mengurangi kekhawatiran
akibat ketidakpastian.Jadi, perusahaan asuransi tidaklah mengurangi ketidakpastian terjadinya penyimpangan yang tidak diharapkan.
5. Asuransi mengurangi biaya modal
Dalam rangka menarik modal ke dalam perusahaan-perusahaan yang menanggung biaya besar, maka return atas modal yang telah diinvestasikan
harus cukup besar. Tingkat risiko dan pengembalian modal berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.
6. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan
Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti penting dari asuransi sebagai salah satu yang menciptakan goodwill jasa baik antar kelompok
pimpinan dan karyawan. Perusahaan-perusahaan telah menyediakan polis secara berkelompok untuk para karyawan tertentu dengan cara perusahaan
membayar keseluruhan atau sebagian dari premi yang telah ditetapkan.
7. Asuransi dapat meratakan kemiskinan
Dalam dunia usaha yang penuh dengan persaingan, kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh kemungkinan bahaya di masa depan tidak dapat
diperhitungkan sebagai salah satu komponen harga pokok barang yang dijual. Dengan berusaha menentukan biaya-biaya “kebetulan” yang
mungkin dialami pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak perusahaan akan mempertimbangkan atau memperhitungklan biaya
tersebut sebagai salah satu elemen dari total biaya untuk produksi yang akan dijual.
8. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional
Dunia asuransi dewasa ini sudah banyak bergerak di bidang usaha yang bersifat teknis, lebih-lebih dengan adanya perkembangan pesat dalam
Universitas Sumatera Utara
bidang teknologi.Usaha-usaha untuk memberikan bantuan teknis baimk kepada individu maupun perusahaan-perusahaan itu agar perusahaan-
perusahaan tersebut dapat melakukan operasinya dengan baik.
9. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian
Dewasa ini perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi diri dari
bahaya yang dapat menimbulkan kerugian.Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha menyadari perlindungan kerjasama
dengan perusahaan asuransi dapat menghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian.
2.1.5 Perbedaan antara Asuransi Syariah dan Konvensional
Perusahaan asuransi secara umum ada dua, yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.Namun, terdapat perbedaan diantara asuransi syariah dan
asuransi konvensional. Perbedaan tersebut antara lain:
Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
No Keterangan Asuransi Syariah
Asuransi Konvensional
1 Pengawas
Adanya dewan pengawas syariah. Fungsinya
mengawasi produk yang dipasarkan dan investasi
dana. Tidak ada
2 Akad
Tolong menolong Jual beli
3 Investasi
Dana Investasi dana berdasarkan
syariah dengan sistem bagi hasil mudharabah
Investasi dana berdasarkan bunga
4 Kepemilikan
Dana Dana yang terkumpil dari
nasabah premi Dana yang terkumpul
dari nasabah premi
Universitas Sumatera Utara
merupakan milik peserta. Perusahaan hanya sebagai
pemegang amanah untuk mengelola
menjadi milik perusahaan sehinggaperusahaan
bebasuntuk menginvestasikannya.
5 Pembayaran
Klaim Dari rekening tabarru’
dana kebajikan seluruh peserta yang sejak awal
sudah diikhlaskan oleh peserta untuk keperluan
tolong menolong bila terjadi musibah.
Dari rekening dana perusahaan.
6 Keuntungan
Profit Dibagi antara perusahaan
dengan peserta sesuai dengan prinsip bagi hasil
mudharabah. Seluruhnya menjadi
milik perusahaan.
Sumber : Dewi, 2007:152
2.1.6 Laporan Keuangan 2.1.6.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada perusahaan merupakan output atau hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan
hasil operasi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi sangat berguna untuk mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Munawir 2004:2 mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut, “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”
Selanjutnya menurut Harahap 2002:7 mengemukakan bahwa, “Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi
yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator
kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.”
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 IAI:2004:04 mengemukakan bahwa, “Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang
disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosial atau organisasi bisnis yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.”
Dari beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan informasi kondisi keuangan pada periode tertentu yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang diguanakan untuk melihat kinerja suatu
perusahaan dan untuk mengambil keputusan.
2.1.6.2 Tujuan Laporan Keuangan
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian informasi perusahaan, laporan keuangn pada Fahmi 2011:5 disebutkan bahwa, “Tujuan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter”.
Dari defenisi di atas tujuan laporan keuangan adalah untukmemberikan informasai kepada pemakai laporan keuangan dan digunakan untuk mengambil
keputusan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.3 Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan
Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik bagi pihak internal maupun bagi pihak external
perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut, yaitu : Dermawan dan
Djahotman, 2013:9 1. Pemilik atau pemegang saham Stock holder
Mereka sangat berkepentingan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah di
tetapkan sebelumnya. Artinya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan labakeuntungan untuk meningkatkan
kemakmuran pemilikpemegang saham. 2. Manajemen Management
Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang
ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada teguran bahkan peumutusan hubungan kerja.
3. Kreditor Creditor Apakah dana yang dipinjamkan perusahaannya serta konsekuensinya bunga
dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan. 4. Pemerintah Government
Universitas Sumatera Utara
Apakah perusahaan jujur melaporkan laporan keuangan sesungguhnya, sudah barangtentu berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada
pemerintahNegara secara adil dan jujur.
2.1.7 Kinerja Perusahaan 2.1.7.1 Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi suatu perusahaan dilihat dari laporan keuangan dengan menggunakan analisis keuangan,
sehingga dapat kita mengetahui baik buruknya kinerja perusahaan.Hal ini sangat penting agar sumber daya yang digunakan secara optimal.
MenurutMunawir2007:30yang dimaksuddengankinerja keuangan perusahaan
adalah pengukuran prestasiyangdicapaioleh perusahaanyangmencerminkankondisi kesehatandarisuatuperusahaan padakurun
waktu tertentu.Pengukuran prestasipadaumumnyadidasarkan
atas labayangdihasilkandibandingkandenganinvestasiyangditanam dalamperusahaan.
Tujuan daripengukuran kinerjakeuangan perusahaan, yaitu untuk mengevaluasiperubahanatasdasarsumberdayayang dimilikiperusahaan
apakahmenunjukankenaikan,statis ataupenurunankemudiandengan
informasimengenaiperubahan-perubahan tersebut.
2.1.7.2 Pengukuran Kinerja Perusahaan
Pengukuran kinerja keuangan merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan
perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
melihat apakah mereka akan tetap menahankan investasi mereka diperusahaan tersebut atau mencari alternative lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk
memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik Munawir,
1995:85. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing measurement“
pengukuran kinerja adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan
demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan
yang telah dilaksanakan pada periode waktutertentu Hanafi,2003: 69.
2.1.8 Risk Based Capital
Risk Based Capital adalah salah satu metode pengukuran Batas Tingkat Solvabilitas yang disyaratkan dalam undang-undang dalam mengukur tingkat
kesehatan keuangan sebuah perusahaan asuransi untuk memastikan pemenuhan kewajiban Asuransi dan Reasuransi dengan mengetahui besarnya kebutuhan
modal perusahaan sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan dalam mengelola kekayaan dan kewajibannya.
2.1.8.1 Tujuan Risk Based Capital
Tujuan dari Risk Based Capital adalah untuk : 1. Mengetahui besarnya kebutuhan modal perusahaan sesuai dengan tingkat risiko
yang dihadapi perusahaan dalam mengelola kekayaan dan kewajibannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengukur tingkat kesehatan keuangan. 3. Mengurangi biaya insolvency
4. Menentukan faktor risiko yang proporsional terhadap risiko insolvency. 5. Membantu regulator pemerintah dalam mengukur nilai aktual dari ekuiti.
6. Mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang.
2.1.8.2 Metode Perhitungan Risk Based Capital
Metode perhitungan Risk Based Capital sebagaimana diatur dalam SK DJLK No. 5314LK1999 didasari pada 4 komponen yaitu :
1. Schedule A – Asset Default
Digunakan untuk menghitung besarnya danamodal yang harus tersedia dalam rangka mengantisipasi terjadinya risiko penurunan nilai kekayaan dan atau
kehilangan pendapatan yang berasal dari kekayaan tersebut.
Cara perhitungan :
Kekayaan yang diperkenankan Admitted Asset X faktor yang diasumsikanSemakin besar faktor yang dikenakan terhadap suatu jenis kekayaan
maka semakin tinggi pula faktor risiko yang diasumsikan.
2. Schedule B – Currency Mismatch
Digunakan untuk menghitung besarnya danamodal yang tersedia dalam rangka mengantisipasi terjadinya risiko fluktuasi dalam setiap jenis mata uang
yang dapat menyebabkan meningkatnya jumlah kewajiban yang harus ditanggung perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Schedule ini dihitung hanya apabila perusahaan memiliki kekayaan yang diperkenankan dan atau kewajiban dalam mata uang asing selain kekayaan dan
kewajiban dalam mata uang rupiah.
Cara perhitungan :
Jumlah kewajiban ———————————————
Jumlah Kekayaan yang diperkenankan Admitted Asset
Catatan :
Untuk setiap masing-masing mata uang. Jika perusahaan memiliki jumlah kewajiban adalam suatu mata uang lebih besar
dari kekayaan yang dimilikinya, maka untuk setiap selisih kewajiban atas kekayaan dikenakan faktor sebesar 0.5.
Kelebihan kekayaan dalam mata uang rupiah tidak diperhitungkan dalam penentuan besarnya dana yang harus ada.
Contoh : - Admitted asset : Rp. 1,000
- Liability : Rp. 1,500 - Maka perhitungannya adalah sbb :
1,500 – 1,000 x 0.5 = 250
3. Schedule C – Claim experience worse than expected
Digunakan untuk menghitung besarnya danamodal yang harus tersedia dalam rangka mengantisipasi terjadinya risiko bahwa jumlah klaim yang telah
diperkirakan ternyata lebih kecil dari pada jumlah klaim yang sesungguhnya
Universitas Sumatera Utara
terjadi.
Cara perhitungan schedule ini terbagi dalam 4 Bagian yaitu :
Asuransi Kecelakaan Diri Nilai Pertanggungan Retensi Sendiri X faktor yang diasumsikan
Asuransi Kesehatan Dalam asuransi kesehatan, tertanggung dimungkinkan untuk mengajukan klaim
lebih dari satu kali selama satu periode kontrak selama sisa jumlah uang pertanggungannya masih ada.
Cara perhitungan :
Klaim-klaim baru Diasumsikan untuk pertanggungan yang belum pernah diajukan klaimnya
dicadangkan suatu dana yang besarnya didasarkan kepada jumlah pendapatan premi netto yang berasal dari pertanggungan tersebut.
Klaim-klaim lanjutan Diasumsikan bahwa untuk pertanggungan yang sudah pernah diajukan klaimnya
dicadangkan suatu dana yang besarnya didasarkan pada jumlah cadangan yang berasal dari pertanggungan tersebut.
Klaim-klaim masa lalu Pendapatan premi netto x faktor risiko yang ditetapkan + proyeksi claim
Klaim-klaim masa depan Cadangan klaim x faktor risiko yang ditetapkan untuk masing-masing risiko.
Cara perhitungan terdiri dari 2 :
Universitas Sumatera Utara
1. Cadangan klaim yang berasal dari klaim dalam proses yang dibentuk perusahaan untuk masing-masing cabang asuransi.
2. Cadangan klaim yang berasal dari IBNR incured but not reported yang dibentuk perusahaan untuk masing-masing cabang asuransi.
4. Schedule D – Reinsurance Risk.
Digunakan untuk menghitung danamodal yang harus tersedia untuk mengantisipasi terjadinya risiko reasuransi menghadapi kesulitan keunagan
sehingga tidak dapat membayar klaim yang menjadi kewajibannya. Berdasarkan K DJLK dikenakan biaya penalti untuk schedule ini hanya untuk
penempatan reasuransi pada reasuradur luar negeri dengan peringkat dibawah BBB.
TAHAP PENYESUAIAN
- Triwulan pertama 2000, 5 dari batas tingkat solvabilitas minimum. - Sejak akhir tahun 2000, 15 dari batas tingkat solvabilitas minimum.
- Sejak akhir tahun 2001, 40 dari batas tingkat solvabilitas minimum. - Sejak akhir tahun 2003, 75 dari batas tingkat solvabilitas minimum.
- Sejak akhir tahun 2004, 120 dari batas tingkat solvabilitas minimum.
2.1.9 Trend Analysis 2.1.9.1 Pengertian Trend Analysis
Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk
melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi
Universitas Sumatera Utara
data yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar
fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time series yang paling
menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan.
Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika data yang
dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan semakin jelek.
2.2 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Nicodemus Simu dan Andri Yulistianto 2013 yang berjudul “Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional dengan
Perusahaan Asuransi Jiwa Patungan”.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwakinerjakeuanganperusahaanasuransijiwa nasionalsecara
rata- rataberadadi
bawahkinerjaperusahaanasuransipatungan.Olehkarenaitu, diperlukanupaya
yang lebihseriusdariperusahaanasuransijiwanasionaluntukmengejar
ketertinggalannya. 2. Lia Utami Nawang 2008 yang berjudul “Analisis PerbandinganKinerja
KeuanganPerusahaanAsuransiJiwaSyariahdan Konvensional Berdasarkan Metode RBC”.Hasil dari penelitian ini bahwa
TidakadaperbedaanmendasardalamperhitungankinerjakeuanganantaraPT. Asuransi Takaful Keluarga dengan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia
bila dilihat dari perhitungan tingkat solvabilitas karena sama- samamenggunakan
metodeRBCdanrasioselainBTSM.Hanyasajauntukasuransijiwasyariah,PT
Universitas Sumatera Utara
ATKtidakmengalokasikandanauntukReinsuranceRisk ketidakmampuan
membayar klaim karena akan diambil daritabarru’. 3. Muhammad Syafii Antonio, Mohammad Mahbubi Ali, dan Nashr Akbar
2011 yang berjudul “ Analisis Perbandingan Efisiensi Takaful dan Asuransi Konventional di Malaysia”. Hasil dari penelitian ini Penelitian ini
membandingkan efisiensi perusahaan asuransi takaful dan konvensional di Malaysia periode 2009-2011. Data input-output dianalisis untuk mengukur
dan membandingkan tingkat efisiensi asuransi takaful dan konvensional menggunakan DEA Data Envelopment Analysis, yang diukur dengan input
pendekatan efisiensi biaya. Studi ini menyimpulkan bahwa efisiensi biaya keseluruhan perusahaan asuransi konvensional di Malaysia adalah lebih baik
dari perusahaan takaful di takaful 2011 memiliki tingkat efisiensi biaya yang lebih baik secara keseluruhan pada tahun 2010 dan 2009.
4. Hafiza Tahira 2014 yang berjudul “Perbandingan Kinerja Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional di Pakistan”.Hasil dari penelitian ini
adalah bahwa perusahaan asuransi syariah melakukan dengan baik. Likuiditas rasio, risiko dan solvabilitas rasio dan rasio kecukupan modal memberikan
hasil yang signifikan dari nilai p dan hasil profitabilitas tidak significant.This studi akan membantu investor, pelanggan dan lembaga dalam membuat
keputusan tentang pilihan perusahaan asuransi. Aspek lain dari makalah penelitian ini juga membahas perbedaan antara syariah dan konvensional
perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi syariah menghemat diri dari bencana dengan tidak menggunakan Riba.
5. Hussein A. Abdou , Khurshid Ali , Roger J. Lister 2014 yang berjudul “Sebuah Studi Perbandingan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional:
bukti empiris dari pasar Malaysia”. Hasil dari penelitian ini adalah Menurut statistik deskriptif, asuransi konvensional tampil lebih baik dari operator
asuransi syariah dalam hal kinerja keuangan dan efisiensi manajerial, terlihat dari signifikansi statistik dari ROA dan ROE dari asuransi
konvensional.Selain itu, hasil menunjukkan bahwa asuransi konvensional mempertahankan basis modal yang relatif lebih tinggi dari operator asuransi
syariah, yang bisa mendapatkan keuntungan asuransi konvensional yang memungkinkan mereka lebih baik untuk mengekang potensi kontingensi
modal dari Takaful operator.
Table 2.2 Peneliti Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Peneliti Variabel Peneliti Hasil Penelitian 1
Nicodemus Simu dan
Andri Analisisn
Komparasi Kinerja
Rasio Profitabilitas
dan Rasio Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwakinerjakeuanganper
Universitas Sumatera Utara
Yulistianto 2013
Keuangan Perusahaan
Asuransi Jiwa
Nasional dengan
Perusahaan Asuransi
Jiwa Patungan
Solvabilitas usahaanasuransijiwa
nasionalsecara rata-
rataberadadibawahkinerja perusahaanasuransipatung
an
2 Lia Utami
Nawang 2008
Analisis Perbandingan
Kinerja KeuanganPer
usahaanAsur ansiJiwaSyari
ahdan Konvensional
Berdasarkan Metode RBC
Metode RBC Risk
BasedCapital Hasil dari penelitian ini
bahwa Tidakadaperbedaanmenda
sardalamperhitungankinerj akeuanganantaraPT.
Asuransi Takaful Keluarga dengan PT.
Asuransi Allianz Life Indonesia bila dilihat dari
perhitungan tingkat solvabilitas karena sama-
samamenggunakan metodeRBCdanrasioselain
BTSM.Hanyasajauntukasu ransijiwasyariah,PT
ATKtidakmengalokasikan danauntukReinsuranceRis
k
ketidakmampuan membayar klaim karena
akan diambil daritabarru’. 3
Muhamma d Syafii
Antonio, Mohamma
d Mahbubi Ali, dan
Nashr Akbar
2011 Analisis
Perbandingan Efisiensi
Takaful dan Asuransi
Konventional di Malaysia
Metode DEA Data
Envelopment Analysis
Data input-output dianalisis untuk mengukur
dan membandingkan
tingkat efisiensi asuransi takaful dan konvensional
menggunakan DEA, yang diukur dengan input
pendekatan efisiensi biaya. Studi ini
menyimpulkan bahwa efisiensi biaya
keseluruhan perusahaan asuransi konvensional di
Malaysia adalah lebih baik dari perusahaan takaful di
takaful 2011 memiliki
Universitas Sumatera Utara
tingkat efisiensi biaya yang lebih baik secara
keseluruhan pada tahun 2010 dan 2009.
4 Hafiza
Tahira dan ZeeshanAr
shad 2014
Perbandingan Kinerja
Perusahaan Asuransi
Syariah dan Konvensional
di Pakistan Profitability
Ratios, LiquidityRatios,
Risk and Solvency Ratios,
dan CapitalAdequac
yRatios Hasil dari penelitian ini
adalah bahwa perusahaan asuransi syariah
melakukan dengan baik. Likuiditas rasio, risiko dan
solvabilitas rasio dan rasio kecukupan modal
memberikan hasil yang signifikan dari nilai p dan
hasil profitabilitas tidak significant.This studi akan
membantu investor, pelanggan dan lembaga
dalam membuat keputusan tentang pilihan perusahaan
asuransi
5. Hussein A.
Abdou , Khurshid
Ali , Roger J. Lister
2014 Sebuah Studi
Perbandingan Asuransi
Syariah dan Asuransi
Konvensional : bukti
empiris dari pasar
Malaysia Profitability
Ratios dan
Solvency Ratios, Hasil dari penelitian ini
adalah Menurut statistik deskriptif, konvensional
asuransi tampil lebih baik dari operator asuransi
syariah dalam hal kinerja keuangan dan efisiensi
manajerial, sebagai terlihat dari signifikansi
statistik dari ROA dan ROE rasio dari asuransi
konvensional. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa
asuransi konvensional mempertahankan basis
modal yang relatif lebih tinggi dari operator
asuransi syariah, yang bisa mendapatkan keuntungan
asuransi konvensional yang memungkinkan
mereka lebih baik untuk mengekang potensi
kontingensi modal dari Takaful operator.
Sumber: jurnal dan penelitian yang diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jurnal dan penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan asueransi syariah dan asuransi konvensional relatif sama dan
dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio.
2.3 Kerangka Konseptual