Hasil Pengujian IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Dari perhitungan running time pada tabel maka didapat: Tn = C 1 +C 2 + C 2 + C 3 +C 1 n+C 1 n+C 1 n+C 3 n 2 +C 4 n 2 +C 4 n+C 1 n+C 4 n+C 1 n = C 1 +2C 2 +C 3 +5C 1 n+ C 3 n 2 +C 4 n 2 +2C 4 n = C 1 +2C 2 +C 3 + n2C 4 + 5C 1 + n 2 C 3 + C 4 Tn = θn 2 Kedua tabel tersebut menunjukkan bahwa tabel kompleksitas algoritma Run- Length Encoding dan Elias Delta Code, C 1 , C 2 , C 3 , dan C 4 merupakan barisan kode. Dimana juga terdapat pseudocode, C sebagai konstanta, dan sebagai ukuran masukan dan C dikali . Selain itu, diambil pangkat terbesar dari nilai ukuran masukan , karena pangkat n yang terbesar adalah n 2 , maka Tn = θn 2 . Dari kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa algoritma Run-Length Encoding dan Elias Delta Code memiliki running time yang sama.

4.5 Hasil Pengujian

Untuk melihat algoritma apa yang terbaik dalam mengkompres citra dilakukan beberapa kali percobaan. Untuk lebih jelasnya hasil percobaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Kompresi Menggunakan Algoritma Run-Length Encoding dan Elias Delta Code Tabel di atas merupakan tabel hasil percobaan yang digunakan pada algoritma Run-Length Encoding dan Elias Delta Code. Dari tabel yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa algoritma Run-Length Encoding dan Elias Delta Code merupakan algoritma yang memiliki waktu kompresi dan dekompresi yang sama. Cr dan Rd yang lebih kecil dan Rc yang lebih besar adalah algoritma Elias Delta Code. Gambar 4.15 Grafik Cr Compression Ratio Pada Gambar 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 Run-Length Encoding Elias Delta Code Bit Bit Setelah Dikompres C r Compression Ratio R c Ratio of Compression R d Redundancy Data Waktu Kompresi Waktu Dekompresi RLE EDC RLE EDC RLE EDC RLE EDC RLE EDC RLE EDC 1120 bit 88 bit 54 bit 7.86 4.82 12.73 20.74 6.86 3.82 0.013 ms 0.039 ms 0.001 ms 0.001 ms Universitas Sumatera Utara Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa algoritma Elias Delta Code memiliki CR yang lebih kecil dibandingkan dengan Run-Length Encoding. Pada file „barbara.bmp‟, algoritma Elias Delta Code memiliki CR sebesar 4.82, sedangkan Run-Length Encoding memiliki CR sebesar 7.86. Gambar 4.16 Grafik Rc Ratio of Compression Pada Gambar Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa algoritma Elias Delta Code memiliki Rc sebesar 20.74, sedangkan Run-Length Encoding memiliki Rc sebesar 12.73. 5 10 15 20 25 Run-Length Encoding Elias Delta Code Universitas Sumatera Utara Gambar 4.17 Grafik Rd Redundancy Data Pada Gambar Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa algoritma Elias Delta Code memiliki CR yang lebih kecil dibandingkan dengan Run-Length Encoding. algoritma Elias Delta Code memiliki CR sebesar 3.82, sedangkan Run-Length Encoding memiliki CR sebesar 6.86. 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 Run-Length Encoding Elias Delta Code Universitas Sumatera Utara Gambar 4.18 Grafik Waktu Kompresi Pada Gambar Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa algoritma Run-Length Encoding memiliki waktu kompresi yang lebih cepat dibandingkan dengan Elias Delta Code. algoritma Run-Length Encoding memiliki waktu kompresi 0.013 ms, sedangkan algoritma Elias Delta Code memiliki waktu kompresi 0.039 ms. 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 Run-Length Encoding Elias Delta Code Universitas Sumatera Utara Gambar 4.19 Grafik Waktu Dekompresi Pada Gambar Gambar grafik di atas menunjukkan bahwa algoritma Elias Delta Code memiliki waktu dekompresi yang sama dengan Run-Length Encoding, yaitu 0.001 ms. 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 Run-Length Encoding Elias Delta Code Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disimpulkan, aplikasi yang telah dirancang telah dapat melakukan fungsi kompresi dan dekompresi. Pada bab ini juga disajikan saran-saran yang bermanfaat sebagai masukan bagi pengembangan aplikasi Kompresi Citra Menggunakan algoritma Run-Length Encoding dan Elias Delta Code yang lebih baik.

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1. Aplikasi yang dirancang dalam penelitian ini telah mampu melakukan proses dekompresi file citra hasil kompresi menjadi file citra semula sebelum dikompresi. 2. Algoritma Run-Length Encoding memiliki waktu kompresi dan dekompresi yang sama dengan Elias Delta Code. 3. Algoritma Elias Delta Code memiliki Cr Compression Ratio yang lebih kecil dibandingkan dengan Run-Length Encoding, Algoritma Run-Length Encoding memiliki Cr Compression Ratio sebesar 7.86 , sedangkan algoritma Elias Delta Code memiliki Cr Compression Ratio sebesar 4.82 . 4. Algoritma Elias Delta Code memiliki Rc Ratio of Compression yang lebih besar dibandingkan dengan Run-Length Encoding. Algoritma Elias Delta Code memiliki Rc sebesar 20.74, sedangkan Run-Length Encoding memiliki RC sebesar 12.73. 5. Algoritma Elias Delta Code memiliki Rd Redundancy Data yang lebih kecil dibandingkan dengan Run-Length Encoding, Universitas Sumatera Utara